You are on page 1of 9

TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH MANAGEMEN KESUBURAN TANAH

Defisiensi Unsur Hara P Pada Tanaman Jagung

Kelompok :

1. Ubaidillah 2. Dhani Galih R. 3. Imas Nurwanti 4. Nadia agung 5. M. Khafid Musafa

(1050402131110

(105040213111036) (105040213111049) (105040213111042) (10504021311105)

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang 2012

I.

Pendahulun

1.1 Latar belakang Dalam rangka mendukung program pengembangan agribisni jagung untuk mencapai hasil yang maksimal maka perlu pengkajian tentang pemupukan pada jagung, tetapi pada daerah tertentu masih banyak tanaman jagung yang tidak berproduksi secara optimal akibat dari jenis tanah dan pemberian pupuk yang tidak tempat. Tanah merupakan faktor penting dalan produksi pertanian dan media tumbuh tanaman, sedangkan pemberian pupuk atau penambahan unsur hara di dalam tanah baik organik maupum anorganik bertujuan untuk menyeimbangkan unsur hara dalam tanah agar mencapau produksi tanaman jagung yang optimal, namun tidak sering walaupu telah dilakukan pemupukan hasil dari produksi tanaman masih belum optimal akibat dari pencucian tanah yang berlibahan dan faktor jenis tanah tertentu yang dapat menyerap unsur hara yang menyebabkan tanah menjadi miskin akan unsur hara tertentu. Kekurangan unsur merupakan gejala yang di tunjukkan oleh tanaman berupa ketidak normalan tanaman secara fisik, banyak metode untuk mengevaluasia kesuburan tanah di dasarkan pada observasi atau pengukuran parameter pertumbuhan tanaman yang sedang tumbuh. Metode metode seperti ini mempunyai banyak keunggulan. Karena tanaman berfungsi sebagai indikator dari semua faktor pertumbuhan dan merupakan produk yang dituju oleh petani penanamnya. Gejala kekurangan unsur hara ini ditimbulkan karena kebutuhan hara yang tidak terpenuhi baik dari tanah maupun dari pemberinan pupuk. Tanaman kekurangan unsur hara tertentu, maka gejal defisiensi yang spesifik akan muncul. Metode visual ini sangat unik karena tidak memerlukan perlengkapan yang mahal dan banyak serta dapat digunakan sebagai penunjang informasi yang sangat penting untuk perencanaan pemupukan pada musim berikutnya dalam mengatasi kekurangan hara. 1.2 Tujuan 1. Mengetahui permasalahan defisiensi pada tanaman jagung. 2. Memahami gejala kekurangan unsur hara pada tanaman jagung. 3. Melakukan pengamatan jagung tentang kerugian akibat dari defisiensi unsur hara. 4. Melakukan kajian tentang faktor faktor yang menyebabkan defisiensi unsur hara. 1.3 Rumusan masalah Masih banyaknya tanah tanah yang ada di indonesia yang miskin akan unsur hara fosfor, akibat dari beberapa jenis tanah yang menyerap unsur hara fosfor kedalam tanah. Dan akar tanaman tidak dapat menjangkau untuk memeperoleh unsur hara tersebut. Selain itu adanya gejala kekurangan unsur P pada tanaman pangan yang mengakibatkan kerugian secara menyeluruh pada komoditas tanaman pangan di indonesia.

II.

