You are on page 1of 67

Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi

KOORDINAT KARTESIAN,
RELASI DAN FUNGSI
2.1. Sistem Koordinat Kartesian.
Sebelum kita membahas konsep relasi dan fungsi, perlu disajikan kembali geometri
analitis bidang yang diarahkan pada pembuatan sketsa-sketsa grafik persamaan dan pertaksamaan
yang melibatkan dua peubah.
Perhatikan gambar 2.1 yang merupakan dua garis lurus pada bidang berpotongan tegak
lurus di titik 0. Garis mendatar dinamakan sumbu x dan garis tegak dinamakan sumbu y.
Titik perpotongannya 0 dinamakan titik asal (origin).


Sistem koordinat kartesian seringkali ditulis RxR atau
2
R yang menyatakan pasangan
terurut ( ) x y x , , dan
R y
. Jadi
2
R = RxR = ( ) { } R y x y x , : , . Misalkan P sembarang titik
pada bidang kartesian, maka setiap titik P kita kaitkan dengan dua bilangan yang masing-masing
dinamakan absis x dan ordinat y titik P tersebut. P
( ) y x, dinamakan titik koordinat P
dengan absis x yang merupakan proyeksi P terhadap sumbu x dan ordinat y yang
merupakan proyeksi P terhadap sumbu y (lihat gambar 2.1). Jadi P
( ) y x, dimaksudkan sebuah
titik yang absisnya x dan ordinatnya y.
Absis x yang terletak disebelah kanan titik asal 0 bertanda positif, dan disebelah kiri titik asal 0
bertanda negatif. Sedangkan ordinat y yang terletak diatas titik asal 0 bertanda positif dan
disebelah bawah titik asal 0 bertanda negatif (gambar 2.2).
Sistem koordinat kartesian ini kita bagi atas empat daerah (kuadran) :
Kuadran I adalah himpunan titik-titik ( ) y x, R y x y x , ; 0 ; 0 ;
35
P(x,y)
x
X
0
y
Y
Gambar-2.1
IV
X
0
Y
Gambar-2.2
III
II I
Kuadran
- - - - - - - - - - - + + + + + + +
+
+
+
+
-
-
-
-
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Kuadran II adalah himpunan titik- titik ( ) y x, ; x
R y x y , ; 0 ; 0

KuadranIII adalah himpunan titk-titik ( ) y x, ; x
R y x y , ; 0 ; 0

KuadranIV adalah himpunan titik-titik ( ) y x, ;
. , ; 0 ; 0 R y x y x

Koordinat P(x,y) adalah pasangan bilangan terurut
(x,y). Misalnya titik (2,3) adalah sebuah titk yang
absisnya 2 yang terletak 2 satuan disebelah kanan
titik asal,dan ordinatnya 3 yang terletak 3 satuan
diatas titik asal . Titik (-3,1) sebuah titik yang
aabsisnya -3 terletak 3satuan disebelah kiri titik asal
, dan ordinatnya 1 terletak 1 satuan diatas titik asal .
Titik (4,0) adalah sebuah titik yang absisnya 4 ,
terletak 4 satuan disebelah kanan titik asal , dan
ordinatnya 0 . Titik (3,-3) sebuah titik yang absisnya
3 , terletak 3 satuan disebelah kanan titik asal dan
ordinatnya -3 terletak 3 satuan dibawah titik asal .
(lihat gambar 2-3).
2.1.1 Jarak ; Titik tengah dan Tanjakan.
JARAK ANTARA DUA TITIK.
Misalkan P
( )
1 , 1
y x
dan Q
( )
2 ; 2
y x
dua titik pada bidang kartesian . Misalkan pula ruas
garis PQ tidak sejajar sumbu-sumbu koordinatnya (gbr-2.4) . Dengan menggunakan dalil
Pytagoras diperoleh
2 2 2 2 2
RQ PR PQ RQ PR PQ + +
Karena
1 2 1 2
y y RQ dan x x PR
diperoleh
2
1 2
2
1 2
y y x x PQ +
yang merupakan jarak dua titik P dan Q.
Catatan
Jika ruas garis PQ sejajar sumbu X maka jarak PQ adalah
1 2
x x PQ
Jika ruas garis PQ sejajar sumbu Y maka jarak PQ adalah
,
1 2
y y PQ
gambar 2 5.
36
(2,3)
(4,0)
X
0 -3
Y
Gambar-2.3
(-3,1)
-3
(3,-3)
2
Q(x
2
,y
2
)
x
2 X
0
y
2
Y
Gambar-2.4
y
1
x
1
P R
x
2 X
0
y
2
Y
Gambar-2.5
y
1
x
1
P Q
P
Q
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
TITIK TENGAH SEBUAH RUAS GARIS .
Misalkan T(x,y) adalah titik tengah ruas garis yang titik-titik ujungnya
P
( ) ( )
2 2 1 , 1
, y x Q dan y x
(gambar 2 6) , maka titik tengah T(x , y) mempunyai absis dan ordinat
masing-masing
x =
2 2
2 1 2 1
y y
Q dan
x x +

+
Sehingga dapat dituliskan
T(x , y) = T

,
_

+ +
2
,
2
2 1 2 1
y y x x
yang merupakan titik tengah ruas garis PQ.
TANJAKAN (GRADIEN) SEBUAH RUAS GARIS
Misalkan sebuah ruas garis PQ yang tidak sejajar dengan sumbu sumbu koordinat .Misalkan P
( )
1 , 1
y x
adalah ujung kirinya , ujung yang lain adalah

Q( )
2 2
, y x lihat gambar 2 7 ,
melalui titik P di buat garis sejajar dengan sssumbu X yang memotong dititik R( )
1 2
, y x garis
yang melalui Q sejajar dengan sumbu Y. Maka diperoleh
1 2 1 2
x x PR dan y y RQ adalah jarak-jarak berarah.
Perbandingan kedua jarak tersebut adalah
1 2
1 2
x x
y y
PR
RQ

yang dinamakan tanjakan ruas garis PQ yang biasanya


dilambangkan dengan
m
Perhatikan bahwa nilai
m
tidak tergantung titik yang mana yang dinamakan P atau Q, karena
2 1
2 1
1 2
1 2
x x
y y
x x
y y

, sehingga tanjakan suatu ruas garis yang melalui titik P


( )
1 , 1
y x
y
dan Q
( )
2 , 2
y x
adalah :
1 2
1 2
1 2
, x x
x x
y y
m

37
Q(x
2
,y
2
)
X
0
Y
P(x
1
,y
1
)
R(x
2
,y
1
)
X
0
Y
Gambar-2.7
m > 0
m < 0
P(x
1
,y
1
)
R(x
2
,y
1
)
Q(x
2
,y
2
)
y
2
y
1
x
1
x
2
Q(x
2,
y
2
)
T(x
,
y)
P(x
1,
y
1
)
x
y
l | h
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Catatan :
- jika
2 1
y y maka ruas garis PQ sejajar sumbu x, dan tanjakannya adalah 0 (gbr 2-5).
- jika
2 1
x x maka ruas PQ sejajar sumbu y, dan tanjakannya tidak ada.
Contoh 1:
Jika diberikan dua titik P(6,-2) dan Q(2,1) maka :
- jarak PQ adalah ( ) ( ) ( ) 5 2 1 6 2
2 2
+ PQ
- Titik tengah ruas garis PQ adalah
,
_


,
_

+ +
2
1
, 4
2
1 2
,
2
2 6
T T
- Tanjakan garis PQ adalah
4
3
6 2
2 1

+
m
Selanjutnya bila ( ) ( )
2 2 1 1
, , y x Q dan y x P adalah dua titik yang berbeda pada bidang kartesian
dengan
2 1
x x maka persamaan garis yang melalui titik P dan Q adalah :
( )
1
1 2
1 2
1
1 2
1
1 2
1
x x
x x
y y
y y
x x
x x
y y
y y

,
_


( )
1 1
x x m y y
dengan
1 2
1 2
x x
y y
m

Sebuah garis yang memotong sumbu y dititik


(0,n) dengan tanjakan m, persamaannya
adalah;
n mx y atau x m n y + ) 0 (
karena pada bidang kartesian, tiap garis adalah vertical atau memiliki tanjakan, maka persamaan
garis adalah :

ta kons n m k n mx y atau k x tan , , ; +
Persamaan-persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk:

0 + + c by ax

dengan
b dan a
tidak nol bersama-sama.
Misalkan 0 b , maka tanjakannya adalah
b
a
m
GARIS-GARIS SEJAJAR DAN TEGAK LURUS
Garis-garis vertikal tidak mempunyai tanjakan, akan tetapi semua garis vertical adalah sejajar.
Sekarang pandang l dan h dua buah garis dengan tanjakan masing-masing
2 1
m dan m maka :
- garis-garis l dan h adalah sejajar jika dan hanya jika tanjakannya sama (
2 1
m m ),
gambar 2.9 a
38
Q(x
2
,y
2
)
X
0
Y
Gambar-2.8
P(x
1
,y
1
)
l | h
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
- garis-garis l dan h saling tegak lurus jika dan hanya jika
2
1
1
m
m
atau 1 .
2 1
m m ,
gambar 2.9 b
Contoh 2 :
1). Tentukan tanjakan dan persamaan garis yang melalui titik-titik (2,-1) dan (-5,4)
2). Tentukan tanjakan garis
0 12 3 4 + y x
, serta titik-titik potongnya dengan sumbu x dan
sumbu y, kemudian gambar garis tersebut.
Solusi
1).
7
5
2 5
1 4
1 2
1 2


+

x x
y y
m
Persamaan garisnya =
2 5
2
1 4
1
1 2
1
1 2
1

+
+

x y
x x
x x
y y
y y
( ) 0 3 7 5 2
7
5
1 + + y x atau x y
2). Tanjakan garis
0 + + c by ax
adalah
b
a
m
* Jadi tanjakan garis
0 12 3 4 + y x
adalah
3
4
3
4

m
*Titik potong dengan sumbu x dicapai jika y=0. Diperoleh 3 0 12 4 + x x . Jadi garis
0 12 3 4 + y x
memotong sumbu x dititik (-3,0).
* Titik potong dengan sumbu y dicapai jika x=0. Diperoleh
4 0 12 3 + y y
. Jadi
garis
0 12 3 4 + y x
memotong sumbu y dititik(0,4).
* Gambar 2.10
39
(0,4)
X
0
Y
Gambar-2.10
(-3,0)
4x 3y + 12
l
X
0
Y
l h
m
1
= m
2
X
0
Y
Gambar-2.9a
h
m < 0
l | h
h
l
Gambar-2.9b
m > 0
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Diskusikan di kelas (Dosen + Mahasiswa)
1) Diberikan 6 garis lurus berikut :
0 9 5 0 5 5
4 1
+ + y x l y x l

0 8 4 2 0 5 6 3
5 2
+ + + y x l y x l

0 6 2 0 4 2
6 3
+ + y x l y x l
a) Tentukan tanjakan masing-masing garis tersebut
b) Manakah diantara garis garis tersebut yang sejajar atau saling tegak lurus .
c) Gambar grafik garis-garis tersebut.
2) Tentukan persamaan garis yang melalui titik P(-1,4) dan tengak lurus pada garis yang
memotomg sumbu X pada titik 3 satuan disebelah kanan titik asal dan memotong sumbu Y
pada titik 2 satuan dibawah titik asal .
RANGKUMAN GARIS LURUS PADA BIDANG KARTESIAN (BIDANG DATAR),
1) Panjang ruas garis dari titik P( )
1 1
, y x ke titik Q( )
2 2
, y x adalah
( ) ( )
2
1 2
2
1 2
y y x x PQ +
2) Persamaan garis lurus
persamaan garis lurus yang melalui dua titik
( )
1 1
, y x
dan
( )
2 2
, y x
adalah
2 2
1
1 2
1
x x
x x
y y
y y

persamaan garis yang melalui sebuah titik


( )
1 1
, y x
dengan tanjakan
m
adalah
( )
1 1
x x m y y
persamaan garis yang sejajar sumbu x adalah y = p, p konstanta
persamaan garis yang sejajar sumbu y adalah x = q, q konstanta
persamaan garis yang tidak sejajar sumbu y dengam tanjakan
m
adalah
n mx y +

(fungsi linier)
persamaan garis yang melalui titik asal (0,0) adalah
b dan a dengan by ax atau mx y 0 +
tidak keduanya nol.
persamaan garis yang melalui titik
( ) ( ) 1 , 0 0 , +
q
y
p
x
adalah q dan p
3) Bentuk umum persamaan garis lurus adalah
0 + + c by ax

b dan a dengan

tidak semuanya nol. Jika 0 b maka tanjakannya adalah
b
a
m

4) Hubungan antara dua garis.


Misalkan garis g :
0 + + c by ax
dan garis h :
0 + + r qy px
maka
g sejajar h ( ) h g jika dan hanya jika :
r
c
q
b
p
a

;
40
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
g tegak lurus h
( ) h g
jika dan hanya jika
0 , , 0 1 + g b bq ap atau
bq
ap
g berimpit h
( ) h g
jika dan hanya jika
r
c
q
b
p
a

g berpotongan h jika dan hanya jika
bp aq atau
q
b
p
a

5) jika g;
1 1
n x m y + dan h ; y =
2 2
n x m +
maka :
g sejajar h , jika danhanya jika
.
2 1
m m

g saling tegak lurus h jika dan jika
2 1
m m
6) Jarak titik P (
0 0
, y x
) ke sebuah garis g ; ax + by + c = 0 adalah
d ( p , g ) =
2 2
0 0
b a
c by ax
+
+ +
Soal soal latihan
1) Tentukan persamaan garis yang melalui : a) Titik (-3,1) dan titik (2,3)
b) Titik (2,3) dan titik (4,0)
2) Tentukan persamaan garis yang : a) melalui titik ,(4,-2) dengan tanjakan 3.
b) melalui titik (-5,1) dengan tanjakan -1
3) Tentukan persamaan garis yang :
a) melalui titik P (2,3) dan sejajar dengan garis x + 3y -3 = 0
b) melalui titik P(-5,0) dan sejajar dengan garis x 2y + 2 = 0
4) Tentukan persamaan garis yang
a) melalui titik P (2,1) dan tegak lurus garis x + 2y + 4 = 0
b) melalui titik P (-1,-4)dan tegak lurus garis x 2y +2 = 0
5) Di ketahui titik A (2,4) dan B (6,-2) serta garis
0 3 3 + y x
. Tentukan sebuah titik P yang
terletak pada garis tersebut dan berjarak sama dari titik A dan titik B.
Petunjuk Misalkan P (x,y) sebuah titik pada garis tersebut
) ( ) ( BP d AP d

selanjutnya selesaikan dua sistem persamaan
0 ) ( ) ( BP d AP d
dan
persamaan garis yang diketahui
6) Diketahui titik P(3,-4), Q(1,2) dan R(-2,0). Tentukan :
a. Persamaan garis yang melalui titik Q dan sejajar garis PR
b. Persamaan garis h yang melalui titik tengah PQ dan tegak lurus garis g
c. Jarak dari titik Q ke garis PR
d. Luas segitiga PQR
7) Tunjukkan bahwa titik-titik A(-3,2) ; B (0,3) ; C(1,0) dan D(-2,-1) adalah titik-titik sudut
sebuah bujur sangkar ABCD.
41
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
GARIS LURUS DAN NILAI MUTLAK
Grafik dari persamaan
0 + + c by ax
merupakan garis lurus. kita akan tinjau grafik dari
bentuk-bentuk persamaan berikut :
0 : &; 0 : 0 :
3 2 1
+ + + + + + c y b x a G c y b ax G c by x a G
Ada dua cara untuk menggambarkan grafik ini :
Cara 1. menggunakan defenisi nilai mutlak untuk mengubah persamaannya ke dalam bentuk
tanpa nilai mutlak dengan memperhatikan daerah berlakunya.
_ grafiknya berbentuk gabungan dari beberapa garis lurus
Cara 2. Menggunakan sifat simetri dari bentuk
y dan x
. Diskusikan cara yang kedua ini.
Contoh 3. Gambarkan grafik a).
0 1 3 + y x
b).
0 3 + y x
Solusi
a).
0 1 3 + y x

1 3 + x y
Dengan menggunakan definisi nilai mutlak, maka persamaannya dalam bentuk tanpa nilai
mutlak adalah

'

< +
+

0 , 1 3
0 , 1 3
x jika x
x jika x
y
Grafik garis
1 3 + y
berada disebelah
kanan sumbu y (pada daerah 0 x dan
grafik garis
1 3 + x y
berada disebelah
kiri sumbu y ( pada daerah x <0).
Jadi grafik persamaan
0 1 3 + y x

adalah gabungan dari grafik dua garis
lurus, lihat gambar 2.11.
b).
0 3 + y x

3 + y x
.
oleh karena

'

<

0 ,
0 ,
x jika x
x jika x
x
dan

'

<

0 ,
0 ,
y jika y
y jika y
y
maka diperoleh empat kombinasi garis lurus, sebagai berikut :

Kuadran Daerah berlakunya Persamaan garisnya
I 0 ; 0 y x 3 + y x
II 0 ; 0 < y x 3 + y x
III 0 ; 0 < < y x 3 y x
IV 0 ; 0 < y x 3 y x
Grafik persamaan
3 + y x
adalah gabungan dari grafik 4 buah garis lurus . lihat gambar 2.12

42
y=-3x+1 y=3x+1
1
0 1/3 -1/3
1
y
x
Gambar 2.11
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi

Latihan
Gambarkan grafik :

4 ).
2 2 ).
0 1 2 ).

