You are on page 1of 18

KONSTANTA KESETIMBANGAN

I. II. III. HARI/ TANGGAL PERCOBAAN : Kamis, 18 oktober 2012 SELESAI PERCOBAAN TUJUAN PERCOBAAN Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui konstanta : kamis, 25 oktober 2012

kesetimbangan suatu reaksi dan memperhatikan bahwa konstanta kesetimbangan suatu reaksi tidak bergantung pada konsentrasi awal reaksi IV. TINJAUAN PUSTAKA Suatu reaksi kimia dikatakan setimbang, apabila dapat terjadi bolak balik. Dalam artian, produk yang sudah terbentuk dapat kembali menjadi reaktan lagi Karakteristik Keadaan Kesetimbangan Ada empat aspek dasar keadaan kesetimbangan, yaitu : 1.Keadaan kesetimbangan tidak menunjukkan perubahan makroskopik yang nyata 2.Keadaan kesetimbangan dicapai melalui proses yang berlangsung spontan 3.Keadaan kesetimbangan menunjukkan keseimbangan dinamik antara proses maju atau balik 4.Keadaan kesetimbangan adalah sama walaupun arah pendekatannya berbeda Macam macam Sistem Kesetimbangan Macam macam sistem kesetimbangan, yaitu : 1. Kesetimbangan dalam sistem homogen

Kesetimbangan dalam sistem gas-gas.

Contoh : 2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)

Kesetimbangan dalam sistem larutan-larutan.

Contoh : NH4OH(aq) NH4+(aq) + OH- (aq) 2. Kesetimbangan dalam sistem heterogen.

Kesetimbangan dalam sistem padat gas.

Contoh : CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)

Kesetimbangan sistem padat larutan

Contoh : BaSO4(s) Ba2+(aq) + SO42- (aq)

Kesetimbangan dalam sistem larutan padat gas

Contoh : Ca(HCO3)2(aq) CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)

Konstanta Kesetimbangan Pada reaksi kimia yang berlangsung bolak balik seperti reaksi : A + B C + D dan C + D A + B maka suatu kondisi tertentu akan terjadi suatu keadaan dimana konsentrasi A,B,C dan D selalu konsatan, selama sistem tersebut tidak diganggu. Pada keadaan demikian reaksi dalam sistem tersebut tidak diganggu. Pada keadaan demikian reaksi dalam sistem tersebut dikatakan dalam keadaan setimbang. Perbandingan nilai konsentrasi produk dan reaktan pada keadaan setimbang dapat dinyatakan dalam sebuah tetapan yang disebut tetapan kesetimbangan (Kc). Secara matemais,harga Kc untuk reaksi berikut : aA + bB cC + dD dapat dinyatakan sebagai, Kc = [
[ ] [ ] ] [ ]

Di mana (A), (B), (C), (D) adalah konsentrasi A, B, C, dan D pada keadaan setimbang. Hukum Guldberg dan Wange: Dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tetap, maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil kali konsentrasi pereaksi yang sisa dimana masing-masing konsentrasi itu dipangkatkan dengan koefisien reaksinya adalah tetap. Pengukuran A, B, C, D dalam sistem keadaan setimbang mempunyai banyak cara. Hal prinsip yang harus diperhatikan saat pengukuran konsentrasi tersebut harus diupayakan dengan metode yang tidak mengganggu kesetimbanag, yang menyebabkan pergeseran reaksi dan konsentrasi yang akan diukur menjadi berubah.

