You are on page 1of 33

BAB I PEMBAHASAN 1.1.

Pengertian Manajemen Manajemen menurut Donnelly, Gibson dan Ivancevich (1971:4) adalah sebagai suatu proses di mana usaha individu dan kelompok dikoordinasikan untuk mencapai tujuan bersama Menurut Stoner dan Freeman (1992), manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengawasi pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan dengan jelas. Sedangkan menurut Oei Liong Lee, manajemen adalah ilmu

merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan serta mengevaluasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan bersama. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses merencanakan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi untuk mencapai tujuan organisasi bersama.

1.2 Tujuan manajemen pendidikan Dilakukan manajemen agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat, dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efesien. 1) Produktivitas adalah perbandingan terbalik antara hasil yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber yang digunakan (input). Produktivitas dapat dinyatakan secara kuantitas maupun kualitas. Kuantitas output berupa jumlah tamatan dan kuantitas input berupa jumlah tenaga kerja dan sumberdaya selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, bahan, dsb.). produktivitas dalam ukuran kualitas tidak dapat diukur dengan uang, produktivitas ini digambarkan dari ketepatan menggunakan metode atau

cara dan alat yang tersedia dengan waktu yang tersedia dan mendapat respons positif dan bahkan pujian dari orang lain atas hasil kerjanya. Kajian terhadap produktivitas secara lebih komprehensif adalah keluaran yang banyak dan bermutu dari tiap-tiap fungsi atau peranan penyelenggaraan pendidikan. 2) Kualitas menunjukkan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada barang atau jasa tertentu berdasarkan pertimbangan objektif atas bobot atau kinerjanya. Jasa/pelayanan atau produk tersebut harus menyamai atau melebihi kebutuhan atau harapan pelanggannya. Dengan demikian mutu adalah jasa atau produk yang menyamai bahkan melebihi harapan pelanggan sehingga pelanggan mendapat kepuasan. 3) Efektivitas adalah ukuran keberhasilan tujuan organisasi. Etzioni mengatakan bahwa keefektifan adalah derajat dimana organisasi mencapai tujuannya atau menurut Sergiovani yaitu keseuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2009: 89). Efektivitas dapat ditelaah dari : (1) masukan yang merata, (2) keluaran banyak dan bermutu tinggi, (3) ilmu yang merata, (4) pendapatan tamatan yang memadai. 4) Efisiensi. Suatu kegiatan dikatakan efisien apabila tujuan dapat dicapai secara optimal dengan penggunaan atau pemakaian sumber daya yang minimal. Efisiensi pendidikan adalah bagaimana tujuan itu dicapai dengan memiliki tingkat efisiensi waktu, biaya, tenaga, dan sarana.

1.3 Prinsip Manajemen Fattah dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2009:93) mengklasifikasikan prinsip manajemen ke dalam tiga ranah yaitu: Prinsip manajemen berdasarkan sasaran; bahwa tujuan adalah sangat esensial bagi organisasi. Hendaknya organisasi merumuskan tujuan dengan tepat sesuia dengan arah organisasi, tuntutan zaman dan nilai-nilai yang berlaku. Tujuan suatu organisasi dapat dijabarkan dalam bentuk visi, misi

dan sasaran-sasaran. Ketiga bentuk tujuan itu harus dirumuskan dalam satu kekuatan tim yang memiliki komitmen terhadap kemajuan dan masa depan organisasi. Prinsip manajemen berdasarkan orang; keberadaan orang sangat penting dalam organisasi. Karena tanpa orang organisasi bukanlah apaapa. Orang adalah penggerak organisasi yang perlu diperhatikan secara manusiawi kebutuhannya, tuntutannya, keinginannya, aspirasinya,

perkembangannya, dan juga keluhan-keluhannya. Manajemen pendidikan berdasarkan orang adalah suatu aktivitas manajemen yang diarahkan pada pengembangan sumber daya manusia. Aplikasi prinsip ini adalah memberikan peluang yang besar kepada staf untuk meningkatkan kemampuan melalui pelatihan/penataran atau studi lanjut. Prinsip manajemen berdasarkan informasi; banyak aktivitas

manajemen yang membutuhkan data dan informasi secara cepat, lengkap dan akurat. Suatu aktivitas pengambilan keputusan sangat didukung oleh informasi begitupun untuk melaksanakan kegiatan rutin dan incidental diperlukan informasi yang telah dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan manajer dan pengguna mengakses dan mengolah informasi.