+
+
y x c
y x b
y x a
2.1.2 Grafik Pertaksamaan
Untuk memudahkan pemahaman, kita mulai dengan membandingkan grafik dari bentuk-
bentuk berikut :
4 ). 4 4 ). 3 4 ). 2 4 ). 1
2 2 2 2 2 2 2 2
> + + < + + y x y x y x y x
1).Grafik persamaan 4
2 2
+ y x adalah
himpunan titik-titik yang berjarak 2 satuan dari
titik asal. Himpunan tersebut merupakan
sebuah lingkaran yang berpusat dititik asal dan
berjari - jari 2. Grafiknya ditunjukkan pada
gambar 2.13
2). Grafik pertaksamaan 4
2 2
< + y x adalah
sebuah daerah terbuka yang terdiri semua titik-
titik didalam lingkaran 4
2 2
+ y x , lihat
gambar 2.14

3). Grafik pertaksamaan 4
2 2
+ y x adalah
sebuah daerah tertutup yang terdiri atas semua
titik dalam dan pada lingkaran 4
2 2
+ y x ,
gambar 2.15
43
y + x = 3 -x + y = 3
3
0
-3
3
y
x
Gambar 2.12
-3
-x y = 3 x y = 3
Gambar 2.13
2
2
0
y
x
x
2
+ y
2
= 4
2
2
0
y
x
x
2
+ y
2
< 4
Gambar 2.14
2
2
0
y
x
x
2
+ y
2
4
Gambar 2.15
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
4). Grafik pertaksamaan 4
2 2
> + y x adalah
sebuah daerah terbuka yang terdiri atas semua
titik pada bidang yang terletak diluar lingkaran
4
2 2
+ y x , lihat gambar 2.16

Catatan
1. disebut daerah terbuka karena tidak memuat titik-titik pembatasnya, dan disebut
daerah tertutup karena memuat titik-titik pembatasnya.
2. perhatikan bahwa daerah 4
2 2
> + y x tidak lain dari komplemen daerah 4
2 2
+ y x (lihat
gambar 2.16 dan 2.15).
Sekarang kita perhatikan bahwa persamaan x=3 adalah garis vertikal yang sejajar sumbu y dan
terletak 3 satuan disebelah kanan sumbu y (gambar 2.17 .a). maka grafik pertaksamaan x < 3 dan
x > 3 adalah masing-masing daerah terbuka (setengah bidang) yang dibatasi oleh garis x=3,
gambar 2.17. b. sedangkan grafik pertaksamaan
3 x adalah daerah setengah bidang tertutupyang terdiri atas semua titik-titik disebelah kanan
dan pada garis x=3, gambar 2.17. c.
gambar 2.17.a gambar 2.17.b gambar 2.1 .c
garis x=3 tidak termuat dalam garis x=3 termuat dalam
daerah setengah bidang daerah setengah bidang.
Karena sumbu x tidak lain dari garis y = 0, maka daerah diatasnya mempunyai aturan y > 0 dan
daerah dibawahnya mempunyai aturan y < 0. Demikian juga halnya sumbu y tidak lain dari garis
x = 0, sehingga daerah disebelah kanannya mempunyai aturan x > 0 dan daerah disebelah kirinya
x < 0.
Fenomena ini dapat diperluas untuk garis
n mx y g + :
, maka
Himpunan semua titik-titik
( ) y x,
yang memenuhi persamaan
n mx y +
adalah sebuah
garis lurus. gambar 2.18.a
Himpunan semua titik-titik (x,y) yang memenuhi pertaksamaan
n mx y + >
adalah daerah
setengah bidang terbuka yang terlertak diatas garis
n mx y +
. sedangkan himpunan
semua titik-titik yang memenuhi pertaksamaan
n mx y + <
adalah daerah setengah bidang
terbuka yang terletak dibawah garis
n mx y +
, gambar 2.18.b
44
2
2
0
y
x
x
2
+ y
2
> 4
Gambar 2.16
x 0 3
x=3
y
x 0 3
x 3
y
x 0 3
x > 3
y
x < 3
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
gambar 2.18.a gambar 2.18.b
Contoh 4
a). grafik pertaksamaan -2 < x < 3 adalah
daerah yang terletak antara garis-garis x =
-2 dan x = 3. Daerah tersebut adalah
irisan dua bidang terbuka yaitu
3 2 < > x x , gambar 2.19


b). Himpunan titik-titik ( ) { } 3 1 ; 2 1 : , y x y x
adalah daerah tertutup seperti terlihat pada
gambar 2.20
c). Grafik pertaksamaan
3 + y x
adalah
daerah tertutup yang dibatasi oleh 4 buah
garis x + y = 3 ; -x + y = 3 ; -x y =3
dan x y = 3 , gambar 2.21
d). Himpunan semua titik-titik (x,y) yang
memenuhi pertaksamaan 5 2 < x dan
3 1 < y
, dapat dituliskan dalam bentuk
( ) { } 3 1 ; 5 2 : , < < y x y x . Grafiknya
adalah daerah persegi panjang dengan
titik-titik sudutnya (2,1) , (5,1), (5,3) dan
(2,3).Perhatikan bahwa hanya titik sudut
(5,1) yang termuat dalam daerah tersebut
ditambah dua sisinya yaitu sisi AB dan
45
x 0
y=mx+n
y
x 0
y=mx+n
y
y<mx+n
y>mx+n
x 0
-2 < x < 3
y
Gambar 2.19
3 -2
x 0
-1 x 2
y
Gambar 2.20
2 -1
1
3
`
1 y 3
x 0
|x| + |y| 3
y
Gambar 2.21
3 -3
-3
3
x 2
y
Gambar 2.22
5 0
A
D
`
1
3
`
B
C
`
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
BC. Ketiga sudutnya yang lain dan sisi
AD dan DC tidak termuat dalam daerah
tersebut.
Diskusikan di kelas (Dosen + Mahasiswa)
ABCD adalah sebuah bujur sangkar dengan
panjang sisinya 4 cm dan berpusat di titik
asal. Pada diagonal BD pilih titik P, dan
andaikan x adalah jarak antara titik D dari
ke titik P. Misalkan A(x) menyatakan luas
segitiga APC (lihat gambar 2.23)
a. Tentukan nilai x yang mungkin dalam
bentuk selang.
b.Ttentukan titik manakah pada ruas garis
BD sedemikian sehingga luas segitiga
APC sama dengan sepertiga luas
segitiga ACD.
c.Representasikan grafik fungsi A(x).
Soal Latihan
Gambarkan daerah
x y d x y x b
y x y c x y x a
< <
+
2 . .
1 1 . .

2.2 Relasi Biner
HASIL KALI KARTESIAN
Misalkan A dan B dua himpunan tak kosong.
hasil kali kartesian (Cartesian product) antara himpunan A dengan B dilambangkan A x B
didefenisikan sebagai himpunan semua pasangan terurut ( ) b a, dengan
B b dan A a
.
Hasil kali kartesian A dengan B dapat dituliskan secara singkat sebagai berikut :

( ) { } B b A a b a AxB , ,
Catatan
pengertian pasangan terurut (ordered pairs) mengandung makna bahwa a x b (b,a).
Apabila banyaknya unsur kedua himpunan adalah berhingga, masing-masing
dilambangkan
m A
(baca kardinal A=m) dan
n B
(baca kardinal B= n), maka banyaknya
unsure pasangan terurut himpunan hasil kali kartesian
mn B A AxB
.
Contoh 5
Misalkan { } { } maka r q p B dan b a A , , ,
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) { } r b q b p b r a q a p a B x A , , , , , , , ; , , ,
46
A
C
D
B
x
y
2
0
-2
2 -2
P
Gambar 2.23
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
dalam hal ini
6 3 . 2 3 ; 2 B x A maka B A
jadi banyaknya unsur kali kartesian A x B adalah
6 B x A
, yaitu pasangan
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) r b q b p b r a q a p a , , , , , , , , , , , . keenam pasangan ini semuanya merupakan unsur
dalam A x B sedangkan (p,a) bukan unsur A x B, karena sesungguhnya pasangan (p,a)
adalah salah satu unsur dalam B x A.
Dalam kasus khusus, bila A = B, hasil kali kartesian A x B adalah A x A yang sering dituliskan
sebagai A
2
.
Dalam himpunan bilangan real R, hasil kali kartesian R x R atau R
2
adalah himpunan semua
pasangan bilangan real terurut (x, y) yang dikenal dengan Ruang Euklid Dimensi Dua, atau
bidang kartesian. Disekolah lanjutan, hal ini diperkenalkan sebagai bidang datar XY, atau sistem
koordinat tegak lurus.
Perhatikan contoh 4 d) diatas gambar 2.22 adalah hasil kali kartesian ( ] [ ) 3 , 1 5 , 2 x
* RELASI BINER (Hubungan Binier)
Hasil kali kartesian A x B memberikan semua kemungkinan pasangan unsur di dalam A
dengan unsur di dalam B. Sedangkan Relasi Biner dari A ke B merupakan gagasan intuitif bahwa
sebagian unsur didalam himpunan A berhubungan (berelasi) dengan sebagian unsur didalam
himpunan B. Jelaslah bahwa RELASI BINER (binary relation) dari A ke B ialah suatu
himpunan bagian dari hasil kali kartesian A x B. Jika H merupakan relasi dari A ke B maka
B x A H
Suatu relasi biner dari A ke B ,biasanya diberi nama atau lambing huruf-huruf kapital
seperti R,H,S atau tanda ~. Dengan demikian pernyataan unsur a A berhubungan melalui
relasi H dengan unsure B b dapat dituliskan secara singkat dalam bentuk lambing
a H b atau (a,b)
H
.
(baca: a berelasi H dengan b)
sebaliknya lambing a H/ b atau (a,b) H menyatakan bahwa a tidak beralasi H
dengan b atau disingkat a tidak berelasi dengan b.
Catatan
Bila relasi binernya diberi nama R , maka huruf H pada contoh diatas diganti
dengan huruf R.
Contoh 6.
Misalkan A = { } ZIDAN JORDAN TYSON MARADONA , , , adalah himpunan
4 olahragawan .
B = { } Tinju Bola Tenis , , adalah himpunan 3 jenis Olah Raga .
Misalkan S suatu relasi biner dari A ke B jika unsur unsur didalam A mempunyai
hubungan professi dengan unsur-unsur di dalam B
Maka relasi S = ( ) ( ) ( ) { } Bola Zidan Tinju Tison Bola Maradona , , , , ,
Dalam hal ini relasi S dinytakan dalam bentuk daftar pasangan terurut . Disamping itu suatu relasi
biner dapat juga disajikan dalam bentuk grafik atau tabel . Perhatikan relasi S pada contoh diatas
dapat disajikan dalam bentuk grafik dan tabel sebagai berikut :
47
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Maradona Tennis
M Tyson Bola
Jordan Tinju
Zidane
Tanda menyatakan ada relasi
Perhatikan bahwa relasi biner S yang kita bentuk diatas . Kita membuat pasangan antara unsur-
unsur didalam A dengan unsur-unsur didalam B menurut aturan atau ketentuan relasi S yang kita
tetapkan .Didalam contoh diatas ,ketentuan relasi S adalah berprofessi. dengan aturan tersebut
mudah dipahami bahwa unsur-unsur
pasngan (Bola,Zidan)bukan unsure relasi S , mengapa ?.
Dari contoh diatas terlihat bahwa Jordan sebagai salah satu unsur didalam
himpunam A tidak mempunyai relasi dengan unsure didalam B.Ini berarti suatu relasi Biner dari
A ke B tidak mengharuskan setiap unsur didalam A berpasangan dengan unsur didalam B.
Dengan kata lain Setiap unsur didalam A tidak selalu mempunyai pasangan dengan sebuah
unsur didalam B.
Bandingkan dengan hasil kali kartesiun : A X B .
Didalam kehidupan sehari-hari ,sering dijumpai adanya relasi atau hubungan diantara benda
benda atau unsur-unsur tertentu .
Misalnya , diantara sekelompok mahasiswa , kita mungkin mengaitkan dua mahasiswa saling
berhubungan bila mereka berasal dari jurusan yang sama .Akan tetapi pada situasi yang lain ,kita
mungkin mengatakan bahwa dua mahasiswa saling berhubungan bila mereka berasal dari jurusan
yang berbeda .
Hal ini tergantung aturan relasi yang kita kehendaki .