Konstanta ksetimbangan yang dinyatakan dengan term konsentrasi (Kc) dapat mempunyai harga yang sangat besar atau sangat kecil. Bila konstanta kesetimbangan (Kc) kecil (Kc < 1), berarti bahwa pada keadaan kesetimbangan konsentrasi dari produk adalah kecil, sehingga konstanta kesetimbangan yang kecil menunjukkan reaksi bolak-balik tidak berlangsung dengan baik. Misalnya jika reaksi : A(g) + B(g) C(g) + D(g) Dengan Kc = 10-5 berarti bahwa campuran A dan B tidak banyak menghasilkan C dan D pada kesetimbangan. Bila konstanta kesetimbangan besar (Kc > 1) berarti bahwa konsentrasi reaktan yang tinggal pada kesetimbangan adalah kecil, sehingga harga konstanta kesetimbangan yang besar menunjukkan bahwa reaksi berlangsung ke kanan dengan baik. Misalnya untuk reaksi : E(g) + F(g) G(g) + H(g) Dengan harga Kc = 105 berarti campuran E dan F akan berubah hampir sempurna menjadi G dan H. Harga konstanta kesetimbangan dapat ditentukan berdasarkan data eksperimen. Pada pecobaan ini akan dilakukan penentuan teteapan

kesetimbanagan reaksi esterifikasi antara asam asetat dan etanolsengan metode titrasi.

V.

ALAT DAN BAHAN ALAT Buret Pipet Volum Erlenmeyer bertutup UKURAN 50 ml 5 ml 250 ml JUMLAH 1 1 4

BAHAN : NaOH Indikator PP Etanol Absolut HCl 2N Asam asetat

VI.

PROSEDUR KERJA Siapkan 4 buah erlenmeyer bertutup dan masing masing isi dengan campuran larutan dengan komposisi seperti dalam tabel berikut Erlenmeyer Ke1 2 3 4 HCl 2N (ml) 5 5 5 5 Etanol (ml) 1 2 3 4 Asam asetat (ml) 4 3 2 1

Reaksi esterifikasi antara asam asetat dengan etanol aka mencapai keadaan setimbang setelah reaksi berlangsung 1minggu. Oleh karena itu setelah masing maing erlenmeyer diidsi campuran reaksi di atas segera tutup dan letakkan dalam penangas bertemostat pada suhu kamar atau letakkan di ruangyang variasitemperaturnya kecil. Setelah tersimpan selama 1 minggu (minimal 3 hari) lakukan langkah sebagai berikut : 1. Catat suhu ruang atau penangas tempat menmpan campyran diatas. 2. Pipet 5 ml Hcl 2 N (larutan blanko) dan titrasi dengan 1 N NaOH dan gunakan indikator PP. 3. Titrasi masing masing campuran (dalam 4 buah erlenmeyer yang telah disimpan selama 1 minggu) secara cepat dengan 1 N NaOH dan gunakan indikator PP.

LARUTAN BLANKO

HCL 2N 5 mL Diletakkan dalam erlenmeyer Ditambah PP


Dititrasi dengan NaOH 1N

Hasil

ERLENMEYER 1 5 mL HCl 2N + 1 mL etanol + 4 mL CH3COOH Diletakkan dalam erlenmeyer


Didiamkan selama 7hari Dicatat suhunya + indicator PP Dititrasi dengan NaOH Dicatat volumenya

Hasil

ERLENMEYER 2

5 mL HCl 2N + 2 mL etanol + 3 mL CH3COOH Diletakkan dalam erlenmeyer


Didiamkan selama 7hari Dicatat suhunya + indicator PP Dititrasi dengan NaOH Dicatat volumenya

Hasil

ERLENMEYER 3 5 mL HCl 2N + 3 mL etanol + 2 mL CH3COOH Diletakkan dalam erlenmeyer


Didiamkan selama 7hari Dicatat suhunya + indicator PP Dititrasi dengan NaOH Dicatat volumenya

Hasil

ERLENMEYER 4 5 mL HCl 2N + 4 mL etanol + 1 mL CH3COOH Diletakkan dalam erlenmeyer


Didiamkan selama 7hari Dicatat suhunya + indicator PP Dititrasi dengan NaOH Dicatat volumenya

Hasil

VII.

