You are on page 1of 6

O86RF8FPEMERIKSAAN REFLEKS PATOLOGIS Oleh: dr.Rizki Hanriko A. TEMA Keterampilan patologis.

pemeriksaan

fisik

tanda-tanda

sebelumnya ketika ia sedang makan. Dan keluarganya mendengar pasien ini mulai pelo ketika berbicara. Sebagai dokter yang memeriksanya anda menduga pasien ini terkena stroke dan anda akan melakukan pemeriksaan neurologis diantaranya adalah pemeriksaan reflek patologis. E. DASAR TEORI 1. Reflek Patologis Reflek adalah jawaban atas rangsang. Reflek neurologik tergantung pada suatu lengkung reflek yang terdiri dari jalur aferen yang dicetus oleh reseptor dan sistem eferen yang mengaktivasi organ efektor, serta hubungan antara kedua komponen. Misalnya reflek tendon yang timbul karena adanya rangsang, yang akan diteruskan ke reseptor--serabut aferen--ganglion spinal--serabut eferen efektor (otot). Gerak otot reflektoris dapat ditimbulkan pada setiap orang sehat (reflek fisiologis). Pada kerusakan UMN dapat terjadi refleks yang tidak dapat dibangkitkan pada orang orang sehat, yang dinamakan refleks patologis. Reflek patologis yang dikemukakan oleh Babinski (1896) menyatakan bahwa reflek superfisial yang dibangkitkan pada keempat ekstremitas menjadi berubah jawabannya jika

B.

TUJUAN PEMBELAJARAN: Mampu melakukan pemeriksaan reflek patologis, gejala rangsang meningeal dan reflek tanda demensia dengan benar.

Mampu menjelaskan tujuan dan interpretasi


hasil pemeriksaan reflek patologis, gejala rangsang meningeal dan reflek tanda demensia dengan benar. Mampu melakukan penalaran klinik terhadap hasil pemeriksaan

C.

ALAT DAN BAHAN Reflek hammer Handschoen Alcohol SKENARIO STROKE Seorang wanita berusia 60 tahun datang ke tempat praktek anda dibawa oleh keluarganya dengan keluhan lengan kiri dan tungkai kirinya lemah. Ia merasakannya sejak beberapa jam

D.

terdapat lesi pada traktus piramidalis. Reflek, baik berupa lesi Upper Motor Neuron (UMN) atau Lower Motor Neuron (LMN) dimana pada ekstrimitas bawah tidak lagi terjadi plantar fleksi seperti pada orang normal tetapi dorso fleksi ibu jari kaki disertai gerakan mekar jarijari lainnya sedangkan pada ekstrimitas atas (pada reflek hoffman trommer) akan timbul fleksi keempat jari, yang pada orang normal tidak terjadi apa-apa. 2. Gejala Rangsang Meningeal Meningen atau selaput otak yang mengalami rangsangan atau iritasi baik karena infeksi (meningitis) maupun peregangan ruang arachnoid (benda asing, tumor, perdarahan subarachnoid) akan menimbulkan gejala rangsang meningeal. Gejala subjektif yang dapat timbul bisa berupa sakit kepala, nyeri kuduk, fotofobia dan hiperakusis. Sedangkan gejala objektif berupa fleksi kedua tungkai dan opistotonus (kepala mendongak dan punggung melengkung ke belakang dalam keadaan ekstensi akibat rangsangan otot-otot ekstensor kuduk dan punggung). Bayi dan anak dengan meningitis lebih sering mengalami opistotonus (misalnya meningitis TB). Selain itu gejala rangsang meningeal

dapat menimbulkan tanda-tanda patologis seperti tanda Brudzinski, kernig, laseque dan kaku kuduk. F. PROSEDUR Di sini akan dilakukan prosedur pemeriksaan refleks yaitu plantar response berupa reflek Babinsky dkk, finger flexor (reflek Hoffman Trommer), gejala rangsang meningeal dan refleks patologis pada pasien demensia. 1. Persiapan

Perlihatkan sikap yang baik dengan kontak


mata sewajarnya. Tunjukkan sikap tubuh yang terbuka, tulus hati, wajah cerah, ramah,wajar dan tenang. Persilahkan pasien untuk membuka sepatu/ sandal.

Persilahkan Tangan

pasien untuk dengan kedua tungkai lurus.

berbaring

yang satu memegang pergelangan kaki yang akan diperiksa, tangan yang satu lagi memegang reflex hammer, gunakan ujung yang tajam untuk menggores. Periksa kedua kaki secara bergantian.

