You are on page 1of 16

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Otak merupakan organ penting bagi kehidupan manusia yang terletak di dalam rongga kranium. Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100 triliun neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak besar), serebelum (otak kecil), brainstein (batang otak) dan diensefalon. Otak menerima 17 % curah jantung dan menggunakan 20 % konsumsi oksigen total tubuh manusia untuk metabolisme aerobiknya. Otak diperdarahi oleh 2 pasang arteri yaitu arteri karotis interna dan arteri vertebralis. Dalam rongga kranium, keempat arteri ini saling berhubungan dan membentuk sistem anastomosis, yaitu sirkulus Willis. Sebagai bagian dari organ tubuh manusia, otak dapat mengalami gangguan yang dapat diakibatkan karena berbagai penyebab diantaranya tumor. Klien yang menderita tumor otak akan mengalami gejala dan defisit neurologi yang tergantung histologi, tipe, lokasi dan cara pertumbuhan tumor. Diagnosa awal dari tumor sangat penting untuk mencegah kerusakan neurologis secara permanen. Jumlah penderita kanker otak masih rendah, yakni hanya enam per 100.000 dari pasien tumor/kanker per tahun, namun tetap saja penyakit tersebut masih menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian besar orang. Pasalnya, walaupun misalnya tumor yang menyerang adalah jenis tumor jinak, bila menyerang otak tingkat bahaya yang ditimbulkan umumnya lebih besar daripada tumor yang menyerang bagian tubuh lain. Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak 10% dari neoplasma seluruh tubuh, dengan frekuensi 80% terletak pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis spinalis. Di Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum dilaporkan. Insiden tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang pada dewasa pada usia 30-70 dengan pundak usia 40-65 tahun.
1

Askep Tumor Otak

Melihat fenomena di atas, tumor otak merupakan penyakit yang menjadi momok bagi manusia. Orang yang menderita tumor otak sering tidak menyadari bahwa dia terkena tumor otak. Tiba-tiba saja penderita merasakan dan mengalami nyeri kepala, kelainan pada syarafnya, pandangan kabur dan lain sebagainya tergantung bagian otak mana yang terkena. Oleh karena itu penting bagi perawat untuk mempelajari patofisiologi, manifestasi klinis, prosedur diagnostik dan asuhan keperawatan yang komprehensif pada klien tumor otak beserta keluarganya. B. Tujuan Penulisan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Mengetahui dan memahami definisi tumor otak. Mengetahui dan memahami klasifikasi tumor otak Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus tumor otak. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis dari tumor otak Mengetahui dan memahami patofisiologi tumor otak. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada tumor otak. Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan tumor otak.

Askep Tumor Otak

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Definisi Tumor Otak Tumor cerebri / tumor otak adalah lesi desak ruang bersifat jinak

maupun ganas, yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak. Tumor otak adalah neoplasma yang berasal dari sel saraf, neuro epithelium, sel glia, saraf kranial, pembuluh darah, kelenjar pineal, hipofisis Tumor otak adalah poliferasi dan pertumbuhan tak terkendali sel-sel di dalam dan disekitar jaringan otak.

Tekanan intra kranial ( TIK ) adalah suatu fungsi nonlinier dari fungsi otak, cairan serebrospinal (CSS) dan volume darah otak sehingga. Sedangkan peningkatan intra kranial (PTIK) dapat terjadi bila kenaikan yang relatif kecil dari volume otak, keadaan ini tidak akan cepat menyebabkan tekanan tinggi intrakranial, sebab volume yang meninggi ini dapat dikompensasi dengan memindahkan cairan serebrospinal dari rongga tengkorak ke kanalis spinalis dan volume darah intrakranial akan menurun oleh karena berkurangnya peregangan durameter. Hubungan antara tekanan dan volume ini dikenal dengan complience. Jadi jika otak, darah dan cairan serebrospinal volumenya terus menerus meninggi, maka mekanisme penyesuaian ini akan gagal dan