HASIL PENGAMATAN NO Prosedur Percobaan LARUTAN BLANKO


HCL 2N 5 ml

Hasil pengamatan

Stelah dititrasi warna larutan pada erlenmeyer menjadi merah muda dengan V1 = 0,8 ml

- Diletakkan dalam erlenmeyer - Ditambah PP - Dititrasi dengan NaOH 2N

Hasil

ERLENMEYER 1
HCL 2N 5 ml, etanol 1 ml , CH3COOH 4 ml.

Suhu ruang 26 0C V = 58,3 ml Warna larutan menjadi merah muda.

Segera ditutu dan diletakkan dalam penangas bertermostat pada suhu kamar 1 minggu

Timbul panas etanol = 0,83 asam asetat = 1,04

Dicatat suhu runag tempat penyimpanan

Dititrasi dengan larutan blanko (5 ml HCl 2N dengan NaOH 2N + indikator PP setelah disimpan 1 minggu secara cepat)

Hasil

ERLENMEYER 2
HCL 2N 5 ml, etanol 2 ml, CH3COOH 3ml

V2 = 40,3 ml Pada erlenmeyer timbul panas dan bau Warna larutan menjadi merah muda etanol = 0,795 asam asetat = 1,036

Diperlakukan sama dengan erlenmeyer 1

Hasil

ERLENMEYER 3
HCL 2N 5 ml, etanol 3 ml, CH3COOH 2ml

V3 = 0,38 ml Pada erlenmeyer timbul panas dan bau Warna larutan menjadi merah muda etanol = 0,38 asam asetat = 0,58

Diperlakukan sama dengan erlenmeyer 1

Hasil

ERLENMEYER 4 5
HCL 2N 5 ml, etanol 4 ml, CH3COOH 1 ml

V4 = 8,8 ml Pada erlenmeyer timbul panas dan bau Warna larutan menjadi merah muda etanol = 0,527 asam asetat = 2,12

Diperlakukan sama dengan erlenmeyer 1

Hasil

Reaksi Blanko: HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (aq) Erlenmeyer: CH3COOH(aq) + C2H5OOH(aq) CH3COOC2H5(aq) + H2O(aq)

VIII.

ANALISIS DATA Pada dasarnya dalam praktikum konstanta kesetimbangan ini, terjadi proses esterifikasi. Seperti yang telah diketahui bahwa reaksi esterifikasi berjalan sangatlah lama, oleh karena itu dalam percobaan ini proses pengreaksian antara etanol dan asam asetat harus disimpan dahulu minimal selama 3 hari, agar memastiakn bahwa etanol dan asam asetat benar benar sudah bereaksi menjadi senyawa ester (etil asetat). Persamaan reaksi yang terjadi adalah : CH3COOH(aq) + C2H5OOH(aq) CH3COOC2H5(aq) + H2O(aq) Kemudian yang patut diyakini bahwa setelah penyimpanan selama 3 hari sudah terbentuk senyawa ester yaitu timbulnya bau/ wangi khas dari 4 tabung erlenmeyer yang sudah berisi asam asetat yang direkasikan dengan etanol. Setelah proses penyiapan ke 4 larutan ester ini, dibuat juga larutan blanko HCl 2N 5ml yang di titrasi dengan NaOH sehingga didapatkan volume tirasinya dan mol ekivalen H+. Mol ekivalen inilah yang digunakan untuk mendapatkan mol sisa dari tiap larutan ester tadi, karena larutan blanko ini akan dititasi dengan larutan ester di tiap 4 tabung tadi. Ketika mol sisa didapatkan, tentu konsentrasi produk sisa dan reaktan sisanya akan ditemukan pula, sehingga akhirnya dapat ditentukanlah Kc. Jika kita tinjau dari tahap titrasi yang dilakukan pada 4 larutan ester tadi, terdapat penambahan HCl, yang berguna sebagai katalis, kemudian terdapat penambahan PP yang berfungsi sebagai indikator, sehingga dapat diidentifikasi titik akhir titrasi dengan adanya perubahan warna dari tak berwarna menjadi merah muda jernih. Selain itu pada tahap pentitrasian juga ternyata timbul panas, hal ini menandakan bahwa terjadi reaksi endoterm

