You are on page 1of 1

Editorial

Index
Religi - Konsisten dan Komitmen Adalah Tak Ada Kata Menyerah... Bisnis - UKM Dibekali Kiat Persaingan Pasar Kuliner - Berburu Nikmatnya Aneka Kopi Nusantara di Graha Kopi Fokus Utama - Tahun Baru Hijriyah Tonggak Kebangkitan Islam Dunia Komunitas - Rits FM Sapa Warga Lewat Program "Pagi Tangsel" Edukasi - Yayasan Al-Muqriyah Dapat Kucuran Dana Hibah Sehat & Cantik - Kursus mempercantik Diri kaum Wanita Moderen
Kunci Sukses

Edisi i | Th 1 | November 2012

Makna Sedekah Pada 10 Muharram


Oleh: Ustadz Imam Syarif Hidayatullah (Pimpinan Yayasan Al Amanah Nusantara)
SEPULUH Muharram, sering disebut sebagai lebaran anak yatim. Hal itu berdasarkan dalil yang meriwayatkan bahwa, Rasulullah SAW menyayangi anakanak yatim dan lebih menyayangi mereka pada hari 10 Muharram (Asyura) dengan menjamu serta bersedekah. Bukan hanya terhadap yatim piatu, tetapi menjamu dan bersedekah juga pada; keluarga, anak, istri, suami, dan orang-orang terdekatnya. Karena itu Sunnah Rasulullah SAW sebagai pembuka keberkahan hingga setahun penuh. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a bahwa, Rasulullah bersabda: Dan barangsiapa yang membelaikan tangannya kepada kepala anak yatim di hari Asyuro, maka Allah Taala mengangkat derajat orang tersebut untuk satu helai rambut satu derajat. Dan barangsiapa memberikan (makan dan minum) untuk berbuka bagi orang mukmin pada malam Asyuro, maka orang tersebut seperti memberikan makanan kepada seluruh umat Muhammad SAW dalam keadaan kenyang semuanya. Al Hadist. Dalam hadist lain, yang diriwayatkan oleh Al Imam Bukhari dari jalan Abu Hurairah, dimana Rasulullah bersabda: Orang yang menanggung anak yatim baik anak yatim itu ada hubungan famili maupun tidak, maka Rasulullah dan orang yang menanggungnya seperti dua jari ini

di dalam surga. Malik bin Anas, perawi hadist itu mengatakan, Rasulullah memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah. Maka dari itu, sebagai umat muslim, dilarang untuk menghardik anak yatim (QS: Adh Dhuha ayat 9). Dan dalil-dalil lain yang memiliki kaitan dengan muamalah terhadap anak yatim. Jika ingin memberikan bantuan atau sedekah, maka menyantuni anak yatim bisa menjadi pilihan. Selain itu juga akan meninggikan amalan orang tersebut. Seperti dalam sebuah hadist dimana Rasulullah pernah bersabda,Aku dan

penjaga anak yatim akan berada di dalam Jannah yang berdekatan seperti dekatnya jari tengah dan jari telunjuk. Hal ini, berarti seseorang yang memutuskan untuk memberikan sedekah atau memberikan santunan terhadap anak yatim akan mendekatkannya dengan pintu surga. Dengan memberikan santunan anak yatim piatu, maka akan membuatnya semakin aman dan nyaman dalam menjalankan ibadah lainnya. Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa orang yang mengasihi dan menyay-

angi anak yatim, berbicara kepadanya dengan lembut dan mengasihi keyatiman serta kelemahannya, dan tidak bersikap angkuh dengan apa yang Allah anugerahkan kepadanya terhadap tetangganya. Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menerima sedekah seorang yang mempunyai kerabat keluarga yang membutuhkan santunannya sedang sedekah itu diberikan kepada orang lain. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya, ketahuilah, Allah tidak akan memandangnya (memperhatikannya) kelak pada hari kiamat.(HR.
Ath-Thabrani)

