You are on page 1of 9

I.

Definisi Konseling: Konseling diambil dari bahasa Latin yaitu counsilium, artinya bersama atau bicara bersama. Menurut Baruth dan Robinson, pengertian berbicara bersama-sama dalam hal ini adalah pembicaraan konselor (counselor) dengan seorang atau beberapa klien (counselee). Konseling (kesehatan) komunikasi tatapmuka untuk membantu penderita menetapkan pilihan atas dasar pemahaman yang lengkap tentang dirinya serta masalah kesehatan yang sedang dihadapinya secara mandiri. Konseling suatu bentuk wawancara untuk membantu orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik mengenaidirinya dalam usaha untuk memahami dan mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi konseling suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh konselor dalam hal ini petugas kesehatan dengan pasien atau kliennya, agar klien memperoleh pengertian lebih baik tentang dirinya dan permasalahan yang dihadapi, sehingga mampu mengambil atau membuat suatu keputusan atau memecahkan masalah melalui pemahaman tentang fakta-fakta dan perasaan-perasaan yang terlibat didalamnya.

II.

Konseling Sebagai proses Konseling tidak dapat dilakukan sesaat, proses artinya ada selang waktu yang diperlukan dalam hubungan konseling dan dalam menyelesaikan masalah klien. Untuk membantu klien yang memiliki masalah yang cukup berat dan kompleks, konseling dapat dilakukan beberapa kali pertemuan secara berkelanjutan Konseling diselenggarakan untuk mencapai pemahaman dan penerimaan diri, proses belajar dari berperilaku tidak adaptif menjadi adaptif, dan belajar melakukan pemahaman yang lebih luas tentang dirinya (Untuk mencapai tujuan hidup)

III. Konseling sebagai hubungan spesifik Hubungan antara konselor dan klien merupakan unsur penting, yang dapat meningkatkan keberhasilan konseling atau sebaliknya dapat pula membuat konseling gagal. Hubungan yang dibangun berbeda dengan hubungan sosial biasa, karena konseling membutuhkan hubungan yang diantaranya perlu ada keterbukaan, pemahaman, penghargaan secara positif tanpa syarat, dan empati. IV. Point penting Hubungan konseling adalah memotivasi klien untuk lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dalam mengatasi masalah dan bukan meletakkannya di bahu konselor. Dalam konseling, pengambilan keputusan adalah tanggung jawab klien

Pada waktu konselor membantu klien terjadi langkah-langkah komunikasi secara timbal balik yang saling berkaitan untuk membantunya mengambil keputusan Konseling bukan percakapan tanpa tujuan. Konseling diadakan untuk mencapai tujuan tertentu antara lain membantu klien untuk berani mengambil keputusan dalam memecahkan masalah. Konseling bukan berarti memberi nasihat atau instruksi pada klien untuk sesuatu sesuai kehendak konselor.

V.

Teknik konseling

a. Persiapan (P1) Menyiapkan tempat yang aman, nyaman dan tenang Menyiapkan informasi yang dibutuhkan Menyiapkan media bila diperlukan seperti poster, lembar balik atau leaflet Mengatur waktu konseling yang tepat bagi klien b. Pelaksanaan (P2) Ada enam langkah dalam melaksanakan konseling SATU TUJU yaitu: 1. a/ SA-Salam, sambut : Beri salam, sambut klien dengan hangat Tunjukkan bahwa Anda memperhatikannya, mengerti keadaan dan keperluannya, bersedia menolongnya dan mau meluangkan waktu. Tunjukkan sikap ramah Perkenalkan diri dan tugas Anda Yakinkan dia, bahwa Anda bisa dipercaya dan akan menjaga kerahasiaan percakapan anda dengan klien. Tumbuhkan keberaniannya untuk dapat mengungkapkan diri.