Dari percobaan yang dilakukan pada 4 tabung reaksi terdapat jumlah mol reaktan asam asetat yang berkurang, dan mol reaktan etanol bertambah , tentu hal ini berdampak lurus pada molaritas mula mula pada masing masing pada 4 tabung erlenmeyer. Akan tetapi, ternyata keadaan molaritas mula mula tersebut tidak betpengaruh pada jumlah Kc. Dikarenakan, yang memepengaruhi besar Kc adalah konsentrasi sesudah reaksi. IX. PEMBAHASAN Dari 4 nol tabung erlenmeyer, didapat jumlah Kc yang berbeda pada tiap tabungnya. Dan jumlah dari nlai nya yang sangat jauh dari teori yang didapatkan, yang mejlaskan bahwa Kc yang tepat, harusnya berjumlah 4,2. Sedangkan Kc yang didapat pada percobaan ini ada 2 erlenmeyer yang bernilai negative, padahal seharusnya tidak boleh harga Kc itu bertanda negative. Ketidaksesuaian ini mungkin dikarenakan pada waktu

penyimpanan yang kurang lama, sehingga ester belum terbentu secara sempurna, yang mengakibatkan volume NaOH yang diperlukan dalam titrasi juga banyak. Yang apabila dimasukkan dalam perhitungan secara matematis sesuai dengan rumus, akan didapatkan harga Kc yang negative. X. KESIMPULAN Kesimpulan yang kami peroleh dalam percobaan konstanta kesetimbangan yaitu suatu konstanta kesetimbangan tidak bergantung pada konsentrasi awal pereaksi dan diperoleh Kc sesuai percobaan sebesar 0,008575

XI.

JAWABAN PERTANYAAN PERHITUNGAN

Jumlah mol air pada awal pencampuran V1 . N1 = V2. N2 V1 . 11,7 = 5 . 2 V1 = 0,854 mL V H2O pada awal pencampuran: V H2O = 5 mL 0,854 mL =4,146 mL M H2O = H2O . V H2O =1 . 4,146 =4,146 mL Mol H2O = 0,23033 mol

Mol HCl dalam pencampuran : HCl 2M = 5 mL M 2= M= 10 mmol = 0,01 mol Mol HCl murni: Massa HCl = HCl . V HCl = 5,156 . 0,854 = 4,4032 gr Mol HCl = = 0,1206 mol

Larutan Blanko = V NAOH = Mol ekivalen H+ = mol ekivalen NaoH = 1 N x 0,8 ml = 0,8 mmol Suhu ruang 260C Pada label etanol = 0,83 Pada label asam asetat = 1,04

ERLENMEYER 1 V1 = 58,3 ml Mencari mol mula etanol = 0,83 gr/ml

etanol =

M = etanol x V etanol = 0,83 . 1 ml = 0,83 n= = = 0,01808 mol

- Mencari mol mula mula asam asetat asam asetat = m = asam asetat . v asam asetat = . 4 ml = 4,17 g n = =

mol H+ sisa = mol H+ total mol blanko = mol NaOH mol Blanko =V1.N mol Blanko = 1.58,3 0,8mmol = 0,0575 mol CH3COOH + C2H5OOH CH3COOC2H5 + H2O M 0,0695 R 0,012 0,01804 0,012 0,012 0,012

___________________________________________________ S 0,0575 0,00604 0,012 0,012

[CH3COOH] = 0,0575mol/0,01 L =5,75M [ C2H5OH] = 0,00604mol/ 0,01 L = 0,0604M [CH3COOC2H5] = 0,012mol/0,01 L = 1,2M Kc = [
] ][ ]