Metode

2.1 Perubahan ststus fosfor tanah akibat pemberian bokashi kulit buah kakao pada inseptisols palolo Penelitian yang dilakukan diawali dengan pembuatan ekstrak kompos limbah kakao. Proses ekstraksi secara biologi dilakukan dengan mencampur kompos organik yang telah matang dengan air (1:5 v/v) 1 bagian kompos+5 baguan air, kenudian dimasukkan dalam wadah fermentasi dengan kondisi aerob dan waktu fermentasi 8 hari. Setelah fermentasi selesai , kompos disaring untuk memperoleh ekstrak kompos yang disebut dengan ekstrak proses fermentasi. Hasil ekstrak proses fermentasi dianalisis di laboratorium, untuk mengetahui kandungan N, P dan K. Dalam analisis ekstrak, pH diukur dengan elektroda kaca, konsentrasi (Ca, K, dan Na) ditetapkan dengan AAS, konsentrasi (Mg) ditetapkan dengan flame photometer, total Nitrogen (NT) dengan alat Dima-Total Organik Karbon-100, P ditetapkan dengan Spektro-photometer, dan senyawa asam organik dengan HPLC. Sampel tanah seberat 7 kg dicampur merata dengan pupuk dasar, kemudian dimasukkan ke dalam pot dan didiamkan selama 3 hari dalam kondisikapasitas lapang. Setelah sampel tanah siap, kemudian mulai melakukan penanaman dengan menggunakan 3 biji jagung untuk setiap pot. Setelah tanaman tumbuh baik (7 hst) diadakan penjarangan dengan memilih dancmempertahankan satu tanaman yangcpertumbuhannya lebih baik dan seragam padacsetiap pot. Tanaman yang pertumbuhannyackurang baik dicabut. Selama pertumbuhan,ctanaman dijaga dari gulma serta seranganchama dan penyakit. Kadar air tanah dipertahankan pada kondisi kapasitas lapang. Setelah tanaman sampai pada masa pertumbuhan vegetatif maksimum, tanaman tersebut kemudian dipanen untuk dianalisis di Laboratorium. (Wahyudi, Imam. 2010) 2.2 Ketersedianan dan serapan hara P tanaman jagung manis pada oxic dystrudepts palolo akibat pemberaian ekstrak kompos limbah kakao

Penelitian diawali dengan pembuatan ekstrak kompos limbah kulit buah kakao. Proses ekstraksi secara biologi dilakukan dengan mencampur kompos organik yang telah matang dengan air (1 : 5 v/v) 1 bagian kompos +5 bagian air, kemudian dimasukkan dalam wadah fermentasi dengan kondisi aerob dan waktu fermentasi 8 hari. Setelah fermentasi selesai, kompos disaring untuk memperoleh ekstrak kompos. Hasil ekstrak proses fermentasi dianalisis di Laboratorium, untuk mengetahui kandungan N, P dan K. Dalam analisis ekstrak, pH diukur dengan elektroda kaca, konsentrasi (Ca, K, dan Na) ditetapkan dengan AAS, konsentrasi (Mg) ditetapkan dengan flame photometer, total Nitrogen (NT) dengan alat Dima-Total Organik Karbon-100, P ditetapkan dengan Spektro-photometer, dan senyawa asam organik dengan HPLC. Sampel tanah seberat 7 kg dicampur merata dengan pupuk dasar, dimasukkan ke dalam pot dan didiamkan selama 3 hari dalam kondisi kapasitas lapang. kemudian mulai melakukan penanaman dengan menggunakan 3 biji jagung untuk setiap pot. Setelah tanaman tumbuh baik (7 hst) diadakan penjarangan dengan memilih dan mempertahankan satu tanaman yang pertumbuhannya lebih baik dan seragam pada setiap pot. Selama pertumbuhan, tanaman dijaga dari gulma serta serangan hama dan penyakit. Kadar air tanah dipertahankan pada kondisi kapasitas lapang. Setelah tanaman sampai pada masa pertumbuhan vegetatif maksimum, tanaman tersebut dianalisis di Laboratorium.
(Darman, Saiful. 2008)

III.