2. T-tanyakan: Tanyakan bagaimana keadaan atau minta klien untuk menyampaikan masalahnya pada Anda. Dengarkan penuh perhatian dan rasa empati. Tanyakan apa peluang yang dimilikinya Tanyakan apa hambatan yang dihadapinya Beritahu bahwa semua keterangan itu diperlukan untuk menolong mencari cara pemecahan masalah yang terbaik bagi klien. 3. U-uraikan : Uraikan tentang hal-hal yang ingin diketahuinya atau anda menganggap perlu diketahuinya agar lebih memahami dirinya, keadaan dan kebutuhannya untuk memecahkan masalah.

Dalam menguraikan anda bisa menggunakan media supaya lebih mudah dipahami

4. J-Jelaskan : Berikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai cara mengatasi permasalahan yang dihadapi klien dari segi postif dan negatif serta diskusikan upaya untuk mengatasi hambatan yang mungkin terjadi. Jelaskan berbagai pelayanan yang dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah tersebut. 5. U-Ulangi: Ulangi pokok-pokok yang yang perlu diketahui dan diingatnya. Yakinkan bahwa anda selalu bersedia membantunya. Kalau klien memerlukan percakapan lebih lanjut yakinkan dia bahwa anda siap menerimanya.

c. Evaluasi (P3) Berhasil tidaknya konseling dapat dinilai dari keberanian klien mengambil keputusan (langsung) dan adanya perubahan perilaku (tidak langsung).

VI.

KOMUNIKASI DALAM KONSELING Pada dasranya melibatkan komunikasi antara dua pihak yaitu konselor dan klien yang berlangsung dalam situasi konseling. Untuk dapat melaksanakan komunikasi dialogis dengan baik, diperlukan penguasaan materi masalah yang akan dikomunikasikan dalam proses konseling. Disamping itu diperlukan pula penguasaan berbagai keterampilan berkomunikasi secara efektif. Adapun teknik dasar komunikasi dalam konseling :

Attending ( perhatian ) Attending adalah ketrampilan / teknik yang digunakan konselor untuk memusatkan perhatian kepada klien agar klien merasa dihargai dan terbina suasana yang kondusif sehingga klien bebas mengekspresikan / mengungkapkan tentang apa saja yang ada dalam pikiran, perasaan ataupun tingkah lakunya. Contohnya posisi badan termasuk gerak isyrat dan ekspresi muka serta kontak mata. Opening ( pembukaan ) Opening adalah ketrampilan / teknik untuk membuka / memulai komunikasi dan hubungan konseling. Contohnya menyambut kehadiran klien dan membicarakan topic netral seperti menjwab salam, mempersilakan duduk dll. Acceptance ( penerimaan ) Acceptance ( penerimaan ) adalah teknik yang digunakan konselor untuk menunjukan minat dan pemahaman terhadap hal-hal yang dikemukakan klien. Contohnya anggukan kepala dll. Rertatement ( pengulangan ) Restatement adalah teknik yang digunakan konselor untuk mengulang / menyatakan kembali pernyataan klien ( sebagian atau seluruhnya ) yang dianggap penting.