ERLENMEYER 2 V = 40,3 ml Mencari mol mula etanol

etanol = m = etanol x V etanol = 0,795 . 2 ml =1,59 n= = = 0,03453 mol

- Mencari mol mula mula asam asetat asam asetat = m = asam asetat . v asam asetat =1.0366. 3 ml = 3,11 g n = =

mol H+ sisa = mol H+ total mol blanko = mol NaOH mol Blanko = 1.40,3 . 0,8mmol = 0,0323 mol CH3COOH + C2H5OOH CH3COOC2H5 + H2O M 0,0518 0,0343

R 0,0195 0,0195 0,0195 0,0195 ___________________________________________________ S 0,0323 0,01506 0,0195 [CH3COOH] = 0,0323mol/0,01 L = 3,23M [ C2H5OH] = 0,0195mol/ 0,01 L =1,95M [CH3COOC2H5] = 0,0195mol /0,01 l = 1,95 M Kc = [
] ][ ]

0,0195

ERLENMEYER 3 V3 = 20,ml Mencari mol mula etanol

etanol = M = etanol x V etanol = 0,38 . 3 ml = 1,15 n= = = 0,025 mol

- Mencari mol mula mula asam asetat asam asetat = m = asam asetat . v asam asetat = 0,58 . 2 ml = 1,16 g n = =

mol H+ sisa = mol H+ total mol blanko

= mol NaOH mol Blanko = V3.N mol Blanko = 20, . 1 0,8mmol =0,0 192mol CH3COOH + C2H5OOH CH3COOC2H5 + H2O M 0,0 193 0,0515

R 0,001 0,001 0,001 0,001 ___________________________________________________ S 0,0192 0,0249 0,001 0,001

[CH3COOH] = 0,0192mol/0,01 L = 1,924 M [ C2H5OH] = 00,0249mol/ 0,01 L =2,49 M [CH3COOC2H5] = 0,001mol/0,01 L = 0,01 M Kc = [
] ][ ]

ERLENMEYER 4 V4 = 8,8ml Mencari mol mula etanol

etanol = M = etanol x V etanol =0,5275. 4 ml = 2,11 g n= = = 0,04586mol

- Mencari mol mula mula asam asetat

asam asetat =

m = asam asetat . v asam asetat = 2,11 . 1 ml = 2,12 g n = =

mencari mol H+ sisa = mol H+ total mol blanko = mol NaOH mol Blanko = V3.N mol Blanko = 1,8,8 0,8mmol = 0,008 mol CH3COOH + C2H5OOH CH3COOC2H5 + H2O M 0,00353 R 0,0273 0,04586 0,0273 0,0273 0,0273

___________________________________________________ S 0,008 0,01856 0,0273 0,0273

[CH3COOH] = 0,008mol/0,01 L = 0,8M [ C2H5OH] = 0,01856mol/ 0,01 L = 1,856M [CH3COOC2H5] 0,0273mol/0,01 =2,73M Kc = [
] ][ ]

Kc Rata rata =

0,195

1. Sebagai katalis, karena pada dasarnya reaksi esterifikasi berlangsung sangat lambat. Sehingga diperlukan suatu katalis 2. C2H5OOH(aq) + CH3COOH(aq) CH3COOC2H5(aq) + H2O(aq)

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, PW. 1999. Physic Chemistry Jilid 1, fourth edition. Oxf ord university press http://www.chem-is-try.org/kata_kunci/konstanta_kesetimbangan_reaksi/ (Diakses tanggal 12 Maret 2012) http://www.chem-istry.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/alkohol1/reaksi_pengesteran_ esterifikasi/ (Diakses tanggal 12 Maret 2012) Tjahjani, Siti. Nasruddin, Harun. Novita, dian. Buku petunjuk praktikum Kimia Fisika II. Surabaya:Universitas Negeri SurabayaLAboratorium Kimia Fisika 2011

You might also like