Riris Loisa. Lahir di Palembang, 23 Januari 1968. Menyelesaikan S1,
Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia (1992); S2, Jurusan
Ilmu Komunikasi Program Pascasarjana FISIP Universitas Indonesia
(1996). Pernah menjadi dosen tidak tetap di program S1 dan
S2, Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia (1996-2006).
Selain itu juga menjadi staff Program Pascasarjana, Departemen Ilmu
Komunikasi, FISIP UI (1994-2003) dan anggota Kelompok Kerja Analisis
Pemantauan Isi Siaran Televisi tentang Perempuan, Komisi Penyiaran
Indonesia (2005-2006). Selain mengajar juga aktif dalam Asosiasi
Pascasarjana Komunikasi, FISIP UI, Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi
(ISKI), dan ASPIKOM. Saat ini menjadi dosen tetap di, Jurusan Fakultas
Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara.
Riris Loisa. Lahir di Palembang, 23 Januari 1968. Menyelesaikan S1,
Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia (1992); S2, Jurusan
Ilmu Komunikasi Program Pascasarjana FISIP Universitas Indonesia
(1996). Pernah menjadi dosen tidak tetap di program S1 dan
S2, Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia (1996-2006).
Selain itu juga menjadi staff Program Pascasarjana, Departemen Ilmu
Komunikasi, FISIP UI (1994-2003) dan anggota Kelompok Kerja Analisis
Pemantauan Isi Siaran Televisi tentang Perempuan, Komisi Penyiaran
Indonesia (2005-2006). Selain mengajar juga aktif dalam Asosiasi
Pascasarjana Komunikasi, FISIP UI, Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi
(ISKI), dan ASPIKOM. Saat ini menjadi dosen tetap di, Jurusan Fakultas
Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara.
Riris Loisa. Lahir di Palembang, 23 Januari 1968. Menyelesaikan S1,
Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia (1992); S2, Jurusan
Ilmu Komunikasi Program Pascasarjana FISIP Universitas Indonesia
(1996). Pernah menjadi dosen tidak tetap di program S1 dan
S2, Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia (1996-2006).
Selain itu juga menjadi staff Program Pascasarjana, Departemen Ilmu
Komunikasi, FISIP UI (1994-2003) dan anggota Kelompok Kerja Analisis
Pemantauan Isi Siaran Televisi tentang Perempuan, Komisi Penyiaran
Indonesia (2005-2006). Selain mengajar juga aktif dalam Asosiasi
Pascasarjana Komunikasi, FISIP UI, Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi
(ISKI), dan ASPIKOM. Saat ini menjadi dosen tetap di, Jurusan Fakultas
Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara.
DARI MANIFESTASI SAMPAI TERMINASI KONSTRUKTIF Kasus Konflik Antar Agama
Riris Loisa Konflik merupakan realitas yang terjadi sepanjang sejarah umat manusia. Perbedaan kepentingan, nilai dan tujuan senantiasa hadir selama manusia hidup berdampingan. Keberadaan konflik yang selalu muncul di dalam berbagai level kehidupan, merupakan daya tarik tersendiri bagi media. Sayangnya, ketertarikan ini seringkali berupa pemberitaan konflik yang berkembang secara destruktif. Sebetulnya media punya peran strategis, melampaui kode etik dari sebatas memberitakan konflik secara berimbang. Dalam perspektif fungsionalisme, media merupakan kapasitas untuk mendampingi ketika suatu konflik mulai muncul, mengalami eskalasi dan mencari resolusi, agar konflik bernilai konstruktif bagi masyarakat. Tulisan ini akan membahas peran media massa di dalam pendampingan terhadap pihak yang berkonflik melalui elaborasi isu dari berbagai sumber yang memungkinkan siklus konflik bergerak secara sistematis kepada alternatif-alternatif resolusi konstruktif. Secara khusus artikel ini akan berfokus pada konflik antar agama, dengan meminjam beberapa konsep dari pemikiran sosiolog Louis Kreisberg. Kata kunci: peran media, konflik agama, eskalasi dan terminasi konflik konstruktif.