You are on page 1of 5

Diagnosis dan Penatalaksanaan Skizoafektif Tipe Depresi Pada Wanita Usia 23 Tahun Abstrak Seorang wanita 23 tahun sering

merasa sedih, ketakutan, sering melihat bayangan menyeramkan dan mendengar suara bisikan yang menyuruhnya bunuh diri. Sindrom yang didapat pada pasien ini yakni sindrom Skizofrenia: halusinasi auditorik (+), halusinasi visual (+), Sindrom depresi: sedih, merasa kehilangan semangat hidup, sering menangis, mengurung diri. Gangguan skizoafektif tipe depresi adalah suatu gangguan psikotik dengan gejala-gejala skizofrenia dan depresi sama-sama menonjol dalam suatu episode penyakit yang sama Kata kunci : Skizofrenia, skizoafektif, depresi History Seorang wanita berumur 23 tahun, sudah menikah, datang dengan keluhan merasa sedih, ketakutan, sering melihat bayangan menyeramkan dan mendengar suara bisikan yang menyuruhnya bunuh diri. Perjalanan penyakit bersifat kronis sejak 6 tahun yang lalu. Diawali dengan kejadian pasien mengalami penolakan oleh seorang pria. Sebelumnya pasien belum pernah menderita keluhan yang serupa sebelumnya. Sejak saat itu pasien merasa sedih, sering menangis sendiri, kehilangan semangat hidup, dan mengurung diri di rumah. Selain itu pasien sering melihat bayangan yang menyeramkan dan mendengar suara-suara bisikan yang menyuruhnya bunuh diri. Pasien pernah mondok di RSJ Magelang 3 kali dan pernah mencoba bunuh diri 3 kali. Faktor presipitasinya adalah dikarenakan pasien mengalami penolakan oleh seorang pria dengan cara yang kasar. Sedangkan faktor predisposisinya adalah pasien cenderung tertutup. Jarang mau mengungkapkan masalah yang dialaminya. Pasien lebih suka memendam masalahnya sendiri. Selain itu, pasien hidup dalam keluarga yang kehidupan sosial ekonominya kurang. Pemeriksaan fisik kesan umum tampak murung, rawat diri baik, orientasi: baik, sikap & tingkah laku: normoaktif dan kooperatif, 1

mood dan afek: sedih, appropriate, isi pikir: waham bizarre (-), non bizarre (-), bentuk pikir: realistik, gangguan persepsi: halusinasi auditorik (+), visual (+), insight: baik. Diagnosis Aksis 1 Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V : Skizoafektif tipe depresif : Tipe kepribadian introvert : tidak ada diagnosis : masalah psikososial (hubungan dengan lawan jenis) : GAF SCALE 70-61 beberapa gejala ringan & menetap,

disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik. Terapi a. Psikofarmaka Chlorpromazine (CPZ) 1x100 mg Risperidone 2x2 mg Trihexypenidil 2x2 mg b. Psikoterapi suportif, terapi kerja, terapi keluarga. Diskusi Gangguan skizofafektif dapat didefinisikan sebagai gejala-gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan (simultaneously), atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode manik atau depresif. Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit yang berbeda . Indikator premorbid (pra-sakit) pre-skizofrenia antara lain ketidakmampuan seseorang mengekspresikan emosi: wajah dingin, jarang tersenyum, acuh tak acuh. Penyimpangan komunikasi: pasien sulit melakukan pembicaraan terarah,

kadang menyimpang (tanjential) atau berputar-putar (sirkumstantial). Gangguan atensi: penderita tidak mampu memfokuskan, mempertahankan, atau memindahkan atensi. Gangguan perilaku: menjadi pemalu, tertutup, menarik diri secara sosial, tidak bisa menikmati rasa senang, menantang tanpa alasan jelas, mengganggu dan tak disiplin. Pedoman Diagnostik untuk pasien dengan kasus seperti di atas atau untuk pasien denga skizoafektif adalah : No 1 Kriteria diagnosis Kategori ini harus dipakai baik untuk episode skizoafektif tipe depresif yang tunggal, dan untuk gangguan berulang dimana sebagian besar episode didominasi oleh skizoafektif tipe depresif Afek depresif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya dua gejala khas, baik depresif maupun kelainan perilaku terkait seperti tercantum dalam uraian untuk episode depresif (F32) Dalam episode yang sama, sedikitnya harus jelas ada satu, dan sebaiknya ada dua, gejala khas skizofrenia Pada pasien Terpenuhi

