Professional Documents
Culture Documents
Sebagian besar ketuban pecah dini yang terjadi pada umur kehamilan diatas 37 minggu, sedangkan pada umur kehamilan kurang 36 minggu tidak terlalu banyak. Ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversial obstetric dalam kaitannya dengan penyebabnya. Pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya menyebabkan kemungkinan infeksi dalam rahim, persalinan prematuritas yang akan meningkatkan kesakitan dan kematian ibu maupun janinnya. Penelitian mengenai kematian ibu dan kematian bayi cukup tinggi terutama kematian perinatal, yang disebabkan karena kematian akibat kurang bulan (prematur), dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak maju, partus lama, dan partus buatan pada kasus Ketuban Pecah Dini terutama pada penanganan konservatif. (http://www.chclibrary.org/2001. diakses 12 Juni 2011). Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2008, memperkirakan angka kematian Ibu lebih dari 300-400/100.000 kelahiran hidup, yang disebabkan oleh perdarahan 28%, eklampsia 12%, abortus 13%, sepsis 15%, partus lama 18%, dan penyebab lainnya 2%. Angka kematian Ibu di Indonesia masih yang tertinggi di ASEAN, yaitu 230/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Negara-negara lain seperti Vietnam
130/100.000 kelahiran hidup, Filipina 200/100.000 kelahiran hidup, Malaysia 41/100.000 kelahiran hidup, Singapura 15/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di propinsi sulawesi selatan tahun 2009 yaitu 116/100.000 kelahiran hidup dengan penyebab perdarahan 72 orang (62,07%), eklampsia 19 orang (16,38%), infeksi 5 orang (4,31%) orang dan lain-lain 20 orang (17,24%). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas permasalahan sebagai berikut: 1. 2. Bagaimana Definisi dari KPD Bagaimana Asuhan Keperawatan klien dengan KPD? dapat dirumuskan
1.3
Tujuan umum Dapat mengaplikasikan dasar-dasar asuhan keperawatan maternitas pada klien dengan KPD.
1.4 Tujuan khusus 1. Mengetahui dan memahami definisi teori dari KPD. 2. Dapat mengapllikasikan asuhan keperawatan klien dengan KPD.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Ketuban pecah dini adalah Pecahnya selaput amnion sebelum dimulainya persalinan yang sebenarnya atau pecahnya selaput amnion sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu dengan atau tanpa kontraksi (mitayani, 2009) Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan / sebelum infartu, pada pembukaan< 4 cm (fase laten). ( Arief Mansjoer, dkk,2001) Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan mulai dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. (Manuaba, 2010). 2.2 Etiologi Penyebab ketuban pecaban pecah dini masih belum dapat diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Beberapa laporan menyebabkan faktor-faktor yang berhubungan erat dengan ketuban pecah dini, namun faktor-faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui. Adapun yang menjadi faktor resikio adalah : a. Infeksi : Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini. b. Serviks yang inkopeten, kanalis servikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan pada serviks uteri (akibat persalinan, curettage). c. Ketegangan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus) misalnya trauma, hidramion, gameli. d. Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupun amniosintesis menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini karena biasanya disertai infeksi. e. Kelainan letak, misalnya sumsang sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas panggul serta dapat menghalangi tekanan terhadap membran bagian bawah.
Faktor Predisposisi a. b. c. d. Faktor golongan darah Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu Faktor multi gravid, merokok dan pendarahan antepartum Difisiensi gizi dari tembaga atau asam askorbat (Vitamin C)
2.3 Manifestasi Klinis 1. keluar ketuban warna putih, keruh, jernih, kuning, hijau / kecoklatan sedikit / banyak 2. dapat di sertai demam bila sudah ada infeksi 3. janin mudah teraba 4. pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada , air ketuban sudah kering 5. inspeksikula, tampak air ketuban mengalir / selaput ketuban tidak ada dan air ketuban ketuban sudah kering ( Arief Mansjoer, dkk,2001) 2.4 Pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan laboratorium Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa warna, konsentrasi, bau dan PHnya. 1) Tes lakmus (tes nitrazin), jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru ,menunjukkan adanya air ketuban (alkalis). 2) Mikroskopik (tes pakis), dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering, pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran daun pakis. b. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit. 2.5 Penatalaksanaan a. Rawat rumah sakit dengan tirah baring. b. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan gawat janin.