Definisi:......
a. Suatu pengawanan (pemasangan )dari unsur-unsur himpunan A ke unsur-unsur
himpunan B dinamakan RELASI BINER dari A ke B.
b. Suatu relasi biner S dari A ke B adalah sebuah himpunn bagian tak kosong dari
A X B .
Dengan kata lain ,hipunan
S
adalah relasi biner dari A ke B jika dan hanya
jika S
B x A
.
Contoh : 7
Misal A = B adalah himpunan bilangan asli yang kecil dari 5 . Tentukan
himpunan relasi pada A berikut :
a). Dua bilangan asli a dan b
A
di definisikan berelasi S jika jumlahnya
genap.
b) Dua bilangan asli a dan b
A
didefinisikan berelasi H jika selisihnya
habis dibagi 3.
Solusi:
A = { } 4 , 3 , 2 , 1
a) Relasi S = ( ) { } bulat bilangan k k b a A b a , 2 ; , + .
48
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Ini berarti relasi S dari A ke A. bilangan a dan b
+ b a A
genap
1 + 1 = 2 genap jadi (1,1) S 3 + 1 = 4 genap

(3,1) S
1 + 2 = 3 ganjil jadi (1,2) S 3 + 2 = 5 ganjil

(3,1) S
1 + 3 = 4 genap jadi (1,3) S 3 + 3 = 6 genap

(3,3) S
1 + 4 = 5 ganjil jadi (1,4) S 3 + 4 = 7 ganjil

(3,4) S

2 + 1 = 3 ganjil

(2,1) S 4 + 1 = 5 ganjil

(4,1) S
2 + 2 = 4 genap

(2,2) S 4 + 2 = 6 genap

(4,2) S
2 + 3 = 5 ganjil

(2,3) S 4 + 3 = 7 ganjil

(4,3) S
2 + 4 = 6 genap

(2,4) S 4 + 4 = 8 genap

(4,4) S
jadi relasi S = ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) { } 4 , 4 , 2 , 4 , 3 , 3 , 1 , 3 , 4 , 2 , 2 , 2 , 3 , 1 , 1 , 1
b). Relasi H = ( ) { } 3 : , dibagi habis b a A b a
Jadi H = ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) { } 4 , 4 , 1 , 4 , 3 , 3 , 2 , 2 , 4 , 1 , 1 , 1
Contoh 8 :
Misalkan A = B = R (himpunan bilangan real). Suatu relasi L pada R yang didefenisikan
lebih besar dari adalah himpunan :
( ) { } y x R y x y x L > , , ,
, dengan demikian
(2,1)

L ; (3,-1)

L ; (5,0)

L ; akan tetapi (1,2)

L, sebab 1 < 2.
SIFAT-SIFAT RELASI BINER
Refleksif . Suatu relasi L dari A ke A (disingkat pada A) dinamakan refleksif jika
( ) A a L a a , , . Dengan kata lain setiap unsur didalam A berelasi dengan dirinya
sendiri. Jadi kesamaan ( ) x x x , adalah refleksif, tetapi < bukan relasi refleksif.
Simetri. Suatu relasi L pada A dinamakan Simetri . jika
( ) R b a ,
berimplikasi
( ) R a b , .
Misalkan A = himpunan para mahasiswa di UNHAS. L sebuah relasi pada A yang
didefenisikan sebagai a berelasi L dengan b jika a sama jurusan dengan b,
A b a ,
.
Jelaslah bahwa a satu jurusan dengan b, tentunya b juga satu jurusan dengan a.
Transitif Suatu relasi L pada A dinamakan transitif jika
( ) ( ) L c b dan L b a , ,

berimplikasi ( ) L c a , . jadi a berelasi b, b berelasi c, maka a berelasi dengan c. Relasi

> < , . , , ,
semuanya transitif.
Catatan; Bila suatu relasi L bersifat refleksif, simetri dan transitif, maka relasi L dinamakan :
relasi ekivalensi
49
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Contoh 9.
Misalkan L adalah relasi pada R x R
a).
{ } y x R y x y x L , , ,
adalah hasil relasi refleksif dan transitif.
b).
{ } y x Z y x y x L , , ,
adalah relasi simetri
c). Didefenisikan suatu relasi S = mod. m (baca sama dengan mod. m)
Himpunan
( ) ( ) { } q p m q p : ,
adalah relasi reflexif, simetri dan transtif.
2.3 Fungsi Real
Fungsi memegang peranan penting dalam aljabar dan trigonometri.Suatu fungsi adalah
hal khusus dari suatu relasi biner yang sudah dibicarakan pada bagian 2.2
Jika L suatu relasi dari A ke B yang bersifat untuk setiap A x berpasangan tepat satu
dan hanya satu unsur
B y
, maka L dinamakan sebuah fungsi. Dalam hal ini dikatakan y
adalah fungsi dari x yang biasanya dilambangkan sebagai :
( ) x f y
x dinamakan peubah bebas dan y dinamakan peubah terikat karena nilainya tergantung pada x
Defenisi
Misalkan
R B A ,
, maka fungsi f dari A ke B , ditulis :
B A atau B A f
f
: , dan
didefenisikan
sebagai suatu aturan pemasangan yang mengkaitkan setiap unsur
A x dengan tepat satu unsur
B y
. Unsur yang berkaitan dengan unsur x
ini dilambangkan sebagai ( ) x f y , yang dinamakan aturan fungsi.
Daerah asal fungsi f adalah himpunan A, ditulis :
A = D
f
dan daerah hasil fungsi f adalah himpunan B, ditulis
B = R
f
dimana

f
D ( ) { } ( ) { }
f f
D x R x f R dan R x f R x
Bilaman daerah asal tidak disebutkan secara spesifik, maka daerah asal yang dimaksud adalah
daerah asal alamiah (natural domain) dari fungsi f.
Catatan
Istilah fungsi biasa juga disebut pemetaan (mapping).
Daerah asal biasa disebut daerah defenisi atau domain
Daerah hasil biasa juga disebut daerah nilai atau Range
Disini, D
f
atau R
f
semuanya merupakan himpunan bagian dari R sehingga fungsi f ini dinamakan
fungsi f dengan peubah real dan bernilai real , disingkat fungsi real
Fungsi real y = f(x) dapat digambarkan dalam bentuk diagram panah seperti pada gambar 2.24.
50
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi

Gambar diagram panah fungsi y = f(x).
Jadi jika kita mempunyai persamaan fungsi y = f(x) ,
( ) , ,
f f
R x f D x
maka :
f(x) adalah peta (image) dari x yang dibawa oleh f , dan x adalah prapeta (antesenden) dari y.
Jadi sebuah bilangan x dengan bayangannya f(x) direpresentasikan melalui sebuah titik P (x, f(x)),
yang biasanya dituliskan sebagai titik P(x,y).
Himpunan titik (x,y) yang memenuhi y = f(x) dinamakan grafik fungsi f yaitu
( ) ( ) { }
f f
R y dan D x x f y RxR y x , ,

Ciri-ciri fungsi ditinjau dari diagram panah adalah
a) Setiap unsur didalam domain , melepaskan sebuah anak panah ke sebuah unsur didalam
daerah hasil (range). Artinya tidak satupun unsur dalam domainnya yang tidak
melepaskan sebuah anak panah.
b) Setiap anak panah yang dilepaskan dari daerah asal (domain akan mengenai tepat satu
sasaran dalam daerah hasil. Ini berarti bahwa tidak mungkin sebuah anak panah akan
mengenai lebih dari satu sasaran . Hal ini berbeda dengan suatu relasi yang
memungkinkan hal tersebut bisa terjadi.
c) Mungkin saja terjadi kasus beberapa anak panah yang dilepaskan oleh masing-masing
unsur didalam domain akan mengenai sasaran yang sama didalam daerah hasilnya.
GRAFIK
Misal kita mempunyai fungsi y = f(x),
( ) , ,
f f
R x f D x
Nilai-nilai x
direpresentasikan oleh absis atau sumbu x, sedangkan nilai-nilai f(x) direpresentasikan oleh
ordinat atau sumbu y. Untuk menelusuri bayangan dari x atau ansenden dari y dapat ditunjukan
oleh arah panah pada gambar 2.25.
f
domain
image
range
Gambar 2.24a
x
D
f
R
f
f(x) f
f
Gambar 2.24b
51
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Menelusuri image dari x (ikuti panah) Menelusuri anteseden dari y (ikuti panah)
Gambar 2.25
MENENTUKAN DOMAIN DAN RANGE SUATU FUNGSI
Domain f adalah suatu himpunan :
( ) { } R x f R x D
f

dan
Range f adalah suatu himpunan :
( ) { }
f f
D x R x f R
Untuk menentukan domain dan range fungsi, perhatikan contoh-contoh berikut
Contoh .1.
Perhatikan gambar 2.26 merepresentasikan suatu grafik fungsi perubahan temperature
pada suatu ruangan tertentu selama 24 jam.
0
5
10
15
20
25
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Misal persamaan fungsi temperatur adalah ( )
*
; R t t f y
maka
[ ] ( ) { } dan R t f R t Df
*
24 , 0
[ ] ( ) { }
*
21 , 10 R t R t f Rf ; R
*
bilangan real non negatif.
Dari grafik terlihat bahwa untuk ( ) C t f maka t
0 0
21 10 24 0
f(14) = 21. pada jam 14
00
, temperature mencapai 21
0
C
f(5) = 10, pada jam 5, temperature mencapai 10
0
C
f(x
2
)
f(x
1
)
f
x
1
x
2
0
y
x
y
2
y
1
f
0
y
x
t = waktu dlm jam
f(t) = temperatur dalam
o
C
D
f
R
f
Gambar 2.26
52
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Lengkapi hal berikut : jika
( ) ...... ....... 12 3 t f maka t
jika ( ) ....... ........ 24 16 t f maka t
Tentukan suhu ruangan pada masing-masing :
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 24 ; 18 ; 8 ; 2 ; 0 f dan f f f f
Tentukan nilai t yang bersesuaian dengan :
( ) ( ) ( ) ( ) 20 ; 11 ; 14 ; 11 t f t f t f t f
Dalam hal ini 0 t mengapa ?
Dalam gambar diatas f(t) >0, tetapi secara umum mungkinkah
( ) ? 0 t f
, bilakah hal itu
terjadi ..?
Contoh 2
Fungsi ( ) 1 2
2
x x x f pada -1 x 2 mempunyai Domain
[ ] { } 2 1 2 , 1 x R x Df
dan Range
[ ] { } 2 2 2 , 2 y R y Rf
gambar 2.28
Catatan
Pada contoh (2) ini, bilamana x dapat mengambil sembarang bilangan real (tidak
dibatasi seperti contoh diatas) maka domainnya adalah domain natural yaitu
{ } < < x R x R D
f
, sedangkan
{ } < y R y y R
f
2 , |
.
Contoh .3.
Tentukan domain natural dan range dari fungsi berikut :
a. ( ) x x f 2 1 3 + c. ( ) 2 x x h
b. ( )
x
x
x g
2
1 +
d.
( )
1
1
2
+

x
x f
Solusi
a). ( ) x x f 2 1 3 +
Agar ( ) R x f (artinya f(x) ada ) syaratnya adalah ( ) 0 2 1 x yang dipenuhi oleh
2
1
x
sehingga :
2 -1 0 1
-1
1
2
-2
f(x) = x
2
2x 1
Gambar 2.28
53
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Daerah asal (Domain) fungsi f adalah
1
]
1

'


2
1
,
2
1
x R x Df

Karena untuk setiap
Df x
berlaku 0 2 1 x , maka ( ) 3 2 1 3 + x x f , sehingga
Daerah nilai (Range) fungsi f adalah
{ } [ ) + , 3 3 y R y Rf
Grafik fungsi
[ )
,
_

+ , 3
2
1
, 2 1 3 Rf dan Df dengan x f
diperlihatkan
pada gambar 2.29
Gambar 2.29
b). ( )
x
x
x g
2
1 +

Agar ( ) R x g , syaratnya adalah penyebut tidak nol, berarti 0 x sehingga daerah asal
fungsi g adalah

{ } { } 0 0 R x R x Dg
untuk menentukan daerah nilainya , kita tuliskan
x
x
y
2
1 +
, kemudian nyatakan x dalam y, dan perhatikan syarat yang harus
dipenuhi oleh y. Prosedurnya sebagai berikut :
( ) 1 1 2 1 2 1 2
2
1
+
+
y x x xy x xy
x
x
y
2
1
,
1 2
1

y
y
x
jadi daerah nilai fungsi g adalah

'

'


2
1
2
1
: R y R y Rg
grafik fungsi g dengan daerah asal { } 0 R Dg
dan daerah hasil

'


2
1
R Rg
ditujukan pada
gambar 2.30
1
4
3
0
D
f
R
f
f
x
y
y =
3
2
1
-1
-2
-1 0 -2 1 2
y
Grafik fungsi g
u/ x > 0
Grafik fungsi g
u/ x < 0
Gambar 2.30
54
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
c). ( ) 2 x x h
Agar ( ) R x h , syaratnya 0 x , sehingga Daerah asal fungsi h adalah
{ } [ ) + , 0 0 x R x Dh
Karena setiap , 0 x berlaku Dh x
sehingga daerah nilai fungsi h adalah
{ } [ ) , 2 2 y R y Rh
Grafik fungsi h dengan daerah asal [ ) , 0 Dh
dan daerah hasil [ ) , 2 Rh ditunjukkan pada
gambar 2.31

d).
( )
1
1
2
+

x
x f
karena penyebut adalah definit positif
maka ( ) , R x R x f artinya f(x)
terdefenisi untuk setiap R x , sehingga D
f
=
R dan
{ } ( ] 1 , 0 1 0 < y R y R
f
. mengapa
?
Grafiknya ditunjukkan pada gambar 2.32
Contoh .4
Berikut ini diberikan beberapa fungsi utama beserta daerah asal dan daerah hasilnya.
N
o
Persamaan Fungsi f Daerah Asal Natural
D
f
Daerah Nilai
R
f
Grafiknya
berbentuk
1 ( ) 0 , + a b ax x f ( ) , R R Garis lurus 2.33.a
2
( ) 0 ,
2
> a ax x f
R [ ) , 0 Parabola puncak
(0,0), terbuka
keatas. 2.33.b
3
( ) 0 ,
2
< a ax x f
R ( ] 0 , Parabola puincak
(0,0) terbuka
kebawah. 2.33b
4
( )
3
x x f
R R Lengkungan.
2.33.c
5
( ) 0 , x x x f
[ ) , 0 [ ) , 0 Lihat gambar
2.33.d
6
( ) 0 ,
1
x
x
x f
{ } 0 R { } 0 R Gambar 2.33.e
7
( ) 0 ,
1
2
x
x
x f
{ } 0 R
( )
+
, 0 R
Gambar 2.33.f
8 ( ) tan ; kons c c x f R { } c Garis datar sejajar
sumbu x
2 ) ( x x h
y
-2
4
Gambar 2.31
0
1
1
1
) (
2
+

x
x f
Gambar 2.32
55
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Grafiknya masing-masing ditunjukkan pada gambar 2.33
Contoh 5.
Tentukan daerah asal dan daerah nilai fungsi
( )
2
2 x x x f

Solusi
Agar ( ) R x f , syaratnya adalah
0 2
2
x x
. Dengan menyelesaikan pertaksamaan ini
diperoleh
( ) ( ) 1 2 0 1 2 0 2
2
+ + x x x x x
jadi daerah asal fungsi f adalah
{ } [ ] 1 , 2 1 2 x R x Df

sedangkan daerah nilai fungsi f dapat ditentukan dengan beberapa cara :
f(x)=ax+b
a>0
f(x)=ax+b a<0 0
y`
x
Gbr 2.33a
0
x
f(x)=ax
2
, a<0
f(x)=ax
2
a>0
y`
Gbr 2.33b
Gbr 2.33c
0
f(x)=x
3
Gbr 2.33d
0
x x f ) (
y
x
Gbr 2.33e
0
x
x f
1
) (
y
x
2
1
) (
x
x f
Gbr 2.33f
0
y
x
56
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Cara 1
Tuliskan 0 , 2
2
y x x y Unsur dibawah tanda akar dibuat bentuk
kuadrat sejati, diperoleh.
0 ,
2
1
4
9
2

,
_

+ y x y
Kuadratkan kedua ruas diperoleh
0 ,
2
1
4
9
2
2

,
_

+ y x y
0 ,
2
3
2
1
2
2
2

,
_

+
,
_

+ y y x
Bentuk ini merupakan persamaan bagian atas
lingkaran yang berpusat dititik
,
_

0 ,
2
1
dan
berjari-jari
2
3
Akibatnya rentang nilai yang harus
memenuhi
2
3
0 0
2
3
2
3
y sehingga y dan y
Jadi
daerah nilai f adalah
1
]
1

'


2
3
, 0
2
3
0 y R y Rf


Cara .2
Tulis
2
2 2 x x y
, kuadratkan, diperoleh
( ) 0 , 0 2
0 , 2
2 2
2 2
+ +

y y x x
y x x y

karena fungsi f bernilai real, maka persamaan kuadrat dalam x ini harus mempunyai akar-akar
real, syaratnya adalah deskriminan 0 D , yaitu