Pembahasan

3.1 Sumber fosfor Fosfor dijumpai dalam tanah dan tanaman, dalam bentuk organik dan anorganik, yang berperan dalam proses pelepasan dan penyimpanan energi dalam metabolisme seluler. Dalam bahan organik tanah, hanya sedikit P dijumpai namun memegang peranan penting. (Alexander, 1084), jumlah P total dalam suatu tanah yang dapat diamati lebih kurang 0,1% dan hanya sebagian kecil tersedia untuk tanaman (Wardana, 1999). Fosfor (P) termasuk unsur hara makro esensial yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman, namun kandungannya didalam tanah lebih rendah disbanding nitrogen (N), kalium (K), dan kalsium (Ca), Fosfor sebagian besar berasal dari pelapukan batuan mineral alami, sisanya berasal dari pelapukan bahan organik.Sebagian besar fosfor yang mudah larut diambil oleh mikroorganisme tanah untuk pertumbuhan.Fosfor ini akhirnya diubah menjadi humus. (NOvizan 2005) Sumber unsur Fosfor pada tanaman berasal dari DiAmmonium Phosphat (DAP) granule yang mempunyai kelarutan yang tinggi. Ada penambahan Rock Phosphat yang dibentuk menjadi granular dan biasa disebut Filler. Fosfat sebagai pupuk alam tidak cocok untuk tanaman pangan, karena tidak larut dalam air sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan. Fosfat untuk pupuk tanaman pangan perlu diolah menjadi pupuk buatan. Di Indonesia, jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan guano (kadar P2O5= 0,17-43 %). Keterdapatannya di Propinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT, sedangkan tempat lainnya adalah Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya. Di Indonesia, eksplorasi fosfat dimulai sejak tahun 1919. Umumnya, kondisi endapan fosfat guano yang ada ber-bentuk lensa-lensa, sehingga untuk penentuan jumlah cadangan, dibuat sumur uji pada kedalaman 2 -5 meter. Selanjutnya, pengambilan contoh untuk analisis kandungan fosfat.Eksplorasi rinci juga dapat dilakukan dengan pemboran apabila kondisi struktur geologi total diketahui. Sumber fosfat umumnya diperoleh dari batuan fosfat. Batuan fosfat ini tidak dapat digunakan langsung sebagai pupuk disebabkan oleh sifat daya larutnya yang terlalu kecil dalam air sehingga diusahakan untuk merubahnya menjadi senyawa fosfat yang mudah larut dalam air, sehingga mudah diserap oleh akar tumbuh tumbuhan. Organisme membutuhkan fosfor untuk banyak hal. Daur fosfor lebih sederhana daripada daur-daur lainnya karena daur fosfor tidak melibatkan atmosfer. Fosfor hanya ada dalam bentuk fosfat, yang diserap tanaman dan digunakan untuk sintesis senyawa organik. Humus dan partikel tanah mengikat fosfat, hal ini menyebabkan daur fosfat bersifat lokal. Sumber utama unsur fosfat adalah batuan, bahan organik tanah, tanaman serta PO4yang terkandung dalam tanah.

3.2 Faktor yang mempengaruhi ketersediaan fosfor dalam tanah Ketersediaan fosfor didalam tanah ditentukan oleh banyak faktor, tetapi yang paling penting adalah pH tanah. Pada tanah ber- pH rendah, fosfor akan bereaksi dengan ion besi dan aluminium. Reaksi ini membentuk besi fosfat atau aluminiumfosfat yang sukar larut dalam air sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman. Pada tanah ber pH tinggi, f osfor akan bereaksi dengan ion kalsium. Reaksi ini membentuk ion kalsium fosfat yang sifatnya sukar larut dan tidak dapat digunakan oleh tanaman. Dengan demikian, tanpa memperhatikan pH tanah, pemupukan fosfor tidak akanberpengaruh bagi pertumbuhan tanaman. Selain pH, faktor lain yang menentukan pasokan fosfor pada tanaman adalah sebagai berikut : a) Aerasi Ketersediaan oksigen di dalam tanah (aerasi) diperlu kan untuk meningkatkan pasokan f osfor lewat proses perombakan bahan organik oleh mikroorganisme tanah. Pada tanah padat atau tergenang air, penyerapan f osfor dan unsur- unsur lainnya akanterganggu. b) Temperatur Secara langsung temperatur kamar dapat meningkatk an atau menurunkan ketersediaan f osfor. Pada temperatur yang relatif hangat, ketersediaan fosfor akanmeningkat karena proses perombakan bahan organik juga meningkat. Kete rsediaan fosfor menipis di daerah yang bersuhu rendah. c) Bahan organik Sebagian besar fosfor yang mudah larut diambil oleh mikroorganisme tanah untuk pertumbuhannya.Fosfor ini akhirnya diubah menjadi humus. Karena itu, untuk menyediakan cukup fosfor, kondisi tanah yang menguntungkan bagi perkembangan mikroorganisme tanah perlu dipertahankan. d) Unsur hara lain Tercukupinya jumlah unsur hara lain dapat meningkatkan penyerapan fosfor. Ammonium yang berasal dari nitrogen dapat meningkatkan penyerapan fosfor.Kekurangan unsur hara mikro dapat menghambat respon tanaman terhadap pemupukan fosfor.