c. Umur kehamilan kurang 37 minggu. d. Antibiotik profilaksis dengan amoksisilin 3 x 500 mg selama 5 hari. e. Memberikan tokolitik bila ada kontraksi uterus dan memberikan kortikosteroid untuk mematangkan fungsi paru janin. f. Jangan melakukan periksan dalam vagina kecuali ada tanda-tanda persalinan. g. Melakukan terminasi kehamilan bila ada tanda-tanda infeksi atau gawat janin. h. Bila dalam 3 x 24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada kontraksi uterus maka lakukan mobilisasi bertahap. Apabila pelepasan air berlangsung terus, lakukan terminasi kehamilan. 2.6 Patofisiologi Kantong amnion yang utuh berfungsi sebagai suatu mekanik terhadap. infeksi tetapi selain itu cairan amnion mempunyai beberapa sifat bakteri ostatik yang dapat memainkan peran dalam pencegahan kario amnionitis dan infeksi janin. Membran yang utuh bukan merupakan sawar mutlak terhadap infeksi karena kolonisasibakteri terjadi 10% pasien dalam persalinan cukup bulan, dengan membrane yang utuh sampai 25% pasien dalam persalinan kurang bulan. Janin kurang bulan dengan ketuban pecah dini, resiko infeksi dan sepsis yang keberadaannya di dalam rahim akan dapat menjadi problematik, bagi ibu resikonya bukan saja terjadi kariomnitis tetapi juga bisa terjadi kegagalan induksi, maka harus dilakukan operasi section caesaria. 2.7 Komplikasi Komplikasi yang biasa terjadi pada Ketuban Pecah Dini, antara lain: a. b. c. d. Infeksi intrauterin Partus premature Tali pusat menumbung Distosia (Partus kering)
2.8 WOC
Infeksi Kelainan Letak Janin Berhubungan Sexual
MK : resiko Infeksi
KPD
MK : Ansietas
MK : Intoleransi aktivitas
Klien Lemas
Klien Cemas
MK : gg Pola tidur
ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Tanggal pengkajian 1. . Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Status Agama Pekerjaan Pendidikan Alamat No.MR Ruang Rawat : Ny.I : 20 tahun : Perempuan : Sudah menikah : Islam : Ibu rumah tangga : SMA : situmbuak / Tilatang kamang : 249226 : ruang Rawat Inap kebidanan RSUD Dr.Achmad Muchtar Bukittinggi Tgl masuk : 14 agustus 2010 : 16 agustus 2010
Penanggung jawab Nama Umur Hub. Dg keluarga Pekerjaan 2. Alasan masuk Klien masuk IGD pada hari sabtu pukul 00.30 WIB, dengan keluhan keluar cairan ketuban dari pervaginaan berwarna jernih dan tidak berbau 3. Riwayat kesehatan : Tn.H : 25 tahun : suami : wiraswasta
4. Riwayat kesehatan sekarang Klien mengatakan keluar cairan ketuban dari pervaginaan sejak malam, klien mengatakan cairan ketuban yang keluar pervaginaan berwarna jernih dan tidak berbau,frekuensi ganti duk klien sebanyak 5x sehari, klien mengatakan perut terasa sakit dari pinggang sampai ke ari ari,nyeri yang dirasakan klien nyeri sedang dengan skala nyeri 6,klien mengatakan susah tidur karena nyeri yang dirasakan,frekuensi tidur klien hanya 7 jam sehari,klien mengatakan nafsu makan berkurang sejak beberapa hari yg lalu ,klien mengatakan berat badan nya menurun,BB sehat 68 Kg BB sakit 64 Kg,klien sudah 2 hari tidak ada Buang air besar, klien mengatakan cemas dan tidak mengetahui tentang penyakit yang di derita nya saat ini, klien tampak meringis dan sering memegang perut nya, porsi makan yang dihabiskan klien hanya porsi,klien mengatakan selama dirumah sakit klien hanya beraktifitas di tempat tidur, aktifitas klien di rumah sakit hanya di tempat tidur, DJJ bayi 135 x/i, HB 10,4 gr %, therapi yang diberikan ceftriaxon 2 x 1 gr dan dexametason 2 x 1 amp 5. Riwayat Kesehatan dahulu Klien sebelum nya tidak pernah mengalami penyakit yang di derita nya sekarang, klien juga tidak ada penyakit jantung, DM, hipertensi
6.
Riwayat kesehatan keluarga Keluarga klien tidak ada memiliki penyakit keturunan, menular dan kejiwaan
7.
Riwayat menstruasi : 13 tahun : teratur ( 1x/ bulan ) : 5 8 hari : 2 3x / hari : nyeri pd saat haid
Menarche Siklus haid Lama haid Ganti Duk Keluhan pd saat haid 8.
