Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Rabbul Alamin, karena berkat Rahmat, Hidayah dan izinnya jualah sehingga kita masih dalam keadaan sehat, walafiat dan diberi kesempatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan atau masih terdapat kekurangan dan kita ketahui bahwa manusia tidak luput dari kesalahan dan kekurangannya. Atas bantuan dan bimbingan kami ucapkan terima kasih, dan semoga isi makalah ini dapat membawa manfaat kepada pembaca.
Bulukumba, Penulis,
April 2012
DAFTAR ISI
i ii 1 1
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia selalu terlibat dalam kegiatan berorganisasi, baik terlibat secara langsung, tidak
langsug, disadari, maupun tidak disadari. Mengapa demikian, karena manusia adalah mahluk sosial, tidak bisa hidup menyendiri dan selamanya memerlukan orang lain. Kalau ingin menjadi manusia mulia dan terpuji, anda mesti hidup untuk manusia lain. Semakin besar amal dan kiprah anda untuk sesama, semakin mulia dan terpujilah anda sebagai manusia. Organsiasi adalah sebaik-baik ruang dimana anda bisa hidup bersama dan berbuat untuk orang lain. Dalam pandangan islam berorganisasi diperlukan dalam
memimpin maraih kemenangan demi kemenangan, bukan mengantarkan kalian pada kekalahan demi kekalahan. Untuk itu kita pun belajar bagaimana cara memimpin dalam suatu organisasi dan bagaimana pandangan Islam tentang organisasi.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah ; Atas dasar apakah berorganisasi adalah perintah Allah.SWT.
C. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui landasan hukum sehingga beroganisasi
diperintahkan oleh Allah.SWT. 2. Untuk mengetahui peran organisasi ditinjau dari ajaran agama Islam
Dasar beririnya organisasi adalah firman Allah Swt Surat Ali Imran 104:
Hendaklah ada di antara kalian sekelompok umat yang menyeru kepada kebajikan (Al Islam), menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung." Dalam firman Allah yang mulia ini terdapat seruan untuk membentuk jamaah. Hanya dengan membaca teks ayat di atas, mudah dipahami perintah tersebut. Namun, tidak setiap kita memahami status perintahnya, yaitu apakah perintah tersebut wajib, sunat atau sekedar mubah yang dibebaskan kita memilih antara melakukannya atau meninggalkannya. Ada sebagian dari kita yang menempatkan seruan tersebut sekedar keutamaan, yaitu lebih utama kita berorganisasi dibanding tidak
berorganisasi. Dengan berorganisasi, segala potensi yang berbeda-beda bisa dipadukan, dimana pada akhirnya terbentuk sebuah kekuatan yang hebat.
Kemungkaran yang terorganisir, akan sanggup mengalahkan kebenaran yang tak terorganisir. Namun sebenarnya, menyerukan amar makruf nahi mungkar bukanlah sekedar keutamaan. Membentuk kelompok dalam melaksanakan amar makruf nahi mungkar adalah wajib. Status hukum wajib ini dipahami dari pujian Allah Swt terhadap mereka yang memenuhi seruan itu, yaitu sebagai orang-orang yang beruntung (ulaa-ika humul muflihuun). Inilah pendapat Islam, dari hal ini adalah siapa saja yang tidak memenuhi seruan yang disebutkan Allah Swt dalam firman-Nya tadi, maka dia digolongkan kepada orang-orang yang merugi. Dan dalam Al Quran, tidak disebut orangorang yang merugi, kecuali orang-orang yang akan mendapat ganjaran neraka-Nya. Tidak disebut pula orang-orang yang beruntung, kecuali orangorang yang akan mendapatkan ganjaran surga-Nya, Dan di dalam pelajaran, status hukum wajib itu adalah perbuatan yang bila dilakukan mendapatkan pahala dan bila ditinggalkan mendapatkan dosa. Bila dosa kita lebih banyak dari pahala kita, maka kita masuk neraka. Sabda Nabi: Alaikum bil jamaah' (Hendaklah kalian selalu