Reflection of fefling ( pemantulan perasaan ) Reflection of fefling ( pemantulan perasaan ) adalah teknik yang digunakan konselor untuk memantulkan perasaan / sikap yang terkandung dibalik pernyataan klien. Clafication ( klarifikasi ) Clafication ( klarifikasi ) adalah teknik yang digunakan untuk mengungkapkan kembali isi pernyataan klien dengan menggunakan kata-kata baru dan segar. Contohnya pada intinya, pada dasarnya dll. Paraprahing Paraprashing adalah kata-kata konselor untuk menyatakan kembali esensi dari ucapan-ucapan klien. Contohnya ya, benar/betul secara spontan dari klien. Structuring ( pembatasan ) Structuring ( pembatasan ) adalah teknik yang digunakan konselor untuk memberikan batas-batas / pembatasan agar proses konseling berjalan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dalam konseling Lead ( pengarahan ) Lead ( pengarahan ) adalah teknik / ketrampilan yang digunakan konselor untuk mengarahkan pembicaraanklien dari suatu hal ke hal yang lain secara langsung ketrampilan ini sering pula disebut ketrampilan bertanya. Silence ( diam ) Silence ( diam ) adalah suasana hening, tidak ada interaksi verbal antara konselor dank lien dalam proses konseling. Reassurance ( penguatan / dukungan ) Reassurance ( penguatan / dukungan ) adalah ketrampilan / teknik yang digunakan oleh konselor untuk memberikan dukungan / penguatan terhadap pernyataan positif klien agar ia menjadi lebih yakin dan percaya diri. Rejection ( penolakan ) Rejection ( penolakan ) adalah ketrampilan / teknik yang digunakan konselor unutuk melarang klien melakukan rencana yang akan membahayakan / merugikan dirinya atau orang lain. Advice ( saran / nasehat ) Advice adalah ketrampilan / teknik yang digunakan konselor untuk memberikan nasehat atau saran bagi klien agar dia lebih jelas mengenai apa yang akan dikerjakan. Summary ( ringkasan / kesimpulan ) Summary ( ringkasan / kesimpulan ) adalah ketrampilan / teknik yang digunakan konselor untuk menyimpulkan atau ringkasan mengenai apa yang telah dikemukakan klien pada proses komunikasi konseling. Konfrontasi ( pertentangan ) Konfrontasi ketrampilan / teknik yang digunakan oleh konselor untuk menunjukan adanya kesenjangan, diskrepansi atau inkronguensi dalam diri klien kemudian konselor mengumpanbalikan kepada klien. Interprestasi ( penafsiran ) Interprestasi adalah ketrampilan / teknik yang digunakan oleh konselor dimana atau karena tingkah laku klien ditafsirkan / diduga dan dimengerti dengan dikomunikasikan pada klien. Selain itu didalam interpretasi konselor menggali dan makna yang terdapat dibelakang kata-kata klien atau dibelakang perbuatan / tindakannya yang telah diceritakannya. Bertujuan membantu klien lebih

memahami didiri sendiri bila mana klien bersedia mempertimbangkannya dengan pikiran terbuka. Termination ( pengakhiran ) Termination ( pengakhiran ) adalah ketrampilan / teknik yang digunakan konselor untuk mengakhiri komunikasi berikutnya maupun mengakhiri karena komunikasi konseling betul-betul telah berakhir.

VII.

TEKNIK TEKNIK DALAM KONSELING Teknik-teknik konseling yang lazim digunakan dalam tahapan-tahapan konseling dan merupakan teknik dasar konseling yang harus dikuasai oleh konselor. Antara lain :

Perilaku Attending Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri klien yang mencakup komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Perilaku attending yang baik dapat : Meningkatkan harga diri klien. Menciptakan suasana yang aman Mempermudah ekspresi perasaan klien dengan bebas. Empati Empati ialah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien, merasa dan berfikir bersama klien dan bukan untuk atau tentang klien. Empati dilakukan sejalan dengan perilaku attending, tanpa perilaku attending mustahil terbentuk empati. Terdapat dua macam empati, yaitu : Empati priemer Empati tingkat tinggi Refleksi Refleksi adalah teknik untuk memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbalnya. Terdapat tiga jenis refleksi, yaitu : Refleksi perasaan Refleksi pikiran Refleksi pengalaman Eksplorasi Eksplorasi adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman klien. Hal ini penting dilakukan karena banyak klien menyimpan rahasia batin, menutup diri, atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya. Dengan teknik ini memungkinkan klien untuk bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan dan terancam. Seperti halnya pada teknik refleksi, terdapat tiga jenis dalam teknik eksplorasi, yaitu : Eksplorasi perasaan Eksplorasi pikiran Eksplorasi pengalaman

