You are on page 1of 5

Aloe vera (aloe vera Linn, sinonim :aloe vera barbadensis Mill adalah berasal dari family Liliaceae,

yang biasanya tumbuh di daerah beriklim panas dan kering seperti di Thailand. Beberapa produk kosmetik dan obat dibuat dari salah satu jaringan mucilaginous yang disebut aloe vera gel yang terletak di tengah daunya. Ole vera gel telah banyak digunakan dalam berbagai indikasi sejak zaman romawi kuno bhkan sebelumnya. Penyembuhan luka bakar adalah slah satu dari indikasi penggunaan aloe vera yang umum digunakan. Di Thailand aloe vera gel dimasukan sebagai daftar obat herbal fundamental kesehatan masyarakat sebagai obat untuk terapi luka bakar. Beberapa study menyarankan aloe vera sebagai penyembuhan luka di beberapa model binatang. Namun evidence klin is nya masih belum jelas. Sekarang ini bnayak study yang meneliti tentang efisiensi aloe vera dalam berbagai indikasi. Banyak study yang menemukan oral aloe vera bermanfaat untuk mengurangi kolesterol atau level glukosa , topical aloe vera efektif untuk herpes genital dan psiriosis , tetapi tidak efektif untuk pencegahan injuri yang disebabkan oleh radiasi. Sayangnya study tersebut tidak kemanjuran dari alo vera untuk penyembuhan luka bakar. Dalam jurnal ini kana dib has sistematik review untuk mengetahui kemanjuran alo vera dalam proses penyembuhan luka bakar. Metode Kita mencari secara elektronik di MEDLINE (1966-2004), cumulative Index to Nursing & Allied Health Literatur,;CINAHL (1982-2004), Conhrane Database of Systematic Reviews (1996-2004), Conhrane Central of Controlled trials (1991-2004), Database Abstract of Reviews of Effectiveness; DARE (20012004), Healt Star (1975- 2004), Healt Source : Nursing/ Academic Database (1975-2004), ACP Jurnal Club (1991-2004) Chinese Science and Technology Database (1989-2004), Thai Theses Online (1974-2004), Thai Index Medicus Database (1918-2004), South-East Asia Index Medicus, Thai Medical Index , dan Medicinal Plant Database. Strategi dalam pencarian adalah menggunakan medical subject Heading aloe dan dengan kata kunci aloe vera AND :burnOR burn wound. Untuk memastikan pencarianya secara menyeluruh kita mereview daftar referensi dari artikel dan review artikel yang diambil dan artikel yang yang telah di review. Selain itu kami juga berkontribusi dengan penulis yang mengidentifikasi studi dan para ahli diminta untuk bekerja di bidang terapi luka bakar atau obat herbal, untuk studi lebih lanjut. Semua artikel dimasukan baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan terlepas dari bahasa. Kualitas metodelogi dinilai menggunakan Jadad scor. Statistical analyses Perbedaan lamanya waktu yang diperlukan untuk kesembuhan luka bakar anatara kelompok kontrol dan kelompok treatmen merupakan outcome yang diukur dengan menggunakan statistic poling.perbedaan rata2 petimbangan dan 95% confidence interval (CI) dihitung berdasarkan model random efek menggunakan metode Dorsimonian-Laird. Uji statistik heterogenitas dilakukan dengan menggunakan Cochran-Mantel-Haenszel Metode. Selanjutnya, heterogenitas klinis juga diselidiki melalui analisis sensitivitas.

Result Pemilihan studi

Sebanyak 1069 artikel diidentifikasi.922 studi dikeluarkan karena tidak dilakukan pada manusia.124 tidak berguna dalam penyembuhan luka bakar, 7 duplikasi dan 12 bukan uji klinis yang terkontrol. Kemudian didapatkan empat artikel. Dua penelitian berlokasi di Thailand dan lainya dilakukan di China.Thamlikitkul study Di publikasikan di Thai local journal, the Visuthikosol study Di publikasikan di international journal. The Sun Ji Hai study di publikasikan di Chinese local journal, kemudian the Akhtar study yanya tersedia dalam bentuk abstrak.

Karakteristik penelitian Penelitian yang dilakukan oleh tHamlikitkul dan Akhtar menggunakan metode kontol acak, sedangkan Visuthikosol menggunakan desainpaien sedangkan Sun Ji Hai et al menggunakan uji kontol tetapi tidak ada informasi mengenai pengacakan. Intervensi Penelitian yang dilakukan oleh Thamlikitkul membandingkan lender aloe vera segar dengan krim sulfadiazine, sedangkan Visuthikosol membandingkan vaselin kasa saja dengan kasa jenuh dengan 85% gel aloe vera . dalam kedua penelitian ini intervensi dan kontrol dilakukan dua kali sehari. Penelitian Akhtar membandingkan krim aloe vera dank rim framycetin, semua diaplikasikan setiap tiga hari. Penelitian Sun Ji membandingkan vaselin kasa saja dengan 1% bubuk aloe vera dibalut dengan kasa vaselin. Tak satu pun dari para penulis melaporkan jumlah bahan aktif utama dari gel lidah buaya pada produk mereka.