berjamaah), tidak hanya perintah untuk shalat jamaah di masjid fisikal, tapi untuk amal saleh dalam masjid virtual, yakni organisasi. Bukankah shalat berjamaah tidak lain artinya adalah shalat secara terorganisir. Rukun organisasi ada 4 perkara: Pertama ada makmum atau warga; Kedua ada
imam, pemimpin atau pengurus; Ketiga ada tujuan bersama; Keempat ada aturan main yang ditaati oleh semua. Beroraganisasi atau berjamaah itu mutlak penting karena tidak mungkin manusia hidup tanpa kebersamaan dengan orang lain. Ada tiga trilogi kebersamaan: dari, bersama dan untuk orang lain. Pertama manusia tidak mungkin lahir di dunia jika tidak dari sesama jenis manusia. Kedua, untuk bisa tumbuh menjadi manusia, anda harus bersama manusia lain. Meski terlahir sebagai manusia, tapi jika sehari-hari hidup hanya dengan orang utan, meskipun secara fisik tetap manusia tapi jiwanya orang utan. Manusia itu anak lingkungannya. Hidup sama orang jahat bisa terbawa jahat, sama orang-orang baik bisa terbawa menjadi baik. Ketiga, puncaknya, kalau anda ingin menjadi manusia mulia dan terpuji, anda mesti hidup untuk mansuia lain. Semakin besar amal dan kiprah anda untuk sesama, semakin mulia dan terpujilah anda sebagai manusia. Organsiasi adalah sebaik-baik ruang dimana anda bisa hidup bersama dan berbuat untuk orang lain. Banyak di kalangan kita yang justru lebih memilih hidup dan bertindak secara sendiri-sendiri, dengan berbagai alasan tentunya. Karena
sesungguhnya, ruh berorganisasi, meminjam bahasa Nahwu dan Tasawuf, adalah keikhklasan untuk meleburkan ke-aku-an (ananiyah) ke dalam ke-kitaan (nahnuwiyah). Organisasi apa pun tidak akan pernah berjalan sehat, kalau masing-masing komponennya masih mempertahankan ke-aku-annya.
Inilah rahasia firman Allah SWT: Begitu banyak kelompok kecil bisa mengalahkan kekuatan kelompok besar karena izin Allah, yakni berjamaah. Rasulullah SAW juga senada: Yadullah fauqal jamaah (Kekuatan Allah SWT yang pasti luar biasa hanya dianugerahkan kepada mereka yang ikhklas berjamaah).
A. Kesimpulan Di dalam islam, kepemimpinan itu biasa dikenal dengan istilah imarah, ri-asah, atau qiyadah. Semua bermakna sama. Islam telah melekatkan persoalan kepemimpinan ini atas diri umatnya, sedemikian rupa sehingga tidak boleh ada satu perkarapun dimana didalamnya melibatkan tiga orang, kecuali harus ada salah seorang diantara mereka yang menjadi pemimpinnya. Rasulullah saw bersabda: Tidak boleh bagi tiga orang berada dimanapun dibumi ini, tanpa mengambil salah seorang diantara mereka sebagai amir . Ini berarti Islam telah mengajarkan berorganisasi dalam perkara apa pun dengan keharusan ada seorang pemimpin disetiap perkara dan kehidupan kaum muslim. Di dalam kehidupan keluarga, didalam shalat berjamaah ada imamnya, di dalam perjalanan ada pemimpin perjalanan, di dalam khalifah haji/umroh ada pemimpinnya, di dalam pasukan terdapat komandannya, dan lain-lain termasuk di dalamnya adalah kepala negara, yang di dalam sistem pemerintaha islam dikenal dengan sebutan khalifah.
B. Saran-Saran Berorganisasi merupakan salah anjuran agama Islam dengan lewat inilah hukun syariat agar masyarakat tertib dengan institusi kekhilafahan islam, dimana diwajibkan atas seluruh kaum muslim menegakkan dan menjaganya.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.co.id//serach : Pandangan Islam tentang Berorganisasi tanggal, 25 April 2012 www.yahoo.co.id//serach : Pemimpin dalam Islam, diakses tanggal, 25 April 2012