Menangkap Pesan (Paraphrasing) Menangkap Pesan (Paraphrasing) adalah teknik untuk menyatakan kembali esensi atau initi ungkapan klien dengan teliti mendengarkan pesan utama klien, mengungkapkan kalimat yang mudah dan sederhana, biasanya ditandai dengan kalimat awal : adakah atau nampaknya, dan mengamati respons klien terhadap konselor. Pertanyaan Terbuka (Opened Question) Pertanyaan terbuka yaitu teknik untuk memancing siswa agar mau berbicara mengungkapkan perasaan, pengalaman dan pemikirannya dapat digunakan teknik pertanyaan terbuka (opened question). Pertanyaan yang diajukan sebaiknya tidak menggunakan kata tanya mengapa atau apa sebabnya. Pertanyaan semacam ini akan menyulitkan klien, jika dia tidak tahu alasan atau sebab-sebabnya. Oleh karenanya, lebih baik gunakan kata tanya apakah, bagaimana, adakah, dapatkah. Pertanyaan Tertutup (Closed Question) Dalam konseling tidak selamanya harus menggunakan pertanyaan terbuka, dalam hal-hal tertentu dapat pula digunakan pertanyaan tertutup, yang harus dijawab dengan kata Ya atau Tidak atau dengan kata-kata singkat. Tujuan pertanyaan tertutup untuk : mengumpulkan informasi menjernihkan atau memperjelas sesuatu menghentikan pembicaraan klien yang melantur atau menyimpang jauh. Dorongan minimal (Minimal Encouragement) Dorongan minimal adalah teknik untuk memberikan suatu dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang telah dikemukakan klien. Interpretasi Yaitu teknik untuk mengulas pemikiran, perasaan dan pengalaman klien dengan merujuk pada teori-teori, bukan pandangan subyektif konselor, dengan tujuan untuk memberikan rujukan pandangan agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan baru tersebut. Mengarahkan (Directing) Yaitu teknik untuk mengajak dan mengarahkan klien melakukan sesuatu. Misalnya menyuruh klien untuk bermain peran dengan konselor atau menghayalkan sesuatu Menyimpulkan Sementara (Summarizing) Yaitu teknik untuk menyimpulkan sementara pembicaraan sehingga arah pembicaraan semakin jelas.

SKRIP WAWANCARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONSELING konseli : Assalamualaikum..

Konselor : waalaikum salam, mari silahkan ( berjabatan tangan, lalu dengan ramah menyilahkan duduk ,selanjutnya konselor duduk berhadapan dengan konseli tersebut ). Konselor : saya sangat senang berjumpa anda ..dengan nada ramah,senyum, kontak mata dan badan agak membungkuk kea rah klien ( attending ). tampaknya seperti ada sesuatu yang penting sehingga anda menemui saya ( refleksi perasaan ). Konseli : yabu ..karena akhir- akhir ini saya dilanda rasa cemas dan juga bingung, entah apa yang harus saya lakukan (terlihat galau). Konselor : diam sejenak, sambil mengamati perilaku nonverbal klien, lalu berkata : saya memahami perasaan anda, tetapi apakah perasaan cemas dan bingung yang anda alami mungkin bisa dibicarakan bersama? (probing) Konseli ; tentu saja bisa bu..tetapi apakah ibu bisa menjaga rahasia tentang apa yang saya katakana nanti?. Konselor :ya, pasti saya akan menjaga rahasia anda, karena kerahasiaa adalah salah satu azas yang harus saya patuhi dalam proses konseling ini. Kalau begitu saya ingin mendengarkan tentang sejauh mana perasaan cemas dan bingung yang membuat anda terganggu? (clarification) Konseli : begini bu..saya sedang menjalin hubungan dengan seorang pria yang profesinya sebagai guru dan saya sangat mencintainya. Namun, pria tersebut sudah memiliki istri dan juga anak yang sementara kuliah. Konselor Konseli : sejak kapan hal itu terjadi?. (checking out) :sejak 4 tahun yang lalu bu

Konselor : apakah anda tahu bahwa pria tersebut telah berkeluarga sejak awal anda menjalin hubungan?(clarification) Konseli : ya saya sudah mengetahui sebelumnya.. tetapi pria itu juga memberikan perhatian lebih dan mencintai saya karena istrinya sudah sakit-sakitan. Konselor : berarti intinya adalah anda mencintai pria dan anda tidak peduli dengan status pria tersebut?( pharaprase). Lalu apakah dengan hubungan yang cukup lama ini anda akan memutuskan untuk menikah dengannya? (interpretation)