1.4 Konsep Strategi Menurut Glueck dalam Eti Rochaety (2008:27), Strategi adalah suatu kesatuan rencana yang komprehensif dan terpadu yang menghubungkan kekuatan strategi organisasi dengan lingkungan yang dihadapinya, kesemuanya menjamin agar tujuan organisasinya tercapai. Menurut Robson masih dalam Eti Rochaety, strategi merupakan pola keputusan dari alokasi sumber yang dibuat untuk mencapai tujuan organisasi. Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan pokok bahwa strategi pertama, merupakan satu kesatuan rencana organisasi yang komprehensif dan terpadu yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi; kedua, penyusunan strategi diperlukan analisis lingkungan karena lingkungan akan menentukan

kekuatan dan kelemahan organisasi; ketiga, pencapaian tujuan organisasi dihadapkan pada berbagai pilihan alternatif strategi yang harus dipertimbangkan; keempat, strategi yang telah dipilih akan diimplementasikan oleh organisasi dan memerlukan evaluasi.

1.5 Klasifikasi Strategi Menurut teori manajemen strategi, strategi perusahaaan antara lain dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis perusahaan. Strategi-strategi yang

dimaksud adalah strategi generik yang akan dijabarkan menjadi strategi utama/induk. Strategi induk ini selanjutnya dijabarkan menjadi strategi di tingkat funsional perusahaan, yang sering disebut dengan strategi fungsional. Strategi Generik a. Strategi Stabilitas. Pada prinsipnya strategi ini menekankan pada tidak bertambahnya produk, pasar, dan fungsi-fungsi perusahaan lain, karena perusahaan berusaha untuk meningkatkan efisiensi di segala bidang dalam rangka meningkatkan kinerja dan keuntungan. b. Strategi Ekspansi. Pada prinsipnya, strategi ini menekankan pada penambahan/ perluasan produ, pasar, dan fungsi-fungsi perusahaan lainnya, sehingga aktivitas perusahaan meningkat. c. Strategi Penciutan. Pada prinsipnya, strategi ini dimaksudkan untuk melakukan pengurangan atas produk yang dihasilkan atau

pengurangan atas pasar maupun fungsi-fungsi dalam perusahaan. Strategi ini biasanya diterapkan pada bisnis yang berada pada tahap menurun. Strategi Utama 1) Kelompok Strategi Pertumbuhan a. Strategi Pertumbuhan Konsentrasi. Merupakan strategi di mana perusahaan berkonsentrasi dan bertumbuh kembang pada semua

atau hampir semua sumber daya sejenis. Strategi ini memiliki dua cara, yaitu: Horizontal. Dari sisi internal, hendaknya segmen pasar diperluas untuk mengurangi potensi persaingan, sehingga skala ekonomi menjadi lebih besar. Dari sisi eksternal, perusahaan dapat melakukan akuisisi atau joint venture dengan perusahaan lain pada industry yang sama. Vertikal. Strategi ini dapat dilakukan dengan cara mengambil alih fungsi yang sebelumnya disediakan oleh pemasok atau distributor. Dengan kata lain, terdapat satu atau lebih bisnis yang selama ini disediakan oleh perusahaan lain.

b. Strategi Pertumbuhan Diversivikasi. Strategi ini menuntut perusahaan untuk tumbuh dengan cara menambahkan produk atau divisi yang berbeda dengan produk atau divisi yang telah ada. Strategi ini terdiri dari beberapa cara, yaitu terpusat dan konglomerasi. Terpusat. Melakukan penambahan produk atau divisi yang sudah ada pada perusahaan sebelumnya, dilakukan dengan cara yang masih sama dengan produk atau jasa yang sudah ada. Konglomerasi. Melakukan penambahan produk atau divisi yang tidak ada hubungannya dengan lini produk atau jasa yang telah dimiliki sebelumnya.

2) Kelompok Strategi Stabilitas a. Strategi Istirahat. Strategi ini tepat dilakukan sebagai strategi sementara agar perusahaan dapat mengkonsolidasikan sumber daya yang ada setelah menghadapi pertumbuhan cepat.

b. Strategi waspada. Perusahaan tetap menjalankan usahanya dengan hati-hati karena adanya faktor-faktor penting yang berubah pada lingkungan eksternal, seperti peraturan pemerintah. c. Strategi tanpa perubahan. Pada strategi ini perusahaan tidak perlu melakukan perubahan-perubahan yang berarti. Di sini perusahaan tetap melakukan usaha-usaha yang dijalankan, dan hanya melakukan sedikit penyesuaian. d. Strategi Laba. Strategi ini lebih mengutamakan keuntungan saat ini walau memiliki resiko besar dengan mengorbankan

pertumbuhan masa depan.