( )
2
3
0
0 ,
2
3
2
3
0 , 0 9 4
0 , 0 2 4 1
2
2




y
y y
y y
y y

jadi daerah nilai fungsi f adalah
1
]
1

2
3
, 0 Rf

Catatan : * Persamaan lingkaran yang berpusat di (a,b) dengan jari-jari r adalah
( ) ( )
2 2 2
r b y a x +
* Deskriminan dari c a b D adalah c bx ax . . 4 0
2 2
+ +
-3/2 -1 - 0 1 x
3/2
y
Gambar 2.34
57
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Cara .3
Karena
1
]
1

1 ,
2
3
Df
, ini berarti
diperoleh ruas tiap kuadratkan x
ruas tiap pada tambahkan x
,
2
3
2
1
1
2
1
, 1
2
3
+

diperoleh ruas tiap tambahkan x
diperoleh negatif dikalikan x
,
4
9
, 0
2
1
4
9
, 1 ,
4
9
2
1
0
2
2

,
_

+

,
_

+
( )
1
]
1




,
_

+

,
_

+
2
3
, 0
2
3
0
2
3
0
2
3
2 0
2
3
2
1
4
9
0
, ,
4
9
2
1
4
9
0
2
2
2
Rf adalah f fungsi nilai daerah jadi y
x f
x x x
diperoleh kuadrat akar diambil x

Diskusikan di kelas (Dosen + Mahasiswa)
Lengkapi tabel berikut, dan jelaskan dengan argument yang benar untuk menjawab beberapa
pertanyaan berikut.
No Persamaan fungsi f Daerah
asal Df
Daerah
nilai Rf
Grafiknya
Ci
1
( )
1
1
+

x
x f
- - -
2
( ) 1
1
+
x
x f
- - -
3
( )
1
1

x
x f
- - --
4
( ) 1
1

x
x f
- - -
5
( ) 3 3 + x x f
- - -
6
( ) ( ) 1 3
3
+ x x f
- - -
7
( ) 10 6
2
+ x x x f
- - -

Lihat gambar
2.35a dan 2.35b
58
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
-6
-1
4
9
-7 -2 3 8
-6
-4
-2
0
2
4
6
-6 -4 -2 0 2 4 6
Cari grafik fungsi yang bersesuaian Ci, i = 1,2, .., 7
x
y
C1
C2
C3
Gambar 2.35a
C7
C5
C6
C4
x
y
Gambar 2.35b
59
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Soal Latihan
Untuk soal no 1 sampai dengan no 15, tentukan daerah asal dan daerah hasil/daerah nilai dari
setiap fungsi berikut.
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( ) ( )
( )
( )
( )
( ) ( )
2
2
2 2
3
2
2 2
2
2
2
1
). 15 2 .
1
1
1
1
). 14
1
. ). 7
1
1
). 13
1
2
). 6
1
1
). 12
1
2
). 5
1
1
). 11
1
). 4
sin 2 1 ). 10 3
1
). 3
sin 4 sin ). 9 2 3 2 ). 2
4 ). 8 2 3 ). 1
x
x
x f x x f b
x
x f dan
x
x f
x
x
x f a
x
x f
x
x x
x f
x
x f
x
x x
x f
x
x f
x
x
x f
x x f
x
x x f
x x x f x x f
x x x f x x x f

+
+

TERMINOLOGI FUNGSI : FUNGSI PADA DAN FUNGSI SATU-SATU
Misalkan
R B A ,
dan f suatu fungsi dari A ke B
B A f :
, maka
1) Fungsi f dikatakan fungsi pada (ontofunction) atau Surjective jika setiap unsur dalam
himpunan B (range) merupakan bayangan satu atau beberapa unsur dalam himpunan A
(domain), gambar 2.36.a
2) Fungsi f dikatakan fungsi satu-satu (one- to- one function) atau injective bila tidak ada
dua unsure dalam himpunan A yang memiliki bayangan yang sama dalam himpunan B, gambar
2.36.b
3) Fungsi f dikatakan fungsi satu-satu dan pada one-to-one ontofunction atau bijective jika f
fungsi pada dan sekaligus satu-satu, gambar 2.36.c
*
*
*
*
*
*
*
f
Fungsi pada
Gambar 2.36a
A B
*
*
*
*
*
*
*
*
f
Fungsi satu-satu
Gambar 2.36b
A B
*
*
*
*
*
*
*
*
f
Fungsi pada dan satu-satu
Gambar 2.36c
A B
60
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Catatan
Untuk fungsi satu-satu, bila
( ) ( )
2 1 2 1 2 1
, x f x f x x dan Df x x
Jika A = B, fungsi f dari A ke A dinamakan fungsi pada A
Contoh
( )
3
x x f adalah fungsi yang bersifat satu-satu, sebab setiap unsure yang berlainan dalam
daerah asal mempunyai bayangan yang berlainan pula. Bila ditarik garis-garis mendatar, maka
setiap garis hanya memotong grafik f disatu titik.
SIFAT SIMETRI GRAFIK FUNGSI
Kadang-kadang dengan melihat kesimetrian dari suatu aturan atau grafik fungsi, sifat fungsi
tersebut lebih mudah dikenali atau digambarkan. Sifat simetri yang langsung mudah dapat
dikenali adalah simetri terhadap sumbu x, sumbu y atau simetri terhadap titik asal.
1. Simetri terhadap sumbu x. Grafik fungsi y = f(x) dikatakan simetri terhadap sumbu x jika
(x,y) terletak pada grafik f maka (x,-y) juga terletak pada grafik f. Ini berarti grafik fungsi f
sekaligus memuat titik (x,y) dan (x,-y), dengan kata lain kedua titik tersebut memenuhi
persamaan fungsi f.
2. Simetri terhadap sumbu y, yaitu bahwa jika (x,y) terletak pada grafik fungsi f pada (-x,y)
juga terletak pada grafik fungsi f.
3. Simetri terhadap titik asal, yaitu bahwa jika (x,y) terletak pada grafik fungsi f maka (-x,-y)
juga terletak pada grafik fungsi f. Ini berarti grafik fungsi f memuat sekaligus titik (x,y)
dan (-x,-y).
Contoh :
o Fungsi x = y
2
dan 2y
2
3x + 1 = 0, grafiknya simetri terhadap sumbu x.
o Fungsi y = x
2
, grafiknya simetri terhadap sumbu y.
o Fungsi y = x
3
dan lingkaran x
2
+ y
2
= r
- 2
, grafiknya simetri terhadap titik asal (0,0).
Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil
Defenisi
1. Fungsi f dikatakan Fungsi Genap jika untuk setiap x D
f
berlaku
) ( ) ( x f x f
2. Fungsi f dikatakan Fungsi Ganjil jika untuk setiap x D
f
berlaku
) ( ) ( x f x f
Catatan : pada defenisi diatas, unsur x dan x D
f
.
Berdasarkan defenisi diatas, maka grafik fungsi genap simetri terhadap sumbu y dan grafik
fungsi ganjil simetri terhadap titik asal (0,0). Dari pengertian diatas, sebuah fungsi bukan fungsi
genap jika terdapat suatu x D
f
sehingga f(-x) f(x) , dan bukan fungsi ganjil jika terdapat
suatu x D
f
sehingga f(-x) -f(x).
Contoh :
(1) a). Fungsi f(x) = x
2
+ 3 adalah fungsi genap, karena
f(-x) = (-x)
2
+ 3 = x
2
+ 3 = f(x).
Dengan demikian grafiknya simetri terhadap sumbu y.
61
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
b). Fungsi f(x) = 5x
4
3x
2
+ 1 adalah fungsi genap, karena
f(x) = 5(-x)
4
3(-x)
2
+ 1 = 5x
4
3x
2
+ 1 = f(x).
c). Fungsi f(x) = cos x adalah fungsi genap karena
f(-x) = cos(-x) = cos x = f(x)
d). Fungsi f(x) = 1 ,
1

x
x
x
adalah fungsi genap (periksa).
(2) a). Fungsi f(x) = 2x
3
+ 4x adalah fungsi ganjil, karena
f(-x) = 2(-x)
3
+ 4(-x) = -2x
3
- 4x = -(2x
3
+ 4x) = - f(x).
Dengan demikian grafiknya simetri terhadap titik asal (0,0).
b). f(x) = 4x
5
+ 2x
3
6x adalah fungsi ganjil, karena
f(x) = 4(-x)
5
+ 2(-x)
3
6(-x)
= -4x
5
2x
3
+ 6x
= - (4x
5
+ 2x
3
6x)
= - f(x).
(3) a). Fungsi f(x) = x
4
+ x
3
2x
2
+ 3 adalah bukan fungsi genap dan bukan fungsi ganjil,
karena f(-x) =(-x)
4
+ (-x)
3
2(-x)
2
+ 3
= x
4
x
3
2x
2
+ 3 f(x) -f(x)
b). Fungsi f(x) = x + cos x adalah fungsi yang tidak genap dan juga tidak ganjil karena
terdapat x =
4

D
f
= sehingga f(-
4

) f(
4

) dan f(-
4

) -f(
4

).
(4) Fungsi f(x) = 0 adalah fungsi genap dan sekaligus fungsi ganjil karena f(-x) = 0 = -0. Ini
berarti f(-x) = f(x) dan f(-x) = -f(x)
(5) Fungsi f(x) = x tidak dapat dikelompokkan sebagai fungsi genap ataupun fungsi ganjil,
karena D
f
= [0,) tidak memuat x dan x secara bersamaan.
OPERASI PADA BEBERAPA FUNGSI
Defenisi
Misalkan diberikan dua buah fungsi f dan g, dengan peubah bebas x, maka
jumlah, selisih, hasil kali dan hasil bagi dari f dan g ditulis sebagai f + g ; f g ;
f.g dan
g
f
, didefenisikan sebagai
a). (f + g)(x) = f(x) + g(x) b). (f g)(x) = f(x) g(x)
c). (f g)(x) = f(x) . g(x) d).
0 ) ( ,
) (
) (
) (

,
_

x g
x g
x f
x
g
f
jika daerah asal fungsi hasil operasi aljabar ini ditentukan setelah aturan operasinya maka
a). D
f + g
= D
f
D
g
b). D
f g
= D
f
D
g

c). D
f . g
= D
f
D
g
d).
g
f
D
= D
f
D
g
{ x R : g(x) = 0 }
Tampak bahwa D
f + g
= D
f g
= D
f . g
; tetapi tidak sama dengan
g
f
D
62
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Contoh :
Diberikan
1
) (
+

x
x
x f dan
x
x
x g

1
) ( ; Tentukan aturan fungsi f + g ; f g ; g f ; f . g ;
g
f
;
f
g
dan tentukan daerah defenisinya masing-masing.
Solusi :
a). Jumlah dari f dan g adalah
(f + g)(x) = f(x) + g(x)
=
x
x
x
x
+
+
1
1
=
) 1 (
1
) 1 (
1 )( 1 (
2
+

+
+ +
x x x x
x x x
daerah defenisinya adalah
D
f + g
= D
f
D
g
= R {-1} R {0} = R {-1,0}
Jadi daerah asal dari f + g adalah semua bilangan real kecuali -1 dan 0
b). Selisih dari f dan g adalah
(f g)(x) = f(x) g(x)
=
) 1 (
1 2
) 1 (
) 1 )( 1 ( 1
1
2 2

+
+

+ x x
x
x x
x x x
x
x
x
x
daerah defenisinya (daerah asal) adalah :
D
f g
= D
f
D
g
= R {-1} R {0} = R {-1,0}
Sedangkan
(g f)(x) = g(x) f(x) =
) 1 (
2 1
) 1 (
) 1 )( 1 (
1
1
2 2
+

+
+

x x
x
x x
x x x
x
x
x
x
Daerah defenisi (daerah asal) adalah
D
g f
= D
g
D
f
= R {-1,0}
c) Hasil kali dari fungsi f dan g adalah
( ) ( ) ( ) ( )
( )
( )
{ } 0 , 1
1
1
1
1 1
.
1
. .

+


,
_

,
_

+

R D D D dan
x
x
x x
x x
x
x
x
x
x g x f x g f
g f fg

d). Hasil bagi dari f dan g adalah

( )
( )
( )
( ) { } { } { }
{ } 0 , 1
0 0 , 1 0 ;
,
1 1
.
1 1
1
2
2


,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

R
R x g R x D D D dengan
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x g
x f
x
g
f
g f g f

Sedangkan
63
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi

( )
( )
( )
( ) { }
{ } { } { } 0 , 1 1 0 , 1
0 :
1 1 1
1
1
2
2


,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

R R
x f R x D D D dengan
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x f
x g
x
f
g
f g f g

Soal Diskusi Kelas
( ) ( )
( ) ( )
g ma g ma asanya daerah serta
f
g
dan
g
f
g f f g g f Tentukan
x
x g dan
x
x
x f Jika b
x x g dan x x f Jika a
sin sin ; ; ;
1
1
).
1 3 ).
+

+
Soal Latihan
1. Untuk setiap fungsi berikut, tentukan apakah fungsi genap atau fungsi ganjil atau bukan fungsi
genap dan bukan fungsi ganjil.

( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) 1 ).
2 2 ). 1 3 ). 1 3 2 ).
1
1
). ). 7 5 ).
6
2 7 2 4
2
2
3

+ + + +
+


t t f c
x x x f g t t f e x x x f b
x
x
x f f
t t
t t
t f d x x x f a
2. a. Jika f fungsi ganjil dan g fungsi ganjil
Tunjukkan bahwa f+g dan f g juga fungsi ganjil
b. Jika f fungsi genap dan g fungsi genap
Tunjukkan bahwa f + g , f.g dan f/g juga fungsi genap
c. Jika f fungsi genap dan g fungsi ganjil
Tunjukkan bahwa fg adalah fungsi ganjil.
3. Tentukan aturan fungsi f + g ; f g dan f/g dari fungsi-fungsi berikut, kemudian tentukan
pula daerah asal dari hasil operasinya.

( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
x
x x g
x
x x f e
x
x g x x f d x x g x x f c
x x g x x f b x x g x x f a
1
;
1
).
1
; 2 ). 1 ; 1 ).
1 ; ). 1 ; 5 ).
2
2 2
+

+
64
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
FUNGSI-FUNGSI KHUSUS
1 FUNGSI POLINOM (FUNGSI SUKU BANYAK)
Fungsi f yang didefenisikan sebagai
( )
n
n
x a x a x a a x f + + + +
2
2 1 0
dengan n bilangan bulat non negative dan a
0
, a
1 , .....,
a
n
adalah konstanta real,
dinamakan fungsi polinom (fungsi suku banyak).
jika
, 0
n
a
maka derajat fungsi polinom tersebut adalah n.
jika n = 0, maka diperoleh
( )
0
a x f
untuk semua x, maka fungsi polinom tersebut
adalah fungsi konstan. Jadi suatu fungsi konstan yang nilainya tidak nol dianggap sebagai
suatu fungsi polinom yang derajatnya nol
jika
0
0
a
dan n = 0, maka derajat fungsi polinom tidak terdefenisi. Fungsi polinom
tanpa derajat ini disebut fungsi nol oleh karena nilainya
( ) 0 x f
untuk semua x
Fungsi linier adalah fungsi polinom berderajat 1, yang dapat dituliskan dalam bentuk
( )
( ) 0 , tan ,
1 0
+
+
a dan ta kons adalah b dan a dengan b ax x f
atau x a a x f
Grafiknya merupakan garis lurus dengan tanjakan a dan memotong sumbu y dititik (0,b).
(gambar 2.34)
Jika a = 1 dan b = 0 diperoleh
( ) x x f
yang dinamakan fungsi kesatuan.
Fungsi Kuadrat adalah fungsi polinom berderajat 2 yang dapat dituliskan dalam bentuk
( )
( ) 0 tan , ,
2
2
2 1 0
+ +
+ +
a dan ta kons adalah c b a dengan c bx ax x f
atau x a x a a x f
Grafiknya adalah suatu parabola yang simetri dengan garis vertikal
a
b
x
2

, dan
mempunyai titik puncak di
,
_


a
D
a
b
4
,
2
dimana
ac b D 4
2

Grafik ini terbuka keatas bila a > 0 dan terbuka kebawah bila a < 0 (gambar 2.35).
Gambar 2.34.a Gambar 2.34.b Gambar 2.34.c
Grafik Fungsi Konstan Grafik Fungsi Kesatuan Grafik Fungsi Linier
y
0 x
f(x) = 3
y
0 x
f(x) = x
y
0 x
f(x) = ax + b
3
65
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi

Gambar 2.35
Grafik Fungsi Kuadrat
Grafik fungsi kuadrat dapat terjadi dalam beberapa kasus yaitu : memotong sumbu x didua titik;
menyinggung sumbu x (memotong sumbu x di satu titik) dan tidak memotong sumbu x. kasus ini
digambarkan sebagai berikut :

( )
ac b D
c bx ax x f
4
2
2

+ +

Gambar 2.36
Contoh
1. Misalkan C
1
, C
2
, C
3 ,
berturut-turut grafik fungsi kuadrat
( ) ( ) ( )
2 2 2
2
1
3 , x x f dan x x f x x f , lihat gambar 2.37
-2
0
2
4
6
8
10
12
14
-8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8

Gambar 2.37
y
0 x
f(x) =ax
2
+bx+c
a > 0
x = -b/a
y
0 x
f(x) =ax
2
+bx+c
a < 0
x = -b/a
a > 0
D > 0
a > 0
D = 0
a > 0
D < 0
a < 0
D > 0
a < 0
D = 0
a < 0
D < 0
Sumbu x
C1 C2 C3
66
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Perhatikan bahwa grafik C
2
lebih ramping dari grafik C
1
, sedangkan grafik C
3
lebih lebar dari C
1
.
2. Misalkan C
1
, C
2
, C
3
, C
4
dan C
5
berturut-turut grafik dari fungsi kuadrat berikut :
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
2 2 2 2 2
1 4 ; 3 ; 3 ; x x f dan x x f x x f x x f x x f + + lihat gambar 2.38

-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
-6 -4 -2 0 2 4 6 8
Perhatikan gambar 2.38
Grafik C
2
diperoleh dengan menggeser C
1
sejauh 3 satuan diatas titik asal (0,0). Grafik C
3
dipeorleh dengan menggeser C
1
sejauh 3 satuan kesebelah kiri titik asal. Grafik C
4
diperoleh
dengan menggeser C
1
sejauh 4 satuan disebelah kanan titik asal dan 1 satuan dibawah sumbu x.
Sedangkan grafik C
5
adalah cerminan C
1
terhadap sumbu x.
Fungsi Kubik (Fungsi Pangkat Tiga) adalah fungsi polinom berderajat 3 yang dapat
dituliskan dalam bentuk

( )
( ) . 0 tan , , , ,
2 3
3
3
2
2 1 0
+ + +
+ + +
a dan ta kons d c b a d cx bx ax x f
atau x a x a x a a x f
Grafik fungsi kubik ini selalu memotong sumbu x paling sedikit di satu titik.
Untuk kasus a > 0, grafiknya selalu naik atau mempunyai dua titik puncak (gambar 2.39a).
Untuk kasus a < 0, grafiknya selalu turun atau mempunyai dua titik puncak (gambar 2.39.b).
Gambar 2.39.a Gambar 2.39.b
Gambar 2.38
- 2 0
- 1 0
0
1 0
2 0
- 3 - 2 - 1 0 1 2 3
y = ax
3
a > 0
- 2 0
- 1 0
0
1 0
2 0
- 3 - 2 - 1 0 1 2 3
y = ax
3
a < 0
y = ax
3
+bx
2
+cx+d
a > 0
y = ax
3
+bx
2
+cx+d
a < 0
C
3
C
2
C
1
C
5
C
4
67
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
2. FUNGSI RASIONAL adalah suatu fungsi yang dapat dituliskan sebagai hasil bagi dua
fungsi polinom, yaitu :
( )
m
m
n
n
x b x b x b b
x a x a x a a
x f
+ + + +
+ + + +

2
2 1 0
2
2 1 0
Untuk semua x yang membuat penyebut tidak nol
Contoh
5 3
1
0
2
+
+

x x
x
x f
adalah fungsi rasional
3. FUNGSI IRRASIONAL, adalah fungsi aljabar yang tidak rasional yaitu mengandung fakctor
penarikan akar.
Contoh
( ) ( ) 6 ;
1
1 2
;
2
2
3 3 2
+

+ x x
x
x
x g x x x x f
semuanya adalah fungsi irrasional.
Perhatikan pula grafik fungsi irrasional berikut :
gambar 2.40
Perhatikan gambar 2.40 bahwa grafik C
2
diperoleh dengan menggeser grafik C
1
sejauh 1 satuan
disebelah kiri sumbu y. Grafik C
3
diperoleh dengan menggeser C
1
sejauh 1 satuan disebelah
kanan sumbu y.
2.4. Fungsi Nilai Mutlak
Domain : R, himpunan bilangan real
Range : Bilangan real non negatif
Lambang :
x
Defenisi :
( )

'

<


0
0
x jika x
x jika x
x x f
Grafik : gabungan dua buah semi garis, yaitu :
( )
( ) 0 ,
0 ,
2
1
<

x jika x x f
dan x jika x x f
Fungsi ini mempunyai dua aturan yaitu fungsi ( ) x x f
1
pada selang [ ) , 0 dan fungsi
( ) x x f
2
pada selang ( ] 0 , , sehingga
2 1 f f f
D D D
, dan fungsi f berubah sifat dititik
x = 0
y
x
0
1
-1
1
-1
C1
C2
C3
3
1 ) ( + x x f
3
) ( x x f
3
1 ) ( x x f

68
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi

Gambar 2.41
Fungsi yang aturannya memuat nilai mutlak dapat dituliskan sebagai fungsi dengan banyak
aturan.
Contoh :
1. fungsi
( ) 2 x x f
dapat dituliskan sebagai fungsi dengan dua aturan yaitu :

( )

'

<

2 2
2 2
x jika x
x jika x
x f
f berubah sifat di x = 2
(gambar 2.42)

Gambar 2.42
2. fungsi
( ) ( ) 2 + x x x f
dapat dituliskan sebagai fungsi dengan dua aturan yaitu

( )

'

<
+

0 , 2
0 2
2
2
x x x
x x x
x f
f berubah sifat di x = 0
(gambar 2.43)
gambar 2.43
3. fungsi
( ) 3 + x x x x f
dapat dituliskan sebagai fungsi dengan tiga aturan yaitu:

( )

'

< +
< +
+

0 , 3
3 0 , 3
3 , 3
2
2
2
x jika x x
x jika x x
x jika x x
x f
f berubah sifat dititik x = 0 dan x = 3
(gambar 2.44)
Grafik f merupakan gabungan tiga buah
semi parabola gambar 2.44
4. fungsi
( ) 1 2 1 + x x f
dapat dituliskan sebagai fungsi dengan dua aturan, yaitu :
2
1
0 1 -2 x
y
f
1
f
2
2
1
0
2
x
y
0
-2
x
y
-1
0
-1
x
y
-
3

69
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi

( )

'

< +

1 , 3 2
1 , 1 2
x jika x
x jika x
x f
f berubah sifat di x =-1
(gambar 2.45)


gambar 2.45
2.5.Fungsi Bilangan Bulat Terbesar (Fungsi Tangga)
Domain : R
Range : Himpunan bilangan bulat
Lambang : [ ] x menyatakan bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan x,
yaitu :
[ ] . , 1 , bulat bilangan n n x n jika n x + <
Fungsi ( ) [ ] x x f dinamakan fungsi bilangan bulat terbesar.
Grafiknya : menyerupai tangga . Gambar 2.46.
Jika R x , maka tak hingga banyaknya bilangan bulat yang lebih kecil atau sama dengan x, yang
pada garis bilangan digambarkan disebelah kiri x
bilangan bulat yang x
diantara semua bilangan bulat tersebut ada yang terbesar dan bilangan terbesar inilah yang
dimaksud [ ] x
Contoh
jika x = 3,6 , maka terdapat bilangan bulat -2, -1, 0 , 1 , 2 , 3 yang semuanya lebih kecil
dari 3,6. Dan diantara barisan bilangan tersebut, bilangan bulat 3 yang terbesar, sehingga
[ ] 3 6 , 3
demikian juga jika x = -2, maka terdapat ......, -5 , -4 , -3 , -2 yang semuanya lebih kecil
atau sama dengan -2, dan diantara barisan bilangan tersebut, bilangan bulat -2 yang
terbesar sehingga [ ] 2 2 .
Jadi

[ ] 3 6 , 3
, sebab bilangan 3 adalah bilangan bulat terbesar yang lebih kecil dari 3,6

[ ] 2 4 , 1
, sebab bilangan -2 adalah bilangan bulat terbesar yang lebih kecil dari -1,4
Demikian juga
[ ] [ ] [ ] [ ] [ ] 0 0 ; 3 ; 1 2 ; 1 3 , 0 ; 0 3 , 0
Untuk menggambarkan grafik fungsi ( ) [ ] x x f , perhatikan langkah=langkah berikut :
[ ] , 1 , + < n x n jika n x n bilangan bulat.
Jika dipilih n = -2 , -1 , 0 , 1 , 2 , 3 , diperoleh :
-2
1
0
-1
x
y
-1
- 1
|
n 2
|
n 1
|
n
|
x
|
n + 1
|
n + 2

. . . . . .
70
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
[ ] ( )
[ ] ( )
[ ] ( )
[ ] ( )
[ ] ( )
[ ] ( ) 3 3 4 3 3
2 2 3 2 2
1 1 2 1 1
0 0 1 0 0
1 1 0 1 1
2 2 1 2 2
<
<
<
<
<
<
x f x x n
x f x x n
x f x x n
x f x x n
x f x x n
x f x x n
jadi
( ) [ ]

'

+ <
<
<
<
<
<
<

1 ,
4 3 , 3
3 2 , 2
2 1 , 1
1 0 , 0
0 1 , 1
1 2 , 2
n x n jika n
x jika
x jika
x jika
x jika
x jika
x jika
x x f


grafiknya digambarkan pada gambar 2.46
Contoh
Gambarkan grafik dari
( ) [ ]
( )
( ) [ ] 2 2 , ).
4 2 ,
2
1
).
1 1 , 2 ).
2


1
]
1

+

x x x f c
x x x x f b
x x x f a
Jawab:
a). Menurut defenisi bilangan bulat terbesar :
[ ]
,
_

+ <
2
1
, 1 2 2 kalikan n x n jika n x
pada ketiga ruas (ingat sifat pertidaksamaan) diperoleh

( )
1 , 0 , 1 , 2 , 1 1 ,
2 2
1

,
_

<
+
n pilih x agar
n
x
n
Sehingga :
1 2 3
1
2
3
-1 -2 -3
-1
-2
-3
Gambar 2.46
Grafik
x
y
71
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi

[ ] ( )
[ ] ( )
[ ] ( )
[ ] ( )
[ ] ( ) 2 2 2 1
1 1 2
2
1
1 1
0 0 2 0
2
1
0
1 1 2
2
1
0 1
2 2 2 1
2
1
2

<
<
<
<
x f x x untuk
x f x x n
x f x x n
x f x x n
x f x x n
jadi
( ) [ ]

'


<
<
<
<

1 , 2
2
1
1 , 1
0
2
1
, 0
2
1
0 , 1
1
2
1
, 2
2
x
x
x
x
x
x x f
grafiknya ditunjukkan pada gambar 2.47
b).
( ) 4 2
2
1

1
]
1

+ x x x x f
karena
( ) 2 2 2 1
2
1
2
1
+ < + <
1
]
1

n x n n x n jika n x
agar
diperoleh n pilih x , 1 , 0 , 1 , 4 2

( )

'

< +
<
<

1
]
1

'

<
<
<

1
]
1

4 , 6
4 2 , 1
2 0 ,
0 2 , 1
2
1
4 , 2
4 2 , 1
2 0 , 0
0 2 , 1
2
1
x
x x
x x
x x
x x x f
sehingga
x
x
x
x
x
Grafik ditujukan pada gambar 2.48
1
1
2
-
-1
-1
-2
Gambar 2.47
x
y
1 2 3
1
2
3
-1 -2
-1
-2
-3
4
6
5
Gambar 2.48
x
y
72
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
c). ( ) [ ] 2 2 ,
2
x x x f
Menurut defenisi bilangan bulat terbesar

[ ]
[ ] [ ]
[ ] [ ]
[ ] [ ]
[ ] [ ]
[ ] [ ]
( ) [ ]

'


< <
< <
< <
< <


< <
< <
< <
<

< + + <
+ <
2 2 , 4
2 3 3 2 , 3
3 2 2 3 , 2
2 1 1 2 , 1
1 1 , 0
4 2 4 2
3 3 4 3 4 3
2 2 3 2 3 2
1 1 2 1 2 1
0 0 1 0 1 0 0
, 3 , 2 , 1 , 0 , 2 2
1 1
1 ,
2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
x atau x
x atau x
x atau x
x atau x
x
x x f
jadi
x x atau x x
x x atau x x
x x atau x x
x x atau x x
x x atau x x n
diperoleh sehingga n pilih x Agar
n x n atau n x n
n x n jika n x

grafiknya ditunjukkan pada gambar 2.49

Gambar 2.49
-2 2 1 -1 0
1
-
2 3
-
X
Y
73
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Soal Latihan
Gambarkan grafik fungsi berikut:
1.
( ) x x f 2
11.
( ) [ ] 2 2 ; x x x f
2.
( ) 3 + x x f
12.
( ) [ ] 2 2 ; + x x x x f
3.
( ) 1 x x x f
13.
( ) [ ] 2 2 ; x x x x f
4.
( ) x x x f
2

14.
( ) [ ] 2 2 ; 1 2 + x x x x f
5.
( ) ( ) x x x f dan
x
x
x f
15.
( ) [ ] x x x f
6.
( ) x x f sin
16.
( )
[ ]
( )
[ ]
x
x
x f dan
x
x
x f
7.
( ) x x f sin
17.
( ) [ ] x x x f +
8.

'

<

5 , 25
5 | | , 5 | |
) (
2
x jika x
x jika x
x f
18.
( )

'


<

2 , 3
2 2 , 1
2 , 4
x
x
x
x f
9. ( ) 1 4 x x f 19.