Askep Tumor Otak

terjadi peningkatan intrakranial yang mengakibatkan herniasi dengan gagal pernapasan dan gagal jantung serta kematian. B. Klasifikasi Tumor-tumor dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok besar: 1. Tumor yang muncul dari pembungkus otak, seperti meningioma dura 2. Tumor yang berkembang di dalam atau di atas cranial 3. Tumor yang berasal di dalam jaringan otak, seperti pada glioma 4. Lesi metastatik yang berasal dari bagian tubuh lainnya. C. Etiologi Penyebab tumor otak belum diketahui pasti, tapi dapat diperkirakan karena : 1. Genetik Tumor susunan saraf pusat primer merupakan komponen besar dari beberapa gangguan yang diturunkan sebagi kondisi autosomal, dominant termasuk sklerasis tuberose, neurofibromatosis. 2. Kimia dan Virus Pada binatang telah ditemukan bahwa karsinogen kimia dan virus menyebabkan terbentuknya neoplasma primer susunan saraf pusat tetapi hubungannya dengan tumor pada manusia masih belum jelas. 3. Radiasi Pada manusia susunan saraf pusat pada masa kanak-kanak menyebabkan terbentuknya neoplasma setelah dewasa. 4. Trauma Trauma yang berulang menyebabkan terjadinya meningioma (neoplasma selaput otak). Pengaruh trauma pada patogenesis neoplasma susunan saraf pusat belum diketahui. D. Manifestasi klinis Tumor otak menunjukkan manifestasi klinis yang tersebar bila tumor ini , menyebabkan peningkatan TIK serta tanda dan gejala lokal sebagai akibat dari tumor otak yang menganggu bagian spesifik dari otak .
4

Askep Tumor Otak

a. Gejala peningkatan tekanan intrakranial Disebabkan oleh tekanan yang berangsur-angsur terhadap otak akibat pertumbuhan tumor. Pengaruhnya adalah gangguan keseimbangan yang nyata antara otak, cairan serebrospinal dan darah serebral, sebagai akibat pertumbuhan tumor, maka kompensasi penyesuaian diri dapat dilakukan melalui penekanan pada vena-vena intrakranial melalui penurunan volume cairan serebrospinal (melalui peningkatan absorpsi dan

menurunkan produksi), penurunan sedang pada aliran darah serebral dan menurunkan masa jaringan otak intraseluler dan ekstraseluler. Bila kompensasi ini semua gagal, pasien mengalami tanda dan gejala peningkatan TIK. Gejala-gejala TIK biasanya banyak terjadi akibat tekanan ini adalah: Sakit kepala, Muntah, Papiledema ( choked disc atau edema saraf optik), perubahan kepribadian dan adanya variasi penurunan akal motorik; sensori dan disfungsi saraf kranial. 1. Sakit kepala, meskipun tidak selalu ada, tetapi ini banyak terjadi pada pagi hari dan menjadi buruk oleh karena batuk, menegang atau melakukan gerakan yang tiba-tiba. Hal ini disebabkan oleh serangan tumor, tekanan atau penyimpangan struktur sensitif nyeri, karena edema yang mengiringi adanya tumor. 2. Muntah, kadang-kadang dipengaruhi oleh asupan makanan, yang selalu disebabkan adanya iritasi pada pusat vagal di medulla. 3. Papiledema (edema pada saraf optik) ada sekitar 70 % - 75 % dari pasien dan dihubungkan dengan gangguan penglihatan seperti penurunan ketajaman penglihatan, diplopia (pandangan ganda) dan penurunan lapang pandangan.