2. Plantar Response a) Reflek Babinsky Gores telapak kaki bagian lateral dari tumit menuju pangkal jari.
(Sumber : Bate's guide to physical examination)

Abnormal akan terlihat gerakan dorsofleksi ibu jari disertai mekarnya jari-jari yang lain 3. Reflek Hoffman Trommer Pegang tangan pada pergelangan, jari-jari difleksikan. Jepit jari tengah pasien (Sumber : Bate's guide to diantara telunjuk dan physical examination) jari tengah pemeriksa. Gores dengan kuat jari tengan dengan menggunakan ibu jari. Abnormal terjadi fleksi jari telunjuk serta fleksi dan aduksi ibu jari. 4. Gejala rangsang meningeal (GRM) Pemeriksaan ini dilakukan dalam berbaring, kedua tungkai lurus.

b) Reflek Chaddock Gores bagian lateral maleolus ke arah kaudal. c) Reflek Gordon Remas otot betis. d) Reflek Gonda Tekuk maksimal jari keempat kaki kemudian lepaskan tiba-tiba. e) Reflek Schaefer Pencet tendon achilles dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk. f) Reflek Oppenheim Urut kuat tibia dan m. tibialis anterior dari proksimal ke distal. g) Kesimpulan Normal akan terlihat gerakan plantar fleksi kaki

posisi

a) Kaku Kuduk Letakkan tangan dibawah kepala pasien. Tekuk kepala dan usahakan dagu mencapai dada. Perhatikan adanya tahanan atau tidak . Pada orang yang normal dagu bisa mencapai dada.

b) Brudzinskis Sign I Letakkan tangan di bawah kepala, tangan yang lain menahan dada. Tekuk kepala hingga mencapai dada. Tanda positif bila terjadi fleksi kedua lutut. c) Brusdzinski Sign II Salah satu tungkai difleksikan pada sendi lutut dan sendi pinggul Perhatikan apakah tungkai yang sebelahnya ikut fleksi juga (tanda positif) d) Kernigs Sign Salah satu tungkai fleksi 90 derajat pada sendi pinggul dan sendi lutut. Ekstensikan tungkai bawah pada sendi lutut. Perhatikan sudut timbulnya nyeri dan tahanan. Pada orang normal sudut yang terbentuk pada sendi lutut mencapai 135 derajat. e) Lasseque Sign Satu tungkai diangkat lurus kemudian angkat /fleksi pada sendi panggul

Perhatikan sudut timbulnya nyeri. Normal sudut yang terbentuk 70 derajat. Yang perlu diperhatikan bila melakukan tes GRM ini adalah kedua tungkai pasien tidak lumpuh. 5. Reflek pada demensia a) Reflek Glabella Ketuk glabella pasien beberapa kali dengan perlahan menggunakan jari telunjuk pemeriksa.

Perhatikan apakah pasien memejamkan mata setiap kali glabella-nya diketuk (tanda positif). Pada orang normal ketukan yang pertama/kedua saja ia memejamkan mata. b) Reflek Palmomental

No

Aspect 1 2 INTERPERSONAL Membina sambung rasa (salam, perkenalan diri, sikap terbuka,ramah, kontak mata dan mempersiapkan pasien untuk diperiksa) CONTENT Melakukan tes reflek babinsky, Chaddock, Gordon, Gonda, Schaefer, Oppenheim Melakukan tes reflek hoffman trommer Melakukan tes gejala rangsang meningeal Melakukan tes reflek pada demensia Menyimpulkan hasil pemeriksaan tes PROFESSIONALISM Melakukan dengan penuh percaya diri Melakukan dengan kesalahan minimal TOTAL

Score 3 4 X

5 X

2 3 4 5 6

Gores kulit tenar pasien

menggunakan sisi tajam 7 Hammer Reflek dari proksimal 8 distal. Perhatikan apakah terdapat kontraksi otot mentalis ipsilateral (tanda positif).

X X

X X

Silbernagl Peter

S: Teks dan atlas berwarna Patofisiologi. Edisi I. EGC. Jakarta:2007 Duus: Diagnosis topik Neurologi, anatomi, fisiologi, tanda , gejala. EGC. Jakarta: 1994

G. DAFTAR PUSTAKA Lynn S. Bickley: Bate's guide to physical examination. SM Lumbantobing: Neurologi Klinik, Pemeriksaan fisik dan mental. BP FKUI. Jakarta:2000 T Juwono: Pemeriksaan Klinik Neurologik Dalam Praktek. EGC. Jakarta: 2000 Burnside-Mc Glynn: Adams Diagnosis Fisik. Edisi 17. EGC. Jakarta: 1995

H. CEKLIS OSCE PEMERIKSAAN TANDATANDA PATOLOGIS

Score= ----------- x 100% = ..

Keterangan: 1 = penampilan buruk 2 = kurang dari harapan 3 = sesuai harapan 4= melebihi harapan 5= Excellent

Global judgment observation (over all performance): Lulus excellent (lebih 90%) Lulus cukup baik (lebih 70 sampai 90 Border line kesan lulus , nilai kurang 70%, atau nilai di atas 70, kesan tidak lulus (re check, perlu catatan) Tidak lulus dibawah 70

You might also like