Hot Issue

FORMI: Batalkan UU Nomor 23 Tahun 2011


Rits CIATER. Undang-undang (UU) Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat dinilai berpotensi mematikan lembaga-lembaga amil zakat(LAZ) masyarakat baik di tingkat nasional, terlebih lagi bagi lembaga-lembaga zakat daerah. Hal itu ditegaskan Ketua Forum Mubaligh Indonesia (FORMI), KH Yazid Thoyib, saat ditemui di Kantor Pusat FORMI, di kawasan Ciater, Serpong, Kota Tangerang Selatan (7/10). Yazid menjelaskan, ada tiga hal utama dalam UU Nomer 23 tahun 2011 yang menjadi pokok perhatian para penggiat zakat Indonesia. Pertama, masalah sentralisasi pengelolaan zakat. Pada Pasal 6 dan 17 UU tersebut dinyatakan bahwa Baznas yang berhak melakukan pengelolaan zakat di Tanah Air, sedangkan LAZ hanya berperan membantu Baznas, dengan syarat LAZ memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh UU. Kedua pasal ini bermakna bahwa kedudukan LAZ bersifat subordinat terhadap Baznas, dan menunjukkan kesan peminggiran peran lembaga pengelola zakat masyarakat yang selama ini telah lama mengedukasi masyarakat tentang zakat, kata pria lulusan UIN Syarif Hidayatullah jurusan Dakwah ini, kepada Tabloid Rits. Kedua, adalah masalah pembatasan pembentukkan LAZ. Di Pasal 18 ayat 2 dinyatakan

AGENDA
10 Nopember Hari Pahlawan 12 Nopember Hari Kesehatan Nasional 14 Nopember Hari Diabetes Sedunia 15 Nopember Tahun Baru Hijriah 1434 H 25 Nopember Hari Guru (PGRI)

bahwa LAZ hanya bisa berdiri di atas badan hukum organisasi kemasyarakatan (ormas). Sehingga bagi organisasi yang telah lama berdiri di atas badan hukum selain ormas diharuskan menyesuaikan diri dalam waktu lima tahun, jika masih ingin mengelola zakat. Padahal bentuk hukum ormas sendiri hingga hari ini masih misterius, karena RUU-nya sedang dibahas di DPR. Bagaimana mungkin memerintahkan kepada sesuatu yang belum jelas model dan bentuk kelembagaannya, terangnya. Ketiga, Yazid mempersoalkan masalah kriminalisasi amil (pengelola) zakat. Dalam Pasal

38 dinyatakan bahwa hanya pihak-pihak yang mendapatkan izin dari pejabat berwenang yang dapat melakukan pengelolaan zakat. Hal ini sangat bertentangan dengan kenyataan yang ada bahwa kegiatan pengelolaan zakat di seluruh institusi ummat Islam; pengurus mushala, pengurus masjid, dan lembaga-lembaga sosial Islam lainnya telah dilakukan sejak zaman pra-kemerdekaan secara tradisional, melalui keberadaan tokoh-tokoh agama, ustadz, kiai, ulama. Jika pasal ini diimplementasikan secara konsisten maka akan ada ribuan hingga jutaan amil tradisional yang harus mendekam selama 5 tahun di penjara, tandasnya.(Tim)

Pemimpin Redaksi: Budi, Sekretaris Redaksi: Kurnaesih, Redaktur: F Rangkuti, Reporter: Tim Rits, Manager Bisnis: Kurniawan, Layout: A Darmawan, Sirkulasi: Agus Alamat Redaksi: Jl. H Sarmah Parigi, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Telepon: (021) 92559200 / (021) 7456948, Email redaksi: redaksirits@gmail.com Penerbit: CV. Rits Entertainment dan Advertising Akte Notaris: ALOYSIUS M. JASIN, SH No C-1120.HT.03.01TH 1999 Tgl 04 Mei 1999
Tabloid Rits

R its
Informasi Seputar Tangsel

Tabloid

You might also like