'


< < +

2 , 1
2 0 , 1
0 , 1
) (
2
x x
x x
x
x f
10.
( )

'

>
+

2 , 4
2 , 7 6
x jika x
x jika x
x f
20.
[ ] [ ]
[ ] [ ]

'

ganjil t jika t t
genap t jika t
t F
, 1 | 2
,
) (
2.6. Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers .
2.6.1 FUNGSI KOMPISISI (FUNGSI BERSUSUN)
Misalkan f dan g dua fungsi yang didefinisikan sebagai berikut :
f : A B dan g : B C,
Jika R
f
D
g
, maka terdapat fungsi h : A C yang merupakan fungsi komposisi dari f dan
g ( f dilanjutkan g) yang ditulis g o f dan aturannya ditentukan oleh :
h(x) = (g f)(x) = g(f(x))
x
f(x)
g o f
g(f(x))
Gambar
f
>
g
>
74
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Daerah asal dan daerah hasil fungsi komposisi g o f masing-masing adalah :
D
g f
= {xA f(x) B}={x D
f
|f(x) D
g
}, dan
R
g f
= {yC y = g(t), tR
f
}
Dalam hal ini D
g o f
adalah himpunan bagian dari D
f
. Selanjutnya, fungsi komposisi f o g
dirancang serupa, dengan f dan g saling bertukar peran.
Misalnya R
g
D
f
, maka fungsi komposisi dari f dan g (g dilanjutkan f) ditulis f o g dan
aturannya ditentukan oleh
( f o g ) (x) = f ( g(x) )
Daerah asal dan derah hasil fungsi komposisi f o g masing-masing adalah
D
f o g
= { x D
g
| g(x) D
f
} dan
R
f o g
= { y R
f
| y = f(t), t R
g
}
Dalam hal ini D
f o g
adalah himpunan bagian dari D
g
.
Catatan :
f o g g o f
Contoh1:
Tentukan fungsi komposisi fg; gf dan tentukan pula daerah definisi fungsi komposisinya dari
fungsi-fungsi berikut:
a. f(x) = x ; g(x) = 2x + 1
b. f(x) = x 2 ; g(x) =
4
4
2
x
x
c. f(x) = 4 x ; g(x) = 2
x
Penyelesaian:
a. f(x) = x ; g(x) = 2x + 1
(i) menentukan f g:
R
g
D
f
= (-, +) [0, +) = [0, +) , ini berarti menjamin adanya fungsi
komposisi f g dengan persamaan :
(f g)(x) = f(g(x)) =f(2x +1) = 1 2 + x dan daerah definisinya adalah :
D
fg
={x D
g
g(x) D
f
}
= {xR| 2x+1 [0,}
= {xR| 2x+1 0} = [- , ).
(ii) menentukan g f:
R
f
D
g
= [0, +) (-, +) = [0, +) , ini berarti menjamin adanya fungsi
komposisi g f dengan persamaan :
(g f)(x) = g(f(x)) = 1 2 ) ( + x x g dan daerah definisinya adalah :
D
gf
= {xD
f
f(x) D
g
} = {x [o,)| )} , (- x
= {x [o,)| - < x < }
= {x [o,)| 0 < x < } = [0, )
b. f(x) = x 2 ; g(x) =
4
4
2
x
x
(lakukan penyelidikan seperti soal (a) dan diskusikan)
(i) menentukan (f g)(x)
75
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
(f o g)(x) = f(g(x)) =
,
_

4
4
2
x
x
f
=
,
_

4
4
2
2
x
x
=
4
2 2
4
8
2
2

x
x
x
x
dan daerah definisinya: D
fg
= {x x > 2} = (2,+).
(ii) menentukan (g f)(x) = g(f(x)) = ( ) x g 2 =
2
2 2
4 2
2 4

x
x
x
x
dan daerah definisinya:
D
gf
= (0,2) (2,+)
c. f(x) = 4 x ; g(x) =
x 2
; ingat :

'

<

0 2
0 2
2
x ; x
x ; x
x
(i) menentukan f g:
Syarat adanya fungsi komposisi f g adalah R
g
D
f
.
R
g
D
f
= [0,+) [4, +) = [4, +) , ini berarti ada fungsi komposisi f g
dengan persamaan :
(f g)(x) = f(g(x)) =

'

'

<

2 ; 4 2
2 ; 4 2
0 jika ) 2 (
0 jika ) 2 (
x x
x x
x x f
x x f
dan
daerah definisinya D
fg
=(-, -2] [2,+)
(ii) menentukan g f:
R
f
D
g
= [0, +) (-, +) = [0, +) , ini berarti menjamin adanya fungsi
komposisi g f dengan persamaan :
(g f)(x) = g(f(x)) =
( ) 4 ; 4 2 4 2 4 x x x x g
dan daerah definisinya D
gf
= {x x 4} = [4, +).
Perhatikan:
Menurut definisi 2.2.3.2 dapat dituliskan

'




) ii ........( x ; x
) i ........( x ; x
x
4 4
4 4
4
tetapi bagian (ii) bernilai negatif, sedangkan definisi harga mutlak selalu bernilai non negatif. Ini
berarti bagian (ii) tidak memenuhi sehingga
4 4 4 x ; x x
Contoh 2:
Nyatakan fungsi berikut sebagai komposisi dari dua atau tiga fungsi.
a. F(x) =
2
2
+ x x
b. G(x) = x cos 1
c. H(x) = ln(sin(1/x))
Penyelesaian:
a. F(x) =
2
2
+ x x
, dapat ditulis dalam dua komposisi fungsi dengan f(x) = x dan
g(x) = x
2
+ x 2
b. G(x) = x cos 1 ; dapat ditulis dalam dua komposisi fungsi (f g)(x) =
f(g(x)) dengan f(x) = x dan g(x) = 1 cos x atau f(x) = x 1 dan g(x) =
cos x atau kalau dinyatakan dalam 3 komposisi fungsi sebagai berikut:
y
f(x)
y
76
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
G(x) = (f g h)(x) = f(g(h(x))) dengan h(x) = cos x; g(x) = 1-x; f(x )= x
Perhatikan cara pengerjaannya cukup sederhana :
Misalkan cos x = h ; 1 cos x = 1- h = g dan g = f sehingga
G(x) = f(g(h(x))) = (fgh)(x)
G(x) = f(g(h(x)) = f(g(cos x)) = f(1-cos x) = x cos 1
c. H(x) = ln(sin(1/x)) dapat ditulis dalam dua komposisi fungsi (f g)(x) = f(g(x)) dengan
f(x) = ln x dan g(x) = sin(1/x), dan dapat pula ditulis dalam 3 komposisi fungsi : (fg h)(x)
= f(g(h(x))) dengan h(x) = ln x; g(x) = sin x dan f(x) = 1/x.
Contoh 3
Tentukan aturan fungsi f(x) jika diketahui (g o f)(x) = 8x
2
+ 2x + 1 dan g(x) = 2x + 1
Solusi
g(x) = 2x + 1 (g o f)(x) = g(f(x)) = 2. f(x) + 1 ..(1)
(g o f)(x) = 8x
2
+ 2x + 1
g(f(x)) = 8x
2
+ 2x + 1 (2)
dari (1) dan (2) diperoleh :
2. f(x) + 1 = 8x
2
+ 2x + 1
2f(x) = 8x
2
+ 2x
f(x) =
2
2x 8x
2
+
f(x) = 4x
2
+ x
Contoh 4
Jika f(x) = 1 x dan g(x) =
2
2
+

x
x
, tentukan fungsi komposisi

,
_

,
_

x
g f
1
Solusi
G(x) =
2
2
+

x
x

x
x
x
x
x
g
2 1
2 1
2
1
2
1
1
+


,
_

, maka

,
_

,
_

x
g f
1
=
x
x x
x
x
x
x
f
2 1
) 2 1 ( ) 2 1 (
2 1
2 1
1
2 1
2 1
+
+


,
_

,
_

,
_

x
g f
1
=
x
x
2 1
4
+
Contoh 5
Jika F(x) = 9 x
2
dan G(y) =
0 ,
3
> y
y
x
Cos x
1 - Cos
x
x cos 1
h g f
y
f(x)
y
77
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Tentukan fungsi komposisi (G o F)(t)
Solusi
(G o F)(t) = G(F(t))
= G(9 t
2
)
=
2
9
3
t
, dengan 9 t
2
> 0
Diskusi kelas (Mahasiswa dan Dosen)
1. Diketahui (f o g)(x) =
3
1

x
x
dan g(x) = x 2
Tentukan :
a. Aturan fungsi f(x)
b. Syarat yang menjamin eksistensi fungsi komposisi (f o g)(x)
c. Domain fungsi komposisi D
f o g

d. ( )( ) ) ( ) (
1 1 1
x g o f dan x og f

2. Jika f(x) = 3x + p
2
dan g(x) 6x
Tentukan nilai p agar f(x) =
,
_

+
2
3 x
g
2.6.2 FUNGSI INVERS (FUNGSI BALIKAN)
Perhatikan kembali definisi fungsi satu-satu pada pembahasan terdahulu. Jika f : A B
suatu fungsi dari A ke B. f dikatakan fungsi satu-satu jika dan hanya jika untuk setiap dua
elemen x
1
, x
2
A , x
1
x
2
mengakibatkan f(x
1
)

f( x
2
). Dengan kata lain f dikatakan fungsi satu-
satu jika hanya jika tidak terdapat dua elemen berlainan dalam daerah asal yang memiliki
pemadanan (peta) yang sama dalam daerah nilai.
Secara geometri, grafik fungsi satu-satu dapat diperiksa dengan menarik garis mendatar
sejajar sumbu x. Setiap garis mendatar y = k , k R
f
, hanya memotong grafik fungsi di satu titik.
Fungsi f bersifat satu-satu (one-to-one function) menjamin adanya fungsi invers (fungsi balikan )
f
1
.
Definisi 2.3.2.1:
Jika f fungsi satu-satu dengan persamaan y = f(x), maka fungsi f
1
yang didefinisikan oleh x
= f
1
(y) dinamakan fungsi invers (balikan) dari f. Daerah asal f
1
adalah daerah nilai f dan
daerah nilai f
1
adalah daerah asal f
y
f(x)
x
y = f(x)
A
B
f
y
x
f
-1
(y)
x = f
-1
(y)
A
B
f
-1
Gambar 22
f

(x)=x
2
+2x-3
78
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Teorema 1:
Sebuah fungsi dari A ke B mempunyai fungsi invers f
1
dari B ke A jika dan hanya jika f
adalah fungsi monoton (naik atau turun)
Teorema 2:
Misalkan f fungsi satu-satu dengan fungsi balikan f
1
, maka f
1
adalah fungsi satu-satu
dengan fungsi balikan f.
Jadi :
f
1
(f(x)) = x , x D
f
dan f( f
1
(y)) = y , y
1
f
D
Grafik fungsi f dan grafik fungsi f
1
simetri terhadap garis y = x (fungsi kesatuan).
f memetakan unsur x ke unsur y f
1
memetakan unsur y ke unsur x atau y=f(x) f
1
(y) = x.
Ini menunjukkan bahwa koordinat titik (x,y) grafik fungsi f koordinat titik (y,x) grafik
fungsi f
1
.
Contoh 1:
Tentukan fungsi balikan dari fungsi-fungsi berikut:
1. f(x) = ax + b, a,b bilangan konstan , a 0
2. f(x) = 2
2
4

+
x ;
x
x
3. f(x) = x
2
+ 2x 3, x -1
4. f(x) =
3
1 + x
5. f(x) = x + 2; x>0 dan g(x) = 15/x ; x>0, tentukan nilai x yang memenuhi (f
--1
g
-1
)(x) = 1
Penyelesaian:
1. f(x) = ax + b, atau
y = ax + b y b = ax x =
a
b y
Jadi
x = f
1
(y) = 0

a ;
a
b y
Jadi f(x) = ax + b mempunyai fungsi invers :
x = f
1
(y) = 0

a ;
a
b y
jika y diganti dengan x, maka dapat kita tuliskan
f
1
(x) = 0

a ;
a
b x
jadi f(x) = ax+bf
-1
(x)= 0 ,

a
a
b x
Penggantian variabel y dengan x dimaksudkan agar grafik fungsi f dan f
1
dapat
digambarkan pada sistem sumbu yang sama.
2. f(x) = 2
2
4

+
x ;
x
x
maka
y = 2
2
4

+
x ;
x
x
adalah fungsi satu-satu.
y(x 2) = x + 4
f

(x)=x
2
+2x-3
f

(x)=
79
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
yx 2y = x + 4
yx x = 2y + 4
x(y 1) = 2y + 4
x =
( )
1
4 2
1
4 2
1

+

y
y
y f x
y
y
jika variabel y diganti dengan x diperoleh :
( ) 1 ;
1
4 2
1

x
x
x
x f
jadi :
f(x) = 2
2
4

+
x ;
x
x
f
-1
(x) = 1 ,
1
4 2

x
x
x
3. f(x) = x
2
+ 2x 3 ; x -1; f(x) bersifat satu-satu untuk x -1
tuliskan y = x
2
+ 2x 3 y = x
2
+ 2x + (1-1) 3
y = x
2
+ 2x +1 4 y = (x + 1)
2
4 y + 4 = (x+1)
2

x + 1 = 4 + y maka x = 4 + y - 1
sehingga ( ) 1 4
1
+

y y f atau dengan mengganti variabel y dengan x diperoleh: fungsi


balikan dari f adalah: ( ) 1 4
1
+

x x f
Jadi f(x) = x
2
+ 2x 3 ; untuk x -1 maka fungsi inversnya adalah: ( ) 1 4
1
+

x x f
untuk x -4
Catatan:
Untuk membuktikan kebenarannya dapat diuji dengan rumus f
1
(f(x)) = x.
Jadi
f
1
(f(x)) = f
1
(x
2
+ 2x 3)
= 1 1 1 4 3 2
2 2
+ + + ) x ( x x = x + 1 1 = x
Grafik f dan f
-1
ditunjukkan pada
gambar 23. Grafik f dan f
-1
simetri
terhadap garis y = x. Dengan kata
lain grafik f
-1
adalah cerminan dari
grafik f terhadap cermin y = x.
1
-1
-3
-3
1
-2
y = x
f
1
(x)
f

(x)=x
2
+2x-3
Gambar 23
x
y
0
-4
f

(x)=
80
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
4. f(x) =
3
1 + x atau y =
( ) 3
1
1 + x
adalah fungsi satu-satu y
3
= x + 1 maka x = y
3
1
atau f
1
(y) = y
3
1 , jika y diganti dengan x diperoleh:
f
1
(x) = x
3
1 jadi f(x) = 1 ) ( 1
3 1 3
+

x x f x
uji kebenaran hasil yang diperoleh :
f
1
(f(x)) = f
1
(
3
1 + x ) = ( ) 1 1
3
3
1

,
_

+ x = x + 1 1 = x (benar)
5. f(x) = x + 2, untuk x > 0 dan g(x) = 15/x , untuk x > 0, diperoleh
f
1
(x) = x - 2 dan g
1
(x) = 15/x.
Diketahui bahwa
(f
-1
g
1
)(x) = 1 f
-1
(g
-1
(x))=1
f
1
(15/x) = 1 (15/x) 2 = 1 15/x = 3 maka x = 5.
Beberapa rumus praktis untuk menghitung fungsi invers:
1. Jika f(x) = ax + b , a 0 maka
0 ; ) (
1

a
a
b x
x f
2. Jika
d cx
b ax
x f
+
+
) ( maka
a cx
b dx
x f

) (
1
3. Jika f(x) = ax
2
+ bx + c; a 0 maka
a
x c a b b
x f
2
) ( 4
) (
2
1
t

4. Jika (f g)(x) adalah fungsi komposisi maka inversnya:


(f g)
-1
(x) = (g
-1
f
1
)(x)
5. (f
-1
g
1
)(x) = f
1
( g
1
)(x))
1 -1 -2
-2
1
-1
y = x
f
1
(x)
f