3.3 Klasifikasi fosfor Kelarutan fosfor didalam fosfat pembawa yang berbeda akan bervariasi.Kelarutan pupuk fosfat dalam air tidak selalu menjadi kriteria yang terbaik dalam ketersediaan unsur ini pada tanaman. Penentuan fosfor tidaklah mudah ketika ketersediaan unsur- unsur pupuk ditentukan dengan cepat dalam sampel. Metode kimia yang telah dikembangkan dimana penilaian yang cukup baik adalah larut dalam air, ketersediaan, dan kandungan fosfor total dari pupuk. Istilah yang sering menggambarkan kandungan fosfor dalam pupuk adalah dengan menentukan kelarutannya dalam air, kelarutan dalam sitrat, tidak larut dalam sitrat, ketersediaannya dan fosfat total sebagai P2O5 Sampel kecil yang akan dianalisa,pertama kali diekstraksi dengan air, kemudian endapannya disaring, dan fosfor yang terkandung dalam filtrat ditentukan. Kandungan fosfor dari filtrat ditentukan dan dinyatakan sebagai persentase berat total sampel. Ini mewakili fraksi sampel yang larut dalam air. Fosfor yang larut dalam sitrat . Residu tersebut ditambahkan laruta n ammonium sitrat 1 N, kemudian diekstraksi. Kandungan fosfor dari filtrat ditentukan dan dinyatakan sebagai persentase berat total sampel, ini dinamakan fosfor yang larut dalam sitrat. Fosfor tersedia.Jumlah fosfor yang larut dalam air dan larut dalam asam sitrat 2 % mewakili taksiran yang tersedia untuk tanaman.Fosfor total. Fosfor total dapat ditentukan secara langsung tanpa langkah langkah yang d igambarkan (Tisdale, 1975). 3.4 Manfaat Fosfor Pada Tanaman Fosfor merupakan unsur untuk pertumbuhan di dalam tanaman, berfungsi untuk pembentukkan protein, lemak, biji - bijian. Kadar hara P pada daun yang di analisis tidak menunjukkan adanya perbedaan antara tanaman yang mengalami patah daun.Namun tanaman yang tidak mengalami patah daun juga tidak menunjukkan adanya pola yang jelas. Kadar P berkisar dari 0,14 sampai 0,25%, adapun manfaatnya sebagai berikut : Memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang baik sehingga tanaman dapat mengambil unsur hara lebih banyak dan pertumbuhan tanaman menjadi sehat serta kuat. Menggiatkan pertumbuhan jaringan tanaman yang membentuk titik tumbuh tanaman. Memacu pembentukan bunga dan masaknya buah/biji, sehingga mempercepat masa panen. Memperbesar persentase terbentuknya bunga menjadi buah dan biji. Menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit 3.5 Gejala Kekurangan Unsur Hara Fosfor Pada Tanaman Fosfor diikat atau difiksa si dalam persenyawaan- persenyawaan yang berhubungan dengan Ca, dan Mg, tersedia P di dalam tanah sangat berhubungan erat dengan keadaan pH tanah. Gejala kekurangan unsur hara fosfor adalah : Gejala awal : terlihat pada daun paling bawah atau daun dua wama, daun hijau gelap. Ukuran daun mengecil dan pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Gejala lanjut : jumlah bunga menurun, ukuran buah kecil. Tanaman akan tumbuh kerdil. Pada tanaman muda, daun akan berwarna hijau tua keunguan. Kadang- kadang tampak pula warna hijau kekuning - kuningan karena kekurangan