Kehamilan ada, hidup belum ada ) 9. Pemeriksaan Fisik A. Kesadaran B. BB / TB C. Tanda Tanda vital TD N : 110 / 80 mmhg : 88x / i
P : 24x /i S : 36,2 C
D. Head To Toe a. b. Rambut Mata : berwarna coklat, lurus, bersih, tidak berbau,tidak terdapat lesi : sklera tidak ihterik, konjungtiva anemis,pupil sama besar ka / ki,
palpebra tidak ada oedema, fungsi penglihatan baik,tidak menggunakan alat bantu penglihatan,bereaksi terhadap cahaya c. Telinga : simetris ka / ki , tidak terdapat serumen,tidak menggunakan alat bantu
pendengaran, fungsi pendengaran baik d. Hidung : bernafas tidak menggunakan cuping hidung,tidak terdapat serumen
,fungsi penciuman baik e. Mulut dan Gigi : mukosa bibir lembab, keadaaan gigi dan gusi tidak ada peradangan dan pendarahan, ada karies gigi, lidah bersih, keadaan mulut tidak berbau f. g. leher Paru Paru I : tidak terjadi pembengkakan tyroid : ka / ki, tidak ada lesi /
memar , bernafas tidak menggunakan otot bantu pernafasan, frekuensi pernafasan 24x / i P : tidak ada teraba massa, tidak teraba pembengkakan, getaran dinding dada terasa simetris ka/ki P A : bunyi paru paru resonan : suara nafas terdengar vesikuler
h. Jantung I
: : warna kulit dada putih,tidak ada lesi atau luka terlihat lecet, ictus cordis tidak
: terasa ictus cordis teraba pada ICS5 midclavikula dan batas jantung teraba,frekuensi jantung 88x/i
P A i.
: bunyi jantung redup : tidak terdapat bunyi tambahan Payudara : puting susu menonjong, aerola tegang menghitam, mamae tidak terlalu
A. Abdomen I P P A j. . Ekstremitas Atas : perut terlihat membuncit, kulit bersih, tidak ada luka lesi : fundus 3 jari di bawah px, letak bayi Puka, persentas kepala : timpany : bising usus ( + ), DJJ : 135x / i : : kulit berwana putih, terdapat luka bekas suntikan, tidak ada oedema
Bawah : tidak ada kelainan, tidak terdapat memar / luka lecet, tidak ada oedema k. . Genitalia : vagina keluar cairan berwarna jernih tapi tidak berbau, tidak terdapat
varises dan tidak ada oedema l. . Integumen : turgor kulit baik, kulit lembab tidak kering
E. Data Biologis No 1 Nutrisi Makan menu 2x / hari Makanan biasa 2x / hari Makanan lunak Aktifitas Di rumah Di Rumah sakit
10
4x / hari 4x /hari Jernih Agak kekuningan Khas Cair Tidak ada kesulitan BAK karena pengaruh obat dan kurang minum Berbau obat Cair Tidak ada kesulitan BAK
Siang ( - ),malam ( 09.00 ) Siang ( - ),malam ( 10 jam ) Tidak ada kesulitan tidur
(11.00),malam,(2 0.00) Siang (2 jam),malam (7 jam) Terasa nyeri pada bagian pinggang, nyeri yg dirasakan hilang timbul
4 -
Personal Hygiene mandi cuci rambut gosok gigi potong kuku aktifitas 2x/hari 1x/2 hari 3x/hari Apabila sudah panjang saja Klien dapat beraktifitas seperti dapat melakukan pekerjaan 2x/hari Belum ada cuci rambut 3x/hari Klien belum ada potong kuku Klien hanya beraktifitas di tempat tidur, dan aktifitas dibantu oleh suami nya
rumah
F. Riwayat Alergi Klien tidak memiliki alergi ( baik alergi makanan maupun alergy obat obatan ) G. Riwayat psikologis Klien mengatakan cemas dan tidak mengetahui tentang penyakit yang di alami nya saat ini. Klien dan suami klien sering bertanya kepada perawat tentang penyakit nya H. Riwayat Spritual
12
Selama di Rumah Sakit klien ada melakukan sholat 5 waktu I. Riwayat Sosial Ekonomi Suami klien bekerja sebagai wiraswasta, klien mengatakan gaji suami nya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari J. Data Penunjang Tgl 15 agustus 2010 Pemeriksaan Hemoglobin Leukosit Trombosit Hasil 10,4 gr % 9100 / ul 204.000 Normal 13 16 gr % 5000 10000 / ul 15000 40000 K. Data Pengobatan ( 15 agustus 2010 ) Ceftriaxon Dexametason Amoxilin Vit C L. Data Subjektif a. b. Klien mengatakan keluar cairan ketuban dari pervaginaan sejak malam klien mengatakan cairan ketuban yang keluar pervaginaan berwarna jernih dan tidak berbau c. d. e. klien mengatakan perut terasa sakit dari pinggang sampai ke ari ari klien mengatakan susah tidur karena nyeri yang dirasakan klien mengatakan cemas dan tidak mengetahui tentang penyakit yang di derita nya saat ini f. g. h. klien mengatakan nafsu makan berkurang sejak beberapa hari yang lalu klien mengatakan berat badan nya menurun klien mengatakan sudah 2 hari tidak buang air besar
13
2 x 1 gr ( jam 09.00 21.00 ) 2 x 1 amp ( jam 09.00 21.00 ) 3 x 1 (500 gr) 3 x 1 (100 gr)
i.