Konseli : ya,pada awalnya saya tidak peduli dengan statusnya.namun, ketika dia mengajak saya menikah saya jadi bingung..padahal saya sangat mencintainya.tetapi, bagaimanapun saya harus menikah dengannya karena hubungan kami sudah cukup lama. Konselor : apakah anda sudah memprediksi apa konsekuensi yang akan anda dapat ketika anda menikah?. Lalu bagaimana perasaan anda jika anda diposisi istri pria tersebut? (checking out) Konseli : yang pasti saya sudah menyakiti istrinya dan masyarakat mencemooh saya. Jika saya yang menjadi wanita tersebut saya tidak akan terima jika suami saya berselingkuh,apalagi sampai menikah. Saya benci jika saya diselingkuhi.. Konselor : anda mengatakan bahwa anda benci dengan pria yang berselingkuh.tetapi anda ingin tetap menikah dengan pria tersebut..apakah ini sesuai dengan kata hati anda? (confrontation) Konseli : tetapi saat ini saya bukanlah sebagai seorang istri yang sakit-sakitan. Saya masih cantik , sehat dan saya yakin bisa melayani pria tersebut dengan baik setelah menikah nanti. Konselor :manusia itu tidak selamanya cantik dan juga sehat akan ada waktunya hal itu memudar. ( information giving).apalagi pria tersebut ingin meninggalkan istrinya karena sakit-sakitan.apakah anda yakin pria itu akan tetap setia dengan anda nantinya? Konseli : jika saya berpikir seperti itu, pasti saya akan ragu dengan kesetiannya pada saya. Tapi kalau saya pikir secara rasional pria itu adalah pembohong,dan juga tidak setia. Dan saya takut jika hal itu terulang kembali dan korbannya adalah saya sebagai istrinya nanti. Saya tidak mau hal itu terjadi. Konselor : lalu apa yang akan anda lakukan jika anda tidak menginginkan hal itu terjadi? (checking out) Konseli : saya ingin memutuskan hubungan dengannya, saya ingi melupakannya.saya sadar ini tidak baik..karena saya akan menyakiti istri dan anaknya dan saya tidak akan kuat jika saya akan jadi cemoohan masyarakat. Tapi bagaimana caranya? Saya pasti susah melupakan karena saya sangat mencintainya. Konselor : jika anda ingin mengakhiri hubungan dengan pria itu maka berkomitmenlah dalam diri anda untuk mengakhiri dan bicarakan hal ini dengan baik kepada pria tersebut.masalah anda sangat mencintai? menCintai pria memang kebutuhan tetapi jika itu tidak terpenuhi kita tidak akan apa-apa.semua itu akan hilang seiring berjalannya waktu. (summarizing) Konseli : ya ,bu..

Konselor : baiklah, kira-kira apa rencana sementara anda sebagai pegangan untuk tindakan selanjutnya?(checking out) Konseli : pertama, saya aka berbicara kepada pria itu untuk mengakhiri hubungan kami. Kedua, saya akan menghilangkan benda-benda yang dapat mengingatkan saya pada dia. Ketiga, saya akan memperpadat aktivitas saya agar bisa melupakannya. Konselor : itu tindakan yang luar biasa. Sebelum kita tutup pembicaraan ini, bagaimana perasaan anda setelah kita berdiskusi, atau apa kesimpulan anda?( refleksi perasaan) Konseli : saya sedikit lega, saya jadi sadar dan saya tahu apa yang harus saya lakukan agar masalah ini tidak semakin besar. Konselor Konseli : apakah masih ada yang ingin anda sampaikan? : saya kira cukup bu.

Konselor :bagaimana kalau kita tutup pembicaraan ini, dan saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan anda. Konseli : sama-sama

You might also like