Askep Tumor Otak

b. Gejala terlokalisasi Lokasi gejala-gejala terjadi spesifik sesuai dengan gangguan daerah otak yang terkena, menyebabkan tanda-tanda yang ditunjukkan lokal, seperti pada ketidaknormalan sensori dan motorik, perubahan penglihatan dan kejang. Karena fungsi-fungsi dari bagian-bagian berbeda dari otak yang tidak diketahui, lokasi tumor dapat ditentukan pada bagiannya, dengan mengidentifikasikan fungsi yang dipengaruhi oleh adanya tumor. 1. Tumor korteks motorik, memanifestasikan diri dengan menyebabkan gerakan, seperti kejang yang terletak pada satu sisi tubuh yang disebut kejang Jacksonia. 2. Tumor lobus oksipital, menimbulkan manifestasi visual, hemianopsia homonimus kontralateral (hilangnya penglihatan pada setengah lapang pandangan, pada sisi yang berlawanan dari tumor) dan halusinasi penglihatan. 3. Tumor serebelum, menyebabkan pusing, ataksia (kehilangan

keseimbangan) atau gaya berjalan yang sempoyongan dengan kecenderungan jatuh ke sisi yang lesi, otot-otot tidak terkoordinasi dan nistagmus (gerakan mata berirama tidak disengaja) biasanya menunjukkan gerakan horizontal). 4. Tumor lobus frontal, menyebabkan gangguan kepribadian, perubahan status emosional dan tingkah laku, dan disintegrasi perilaku mental, pasien sering menjadi ekstrem yang tidak teratur dan kurang merawat diri dan menggunakan bahasa cabul. 5. Tumor sudut sereblopontin, biasanya diawali pada sarung saraf akustik dan memberi rangkaian gejala yang timbul dengan semua karakteristik gejala pada tumor otak.

Askep Tumor Otak

E. Patofisiologi Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis. Gejala-gejala terjadi berurutan. Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien. Gejala-gejalanya sebaiknya dibicarakan dalam suatu perspektif waktu. Gejala neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh 2 faktor gangguan fokal, disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial. Gangguan fokal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi/invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Tentu saja disfungsi yang paling besar terjadi pada tumor yang tumbuh paling cepat. Perubahan suplai darah akibat tekanan yang

ditimbulkan tumor yang tumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan cerebrovaskuler primer. Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuro dihubungkan dengan kompresi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis fokal. Peningkatan tekanan intra kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor : bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan sirkulasi cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa, karena tumor akan mengambil ruang yang relatif dari ruang tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan oedema dalam jaruingan otak. Mekanisme belum seluruhnya dipahami, namun diduga disebabkan selisih osmotik yang menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan oedema yang disebabkan kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intrakranial. Observasi sirkulasi cairan serebrospinaldari ventrikel laseral ke ruang sub arakhnoid menimbulkan hidrocepalus.
7

Askep Tumor Otak

Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa, bila terjadi secara cepat akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu berhari-hari/berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oelh karena itu tidak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darahintra kranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim. Kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi ulkus atau serebulum. Herniasi timbul bila girus medialis lobus temporals bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan men-ensefalon menyebabkab hilangnya kesadaran dan menenkan saraf ketiga. Pada herniasi serebulum, tonsil sebelum bergeser ke bawah melalui foramen magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi medula oblongata dan henti nafas terjadi dengan cepat. Perubahan fisiologi lain yang terjadi akibat peningkatan intrakranial yang cepat adalah bradikardi progresif, hipertensi sistemik ( pelebaran tekanan nadi,) dan gagal napas . F. Pemeriksaan Penunjang 1. CT scan dan MRI Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi awal ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit otak yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-gejala tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses lainnya. 2. Foto polos dada Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis yang akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak. 3. Pemeriksaan cairan serebrospinal Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien
8

Askep Tumor Otak

dengan massa di otak yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan patologi anatomi, sebagai cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan proses-proses infeksi (abses cerebri). 4. Biopsi stereotaktik Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis. 5. Angiografi Serebral Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral. 6. Elektroensefalogram (EEG) Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.