3) Kelompok Strategi Penciutan a. Strategi Perubahan Haluan. Strategi ini dianjurkan untuk digunakan pada saat daya tarik industry sedang tinggi walaupun perusahaan sebenarnya mengalami kesulitan walaupun belum kritis. b. Strategi Memikat Perusahaan Lain. Pada startegi ini, beberapa aktivitas dari bagian tertentu yang kurang menarik perlu dikurangi, kemudian diusahakan agar funsi-fungsi lain menjadi lebih menarik. Dengan demikian, diharapkan ada calon investor mau menginvestasikan modalnya di perusahaan ini. c. Strategi Jual/Ditutup. Jika perusahaan tidak mampu melakukan strategi di atas, perusahaan terpaksa harus dijual dan investor segera meninggalkan bisnis seperti ini, asalkan saham-saham perusahaan yang akan dijual tidak jatuh, sehingga tidak merugikan para pemegang saham. d. Strategi Pelepasan (Bankruptcy) . Strategi ini dapat membantu perusahaan menghindar dari tanggung jawab atau utang-utang dan juga dapat menyatakan tidak berlakunya kontrak-kontrak kerja yang telah disetujui. Sebelum kondisi pailit ini ditentukan,

perusahaan

dapat

berusaha

terlebih

dahulu

menghasilkan

sebanyak-banyaknya uang tunai dari penjualan asset-aset. e. Strategi Likuidasi. Strategi terakhir yang dapat dilakukan oleh manajemen karena perusahaan sudah relatif tidak memiliki prospek lagi. Strategi Fungsional a. Strategi di Bidang Pemasaran Strategi fungsional di bidang pemasaran adalah penuntun agar aktivitas pemasaran konsisten bukan hanya terhadap strategi utama yang telah ditentukan, melainkan juga terhadap strategi berbagai bidang fungsional lainnya. Dalam bidang pemasaran, manajemen pemasaran dikelompokkan dalam empat aspek yang sering dikenal dengan marketing mix atau bauran pemasaran. Aspek-aspek tersebut adalah aspek produk, harga, promosi, dan distribusi

b. Strategi di Bidang Keuangan Sebagaimana diketahui, manajemen keuangan merupakan bagian dari perusahaan (sekolah) yang fungsinya adalah mengorganisasikan perolehan dana, menggunakan dana, dan sekaligus mengendalikan dana tersebutdalam rangka memaksimalisasi nilai perusahaan Dana dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu dari sumber internal dan eksternal. Selanjutnya dana yang didapat tersebut dikendalikan melalui manajemen kas, yang pada tahapan selanjutnya dana tersebut akan diinvestasikan baik untuk investasi jangka pendek maupun jangka pendek untuk memperoleh laba.

c. Strategi di Bidang SDM Dalam strategi di bidang SDM hendaknya tergambar bentuk dan jenis langkah yang akan diambil pada tingkat manajemen operasional

berdasarkan strategi utama yang menyangkut MSDM serta telah ditetapkan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi. Seluruh kegiatan MSDM berkisar pada pengadaan, penggunaan, pemeliharaan SDM sedemikian rupa sehingga mendukung penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Kegiatan MSDM terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu: proses karyawan masuk ke dalam organisasi, proses karyawan di dalam organisasi dan proses karyawan mengundurkan diri dari organisasi. Selama pegawai bekerja, hendaknya perusahaan memperhatikan hak-hak pegawai seperti kompensasi, perencanaan karier,

keselamatan kerja dan kesehatan, serta pelatihan dan pengembangan. Dengan terpenuhinya hak-hak mereka, diharapkan produktivitas dan prestasi kerja mereka akan menghasilkan laba bagi perusahaan. Selanjutnya, setelah pegawai bekerja, mau tidak mau suatu saat ia harus berhenti.

d. Strategi di Bidang Produksi/Operasi Perumusan dan penetapan strategi di bidang produksi/operasi penting dilakukan untuk dijadikan sebagai tuntunan kerja para manajer. Pengalaman menunjukkan bahwa ada dua komponen yang biasanya menjadi perhatian utama. Yang pertama adalah Sarana dan Prasarana kerja. Komponen ini menyangkut berbagai keputusan, misalnya tentang alokasi usaha, besaran usaha, pemakaian fasilitas kerja, dan penggantiannya. Kedua adalah cara pengadaan sarana dan prasarana. Pada umumnya terdapat dua jenis pilihan dalam hal pengadaan sarana dan fasilitas kerja, yaitu dengan menyewa atau beli. Pilihan mana yang akan digunakan diukur berdasarkan pada biaya. Masing-masing memiliki kebaikan dan keburukan. Oleh karena itu, rincian yang lebih jelas perlu dibuat dan dimasukkan sebagai bagian strategi fungsional dan operasional.