Deskripsi populasi Total dari 371subjek diikutsertakan dalam sistematik review ini. Semua pasien yang ikut serta menderita luka bakal termal, kecuali tiga orang di penelitian Thamlikitkul dan satu orang di penelitian Visuthikosol mempunyai luka bakar elektrik.untuk derajat luka bakarnya peneletian Sun Ji Hai yang memasukan pasien dengan derajat dua atau tiga. Dua penelitian memasukan subjek dengan luka bakar derajat satu atau dua , sedangkan Vesuthikasol menspsifikasi subjek dengan luka bakar ketebalan parsial secara klinis. Presentase area permukaan tubuh yang terkena luka bakar dispesifikasikan dalam criteria inklusi dari tiga penelitan yaitu masing-masing kurang dari 30%, lebih dari 2% dan antara 10% dan 40%. Penelitian Thamlikitkul melaporkan rata-rata area permukaan tubuh yang terkena luka bakar dalam kelompok aloe vera dan sulfadiazine sebnyak 8% dan 11%. Rata-rata area permukaan tubuh pada penelitian Visuthikosol sebanyak 20.5 %. Hanya penelitian Thamlikitkul yang menspesifikasi subjek harus 24 jam sebelum perlakuan. Semua subjek tidak mendapatkan treatmen sebelumnya kecuali semua subjek dalam penelitian sun Ji Hai yang menerima skin grafting sebelum treatment. Outcome Waktu penyembuhan luka merupakan pengukuran outcome yang digunakan pada penelitian Visuthikosoal dan Akhtar. Penelitan Thamklikitkul dan Sun Ji Hai menggunakan presentasi kesuksesan penyembuhan luka dan laju epitalisasi, diukur dengan ukuran pemnyembuhan, masing-masing .penelitian Visuthikol menspesifikan penyembuhan luka sebagai epitalisasi secara komplit, sedangkan Akhtar tidak menmberikan definisi dari penyembuhan luka. Penilaian outcome didasarkan pada keputusan klinis dokter pada tiga penelitian (Thamlikitkul, Akhtar, dan Visuthikosol) dan satu penelitian ( Sun Ji Hai ) berdasarkan definisi obyektif menggunakan penggaris dan kompas sebagai alat ukur. Visuthikosol dkk.menilai luka klinis dan melakukan tes histologis berdasarkan biopsi dikumpulkan pada tanggal 1, 7-14, dan tanggal 21 sejak masuk. Semua pasien dalam Thamlikitkul dkk. dinilai setiap hari untuk penyembuhan luka. Semua pasien dalam penelitian Sin Ju Hai dinilai untuk tingkat epitelisasi pada hari 5 dan 8 setelah skin grafting

Efikasi dan analisis statistik

Hanya studi menggunakan waktu untuk penyembuhan luka sebagai pengukuran hasil yang diikutsertakan di meta analisis. Berdasarkan meta-analisis dari dua penelitian, rata- rata perbedaan waktu penyembuhan dari kelompok lidah buaya adalah 8,79 hari lebih pendek dibandingkan dengan kelompok kontrol (95% CI: 2,51, 15,07 hari; P = 0,006) (Gbr. 2). Tes heterogenitas tidak signifikan secara statistik (P = 0,118). Dua penelitian lain [Thamliktkul dan Sun Ji Hai] menunjukkan bahwa hasil kelompok perlakuan lebih baik dari pada kelompok kontrol. Thamlikitkul dkk. melaporkan bahwa tingkat keberhasilan dalam aloe vera dan kelompok kelompok sulfadiazin masing-masing adalah 95% dan 83%. Sun Ji Hai dkk. melaporkan bahwa kecepatan epitelisasi , diukur dengan ukuran penyembuhan, dari lidah buaya dengan kelompok kasa vaseline adalah lebih tinggi dari kelompok vaseline kasa pada kedua hari ke 5 (2,695? 0.618mm dibandingkan 1,294? 0.169 mm), dan hari ke 8 (5,837? 0.266mm dibandingkan 3,953? 0.326 mm) dari post skin grafting.

keselamatan Hanya dua penelitian [Thamlikitkul dan Vishutikosol] yang melaporkan efek negatif, sedangkan penelitian Akhtar dan Sun Ji Hai tidak memberikan informasi yang berhubungan dengan hasil yang merugikan. Thamlikitkul dkk. melaporkan iritasi atau gatal pada 40% pada kelompok lidah buaya dan 44% pada kelompok kontrol (sulfadiazin) . Penelitian lain (Vishutikosol) melaporkan ketidaknyamanan dan nyeri transien minimal (nyeri ringan 92,6%, nyeri sedang adalah 7,4%) yang diredakan dengan analgesik oral pada kedua kelompok (tablet asetaminofen). Tidak ada alergi atau eksema yang dilaporkan dalam semua penelitian.

You might also like