klien mengatakan selama di rumah sakit klien hanya beraktifitas ditempat tidur M. Data Objektif
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n.
klien tampak lemah klien tampak cemas porsi yang dihabiskan klien hanya porsi BB sehat 68 Kg, BB sakit 64 Kg cairan yang keluar dari vagina berwarna jernih dan tidak berbau frekuensi ganti duk klien sebanyak 5x dalam sehari nyeri yang dirasakan klien nyeri sedang dengan skala nyeri 6 frekuensi tidur klien hanya 7 jam sehari aktifitas klien di rumah sakit hanya di tempat tidur therapi yg diberikan ceftriaxon 2 x 1 gr dan dexametason 2 x 1 amp DJJ bayi 135 x / i HB klien 10,4 gr % klien sering bertanya tentang penyakit nya TTV TD : 110 /80 mmhg N : 88x/i P : 24x/i S : 36,2 C
14
klien mengatakan keluar cairan ketuban Dini dari pervaginaan sejak malam
klien mengatakan cairan ketuban yang keluar pervaginaan berwarna jernih dan tidak berbau DO :
cairan ketuban yang keluar dari vagina berwarna jernih dan tidak berbau
2 -
DS :
Ketegangan otot
Nyeri akut
klien mengatakan perut terasa sakit dari rahim pinggang sampai ke ari ari
ttv
15
t tt
3 -
DS :
Kurangnya
Ansietas
klien mengatakan cemas terhadap penyakit pengetahuan klien tentang penyakit yang di derita nya KPD klien mengatakan tidak mengetahui ttg penyakit yang di alami nya DO :
4 -
klien tampak cemas klien sering bertanya tentang penyakit nya DS : klien mengatakan susah tidur karena nyeri yang dirasakan
klien mengatakan frekuensi tidur hanya 7 jam dalam sehari DO : Peningkatan HIS Gangguan pola istirahat : tidur
5 -
DS :
Intake yang tidak Gangguan klien mengatakan kurang nafsu makan adekuat pemenuhan kebutuhan nutrisi
sejak beberapa hari yang lalu klien mengatakan berat badan nya menurun DO : porsi makanan yang dihabiskan klien
16
B.