e. Strategi di Bidang Sistem Informasi Strategi dalam bidang sistem informasi hendaknya dapat mengarahkan kinerja sistem secara terintegrasi untuk menghasilkan informasi yang dapat dijadikan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan manajemen. Cara penyampaian pendekatan integrasi dalam perkembangan sistem adalah dengan menggunakan strategi utama. Bekerja menurut cetak biru jangka panjang sangat diperlukan. Sesungguhnya, alasan yang sama untuk perencanaan bisnis dapat pula berlaku untuk strategi di bidang sistem informasi. Empat alasan utama perlunya strategi di bidang ini dipaparkan berikut ini. a. Mengurangi ketidakpastian. Banyak organisasi yang telah tertinggal jauh di belakang dibandingkan potensi mereka yang sebenarnya dalam memproses informasi yang diperlukan. Ini bisa terjadi misalnya karena kurangnya informasi untuk memilih teknologi komputer yang tepat dan sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Dengan demikian, perlu dibuat rencana pengembangan yang baik agar dapat mengurangi ketidakpastian pada system informasi terintegrasi yang diharapkan. b. Meningkatkan keuntungan dari operasional. Merencanakan pendekatan sistem secara menyeluruh dan terintegrasi akan mengurangi biaya operasional. Uang dapat dihemat dan prestasi dapat ditingkatkan dengan suatu keterkaitan yang efektif antara fungsi-fungsi yang berdekatan melalui rencana yang baik dan dalam desain sistem yang terintegrasi. c. Memusatkan perhatian pada tujuan. Sesungguhnya, jika kita meninjau dasar-dasar proses perencanaan, kita akan menemukan bahwa perencanaan tidak dapat berjalan di setiap daerah usaha sebelum tujuan yang memadaidi tetapkan terlebih dahulu. Dengan demikian, pengembangan rencana system induk menghendaki dilakukannya penelitian untuk menetapkan sasaran. d. Menyediakan sarana guna mengendalikan operasi. Jika kegiatan pengembangan system informasi di dalam proyek diorganisasikan dengan sasaran spesifik yang harus dicapai dalam jangka waktu
9

tertentu dan dengan biaya yang telah ditentukan, maka tujuan ini dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk mengukur keberhasilan selanjutnya. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya strategi bidang system informasi, berarti hal-hal yang harus diterapkan oleh manajemen tidak dibiarkan berjalan sendiri-sendiri. Prioritas untuk pengembangan sesuai, harus subsistem, diterapkan jika dan manajemen dilaksanakan

menganggapnya

berdasarkan manfaatnya. 1.6 Karakteristik Strategi Pendidikan Misi dasar pola pendidikan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat, harus memiliki karakteristik khusus, yaitu sebagai berikut. a. Pengutamaan kemampuan dasar Pendidikan pertama-tama harus mampu membekali peserta didik dengan tiga kemampuan dasar yang fungsional bagi kehidupan dan untuk belajar lebih lanjut, yaitu membaca, menulis, dan berhitung. Ketiga kemempuan ini dikembangkan peserta didik sejak peserta didik berada di tingkat pendidikan dasar. Selanjutnya di samping tiga kemampuan dasar tersebut, peserta didik diharapkan memiliki sejumlah kompetensi dasar untuk semua bidang akademik dan nonakademik sebagaimana telah dirumuskan dalam kurikulum. b. Penguasaan kompetensi umum Arus globalisasi semakin deras sehingga sulit untuk dihindari. Dalam rangka mengantisipasi globalisasi, kiranya perlu sekali setiap siswa pada semua jenjang , jenis, dan jalur pendidikan untuk memiliki kompetensi generic yang meliputi keterampilan mengatur diri , keterampilan berkomunikasi, kemampuan menangani orang dan tugas, dan kemampuan memobilisasi inovasi dan perubahan.. kompetensi ini diharapkan mampu membekali

10

peserta didik untuk beradaptasi dan hidup di tengah masyarakatnya dan bahkan dalam lingkungan global. c. Penyelenggaraan program studi dengan kualifikasi yang dapat dipasarkan (Marketable) Sejauh ini program pendidikan yang dikembangkan oleh institusi negeri lebih bersifat konvensional, konservatif, dan cenderung lebih berorientasi kepada supply driven. Untuk batas-batas tertentu, pemerintah bertanggung jawab untuk kepentingan pengembangan, misalnyaprogram studi yang diharapkan menjadi penopang kepentingan pengembangan, misalnya program studi ilmu murni. Berbeda dengan institusi pendidikan negeri, institusi pendidikan swasta lebih proaktif mengembangkan programprogram alternative untuk memenuhi kebutuhan pasardengan orientasi yang cenderung demand-driven. Hal ini sangat dimaklumi karena kelangsungan institusi pendidikan swasta sangat tergantungkepada para peserta didiknya (siswa, mahasiswa, warga belajar). Apabila institusi swasta mengabaikan tuntutan pasar atau pengguna jasa pendidikan, lambat laun institusi itu akan mengalami kemunduran. Oleh karena itu, lembaga pendidikan swasta harus berusaha mengembangkan jenis-jenis program yang benar-benar dapat dipasarkan.

d. Pendidikan yang memiliki kepedulian terhadap teknologi informasi Di era teknologi informasi ini, setiap individu dituntut untuk memilliki kepedulian terhadap munculnya teknologi informasi yang sangat pesat dan turut memiliki pengetahuan dasar/prinsip-prinsip dasar dan proses penggunaan teknologi informasi dan dampaknya terhadap kehidupan manusia. Tanpa memiliki kepedulian terhadap perkembangan teknologi informasi, diyakini kita tidak akan dapat mengikuti perkembangan pengetahuan maupun teknologi, bahkan tidak dapat menggunakan teknologi informasi tersebut sebagai sarana dalam mengembangkan pendidikan. Oleh

