Professional Documents
Culture Documents
Di susun oleh : 1. Novi Nurjanah 2. Bella Safikalianty 3. Pahrian Firdaus 4. Ranti Aryana 5. Beni Pratama XII IPA 3
Tap MPR No.XIII/MPR/1998 yang berisi tentang pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia. Tap MPR No.XV/MPR/1998 yang berisi tentang penyelenggaraan otonomi daerah; pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan pusat dan daerah dalam kerangka Kesatuan Negara republik Indonesia. Tap MPR No.XVI/MPR/1998 yang berisi tentang politik ekonomi dalam rangka demokrasi ekonomi. Tap MPR No.XVII/MPR/1998 yang berisi tentang Hak Asasi Manusia (HAM)
Tap MPR No.XIV/MPR/1998 yang mengubah dan menambahkan Tap MPR No.III/MPR/1998 tentang pemilihan umum. c. Kelompok yang terdiri dari empat ketetapan yang mencabut berbagai ketetapan MPR RI yang terdahulu. Tap MPR No.III/V/MPR/1998 menyangkut Tap MPR No.IV/MPR/1983 tentang referendum. Tap MPR No.IX/MPR/1998 yang mencabut Tap No.II/MPR/1998 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Tap MPR No.VII/MPR/1998 yang mencabut Tap MPR No.V/MPR/1998 tentang pemberian tugas dan wewenang khusus kepada Presiden/Mandataris MPR dalam rangka menyukseskan Pancasila. Tap MPR dan pengamanan pembangunan nasional sebagai pengamalan No.XVIII/MPR/1998 yang berisi tentang pencabutan Tap MPR No.II/MPR/1978 tentang Pedoman Pengahyatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetia Pancakarsa) dan penetapan tentang Penegasan Pancasian sebagai Dasar Negara RI.
Sebagai gantinya DPR berhasil menetapkan tiga UU politik baru. Ketiga UU itu disahkan pada tanggal 1 Febuari 1999 dan ditandatangani oleh presiden Habibie. Ketiga UU itu antara lain UU partai Politik,Pemilihan Umum,susunan serta kedudukan MPR,DPR dan DPRD.
Pelaksanaan Pemilu ditangani oleh sebuah lembaga yang bernama komisi pemilu( KPU) bukan lagi lembaga pemilihan umum (LPU). Anggota KPU terdiri dari wakilwakil dari pemerintah dan wakil-wakil dari partai politik peserta pemilihan umum. Dengan demikian, hasil pemilu tahun 1999 hingga saat terakhir pengumuman hasil perolehan suara dari partai partai politik berjalan dengan aman dan dapat diterima oleh semua partai peserta pemilu.
Dari hasil pemilihan presiden yang dilakukan secara votting, Abdurrahman Wahid terpilih sebagai presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 21 Oktober 1999 dilaksanakan pemilhan wakil presiden dengan calonnya Megawati Soekarno Putri dan Hamzah Haz. Pemilihan wakil presiden ini kemudian dimenangkan oleh Megawati. Kemudian pada tanggal 25 Oktober 1999 Presiden Abdurrahman wahid dan wakil Presiden Megawati Soekarno Putri berhasil membentuk Kabinet Persatuan Nasional. Abdurrahman Wahid (Gusdur) menduduki jabatan sebagai Presiden Republik Indonesia tidak sampai pada akhir masa jabatannya. Akibat munculnya ketidak percayaan parlemen pada presiden Abdurrahman Wahid maka kekuasaan Abdurrahman berakhir pada tahun 2001. DPR atau MPR kemudian memilih dan mengangkat Megawati Soekarno Putri sebagai Presiden Indonesia dan Hamzah Haz sebagai wakil presiden Indonesia. Masa kekuasaan Megawati berakhir pada tahun 2004.