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan ketegangan otot rahim Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak ade kuat Ansietas berhubungan dengan kurang nya pengetahuan klien tentang penyakit KPD Resiko Infeksi berhubungan dengan Ketuban Pecah Dini C. No Intervensi Diagnosa keperawatan 1` Resiko Infeksi b /d Ketuban pecah dini DS : klien mengatakan keluar cairan dari pervaginaan klien mengatakan cairan ketuban yangkeluar pervaginaan berwarna jernih dan tidak berbau DO : cairan yang keluar berwarna jernih dan tidak
17
Tujuan dan kriteria hasil Tujuan infeksi tidak terjadi kriteria hasil tidak ada keluar lagi cairan dari pervaginaan DJJ janin normal Leukosit klien kembali normal Suhu 36 37 -
Intervensi
Rasional
bina hubungan saling percaya melalui komunikasi therapeutik pantau keadaan umum klien berikan lingkungan yang nyaman untuk klien berikan obat sesuai order dokter
monitor TTV
DS : klien mengatakan perut terasa sakit dari pinggang ke ari ari DO : klien tampak meringis klien tampak memegangi perut nya nyeri yang dirasakan klien nyeri sedang dengan skala nyeri 6 3 Ansietas b / d kurang nya pengetahuan klien tentang penyakit KPD DS : Kriteria hasil klien sudah mengerti tentang penyakit dan Tujuan ansietas ( - ) P :24 x /i S :36 -37 klien mengatakan rasa nyeri pada perut klien berkurang TTV kembali normal TD : 120 / 80 mmhg N : 60 120 x/i klien tampak tenang / rileks -
ajarkan klien teknik relaksasi atur posisi klien berikan lingkungan yang nyaman dan batasi pengunjung
- tinjau proses penyakit dan harapan masa depan dorong klien untuk istirahat total berikan
18
penyakit nya klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit yang di derita nya DO :
Gangguan Pola istirahat Tidur berhubungan dengan Peningkatan HIS DS : klien mengatakan susah tidur karena nyeri yang dirasakan klien mengatakan frekuensi tidur hanya 7 jam dalam sehari DO : Tujuan : - istirahat dan tidur klien terpenuhi Kriteria hasil : - menunjukkan pola tidur yang adekuat - kaji kebiasaan pola tidur patien - berikan lingkungan yang nyaman seperti keadaan ruangan dan penerangan ruangan - batasi pengunjung
19
5 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak ade kuat DS : klien mengatakan kurang nafsu makan sejak beberapa hari yang lalu klien mengatakan berat badan nya menurun DO : porsi makanan yang dihabiskan klien porsi BB sehat 68 Kg, BB sakit 64 Kg Tujuan : - kebutuhan nutrisi klien terpenuhi Kriteria hasil - tidak menunjukkan tanda tanda mal nutrisi - BB dalam batas normal - menunjukkan pemasukan yang adekuat - motivasi klien untuk menghabiskan makanan - berikan makanan yang hangat dan bervariasi - auskultasi bising usus, catat ada nya nyeri abdomen, mua muntah - timbang BB klien - kaji tanda tanda mal nutrisi
20
D. No 1
Implementasi dan Evaluasi Dx I Jam 08.00 WIB Implementasi - membina hubungan saling percaya melalui komunikasi therapeutik 08.45 WIB - memantau keadaan umum klien, seperti kesadaran klien ,cairan yg keluar dari pervaginaan klien, TD,N,S,P klien R/p : cairan yg keluar dari pervaginaan masih ada, 09.30 WIB kesadaran baik, - memberikan obat injeksi Ceftriaxon 1 gr dan dexametason 1 amp ( IV ) 11.00 WIB II R/p : ceftriaxon dan dexametasn sudah diberikan - memberikan lingkungan yang nyaman seperti kenyamanan ruangan dan membatasi pengunjung S : klien mengatakan 11.25 WIB R/p : klien dapat beristirahat pinggang sampai ke ari ari masih terasa nyeri Evaluasi S : klien mengatakan masih ada keluar cairan dari pervaginaan tapi tidak begitu banyak O : warna cairan jernih dan tidak berbau A : masalah belum teratasi P : intervensi 2 4 dilanjutkan
21
11.30 WIB
13.00 WIB
R/p : skala nyeri klien 6 - mengajarkan klien teknik relaksasi dengan cara tarik nafas dalam sebanyak 3 x - R/p : klien dapat melakukan teknik relaksasi yg di ajarkan
P : intervensi 1 5 dilanjutkan
13.45 WIB
,nyeri sedikit berkurang - mengatur posisi klien dengan miring kiri saban 2 jam R/p : klien dapat melakukan miring kekanan dank e kiri
14.00 WIB
saban 2 jam - memberikan lingkungan yang nyaman dg batasi pengunjung R/p : klien merasa tenang dan dapat beristirahat
08.00 WIB
Intervensi dihentikan Klien pulang dengan kemauan sendiri Pd tgl 16 agustus 2010 pukul 17.30 WIB
P I E : soap
23
BAB III PENUTUP 3.1 kesimpulan Ketuban pecah dini adalah Pecahnya selaput amnion sebelum dimulainya persalinan yang sebenarnya atau pecahnya selaput amnion sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu dengan atau tanpa kontraksi (mitayani, 2009). 3.2 Saran Diharapakan dengan adanya makalah ini mahasiswa keperawatan bhakti wiyata mampu mengimplementasikan asuhan keperawatan pada ibu denganketuban pecah dini di masyarakat.
24
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius FKUI Mitayani. 2009. Asuhan keperawatan maternitas. Jakarta : Salemba Medika Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Interverensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, Ed. 7. Penerbit Buku Kedokeran. Jakarta: EGC.
25