11

karena itu, setiap pendidik dituntut memiliki kepedulian tersebut agar dapat meletakkan dasar-dasar pengetahuan kepada peserta didik.

e. Pendidikan agama, moral, dan budi pekerti Akhir-akhir ini kehidupan bangsa Indonesia banyak diwarnai oleh berbagai penyimpangan perilaku yang keluar dari kaidah-kaidah agama, nilai-nilai moral, dan budi pekerti yang dijunjung tinggi oleh budaya bangsa. Berbagai ketegangan mental akibat krisis ekonomi dan akumulasi frustasi sosial dari masa lalu ditambah dengan iklim keterbukaan yang terjadi sejak bergulirnya reformasi, telah memicu terjadinya berbagai masalah sosial yang frekuensi dan intensitasnya belum pernah dialami sebelumnya oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, harus segera diatasi dengan mengintensifkan pendidikan agama, moral maupun budi pekerti agar penyimpangan perilaku ini tidak berkelanjutan dan tidak merusak masa depan anak bangsa. f. Pendidikan multikultural dan perdamaian Keragaman etnik, bahasa local, dan tradisi budaya Indonesia merupakan kekayaan yang sangat berharga apabila dapat dipelihara dan dimanfaatkan untuk memperkuat bangunan bangsa ini sebagai bangsa yang berbudaya, atau keberagaman dalam satu atau kesatuan dalam keberagaman. Keberagaman mendorong yang sesungguhnya bangsa, dapat dijadikan pengayaan petunjuk intelektual, yang dan

kreativitas

proses

pengembangan sikap yang tpleran terhadap perbedaan. Namun, karena tidak terdapat pengelolaan yang baik, akhir-akhir ini wacana budaya yang kaya tersebut menjadi beban bahkan menjadi pemicu terjadinya berbagai tragedi nasional dalam bentuk konflik horizontal antara kelompok masyarakat yang berbeda latar belakangnya, yang selama ini populer dengan nama SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan). Dalam upaya membangun kembali bangsa yang majemuk ini maka pendidikan dituntut untuk memainkan peranan yang strategis melalui pengembangan pendidikan multicultural dan
12

pendidikan perdamaian. Pada prinsipnya tujuan pendidikan ini bertujuan mengembangkan kesadaran untuk bersatu dalam keberagaman, bahwa perbedaan-perbedaan yang timbul hendaknya diselesaikan dengan cara-cara yang beradab dan damai. 1.7 Konsep Manajemen Strategi Menurut Glueck, manajemen strategi adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran organisasi. Manajemen strategi merupakan keputusan memilih strategi dan bagaimana merencanakan strategi tersebut, agar memberikan dampak pada kemajuan organisasi melalui aktivitas analisis, pemilihan dan implementasi strategi yang telah ditetapkan (Johnson and Scholes dalam Eti Rochaety (2008:28)) Manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut (Sondang, 2004 : 15). Menurut Pearce dan Robinson (1997 : 20), manajemen strategik didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang

menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengendalian keputusan-keutusan dan tindakan-tindakan perusahaan yang berkaitan dengan strategi. Manajemen strategis menurut Hunger dan Wheelen (2003: 4) adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Menurut Hadari Nawawi (2005:148-149) manajemen strategik adalah perencanaan berskala besar (disebut Perencanaan Strategik) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut VISI), dan

13

ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut MISI), dalam usaha menghasilkan sesuatu (Perencanaan Operasional) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut Tujuan Strategik) dan berbagai sasaran (Tujuan Operasional) organisasi. Pengertian yang cukup luas ini menunjukkan bahwa Manajemen Strategik merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak ke arah yang sama pula. Komponen pertama adalah Perencanaan Strategik dengan unsur unsurnya yang terdiri dari Visi, Misi, Tujuan Strategik organisasi. Sedang komponen kedua adalah Perencanaan Operasional dengan unsur unsurnya adalah Sasaran atau Tujuan Operasional, Pelaksanaan Fungsi fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi

penganggaran, kebijaksanaan situasional, jaringan kerja Internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen strategik adalah serangkaian keputusan yang berorientasi pada jangkauan masa depan, dirumuskan oleh manajer dan dilaksanakan oleh seluruh komponen suatu organisasi atau lembaga tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Dalam manajemen strategik pada dunia bisnis dimanfaatkan untuk memprediksi kecenderungan pasar dan peluang-peluang memperoleh keunggulan bersaing. Sementara itu, dunia pendidikan menggunakan konsep strategik untuk lebih mengefektifkan pengalokasian sumber daya yang ada dalam pencapaian tujuan pendidikan