(x)=
Gambar 24
x
y
0
Grafik f dan f
-1
ditunjukkan dalam
gambar 24
81
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
2.7 Fungsi Transenden
Fungsi yang dibahas pada uraian terdahulu adalah fungsi-fungsi Aljabar. Selanjutnya, fungsi
yang bukan fungsi aljabar disebut fungsi transenden, meliputi fungsi trigonometri dan inversnya,
fungsi logaritma dan inversnya.
2.7.1. FUNGSI TRIGONOMETRI DAN INVERSNYA
Perhatikan suatu titik P(x,y) pada sistem koordinat kartesian, ditransformasi menjadi titik P(u,v)
pada sistem koordinat kutub (polar), maka diperoleh hubungan persamaan:
sin x = x r v
r
v
sin
cos x = x r u
r
u
cos ;
r = jari-jari lingkaran kutub yang berpusat di titik asal O
Apabila dipilih sebuah lingkaran satuan (r =1), diperoleh hubungan :
sin x = v ; tan x =
u
v
x
x

cos
sin
; sec x =
u x
1
cos
1

cos x = u ; cot x =
v
u
x
x

sin
cos
; cosec x =
v x
1
sin
1

Pilih sudut = x, P disebut titik tunggal pada lingkaran satuan dengan pusat O. Perhatikan
bahwa titik P(u,v) pada lingkaran satuan di atas berpadanan dengan bilangan x, tetapi juga
berpadanan dengan tiap bilangan (x+k.2) dengan k bilangan bulat sembarang sehingga berlaku :
v = sin x = sin(x+2k)
u = cos x = cos(x+2k) ; k = 0,t 1, t 2,
Ini berarti nilai-nilai fungsi trigonometri berulang dalam selang-selang kelipatan 2. Oleh karena
itu fungsi trigonometri disebut periodik. Suatu fungsi f disebut periodik jika terdapat suatu
bilangan positif p sedemikian sehingga:
f(x+p) = f(x), untuk setiap x D
f
X
Y
x
y P(x,y)
u
v
u
-1
P(u,v)=P(cos x,sin x)
1
v
r =1
x
0
Lingkaran satuan
Gambar 25
Koordinat Kutub
Koordinat Kartesian
82
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
bilangan positif p terkecil yang memenuhi persamaan di atas disebut periodik fungsi. Fungsi
Sinus, Cosinus, Secan, Cosecan mempunyai periode 2. Fungsi tangen dan cotangen
mempunyai perioda .
2.7.1.1 Ukuran Sudut dan Ukuran Radian
= 180
0
maka 1
0
=
radian
180

jadi x
0
=
radian
. x
180

Ukuran sudut dalam derajat dan radian serta nilai-nilai fungsinya yang sering digunakan
disajikan dalam tabel berikut:
Ukuran sudut
x dalam
Nilai Fungsi
Dera Radian sin x= v
cos x=u
tan x=
u
v
cot x=
v
u sec x=
csc x=
v
1
0
0
0 0 1 0

1

30
0
6

2
1
2
3
3
3 3
3
3 2
2
45
0
4

2
2
2
2
1 1
2 2
60
0
3

2
3
2
1
3
3
3
2
3
3 2
90
0
2
1 0

0

1
120
0
3
2
2
3
2
1
3
3
3
-2
3
3 2
135
0
4
3
2
2
2
2

-1 -1
2 2
150
0
6
5
2
1
2
3

3
3 3
3
3 2
2
180
0

0 -1 0
-
-1

270
0
2
3 -1 0
-
0

-1
360
0
2 0 1 0

1

Perhatikan pula segitiga siku-siku ABC siku siku di B
m
s
x ec
s
m
x
h
s
x
s
h
x
m
s
x
m
h
x



cos ; sec
cot ; tan
cos ; sin
A
C
B
h
s
m
x
0
(i
)
83
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Perhatikan : Ani (murid SMP) punya cara tersendiri menghitung nilai sinus dan cosinus untuk
sudut-sudut istimewa 0
0
, 30
0
, 45
0
, 60
0
, 90
0
dengan menggunakan tangan kanan.
sin 0
0
= 0
2
1
= 0 sin 45
0
= 2
2
1
sin 90
0
= 4
2
1
= 1
sin 30
0
=
2
1
1
2
1
sin 60
0
= 3
2
1

cos 0
0
= 4
2
1
= 1 cos 30
0
= 3
2
1
cos 45
0
= 2
2
1

cos 60
0
=
2
1
1
2
1
cos 90
0
= 0
2
1

2.7.1.2 Rumus-Rumus Kesamaan Trigonometri:
1. sin(-x) = - sin(x)
2. cos(-x) = cos(x)
3. tan(-x) = -tan(x)
4. sin(x t
2

) = cos(x)
5. cos(x t
2

) = cos(x)
6. tan(x t
2

) = cot(x)
7. sin
2
x + cos
2
x = 1
8. 1 + tan
2
x = sec
2
x
3

P
R
Q
1
3
2
6

(ii)
sec x -1 sec x 1
cosec x -1 sec
x 1
2
1
0
o
30
o
45
o
60
o
90
o
4
3
2
1
0
Sin x
2
1
0
o
30
o
45
o
60
o
90
o
4
3
2
1
0
Cos x
Perhatikan segitiga PQR siku-siku di Q. Misalkan sudut P =
6

Maka sudut R =
3

. Maka perbandingan panjang sisi-sisinya


adalah QR : RP : PQ = 1 : 2 : 3
berdasarkan hal ini diperoleh
3
3
tan ;
2
1
3
cos ; 3
2
1
3
sin
3
1
6
tan ; 3
2
1
6
cos ;
2
1
6
sin




84
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
9. 1 + cot
2
x = cosec
2
x
10. sin2x = 2 sin x cos x
11. cos2x = cos
2
x sin
2
x = 2cos
2
x - 1 = 1 2sin
2
x
12. sin
2
(
2
x
) =
2
1
(1 - cos x)
13. cos
2
(
2
x
) =
2
1
(1+ cos x)
14. sin (x t y) = sin x cos y t sin y cos x
15. cos (x t y) = cos x cos y sin y sin x
16. tan(x t y) =
y x
y x
tan tan 1
tan tan

t
17. sin x + sin y = 2 sin(
2
y x +
)cos(
2
y x
)
18. cos x + cos y = 2 cos(
2
y x +
)cos(
2
y x
)
Grafik Fungsi Trigonometri:
1. Grafik y = sin x dan y = cos x
2. Grafik y = tan x
0
-1
1
/2
3/
2
-/2 - -3/2
Gambar 28
sec x -1 sec x 1
cosec x -1 sec
x 1
0
-1
1
cos x sin x
/
2
3/2 2
-/2 -
-
3/2
-2
Gambar 27
y
85
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
3. Grafik y = cot x
4. Grafik y = Sec x
5. Grafik cosec x
0
-1
1
/2
3/
2
-/2 -
Gambar 29
0
-1
1
/2
3/
2
-/2 - -3/2
sec x -1 sec x 1
Gambar 30
0
-1
1
/2
3/2 -/2 - -3/2
cosec x -1 sec
x 1
Gambar 31
86
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Contoh 1:
Tentukan perioda kemudian gambar grafik dari fungsi-fungsi berikut:
a. f(x) = 3 sin (1/2)x
b. g(x) = sin 2x
c. h(x) =
x 2 sin
Penyelesaian:
a. f(x) = 3 sin (1/2)x; karena sin x mempunyai perioda 2, berarti sin(1/2)x mempunyai
perioda 4, berarti f(x) = 3sin(1/2)x berperioda 4
f(x) memotong sumbu x jika 3 sin(1/2)x = 0, yaitu untuk x = 0, t 2, t 4, t 6,
f(x) mencapai maksimum 3 bila x = t 4k, k = 0, t 1, t 2,
f(x) mencapai minimum -3 bila x = - t 4k, k = 0, t 1, t 2,
Gambar Grafik sebagai berikut:
b. f(x) = sin 2x; karena sin x mempunyai perioda 2, berarti sin 2x mempunyai perioda .
g(x) memotong sumbu x jika sin 2x = 0, yaitu untuk x = 0, t /2, t , t 3/2,
g(x) mencapai maksimum 1 bila x = /4 t k, k = 0, t 1, t 2,
g(x) mencapai minimum -1 bila x = -/4 t k, k = 0, t 1, t 2,
Gambar Grafik sebagai berikut:
c. h(x) =
x 2 sin
, h(x) selalu non negatif yaitu
x 2 sin
0 sin 2x 0 sin 2x<0
sin 2x 0 jika 2x berada dalam kuadran I dan II : (0 2x ) (0 x /2)
sin 2x <0 jika 2x berada dalam kuadran III dan IV: ( 2x 2) ( /2 x )
karena sin 2x mempunyai perioda , maka situasi di atas akan berulang.
0
-3
3
3sin (1/2)x

2 3 4
- -2 -3 -4
Gambar 32
0
-
1
1
sin 2x
/
4
/
2
3/4
-/4 -/2 -3/4 -
Gambar 33
D
f
= [-/2,/2]
R
f
= [-1,1]
87
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Jadi
h(x) =
x 2 sin
=

'

t t + < <

,
_

,
_

+

,... 2 , 1 , 0 ; ) 1 (
2
1 2
; 2 sin
2
1
; 2 sin
k k x
k
jika x
k
x k jika x
Gambar Grafiknya :
2.7.1.4 FUNGSI INVERS TRIGONOMETRI
Telah dijelaskan pada uraian terdahulu bahwa fungsi-fungsi yang mempunyai invers
adalah fungsi satu-satu atau fungsi monoton (naik/turun). Fungsi trigonometri adalah fungsi
periodik sehingga tidak bersifat satu-satu. Namun kita dapat membatasi domainnya (memilih
interval) dimana fungsi trigonometri tersebut bersifat satu-satu. Perhatikan contoh-contoh
berikut:
Perhatikan fungsi sinus dalam domain [-/2 ,/2] bersifat satu-satu (monoton naik), maka fungsi
sinus dalam doamain [-/2,/2] mempunyai fungsi invers.
Definisi2.7.1.1:
Misalkan y = f(x) = sin x bersifat satu-satu dalam suatu selang, maka:
y = sin x jika hanya jika x = arcsin y atau ditulis:
y = sin x x = arcsin y (baca: x sama dengan arkus sinus y
yang merupakan fungsi invers sinus dinotasikan f
1
(x) = arcsin x)
Jadi y=sin x x = arcsin y atau
f(x)=sin x f
-1
(x) = arcsin x
Perhatikan kembali:
y = f(x) = sin x x = f
1
(y) = arcsin y, dengan menukarkan variabel y dengan x diperoleh :
x = f
1
(x) = arcsin x atau sering ditulis f
1
(x) = sin
1
(x)(baca: arkus sinus x)
Catatan:
Tanda pangkat (-1) adalah pengertian arkus dan bukannya
x sin
1
0
-1
1
/2

3/
2
2
-/2 - -3/2
Gambar 34
D
f
= [-/2,/2]
R
f
= [-1,1]
88
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Karena fungsi sinus kontinu dan monoton naik pada selang tutup [-/2,/2], maka fungsi invers
sinus juga kontinu dan monoton naik pada selang tertutup [-1,1]. Perhatikan grafik berikut:
Perhatikan kedua grafik di atas :
1. Domain fungsi sinus merupakan range fungsi invers sinus demikian pula sebaliknya.
2. Grafik arcsin x dan sin x merupakan pencerminan terhadap garis y = x
Dengan metode yang serupa di atas kita dapat menentukan fungsi invers kosinus. Fungsi invers
kosinus kontinu dan monoton turun pada selang tertutup [0,], maka ia mempunyai invers yaitu
Arkus Cosinus yang disebut fungsi invers kosinus. Jadi
y = cos x x = arccos y yang dinotasikan f
1
(x) = arccos x yang merupakan
fungsi invers kosinus.
Daerah definisi fungsi invers cosinus adalah [-1,1] dan daerah hasilnya (Range) adalah [0,],
gambar grafik sebagai berikut:
x
-1
1
y
/2
0
y =cos x

D
f
= [0,]
R
f
= [-1,1]
x
/2
y =arccos x

-1
1
y
0
D
f
1
=[-1,1]
R
f
-1
= [0,]
Gambar 36
/2
-/2
-1
1
y
x
y =sin x
y = x
/
2
/
2
-1
1
y
x
y =sin
-1
x
D
f
= [-/2,/2]
R
f
= [-1,1]
D
f
1
=[-1,1]
R
f
-1
= [-/2,/2]
Gambar 35
y = x
89
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Grafik f dan f
-1
simetri terhadap garis y = x. Perhatikan bila kedua grafik di atas di gambar
dalam satu sumbu sebagai berikut:
Fungsi Invers Tangen
f(x) = tg x ; x (-/2, /2) f
-1
(x) = arctg x ; x(-,+)
(invers fungsi tangen)
Fungsi Invers Cotangen
f(x) = ctg x ; x (0, ) f
-1
(x) = arcctg x ; x(-,+)
(invers fungsi cotangen)
x
/2
f
-1
(x)= arctg x
y
0
-/2
D
f -1
= (-, +)
R
f
= (-/2, /2)
y
x
/2
y =arccos x

-1
1
0 /2
y = x
y = cos x
-1
Gambar 37
x /2
f(x) = tg x
y
0
-
/
2
D
f
= (-/2, /2)
R
f
= (-, )
Gambar 38
= [ , 3]
= [-3,3]
90
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Fungsi Invers Secan
f(x) = sec x ; x [0, /2) (/2,] f
-1
(x) = arcsec x ; x(-,-1][1,+)
(invers fungsi secan)
Fungsi Invers Cosecan
f(x) = cosec x ; x [-/2,0)(0,/2] f
-1
(x) = arccosec x ; x(-,-1][1,+)
(invers fungsi cosecan)
x
f(x)= ctg x
y
0
/
2
D
f
= (0, )
R
f
= (-,
+)
x

f
-1
(x) = arcctg x
y
0
/
2
D
f -1
= (-, +)
R
f
= (0, )
Gambar 39
x

f
-1
(x) = arcsec x
y
0
/2
D
f
-1 = (-,-1] [1,+)
R
f
-1 = (0, )
1 2 3
-1
-2
-3
Gambar 40
= [ , 3]
= [-3,3]
x
91
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Contoh 2:
Diketahui
x x f y
2
1
sin 3 ) (
, tentukanlah:
a. Periode fungsi f
b. Pilih sebuah selang dimana f(x) kontinu dan monoton turun, kemudian tentukan fungsi
inversnya dan gambar grafiknya.
Penyelesaian:
a. Karena sin x mempunyai periode 2, maka
x
2
1
sin
mempunyai periode 4 berarti
x x f
2
1
sin 3 ) (
mempunyai periode 4.
b. Kita pilih sebuah selang [,3] dimana f(x) kontinu dan monoton turun, maka f(x)
mempunyai invers f
1
yang dapat dihitung sebagai berikut:
x y
2
1
sin 3
maka
)
3
arcsin( 2 )
3
arcsin(
2
1
sin
3
2
1
y
x
y
x x
y

Jadi x = f
1
(y) = 2 arcsin )
3
(
y
atau dengan mengganti y dengan x maka diperoleh:
f
1
(x) = 2 arcsin )
3
(
x
grafiknya adalah:

f
-1
(x) = arccosec x
y
-
/2
D
f
-1 = (-,-1] [1,+)
R
f
-1= (0, )
x
0
1 2 3
-1
-2
-3
Gambar 41
x
3
f
1
(x)= 2 arcsin(x/3)
y
0

2
3 -3
x 3
f(x) = 3 sin(1/2x)
y
0

2
3
-3
Gambar 42
D
f
= [ , 3]
R
f
= [-3,3]
= [ , 3]
= [-3,3]
x
92
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
2.7.2. FUNGSI LOGARITMA DAN FUNGSI EKSPONEN
2.7.2.1 FUNGSI LOGARITMA ASLI
Logaritma basis a dari suatu bilangan x ditulis
a
log x atau log
a
x a>0, a 1
Logaritma basis 10 ( a = 10) dari suatu bilangan x ditulis log x, disebut logaritma biasa. (basis
10 tidak ditulis)
Logaritma basis e ( e 2,71828) dari suatu bilangan x ditulis ln x, disebut logaritma asli.
Sekarang kita bicarakan fungsi logaritma asli.
Definisi:
Fungsi logaritna asli didefinisikan sebagai:
ln x = 0 ;
1
1
>

x dt
t
x

daerah definisi adalah semua bilangan riil positif. Karena 0
1
>
t
, t > 0 maka:

'

< <

>

1 0
1 0
1
ln
x untuk negatif bernilai
x untuk bernilai
x untuk positif bernilai
x
grafik y = ln x memotong sumbu x hanya dititik (1,0), disebelah kanan titik (1,0), grafiknya
berada di atas sumbu x dan disebelah kiri titik (1,0), grafiknya berada dibawah sumbu x.
Lengkungan grafiknya kontinu, monoton naik dan cekung ke bawah.
Sifat-Sifat Logaritma Asli
Misalkan a dan b bilangan positif dan n bilangan rasional sembarang maka berlaku:
y = ln x
y
x
(1,0)
2 3 4
1
2
D
f
= (0,)
R
f
= (-,+)
Gambar 43
0
y = ln
x
93
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
1. ln 1 = 0 ; karena ln 1 = 0
1
1
1

dt
t
2. ln ab = ln a + ln b
3.
,
_

b
a
ln
= ln a - ln b
4. ln a
n
= n ln a
Contoh 1:
Diketahui nilai hampiran ln 3 1,0986, gunakan hasil ini untuk menentukan nilai:
a. ln 9
b. ln 27
c. ln
3
1
d. ln
9
1
Penyelesaian:
ln 3 = dt
t

3
1
1
1,0986, maka:
a. ln 9 = ln 3
2
= 2 ln 3 = 2 (1,0986) 2,1972
b. ln 27 = ln 3
3
= 3 ln 3 = 3 (1,0986) 3,2958
c. ln
3
1
= ln 3
-1
= -1 ln 3 = -1 (1,0986) -1,0986
d. ln
9
1
= ln 3
-2
= -2 ln 3 = -2 (1,0986) -2,1972
Definisi:
(i.) Persamaan ln x = 1 mempunyai solusi tunggal yang dinyatakan oleh e, yaitu:
ln e = 1
e = 2,71828182845 (nilai hampiran)
e disebut bilangan Euler (Leonard Euler)
(ii.) Jika x bilangan riil maka e
x
bilangan tunggal yang memenuhi : ln e
x
= x, x
Contoh 2:
Gunakan sifat-sifat logaritma asli untuk menyederhanakan fungsi:
5
4
2
ln ) (
x
x
x f

Penyelesaian:
( )
4
4
5
1
4
5
4
ln ) 2 ln(
5
1 2
ln
5
1 2
ln
2
ln x x
x
x
x
x
x
x

,
_



,
_

,
_


x x ln
5
4
) 2 ln(
5
1

y = ln
x
94
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
2.7.2.2 FUNGSI LOGARITMA DENGAN BASIS BUKAN e
Fungsi logaritma dengan basis a ditulis:
y = f(x) =
a
log x atau y =
a
log x dengan a > 0 dan a 1
Pada pembahasan lebih lanjut akan ditunjukkan bahwa :
y =
a
log x y = a
x
Sifat-Sifat
Misalkan x dan y bilangan positif dan n bilangan rasional sembarang maka berlaku:
1.
a
log 1 = 0
2.
a
log xy =
a
log x +
a
log y
3.
a
log
y
x
=
a
log x -
a
log y
4.
a
log x
n
= n
a
log x
5.
a
log x =
1 , 0 ; 1 , 0 ;
ln
ln
log
log
> > p p a a
a
x
a
x
p
p
2.7.2.3. FUNGSI EKSPONEN
Definisi:
Fungsi eksponen didefinisikan sebagai :
f(x) = e
x
atau y = e
x
, x dengan domain (-,+) dan
rangenya adalah (0,+)
Teorema:
y = e
x
x = ln y
Bukti:
y = e
x
ln y = ln e
x
= x ln e = x
jadi y = e
x
x = ln y (1)
jika x = ln y ln e
x
= ln y e
x
= y
jadi x = ln y y = e
x
(2)
dari (1) dan (2) diperoleh:
y = e
x
x = ln y (terbukti)
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa :
fungsi eksponen saling invers dengan fungsi logaritma
Jadi :
Jika f(x) = ln x f
1
(x) = e
x
Jika f(x) = e
x
f
1
(x) = ln x
ln (e
x
) = x, untuk x
1
1
0 2 3 -1
-2
x
y
y = x
y = ln
x
y =
e
x
Gambar 44
y =e
x
95
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
e
ln x
= x, untuk x > 0
Sifat-Sifat Eksponen
Jika a dan b bilangan riil sembarang, maka
berlaku:
1. e
0
= 1
2. e
a
e
b
= e
a+b
3.
b a b a
b
a
e e e
e
e


4.
( )
ab
b
a
e e
2.7.2.3.1 FUNGSI EKSPONEN BASIS BUKAN e
Definisi:
Jika a bilangan positif dan x bilangan riil, maka fungsi f dengan persamaan:
f(x) = a
x
atau y = a
x
disebut fungsi eksponen basis a
Batasan :
y =
a
log x x = a
y
dengan a>0 , a 1, dan y positif
1. Jika y =
a
log x maka a
y
=
x
a
a
log
, tetapi a
y
= x berarti
x
a
a
log
= x dengan a>0
2. Jika y = ln x maka a = e
y
= e
ln a
, jika keduanya dipangkatkan x diperoleh:
( ) jadi e e a
a x
x
a x ln ln


a x x
a a
ln

Sifat-Sifat
Jika a dan b bilangan positif dan dan x, y bilangan riil, maka berlaku:
1. a
0
= 1
2. a
x
a
y
= a
x+y
3.
y x y x
y
x
a a a
a
a


4.
( )
xy
y
x
a a
5. a
x
b
x
= (ab)
x
6.
x
x
a
a

1
SOAL-SOAL LATIHAN FUNGSI TRANSENDEN
I. Trigonometri
1. Gunakan kesamaan trigonometri untuk menghitung nilai:
96
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
a. sin 135
0
; cos 135
0
c. tg 15
0
b. cos 15
0
d.
0 0
0 2 0 2 0 2 0 2
60 cot 30 tan
45 cos 60 cos 45 sin 60 sin +
2. Tentukan periode fungsi-fungsi berikut:
a. x x f x x f
2 2
sin ) ( ; cos ) (
b. g(x) = sin(2x+/4) c. h(x) = sin
6
x + cos
6
x
3. Tentukan periode dan gambar grafik fungsi-fungsi berikut:
a.
x x f ) 2 / 1 cos( 3 ) (
c.
x x h 2 cos ) (
b.
x x g 2 cos 5 ) (
d.
x x F cos ) (
4. Tentukan fungsi komposisi f g dan g f dan daerah definisi fungsi komposisinya
dari:
a.
x x g dan x x f sin ) ( ) (
b.
3
) ( sin ) ( x x g dan x x f

5. Tuliskan fungsi berikut sebagai komposisi dari beberapa fungsi:
a. x x f sin log ) (
b.
2
1 sin ) ( x x f
6. Diketahui fungsi
x x f ) 2 / 1 cos( 3 ) (
:
a. Tentukan periode fungsi f
b. Pilih sebuah selang dimana grafik fungsi f kontinu dan monoton turun
kemudian tentukan fungsi invers f
1
pada selang tersebut, dan gambarkan
grafik f dan f
1
pada satu sistem sumbu.
7. Tentukan nilai x yang memenuhi:
a. 2
2
1
) sin(arctan x (jawab : x = 1)
b.
1 ) arccos(sin x
(jawab : x = /2)
II. Fungsi Logaritma dan Eksponen
8. Gunakan sifat-sifat logaritma untuk menyederhanakan bentuk-bentuk berikut:
a.

,
_

z
y x
3
log
b. 3 log
2
1
6 log
2 2

c. ab b a log
2
1
log log
2
1
2
1
+
d.
9
1
log
2
1
log 6 log 3 log + + +
e. ( )
2 2
4 ln x x
9. Hitung nilai dari:
a.
3 log
2
2
97
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
b.
5 log
3
27
c.
12 log
) 4 log ( ) 36 log (
3
2 3 2 3

d.
2
5
: ;
log
log ) log( ) log(
2
+ +
jawab
xy
y x x xy
e. ab jawab
b a
b a
:
3 / 2
2
3
1
3
2
1

,
_

10. Tentukan daerah definisi dari:


a. ( )
3
2 ln ) ( x x f
b. ( )
4
3 ln ) ( x x f
c.
,
_

3
2
ln ) (
x
x
x f
11. Tentukan daerah definisi, kemudian gambar grafik fungsi dari:
a.
x
x g dan x x f

,
_


2
1
) ( log ) (
2
1
b.
x
x g dan x x f 2 ) ( log ) (
2

12. Tentukan fungsi komposisi f g ; g f dan (f
-1
g)(x) jika diberikan:
f(x) = 10
x
dan g(x) = log(x
2
)
13. Jika a 4 log
5
dan b 4 log
3
nyatakan 15 log
4
dalam bentuk a dan b. (jawab
ab
b a +
)
14. Jika
x 2
3
5 log
4

, nyatakan 8 log
04 , 0
dalam x (jawab : x/2)
15. Jika 3 log
2
x , hitung nilai dari:
( ) ( )
5 , 0
3
2

x
(jawab : 1/512)
16. Tentukan nilai x yang memenuhi 5 3
+ y x
dan x - y =1
(jawab : x = 15 log
2
1
) 5 log 1 (
2
1
3 3
+ x atau
17. Tentukan nilai x yang memenuhi f(x) = 1 jika
2
2
2 ) (

x x
x f
18. Tentukan himpunan penyelesaian dari:
a. ( ) 1 log
2 6
< x x
b. 0 1 3 . 8 3
2 2
+
+ x x
c. >
+
x
x x
; 8 2 2
1 2
(jawab) x>2)
III. Selesaikan soal berikut :
1. Misal A = {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9} dan B = {0,1,2,3,4,5,6}
98
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
Dimana

'

ganjil x untuk x y
genap x untuk x y
xRy
) 1 (
2
1
2
1
Pada setiap relasi R
2
yang diberikan :
a. Gambar grafik rekasinya.
b. Tentukan daerah defenisi dan daerah nilainya.
2. Tentukan domain dan range dari fungsi berikut 1
2
1
+ y
3. Gambarlah grafik fungsi 5 2
2
+ x x y dengan cara menggeser grafik fungsi y = x
2

4. Ubahlah persamaan fungsi berikut dalam bentuk tidak mengandung nilai mutlak,
1 x y
.
5. Diberikan fungsi

'


< <

1 0
0 3 2
) (
x jika x
x jika
x f
. Tentukan f(0), f(), )
8
1
( f .
6. Tentukan rangen kemudian gambar grafik fungsi

'

<

3 4
3 1 2
) (
2
x jika x
x jika x
x f
7. Tentukan domain range dari fungsi-fungsi
a. f + g
b. f g
c. f . g
d. f / g
e. g / f
f. f o g
g. g o f
8. Gambarlah fungsi berikut
1
]
1

x y
2
1
2.8. Induksi Matematika dan Kombinasi
2.8.1. NOTASI JUMLAH (SIGMA)
Notasi Penjumlahan ()
Misalkan kita tuliskan polinomial P
n
(x) sebagai :
P
n
(x) = a
n
x
n
+ a
n-1
x
n-1
+ .+ a
1
x + a
0
(1)
Atau
P
n
(x) = a
0
+ a
1
x + a
2
x
2
+ .+ a
n-1
x
n-1
+ a
n
x
n

Mungkin penulisan dan pengucapan bentuk (1) ini dirasa terlalu panjang dan tidak praktis.
Sebuah notasi jumlah akan memendekkan dan menghemat penulisan tersebut. Sebagai misal
bentuk (1) diatas dapat ditulis dengan menggunakan notasi jumlah sebagai berikut :

n
i
i
i n
x a x P
0
) (
99
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
letter i disebut variable dummy yaitu Indeks jumlah (disingkat indeks saja). Notasi adalah
letter capital yunani yaitu sigma yang berkorespondensi dengan huruf latin s. Artinya sigma
untuk jumlah. Indeks i mengambil harga-harga bilangan bulat dari yang kecil ke yang terbesar.
Perhatikan persamaan (2) jika disubtitusikan i = 0 pada a
i
x
i
, diperoleh a
0
x
0
. Jika disubtitusikan i
= 1 pada a
i
x
i
, diperoleh a
i
x
i
= a
i
x dan seterusnya. Jika disubtitusikan i = n pada a
i
x
i
, diperoleh
a
n
x
n
. untuk lebih jelasnya perhatikan ekspresi berikut :
Polinom derajat 1 : P
1
(x) = a
0
+ a
1
x =

1
0 i
i
i
x a
Polinom derajat 2 : P
1
(x) = a
0
+ a
1
x + a
2
x
2
=

2
0 i
i
i
x a
Polinom derajat 2 : P
1
(x) = a
0
+ a
1
x + a
2
x
2
+ .+ a
5
x
5
=

5
0 i
i
i
x a
Letter yang sering digunakan selain letter kecil i juga biasa digunakan letter kecil seperti j, k, r,
dan lain-lain.
Sebagai contoh :
b
j
+ b
j+1
+ b
j+2
+ ..+ b
k-1
+ b
k

dapat ditulis secara singkat sebagai :

k
j i
i
b
dibaca sigma dari b
i,j
I mulai j sampai k
indek i bisa dimulai dari sembarang bilangan yang dikehendaki, misalnya :
a
3
+ a
4
+ a
5
+ .+ a
10

dapat disingkat sebagai :

10
3 i
i
a
Perhatikan pula contoh-contoh berikut :
(i). a
2
+ a
4
+ a
6
+ a
8
+ a
10
+ a
12

dapat disingkat sebagai :

12
2
genap i
i
i
a
(ii).

11
1
2
i
i
dapat disajikan sebagai :
2 + 2
5
+ 2
7
+ 2
11
= 2 + 32 + 128 + 2048 = 2210
(iii). 3
2
+ 4
2
+ 5
2
+ 6
2
+ 7
2

dapat dituliskan sebagai :

7 3
2
7
3
2
x i
i atau i
contoh 1 :
Hitunglah :
100
Koordinat Kartesian, Relasi dan Fungsi
a.

7
3
2
i
i
b.

3
1
2
i
i
i
c.

+
3
0
) 2 3 (
k
k
Penyelesaian :
a.

7
3
2
i
i
= 3
2
+ 4
2
+ 5
2
+ 6
2
+ 7
2
= 9 + 16 + 25 + 36 + 49 = 135
b.

3
1
2
i
i
i
= 1
2
+ 2
2.2
+ 3
2.3
= 1 + 2
4
+ 3
6
= 1 + 16 + 729 = 746
c.

+
3
0
) 2 3 (
k
k
= (0+2) + (3+2) + (6+2) + (9+2) = 2 + 5 + 8 + 11 = 26
Sifat-sifat sigma :
(i)
konstan ; ...
1
c nc c c c c c
suku n
n
i
+ + + +


(ii)

n
i
i
n
i
i
a c ca
1 1
(iii)


+ +
n
i
i
n
i
i
n
i
i i
b a b a
1 1 1
) (
(iv)


1
0
1
1
0
1
1
n
i
i
n
j
j
n
i
i
a a a
(v)


+ + + + +
n
i
i i
n
i
i
n
i
i
n
i
i
n
i
i
b a a b a a b a
1
0
1 1
0
1 0
) (
Beberapa rumus-rumus sigma
1.
) 1 (
2
1
... 3 2 1
1
+ + + + +

n n n i
n
i
2.
) 1 2 )( 1 (
6
1
... 3 2 1
2 2 2 2
1
2
+ + + + + +

n n n n i
n
i
3.
2
3 3 3 3
1
3
) 1 (
2
1
... 3 2 1
,
_

+ + + + +

n n n i
n
i
101

You might also like