You are on page 1of 3

The Next Ketua KPK, Siapa Takut ?

Ketika mendengar nama KPK, yang terlintas dibenak kita berupa sebuah lembaga yang menangani tentang kasus-kasus yang berhubungan dengan korupsi yang terkait dengan kerugian keuangan Negara, suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan, perbuatan pemerasan, perbuatan curang, dan lain sebagainya. Kasus-kasus tersebut tidak akan pernah jauh dari KPK, karena lembaga tersebut dibentuk untuk menangani berbagai kasus tersebut. Awalnya, KPK dibentuk untuk mengusut masalah kasus korupsi yang terjadi di Negara ini. Tetapi, beberapa dekade kemudian, lembaga tersebut mulai tidak disukai oleh para petinggi Negara. Kenapa bisa demikian?. Hal tersebut dikarenakan beberapa petinggi Negara yang dulu mendukung adanya KPK, mulai menghindar dan seakan ingin meleburkan lembaga tersebut karena justru akan membuat para petinggi Negara yang kedapatan korupsi masuk dan terseret dalam lingkaran yang membuatnya kehilangan posisi dan bahkan muka untuk bisa tampil di hadapan lingkungan masyarakat. Jika demikian, maka semua para petinggi Negara hamper 50% sudah pernah melakukan yang namanya korupsi. Waow, sebuah angka yang fantastis bukan?. Negara dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, tetapi malah di korupsi sendiri oleh bangsanya sendiri. Berbagai sarana dan prasarana yang seharusnya dinikmati oleh masyarakat, malah digerogoti oleh pemimpinnya sendiri dengan tindak korupsi yang mampu merugikan Negara hingga bertriliyun banyaknya. Korupsi terjadi ketika adanya kesempatan yang memberikan peluang untuk melakukan dan lengangnya pengamatan dari pihak berwajib. Sebuah angan-angan yang sangat tinggi sekali untuk bisa menjadi the next ketua KPK. Jabatan yang tidak lah semua orang ingin mendudukinya. Jabatan dengan berbagai resiko yang tidak lah kecil. Ketika kita sudah terjun di KPK, maka harus siap untuk mengemban amanah masyarakat Indonesia untuk setidaknya memberantas bahkan memusnahkan korupsi di Negara ini. Tetapi kata musnah itu sepertinya masih jauh dari angan dan harapan kita untuk bersih dari yang namanya korupsi. Akan ada hambatan dan rintangan yang siap menghadang ketika kita ingin menyelesaikan atau mengusut sebuah kasus. Hal tersebut menjadi tantangan tidak ringan sekaligus menguji loyalitas dan tanggung jawab kita dalam melaksanakan tugas. Menjadi ketua KPK bahkan sangat riskan terhadap berbagai sorotan dari kalangan masyarakat menengah atas sampai menengah bawah. Disini , kita harus pandai-pandai dalam mengambil setiap keputusan dan tindakan. Berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh KPK harus sebanding dengan kasus

yang sedang diusutnya. Jikalau saya menjadi the next ketua KPK, langkah-langkah yang akan saya ambil adalah sebagai berikut. Pertama, jika aku menjadi the next ketua KPK, aku akan membuat program untuk bidang pendidikan, diantaranya : 1. Pembuatan software game edukasi Korupsi, No!. Dalam software game tersebut ada beberapa tingkatan level. Mulai dari level pelanggaran ringan, sedang, sampai yang berat. Setiap tingkatan level disesuaikan dengan tingkat pendidikannya. Untuk level ringan diperuntukkan untuk tingkat SD, untuk level sedang diperuntukkan untuk tingkat SMP, dan untuk level berat diperuntukkan untuk tingkat SMA. Di masing-masing level tersebut akan berisi kasus-kasus sesuai dengan tingkat pemahaman para peserta didik. Semakin tinggi levelnya, maka kasus yang akan diberikan pun juga semakin besar.
2. Mencari relawan-relawan muda untuk dapat menyebarkan tentang bahaya dan ancaman

dari tindakan korupsi. Relawan ini diperuntukkan bagi Perguruan Tinggi (PT) di seluruh Indonesia. Setiap perguruan tinggi memberikan calon relawan sebanyak 10 orang. Mahasiswa tersebut akan di beri pembekalan untuk diterjunkan langsung ke masyakarat dan sekolah baik di daerah asalnya sendiri maupun di daerah lain. Selain mencari relawan muda, KPK juga akan mencari para ilmuwan muda dalam bidang IT untuk membuat software edukasi dan pengembangan dari aplikasi-aplikasi yang berhubungan dengan pemberantasan korupsi di Indonesia. Selain itu, bagi para ilmuwan muda yang berprestasi akan di kirim ke luar negeri untuk mengikuti kepelatihan tentang corruption watch dimana hasil dari kepelatihan tersebut, akan langsung diaplikasikan di Indonesia. Kedua, untuk bidang sosial, yang dapat enjadi celah terjadi tindakan korupsi baik itu ringan atau pun agak berat di lingkungan masyarakat. perlu adanya penyuluhan rutin terkait korupsi. Agar para masyarakat awam dimana sebagaian dari mereka masih belum mengerti dan tahu tentang korupsi. Agenda ini akan dilaksanakan di tiap daerah di Indonesia, yang nantinya dapat menanggulangi terjadinya tindakan korupsi itu sendiri. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan setiap seminggu sekali dimana dalam kegiatan tersebut akan diisi oleh berbagai event yang menarik dan mudah untuk dipahami oleh setiap lingkungan masyarakat seperti menggunakan video visual.

Ketiga, untuk bidang politik yang sangat riskan dan rawan untuk terjadinya korupsi. Perlu adanya peninjauan kembali terhadap semua aset Negara. Selain itu, sistem keamanan di dalam setiap ruang anggota DPR dan para Menteri. Adanya kamera pengintai dan alat perekam suara untuk mengetahui gerak gerik dan kegiatan komunikasi para anggotanya, diharapkan mampu mempermudah dalam setiap pengungkapan kasus korupsi. Setiap langkah awal yang kita lakukan nantinya untuk kebaikan setiap para petinggi Negara dan bangsa kita sendiri. Dan yang terakhir adalah perlu adanya pengetahuan tentang keagamaan yang lebih mendalam dan adanya rasa saling terbuka dalam setiap permasalahan yang ada. karena setiap permasalahan pasti ada solusinya. Mengambil hak rakyat tidak akan menambah sesorang lebih kaya. Malah justru sebaliknya, akan memberikan dampak yang negatif bagi diri sendiri maupun orang lain. Jujur itu memang berat, tetapi jika kita mampu menbiasakan untuk jujur, maka tidak mustahil akan tercipta suasana yang nyaman dan berkurangnya tindakan korupsi di Indonesia.

You might also like