14

1.8 Diagram manajemen strategik

15

1.9 Karakteristik Manajemen Strategik a. Manajemen Strategik diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar dalam arti mencakup seluruh komponen di lingkungan sebuah organisasi yang dituangkan dalam bentuk Rencana Strategik (RENSTRA) yang dijabarkan menjadi Perencanaan Operasional (RENOP), yang kemudian dijabarkan pula dalam bentuk Program program kerja. b. Rencana Strategik berorientasi pada jangkauan masa depan ( 25 30 tahun). Sedang Rencana Operasionalnya ditetapkan untuk setiap tahun atau setiap lima tahun. c. VISI, MISI, pemilihan strategik yang menghasilkan Strategi Utama (Induk) dan Tujuan Strategik Organisasi untuk jangka panjang, merupakan acuan dalam merumuskan RENSTRA, namun dalam teknik

penempatannya sebagai keputusan. Manajemen Puncak secara tertulis semua acuan tersebut terdapat di dalamnya. RENSTRA dijabarkan menjadi RENOP yang antara lain berisi program program operasional. d. Penetapan RENSTRA dan RENOP harus melibatkan Manajemen Puncak (Pimpinan) karena sifatnya sangat mendasar dalam pelaksanaan seluruh misi organisasi. e. Pengimplementasian Strategi dalam program program untuk mencapai sasarannya masing masing dilakukan melalui fungsi fungsi manajemen yang mencakup pengorganisasian, pelaksanaan, penganggaran dan kontrol. Berdasarkan karakteristik dan komponen Manajemen Strategik sebagai sistem, terlihat banyak faktor yang mempengaruhi tingkat intensitas dan formalitas pengimplementasiannya di lingkungan organisasi non profit (pendidikan).

Berdasarkan karakteristik dan komponen Manajemen Strategik sebagai sistem, terlihat banyak faktor yang mempengaruhi tingkat intensitas dan formalitas pengimplementasiannya di lingkungan organisasi non profit

(pendidikan). Beberapa faktor tersebut antara lain adalah ukuran besarnya organisasi, gaya manajemen dari pimpinan, kompleksitas lingkungan ideologi,

16

sosial politik, sosial ekonomi, sosial budaya. termasuk kependudukan, peraturan pemerintah dsb. sebagai tantangan eksternal. Tingkat intensitas dan formalitas itu dipengaruhi juga oleh tantangan internal, antara lain berupa kemampuan menterjemahkan strategi menjadi proses atau rangkaian kegiatan pelaksanaan pekerjaan sebagai pelayanan umum yang efektif, efisien dan berkualitas (dalam bidang pendidikan misalnya menetapkan model/sistem instruksional, sumber sumber belajar, media pembelajaran dll).

1.10

Komponen model manajemen strategik A. Misi perusahaan Misi suatu perusahaan adalah tujuan unik yang membedakannya dari perusahaan-perusahaan lain yang sejenis dan mengidentifikasi cakupan operasinya. B. Profil perusahaan Profil perusahaan menggambarkab kualitas sumber daya keuangan, manusia, dan fisik perusahaan. Profil ini juga menilai kekuatan dan kelemahan manajemen dan struktur organisasi perusahaan. Akhirnya, profil perusahaan membandingkan keberhasilan masa lalu perusahaan serta titik perhatian tradisionalnya dengan kemampuan perusahaan saat ini guna mengidentifikasi kemampuan masa depan perusahaan. C. Lingkungan ekstern Lingkungan ekstern perusahaan terdiri dari semua keadaan dan kekuatan yang mempengaruhi pilihan strategiknya dan menentukan situasi persaingannya. D. Analisis dan pilihan strategik Penilaian secara simultan atas lingkungan ekstern dan profil perusahaan memungkinkan perusahaan mengidentifikasi berbagai peluang interaktif yang mungkin menarik. Peluang-peluang ini adalah jalur investasi yang mungkin. Tetapi, mereka harus disaring berdasarkan misi perusahaan guna menghasilkan sekumpulan peluang yang mungkin dan

dikehendaki. Proses penyaringan ini menghasilkan kumpulan opsi yang

17

nantinya akan menghasilkan pilihan strategik. Proses ini dimaksudkan untuk menyediakan kombinasi sasaran jangka dan strategi umum yang secara optimal akan memposisikan perusahaan dalam lingkungan eksternnya untuk mencapai misi perusahaan. E. Sasaran jangka panjang Hasil yang diharapkan suatu organisasi dalam kurun waktu beberapa tahun dinamakan sasaran jangka panjang. Sasaran seperti itu biasanya meliputi beberapa atau seluruh bidang berikut: kemampulabaan, laba atas investasi, posisi bersaing, kepemimpinan teknologi, produktivitas, hubungan karyawan, tanggung jawab sosial, dan pengembangan karyawan. F. Strategi umum Rencana umum dan menyeluruh mengenai tentang tindakan-tindakan utama yang akan dilakukan perusahaan untuk mencapai sasaran jangka panjangnya dalam suatu lingkungan yang dinamik dinamakan strategi umum, pernyataan(rumusan), tentang cara ini mengungkapkan

