You are on page 1of 5

DAMPAK ELECTROCONVULSIVE THERAPY TERHADAP KEMAMPUAN MEMORY KLIEN DI RSJP BANDUNG

Lina Safarina

ABSTRAK
Penelitian tentang Dampak Electroconvulsive therapy terhadap kemampuan memory klien di Rumah Sakit Jiwa Pusat Bandung betujuan untuk mengetahui adanya pengaruh ECT terhadap kemampuan mengingat. Jenis penelitian Quasi experimen pre dan post test one group design terhadap 25 responden dengan karakteristi : belum pernah mendapat tindakan ECT, tindakan ECT yang akan diberikan adalah ECT konvensional , tidak mendapatkan terapi yang dapat menurunkan kesadaran saat pengukuran kemampuan memory, dan kooperatif. Untuk menjawab penelitian dilakukan test terstandar untuk mengukur kemampuan immediate, recent dan remote memory. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan immediate memory menurun setelah tindakan ECT kurang dari 48 jam dan pulih setelah tindakan ECT lebih dari 48 jam. Kemampuan recent memory menurun setelah tindakan ECT kurang dari 48 jam dan belum pulih setelah tindakan ECT lebih dari 48 jam, kemampuan remote memory tidak berubah setelah tindakan ECT. Untuk memulihkankemampuan recent memory dan mempercpat waktu pemulihan immediate memory diperlukan asuhan keperawatan. Metode yang dapat diterapkan antara lain metode loci, metode chunking, metode cerita, atau metode P Q 4 R. Karena masih terbatasnya asuhan keperawatan pada klien gangguan memory, maka perlu penelitian lebih lanjut mengenai metode peningkatan kemampuan memory yang tepat pad aklien gangguan jiwa. Kata kunci : Electroconvulsive therapy, Kemampuan memory

LATAR BELAKANG MASALAH


Electro convulsive therapy sebagai bentuk terapi fisik dengan menggunakan arus listrik melalui electrode dengan voltase diatur dari tingkat terendah yang akan menghasilkan efek terapi. Ect telah banyak dilakukan diberbagai negara, di Amerika Serikat ECT telah digunakan 70 % dengan gangguan bipolar dan 17 % dengan gangguan skizofrenia.

Indikasi pemakaian ECT adalah pada klien depresi, gangguan psikomotor, klien dengan resiko tinggi bunuh diri, klien dengan dehidrasi dan menolak makan, klien dengan pengobatan yang tidak efktif. Kontra indikasi Ect adalah klien dengan gangguan skeletal, klien dengan tumor otak/kondisi yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra cranial dan klien dengan dangguan cardiovaskuler seperti myocard infarct dan trombosis koroner. Beberapa macam pelaksanaan ECT adalah ECT secara konvensional, yaitu

17

tanpa anestesi dan ECT dengan monitor yaitu ECT dengan menggunakan anestesi ECT yang dilakukan secara konvensional maupun dengan anastesi dapat menimbulkan komplikasi. Komplikasi yang mungkin timbul dari tindakan ECT secara konvensional adala dapat terjadi luxasio mandibula, fraktur, dan kompresi pada vertebratae. Sedangkan komplikasi yang mungkin timbul baik dari tindakan ECT secara konvensional maupun monitor adala dapat terjadi kematian karena apneu, tidak jarang timbul sakit kepala, tetapi sakit kepala ini tidak berat dan berlangsung tidak lama. Selain itu, dari segi kognitif diduga dapat menimbulkan penurunan kemampuan memory. Sampai saat ini ECT masih menimbulkan kontroversi, karena keefektifannya masih dipetanyakan, adanya ketakutan publik yang dihubungkan dengan asumsi bahwa ECT dapat menimbulkan kerusakan otak, selain itu adanya anggapan ECT dapat menimbulkan gangguan memory/ hilang ingatan. Penurunan kemampuan memory akibat tindakan ECT sifatnya reversible, dapat berlangsung beberapa jam atau beberapa hari dan pulih kembali. Tetapi pada beberapa klien menunjukkan adanya keluhan penurunan daya ingat yang menetap. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis penurunan memory setelah tindakan ECT jenis konvensional pada klien post ECT di RSJP Bandung , agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi kemampuan jenis memory yang terganggu.