Terpenuhi

Terpenuhi

Prinsip penanganan pada pasien skizoafektif adalah sebagai berikut: Farmakoterapi Gejala depresi : antidepresan Gejala psikotik : antipsikotik (jangka pendek) Pemilihan obat pada dasarnya semua obat anti psikosis mempunyai efek primer (efek klinis) yang sama pada dosis ekuivalen, perbedaan utama pada efek sekunder ( efek samping: sedasi, otonomik, ekstrapiramidal). Pemilihan jenis antipsikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang dominan dan efek samping obat. Apabila obat antipsikosis tertentu tidak memberikan respons klinis dalam dosis yang sudah optimal setelah jangka waktu yang tepat, dapat diganti dengan obat antipsikosis lain (sebaiknya dan golongan yang tidak sama) dengan dosis ekuivalennya. Apabila dalam riwayat penggunaan obat antipsikosis sebelumnya sudah terbukti efektif dan efek sampingnya ditolerir baik, maka dapat dipilih kembali untuk pemakaian sekarang. Bila gejala negatif lebih menonjol dari gejala positif pilihannya adalah obat antipsikosis atipikal, 3

Sebaliknya bila gejala positif lebih menonjol dibandingkan gejala negatif pilihannya adalah tipikal. Begitu juga pasien-pasien dengan efek samping ekstrapiramidal pilihan kita adalah jenis atipikal. Psikoterapi suportif, dapat berupa : Psikoventilasi : pasien dibimbing untuk menceritakan segala permasalahan yang dialami pasien Persuasi: membujuk pasien agar kooperatif dalam terapi terapi lainnya Sugesti: membangkitkan kepercayaaan diri pasien bahwa dia dapat sembuh (penyakit terkontrol) dan dapat mengatasi kekhawatirannya. Terapi kerja Pasien dilatih untuk beraktifitas untuk mengembalikan fungsi psikomotor dan memberikan kesibukan pada pasien Terapi keluarga Keluarga pasien diinformasikan tentang penyakit pasien dan diajarkan cara merawat pasien, karena pasien gangguan jiwa memerlukan perhatian khusus. Keluarga dianjurkan mengawasi pasien saat minum obat dan memastikan pasien meminum obat dengan rutin di rumah. Keluarga juga dianjurkan menghargai pasien seperti orang sehat, memberikan pasien kesibukan agar pasien tidak banyak melamun dan memikirkan tentang ketakutanya tersebut. Keluarga juga harus membuat situasi yang senyaman mungkin bagi pasien, terutama menjalin komunikasi antar anggota keluarga dengan baik. Kesimpulan Gangguan skizoafektif tipe depresi adalah suatu gangguan psikotik dengan gejalagejala skizofrenia dan depresi sama-sama menonjol dalam suatu episode penyakit yang sama. Berdasarkan pedoman diagnostik PPDGJ III, pasien memenuhi kriteria diagnostik skizoafektif tipe depresi. Pengobatan untuk skizoafektif tipe depresi meliputi farmakologi maupun terapi psikososial. Referensi

Kaplan H, Sadock B, Grebb J. Kaplan dan Sadock: Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Psikiatri Klinis. Edisi VII, Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara; 2007. Tomb D. Buku Saku Psikiatri. Edisi VI. Jakarta: EGC; 2000. WHO. PPDGJ III. Cetakan I. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik; 2003.

Penulis Marissa Ayu Anindyta, Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa, RSUD Saras Husada Purworejo

You might also like