bagaimana sasaran-sasaran tersebut akan dicapai. G. Sasaran tahunan Hasil yang ingin dicapai organisasi dalam kurun waktu satu tahun dinamakan sasaran tahunan atau sasaran jangka pendek. Sasaran seperti ini mencakup bidang-bidang yang sama dengan bidang yang dicakup dalam sasaran jangka panjang. Perbedaan antara sasaran jangka pendek dan jangka panjang utamanya terletak pada rincian yang lebih besar dan diperlukan dalam sasaran jangka pendek. H. Strategi fungsional Dalam kerangka besar strategi umum, setiap fungsi bisnis atau divisi membutuhkan rencana tindakan yang spesifik dan terpadu. Kebanyakan manager strategi berusaha mengembangkan suatu strategi operasional untuk setiap perangkat sasaran tahunan terkait. Strategi operasional adalah rumusan rinci mengenai cara-cara yang akan digunakan untuk mencapai sasaran tahunan berikutnya.

18

I. Kebijakan Kebijakan adalah keputusan bersifat umum yang telah ditetapkan

sebelumnya yang menjadi pedoman atau menjadi pengganti bagi pengambilan keputusan manajerial yang bersifat repetitif (berulang). Kebijakan memedomani pemikiran, keputusan, dan tindakan manajer dan pada bawahan mereka dalam mengimplementasikan strategi organisasi. Kebijakan memberikan penuntun untuk menetapkan dan mengendalikan proses operasi perusahaan yang sedang berjalan sesuai dengan sasaran strategic perusahaan. J. Pengendalian dan evaluasi Implementasi startegi harus dipantau untuk mengetahui sejauh mana sasaran perusahaan tercapai. Betapapun diusahakan obyektif, proses perumusan strategi sebagian besar bersifat subyektif. Jadi, ujian penting pertama terhadap suatu strategi hanya dapat dilakukan setelah implementasi.

1.11

Proses Manajemen Strategik Manajemen strategik menurut Yuwono dan Ikhsan dalam Syaiful

Sagala (2007:128) biasanya dihubungkan dengan pendekatan manajemen dan integratif yang mengedepankan secara bersama-sama seluruh elemen seperti planning, implementing, dan controlling. Model manajemen strategik menurut Sharplin dalam Syaiful Sagala (2007: 129) memerlukan dua fase besar masing-masing terdiri dari beberapa tahapan, yakni fase strategy formulation yang mencakup tahapan penetapan misi organisasi, assessment lingkungan, menetapkan arah dan sasaran, dan menentukan strategi. Sementara fase kedua adalah strategy implementation yang terdiri dari menggerakkan strategi, melakukan evaluasi strategik, dan control strategik. Bagaimana posisi formulasi strategik dan implementasi strategik dapat dilihat skema yang dikemukakan Sonhaji.

19

Perumusan visi dan misi

Asesmen lingkungan

Perumusan tujuan khusus

Penentuan strategi

Pengendalian Strategi

Evaluasi Strategi

Aktivitas Strategi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa proses manajemen strategik meliputi formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. 1) Formulasi Strategik Dalam menentukkan strategi harus dipahami bahwa hal yang pokok dari formula strategi adalah menyusun perencanaan yang berkelanjutan. Terdapat lima langkah formula strategi, yaitu 1. Perumusan misi yaitu pencitraan bagaimana sekolah seharusnya bereksistensi 2. Asesmen lingkungan eksternal yaitu mengakomodasi kebutuhan lingkungan akan mutu pendidikan yang dapat disediakan oleh sekolah. 3. Asesmen organisasi yaitu merumuskan dan mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal 4. Perumusan tujuan khusus yaitu penjabaran dari pencapaian misi sekolah yang ditampakkkan dalam tujuan sekiolah dan tujuan tiaptipa mata pelajaran 5. Penentuan strategi yaitu memilih strategi yang paling tepat untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan dengan menyediakan anggaran, sarana dan prasarana maupun fasilitas yang dibutuhkan untuk itu.

20

Faktor yang harus diperhatikan dalam merumuskan suatu strategi: 1. Strategi berarti menentukan misi pokok suatu organisasi karena manajemen puncak menyatakan secara garis besar apa yang menjadi pembenaran keberadaan organisasi, filosifi yang bagaimana yang akan digunakan untuk menjamin keberadaan organisasi tersebut dan sasaran apa yang ingain dicapai. Strategi merupakan keputusan dasar yang dinyatakan secara garis besar. 2. Dalam merumuskan dan menetapkan strategi mamajemen puncak mengembangkan profil tertentu bagi organisasi. 3. Pengenalan lingkungan dimana organisasi akan berinteraksi, terutama

situasi yang membawa suasana persaingan yang mau tidak mau harus dihadapi organisasi apabila organisasi tersebut ingin mempertahankan