Askep Tumor Otak

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR OTAK


A. Pengkajian Keperawatan Pengkajian keperawatan berfokus pada bagaimana pasien berfungsi, bergerak, dan berjalan, beradaptasi terhadap kelemahan atau paralysis dan untuk melihat dan kehilangan kemampuan bicara dan adanya kejang. Riwayat gizi dikaji untuk mengkaji asupan diet dan intoleransi terhadap makanan serta makanan yang disukai. Pengukuran antropometrik mengkaji hilangnya lemak subkutan dan massa tubuh kering (tanpa lemak), pengukuran biokimia( albumin, transferin, jumlah limfosit total, nilai kreatinin dan tes urine). Adalah tinjauan untuk mengkaji keadaan malnutrisi, gangguan imunitas sel dan keseimbangan elektrolit. Kakeksia (keadaan yang lemah dan kurus) terlihat pada pasien dengan metastase dan dikarakteristikan oleh anoreksia, nyeri, penurunan BB, gangguan metabolisme, kelemahan otot, malabsobrsi, dan diare. Pasien mengalami perubahan sensasi rasa sekunder akibat dyspbahagia, kelemahan, dan depresi. Gangguan keterbatasan indera penciuman (anosmia) sering terjadi di antara pasien-pasien ini. Pengkajian dibuat terhadap gejala-gejala yang menyebabkan distress bagi, pasien, terdiri dari nyeri, masalah pernafasan, masalah eliminasi dan berkemih, gangguan tidur dan gangguan integritas kulit, keseimbangan cairan dan pengaturan suhu. Ini disebabkan oleh invasi, tumor, kompresi atau obstruksi. Perawat dapat bekerja sama dengan pekerja sosial untuk mengkaji dampak penyakit pasien pada keluarga dalam hal perawatan di rumah, perubahan hubungan, masalah keuangan, keterbatasan waktu dan masalahmasalah dalam keluarga.

10

Askep Tumor Otak

B. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan data pengkajian, masalah-masalah utama pasien mencakup hal berikut: 1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan intrakranial. 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah dan tidak nafsu makan.

3. Ansietas yang berhubungan dengan kemungkinan kematian, ketidakpastian,


perubahan dalam penampilan, perubahan gaya hidup

4. Kurang pengetahuan tentang tumor otak yang berhubungan dengan ketidaktahuan tentang sumber informasi C. Rencana Keperawatan 1. Masalah Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan

peningkatan Kemungkinan disebabkan oleh Ditandai dengan

intrakranial

: Peningkatan Intrakranial : Nyeri dengan skala 2, merasa kesakitan , dan gelisah, meringis.

Intervensi

Rasional

1. Teliti keluhan nyeri: intensitas, 1. Nyeri merupakan pengalaman karakteristik, lokasi, lamanya, subjektif dan harus dijelaskan oleh faktor yang memperburuk dan pasien. Identifikasi karakteristik meredakan. nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan. 2. Merupakan indikator/derajat nyeri 2. Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal seperti yang tidak langsung yang dialami. ekspresi wajah, gelisah, menangis/meringis, perubahan 3. Pengenalan segera meningkatkan tanda vital. intervensi dini dan dapat 3. Instruksikan pasien/keluarga mengurangi beratnya serangan untuk melaporkan nyeri dengan segera jika nyeri timbul. 4. Meningkatkan rasa nyaman dengan 4. Berikan kompres dingin pada menurunkan vasodilatasi kepala.

11

Askep Tumor Otak

2. Masalah Keperawatan

: Perubahan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan kakeksia akibat pengobatan

dan pengaruh tumor, penurunan


asupan makanan dan malabsorbsi

Kemungkinan disebabkan oleh

: kakeksia akibat dari pengobatan dan pengaruh tumor, asupan

makanan dan malabsorbsi. Ditandai dengan : Pasien mual, muntah, sukar

bernapas dan nyeri jarang berminat pada makan. Intervensi 1. Memberikan posisi nyaman selama makan . Rasional

yang 1. Agar waktu makan pasien lebih merasa nyaman dan tenang dan hilangnya tekanan nyeri atau 2. Hidangkan makanan dalam pengaruh pengobatan porsi kecil tapi sering dan 2. Makanan yang hangat menambah hangat nafsu makan 3. Kaji kebiasaan makan klien 3. Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien 4. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam 5. Timbang berat memungkinkan badan bila 4. Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual

6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin

5. Untuk mengetahui kehilangan berat badan 6. Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak

12

Askep Tumor Otak

3. Masalah Keperawatan

: Ansietas yang berhubungan dengan


kemungkinan kematian, ketidakpastian, perubahan dalam penampilan,

perubahan gaya hidup

Kemungkinan disebabkan oleh

Takut

akan

kematian, dalam

ketidakpastian,

perubahan

penampilan, perubahan gaya hidup. Ditandai dengan : gelisa, dengan perubahan suasana hati yang mencakup deprsei, euforia, paranoid, dan cemas berat. Intervensi Rasional

1. Jelaskan setiap tindakan yang 1. Pasien kooperatif dalam segala akan dilakukan kepada pasien tindakan dan mengurangi 2. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan kecemasan pasien perasaan akan 2. Untuk mengurangi kecemasan ketakutannya 3. Agar pasin mampu menguasai 3. Anjurkan latihan untuk perasaannya, dan dapat mengontrol beberapa keadaan mereka. ditingkatkan saat mereka belajar memahami penyakit dan pengobatannya , dan bagaimana 4. Evaluasi tingkat pemahaman menghadapi perasaannya. pasien / orang terdekat tentang diagnosa medik 4. Memberikan Informasi Yang Perlu Untuk Memilih Intervensi Yang Tepat

13

Askep Tumor Otak

4. Masalah Keperawatan

: Potensial terhadap perubahan proses


keluarga yang berhubungan dengan kemungkinan berduka dan beban yang ditimbulkan oleh perawatan terhadap individu sakit terminal

Kemungkinan disebabkan oleh

: rasa berduka dan beban yang ditimbulkan oleh perawatan terhadap individu

Ditandai dengan Intervensi

: ketidakyakinan keluarga Rasional

1. Jelaskan setiap tindakan yang 1. Agar keluarga mengerti atas akan dilakukan kepada tindakan yang dilakukan keluarga 2. Yakinkan kembali keluarga 2. Agar keluarga yakin dan turut bahwa orang yang mereka mendukung dalam perawatan fisik cintai menerima perawatan optimal dan perhatian akan pasien. diberikan pada perubahan gejala pasien dan terhadap masalahnya.

14

Askep Tumor Otak

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Tumor cerebri / tumor otak adalah lesi desak ruang bersifat jinak maupun ganas, yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak 2. Tumor-tumor dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok besar: a. Tumor yang muncul dari pembungkus otak, seperti meningioma dura b. Tumor yang berkembang di dalam atau di atas cranial c. Tumor yang berasal di dalam jaringan otak, seperti pada glioma d. Lesi metastatik yang berasal dari bagian tubuh lainnya. 3. Penyebab tumor otak belum diketahui pasti, tapi dapat diperkirakan karena : Genetik, kimia dan virus, radiasi, serta trauma 4. Tumor otak menunjukkan manifestasi klinis yang tersebar bila tumor ini , menyebabkan peningkatan TIK serta tanda dan gejala lokal sebagai akibat dari tumor otak yang menganggu bagian spesifik dari otak B. Saran 1. Perawat hendaknya mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan tumor otak secara holistik didasari dengan pengetahuan yang mendalam mengenai penyakit tersebut. 2. Klien dan keluarganya hendaknya ikut berpartisipasi dalam

penatalaksaan serta meningkatkan pengetahuan tentang tumor otak yang dideritanya.

15

Askep Tumor Otak

DAFTAR PUSTAKA
1. Brunner, Suddarth.2001. Buku Ajar Keperawatan medical Bedah Edisi 8 Volume 3.Jakarta : EGC. 2. Price, Sylvia A dan Lorrane M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Vol 2. Jakarta: EGC 3. Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Penerbit Kedokteran : EGC 4. Donna, L.Wong.2002.Keperawatan Pediatrik.Jakarta : EGC.

16

Askep Tumor Otak

You might also like