BAHAN DAN CARA KERJA


Metode penelitian eksperimen dengan jenis Quasi eksperimen , dimana observasi dilakukan sebelum melakukan eksperimen dan setelah melakuakan eksperimen . perberaan observasi setelah eksperimen dan sebelu eksperimen ( O2 O1 ) merupakan efek dari eksperimen/treatment. Dalam penelitian ini penulis membandingkan kemampuan memory sebelum dan setelah tindakan Ect untuk jenis berbagai jenis memory ( immediate, resent dan remote memory ). Tehnik pengambilan sample dalam penelitian ini adalah purposive sample. Sample dalam penelitian ini memiliki karakteristik : belum pernah mendapatkan tindakan ECT, tindakan ECT yang diberikan adalah konvensional, tidak mendapatkan terapi yang dapat menurunkan kesadaran pada saat pengukuran kemampuan memory, bukan pecandu alcohol dalam jangka waktu yang lama yang menyebabkan degenerasi otak, kooperatif ( tidak dalam kondisi cemas, depresi, retardasi, inkoheren ) Tehnik pengumpulan data mempergunakan bentuk tes terstandar. Tes terstandar yang digunakan untuk mengukur kemampuan immediate memory adalah tes digit span. Untuk mengukur recent memory digunakan test empat kata yang tidak berhubungan,. Untuk mengukur kemampuan remote memery digunakan test informai pribadi pada masa lalu. Pada proses pengumpulan data terlebih dahulu dilakukan informed consent pada klien atau keluarga. Proses pengumpulan data ( pengukuran kemampuan memory ) dilakukan tiga kali, yaitu sebelum tindakan ECT, setelah tindakan ECT

18

kurang dari 48 jam dan setelah tindakan ECT lebih dari 48 jam. Rentang waktu 48 jam ini ditetapkan karena adanya teori yang menyatakan bahwa 99 % klien dapat terjadi pemulihan kemampuan memory dalam waktu 48 jam setelah tindakan ECT. Tehnik analisa data dilakukan setelah pengukuran kemampuan memory dengan cara tes digit span, tes empat kata yang tidak berhubungan dan tes pengalaman pada masa lalu, dimana masing masing tes diberikan skor. Skor untuk immediate memory berkisar 0-9, dengan criteria immediate memory normal skor 5 9 dan immediate memory terganggu dengan skor 0 4. Skor untuk fungsi

recent memory normal adalah 3 4 dan skor untuk recent memory terganggu adalah 0 2. Skor untuk remote memori normal adalah 3 4 dan untuk remote memory terganggu adalah 0 2 Untuk menganalisa hasil tindakan pre dan post ECT dilakuakan uji tanda dengan pertimbangan data yang digunakan berbentuk ordinal. Dengan rumus uji statistik : P ( K k n,0.50 ) Keterangan : K : variable acak k : Harga statistik uji yang teramati n : ukuran sample yang efektif

HASIL
TABEL I Perbandingan kemampuan memory pre ECT dan post ECT
JENIS MEMORY

PERBANDINGAN KEMAMPUAN MEMORY


PRE ECT DAN POST ECT< 48JAM STATISTIK KRITERIA UJI UJI (K 0 16, 0,05 0,000< ) = 0,000 = 0,05. taraf kepercayaan 95 % (K 1 10 , 0,0108< 0,05 ) = 0,0108 = 0,05. taraf kepercayaan 95 % (K 1 5, 0,05 ) = 0,1874 0,1874> = 0,05. taraf kepercayaan 95 % PRE ECT DAN POST ECT > 48 JAM STATISTIK KRITERIA UJI UJI (K 0 4, 12, 0,1937 >/2 0.50 ) = 0,1937 = 0,05. taraf kepercayaan 95 % 0,0112 < 0,025 (K 4 13, 0.50 ) = 0,0112 = 0,05. taraf kepercayaan 95 % (K 2 6, 12, 0,3438 >/2 0.50 ) = 0,3438 = 0,05. taraf kepercayaan 95 %