Fosfor cenderung menghambat penyerapan unsur hara Nitrogen. Warna kekuningan ini akan lebih dulu dijumpai pada daun tua karena sifat fosfor yang mobil dalam tanah, sehingga dalam keadaan kekurangan, unsur hara fosfor dengan cepat ditranslokasikan ke bagian tanaman yang lebih muda. Pada tanaman buah - buahan pucuk daun akan berwarna browns atau ungu. Pembentukan bunga/buah/biji terhambat sehingga panen terlambat. Selain itu persentase bunga yang menjadi buah menurun karena penyerbukan yang tidak sempurna. (Anonymous, 2012)

IV.

Penutup

4.1 Kesimpulan Fosfor adalah salah satu unsur hara makro yang dapat ditemukan dalam bentuk organik dan anorganik, yang berperan dalam proses pelepasan dan penyimpanan energi dalam metabolisme seluler. Fosfor merupakan unsur untuk pertumbuhan di dalam tanaman, berfungsi untuk pembentukkan protein, lemak, biji bijian. Ketersediaan fosfor didalam tanah ditentukan oleh banyak factor yaitu aerasi, temperatur, bahan organik dan unsur hara lain. Tetapi yang paling panting adalah faktor pH. Gejala kekurangan unsur hara P diantaranya yaitu daun daun paling bawah atau daun dua wama, daun hijau gelap. Ukuran daun mengecil dan pertumbuhan tanaman menjadi lambat, tanaman akan tumbuh kerdil. Fosfor dapat diperoleh secara alami dan buatan, fosfor yang didapatkan secara alami berasal dari batuan fosfat yang terbentuk di dalam tanah, dan untuk menjadi fosfor perlu adanya organisme organisme tanah yang melakukan penghancuran atau yang telah mengalami proses pelapukan secara alami dan di serap oleh akar tanaman. Selain dari batuan phospat fosfor juga dapat diperoleh dari sisa tanaman yang telah mengalami proses pelapukan atau berasal dari bahan organik tanah. Sedang yang buatan yaitu memanfaatkan guano atau kotoran kelelawar dan diolah menjadi butiran butiran yang mudah untuk di serap oleh akar tanaman.

Daftar pustaka Anonymous, 2012. http://www.petrokimia-gresik.com/sp_36.asp. diakses tanggal 18 oktober 2012 Sasongko WR, Luh Astiti. 2010. Identifikasi gejala kekurangan unsur hara pada tanaman jagung. Badan penelitian dan pengembangan pertanian balai pengkajian teknologi pertanian. NTB Wahyudi, Imam. 2010. KAJIAN PERUBAHAN STATUS FOSFOR TANAH AKIBAT PEMBERIAN BOKASHI KULIT BUAH KAKAO PADA INSEPTISOLS PALOLO. J. Agroland 17 (2) : 131 - 137 Darman, Saiful. 2008. KETERSEDIAAN DAN SERAPAN HARA P TANAMAN JAGUNG MANIS PADA OXIC DYSTRUDEPTS PALOLO AKIBAT PEMBERIAN EKSTRAK KOMPOS LIMBAH BUAH KAKAO. J. Agroland 15
(4) : 323 - 329,

You might also like