You are on page 1of 23

Suatu badan pemerintah yang di bentuk berdasarkan hasil keputusan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral yang

bertugas dalam melaksanakan penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei serta pelayanan jasa di bidang minyak dan gas bumi.

Hingga saat ini kebutuhan perindustrian dan transportasi di


Indonesia masih sangat bergantung pada bahan bakar (minyak bumi) berbasis fosil. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap

minyak bumi dan memenuhi persyaratan lingkungan global, maka


pengembangan Biodiesel sebagai bahan bakar alternatif pun dilakukan. Biodiesel perlu diuji terlebih dahulu sebelum diolah menjadi produk jadi agar lulus Syarat Uji Mutu Biodiesel .

Verifikasi merupakan suatu uji kinerja metode standar sebelum diterapkan di laboratorium dan bertujuan untuk membuktikan bahwa laboratorium yang bersangkutan mampu melakukan pengujian metode tersebut dengan hasil yang

valid. Salah satu metode yang dapat di terapkan dalam


verifikasi adalah Control Chart.

Grafik / kurva kontrol kualitas suatu metode uji antara plot waktu dan hasil pengukuran uji. Rumus-rumus yang digunakan dalam Control Chart : Standard Deviasi : Sd UCL (Upper Control Limits) : Rata-rata + (3 x Sd) UWL (Upper Warning Limits) : Rata-rata + (2 x Sd) LWL (Lower Warning Limits) : Rata-rata - (2 x Sd) LCL (Lower Control Limits) : Rata-rata - (3 x Sd)

Biodiesel adalah senyawa ester alkil yang diproduksi melalui reaksi esterifikasi antara asam lemak bebas dari minyak nabati seperti minyak sawit, minyak jarak dll dengan alkohol (methanol) dan katalis asam kuat (H2S04) serta tranesterifikasi antara trigliserida dengan alkohol (methanol) menjadi metil ester dan gliserol dengan bantuan katalis basa kuat (KOH). Biodiesel mempunyai rantai karbon antara 12 sampai 20. Tabel Syarat mutu Biodiesel SNI-04-7182-2006 Parameter Anga Iodium Gliserol Bebas Gliserol Total Uji Halphen Satuan %-b %-b %-b Nilai maks 115 maks 0.02 maks 0.24 negatif

Keuntungan Biodiesel : 1. Dapat diperbaharui. 2. Biogredability (dapat diurai kembali). 3. Titik nyala tinggi dan tingkat kabutnya rendah. 4. Viskositasnya lebih tinggi dari pada bahan bakar fosil minyak bumi. 5. Mengurangi dampak efek rumah kaca dan kandungan sulfur rendah. Kelemahan Biodiesel : 1. Kandungan energi 11% lebih rendah dari pada bahan bakar fosil. 2. Tingkat Oksidasinya tinggi. 3. Kelangkaan bahan baku mengakibatkan kenaikan harga.

Angka Iodium adalah banyaknya ikatan rangkap dua (tidak


jenuh) pada asam lemak penyusun minyak yang di nyatakan dalam jumlah iodium yang di ikat per 100 gram contoh biodiesel. Rumus : %-b Angka Iodium = 12,69 x (B-C) x N gr sampel : B = Volume larutan Na2S2O3 titrasi blanko (ml) C = Volume larutan Na2S2O3 titrasi sampel (ml) N = Normalitas larutan Na2S2O3 (N)

Ket

1.

0.13 0.15 gr biodiesel

erlenmeyer (500 ml) + 15 ml CCl4 + 25 ml Wijs (60) + 20 ml KI 10 % (1) + 150 ml aquadest

Na2S2O3 0.1 N (kuning) + 2 ml pati (TA : Biru TB)

2.

Pengerjaan Blanko

HIO4.H2O berlebih dengan gliserol membentuk senyawa CH2O2, CH2O, ion IO3 dan sisa IO4. Ion IO3 dan IO4 sisa bereaksi dengan KI membentuk senyawa I2 berwarna coklat. Saat senyawa I2 habis bereaksi dengan Na2S2O3 membentuk I terjadi perubahan warna indikator pati dari biru menjadi tidak berwarna. Jumlah IO4 awal diketahui dengan menitrasi blanko. Gliserol bebas dapat langsung di tentukan dalam sampel yang dianalisis. Rumus : G. bbs (%-b) = 2,302 x (B-C) x N W W = gr sampel x 300 900 : W = Berat Gliserol

Ket

1.

9.9 10.1 gr biodiesel

LT (1 L ) + 91 ml CHCl3 + 500 ml aquadest*

Ditera sampai 1 L (Kloroform memisah)

2. Pengerjaan Blanko

Na2S2O3 0.1 N (kuning) + 2 ml pati (TA : Biru - TB)

300 ml sampel + 2 ml HIO4.H20 (30) + 2 ml KI (1)

HIO4.H2O berlebih dengan gliserol membentuk senyawa CH2O2, CH2O, ion IO3 dan sisa IO4. Ion IO3 dan IO4 sisa bereaksi dengan KI membentuk senyawa I2 berwarna coklat. Saat senyawa I2 habis bereaksi dengan Na2S2O3 membentuk I terjadi perubahan warna indikator pati dari biru menjadi tidak berwarna. Jumlah IO4 awal diketahui dengan menitrasi blanko. Gliserol total adalah jumlah gliserol bebas dan terikat dalam sampel yang dianalisis. Rumus : G.ttl (%-b) = 2,302 x (B-C) x N W W = gr sampel x100 900 : W = Berat Gliserol

Ket

1.

9.9 10.1 gr biodiesel

LT (1 L) + 100 ml KOH 0.1 N

Didihkan 30 + 91 ml CHCl3 + 25 ml CH3COOH 99.5%

2. Pengerjaan Blanko

Na2S2O3 0.1 N (kuning) + 2 ml pati (TA : Biru - TB)

100 ml sampel + 6 ml HIO4.H20 (30) + 3 ml KI 10 % (1)

Ditera sampai 1 L (Kloroform memisah)

Gugus siklo propenoid di katakan positif apabila


menimbulkan warna merah atau merah jingga dalam larutan belerang pada CS2, dan C4H9CH2OH ketika di panaskan dalam suhu 110-115 C. Pemanasan selama 1-2 jam hanya memastikan ketiadaan gugus siklo propenoid.

10 ml biodiesel + 10 ml reagen (Dikocok)

110 115 C ( 1 2 jam)

Pengamatan : (+) Warna merah/merah jingga (-) (Tidak terjadi reaksi) Reagen : 1 gr belerang dalam 100 ml CS2 + 1OO ml C4H9CH2OH

Berdasarkan hasil pengamatan yang di peroleh dari pengujian Halphen selama 4 minggu di nyatakan tidak di temukannya warna merah atau merah jingga pada larutan biodiesel selama pemanasan 2 jam dalam reagen sehingga gugus siklo propenoid negatif atau tidak ada.

Berdasarkan hasil yang di peroleh dari pengamatan uji yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa : Verifikasi Metode Uji Angka Iodium (AOCS Cd 1-25), Uji Gliserol Bebas (AOCS Ca 14-56), Uji Gliserol Total (AOCS Ca 14-56) dan Uji

Halphen (AOCS Cb 1-25) di nyatakan Valid serta memenuhi syarat


mutu biodiesel SNI-04-7182-2006.

You might also like