IMEDIATE MEMORY

RECENT MEMORY

REMOTE MEMORY

Dari table di atas dapat dilihat bahwa ECT ini berpengaruh pada kemampuan immediate memory

sebelum 48 jam, dan kemampuan memori ini pulih setelah 48 jam. ECT juga berpengaruh pada kemampuan

19

memory sebelum 48 jam dan belum pulih kemampuan recent memory ini setela 48 jam. Pada remote memory, ECT tidak berpengaruh baik sebelum 48 jam maupun setlah 48 jam tindakan ECT.

DISKUSI
Proses terjadinya penurunan kemampuan immediate memory dan recent memory sebelum 48 jam dan pulih untuk immediate memory setelah 48 jam, sedangkan recent memory belum pulih setelah 48 jam, belum diketahui secara pasti, karena mekanisme kerja ECT itu sendiri belum diketahui secara pasti. Penurunan kemampuan immediate dan recent memori ini berkaitan berkaitan dengan system limbic, sehingga dapat timbul kemungkinan aliran listrik dari ECT berpengaruh pada system limbic yang menyebabkan penurunan kemampuan immediate dan recent memory. Meskipun kemampuan immediate memory dapat pulih sebelum 48 jam , bukan berarti tidak perlu tindakan keperawatan. Dalam hal ini perawat perlu menerapkan berbagai metode peningkatan kemampuan immediate memory sehingga diharapkan memory dapat pulih sebelum 48 jam. Tindakan yang dapat diberikan diantaranya dengan metode chunking, PQ4R, loci. Perlu penelitian kembali pada jangka berapa lama recent memory dapat pulih, karena pada 48 jam setelah ECT ternyata belum pulih, mungkin dapat diteliti pada waktu 60 jam atau 72 jam sehingga dapat dipastikan bahwa kemampuan memory ( recent 0 tetrap akan pulih setelah tindakan ECT

diambil kesimpulan bahwa ECT berpengaruh pada kemampuan memory. Dalam hal ini ECT menurunkan kemampuan immediate dan recent memory, dan tidak berpengaruh poada remote memory. Kemampuan immediate memory dapat pulih sebelum 48 jam dan kemampuan recent memory belum dapat pulih setelah 48 jam. Penatalaksanaan klien dengan tindakan ECT sebaiknya tidak hanya memperhatikan aspek fisik saja, tapi aspek kognitif dalam bentuk penatalaksanaan kemampuan memory post Ect perlu dilakukan oleh perawat, agar klien tidak mengalami gangguan memori yang irreversible setelah tindakan ECT.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta Chaplin, C.P. 1981. Dictionary of psychology. New york : Dell Publishing CO Gregory. Ian . 1983. Essencial of clinicall practice. USA : Little Brown Company Hawari, Dadang. 1996. Al Quran, Ilmu Kedokteran dan kesehatan Jiwa. Jakarta. Gramedia Husmawati, 1999. makalah Penatalaksanaan ECT. Tidak diterbitkan Lumbantobing. 2000. Neurologi Klinik : Pemeriksaan Fisik dan Mental. FK UI . Jakarta Stuart & Sundeen, 1997. Principles and Practice of Psyciatric Nursing. 3 th Ed. St Louis : the CV Mosby Company Turkington, Carol . 1996. Better memory. New york. The CV Mosby Com

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian terhadap 25 orang responden dapat

20

21

You might also like