eksistensi dan produktifitasnya. 4. Suatu strategi harus merupakan analisis yang tepat tentang kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh organisasi, peluang yang harus

dimanfaatkan, dan ancaman yang diperkirakan akan dihadapi. 5. Mengidentifikasikan beberapa pilihan yang wajarditelaah lebih lanjut dari berbagai alternatif yang tersedia dikaitkan dengan keseluruhan upaya yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran organisasi 6. Menjatuhkan pilihan pada satu alternatif yang dipandang paling tepat dengan kondisi internal organisasi 7. Suatu sasaran jangka panjang 8. Memperhatikan pentingnya operasionalisasi keputusan dasar yang dibuat dengan memperhitungkan kemampuan organisasi dibidang anggaran, sarana, prasarana, dan waktu. 9. Mempersiapkan tenaga kerja yang memenuhi berbagai persyaratan

21

10. Seleksi teknologi yang akan dimanfaatkan 11. Memperhitungakan bentuk, tipe, dan struktur organisasi yang akan digunakan 12. Menciptakan suatu system pengawasan 13. System penilaian behasil tidaknya pelaksanaan strategi yang dilakukan berdasarkan kriteria yang rasional dan objektif 14. Menciptakan suatu system umpan balik Dari pembahasan diatas, pada dasarnya yang dimaksud bagi manajemen organisasi ialah rencana berskala besar yang berorientasi jangkauan masa depan yang jauh serta ditetapkan sedemikian rupa sehingga memunngkinkan organisasi berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya dalam kondisi persaingan yang kesemuanya diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang bersangkutan. Strategi yang digunakan dalam manajemen sekolah diatur sedemikian rupa, yaitu perencanaan strategis sekolah berkaitan dengan operasi sekolah dalam menyelenggarakan programnya, sedangkan untuk memperkuat kemampuan sekolah menghindari masalah dan dapat mencapai tujuan sesuai mutu yang dipersyaratkan, maka akan diuji kemampuan kepala sekolah menentukan kebijakan. Manajemen strategik khususnya pada strategi kebijakan dapat dilakukan jika keputusan merupakan keputusan bersama, bukan keputusan sepihak dan keputusan itu dipilih dari alternative terbaik. Karena keterlibatan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, konselor, tenaga kependidikan, wali kelas, dan personel sekolah lainnya dalam dalam pengambilan keputusan akan meningkatkan pemahaman mereka terhadap keputusan sekolah dan meningkatkan motivasi dalam bekerja. Konsep strategi ini melibatkan secara langsung semua manager di semua level dalam planning dan implementasinya.

22

Sebab itu, menurut Ansoff dalam Syaiful Sagalan (2007:130) manajemen strategik disebut juga dengan pembuatan keputusan partisipatif, dan ini menurut Pearce dan Robinson, memiliki keuntungan yakni (1) kegiatan formulasi strategi memperkuat kemampuan perusahaaan

menghindari masalah; (2) keputusan strategik berdasarkan kelompok niscaya merupakan keputusan alternatif terbaik; (3) keterlibatan pegawai dalam memformulasikan keputusan akan meningkatkan pemahaman mereka dan meningkatkan motivasi dalam bekerja; (4) tumpang tindih kegiatan akan terkurangi karena partisipasi dalam memformulasikan strategi turut

mengklarifikasi berbagai perbedaan; dan (5) resistansi terhadap perubahan akan terkurangi.

2) Implementasi Strategi Impelementasi srtategi dalam manajemen sekolah melibatkan upaya besar yang bertujuan mentransformasi tujuan strategic kedalam aksi yaitu menyelenggaraan program sekolah. Menurut Sharplin(1985:9) strategy implementation merupakan vase kedua dari model manajemen strategic. Implementasi strategi ini terdiri dari menggerakkkan strategi,melakukan evaluasi strategic,dan mengontrol atau pengawasan strategic. Penggerakkkan strategic dapat didinamiskan dengan memperhatikan struktur, kebijakan, dan komitmen sumber daya.lebih lengkap dalam menggerakkan strategi ini perlu memperhatikan bagian- bagian antara lain penempatan dalam struktur organisasi, isi arahan dan kebijakan, komitmen sumber daya, kepemimpinan dalam organisasi, aplikasi motivasi menjadi kegiatan strategic,penggunaan dasar-dasar kekuatan dan politik. Evalusi strategic dengan penuh kedisiplinan sangat diperlukan untuk memastikan apakan implementasi sesuai dengan perencanaan yang disepakati. Tujuan utama dari evalusi strategik ini memonitor dan mengevaluasi perkembangan organisasi dalam mencapai tujuan atau sasaran dengan menggunakan standar tertentu, yang selanjutnya dapat memberikan koreksi atau mempertimbangkan kemungkinan mengubah metode yang lebih sesuai

23

dengan tujuan.melakukan control strategic sebagai langkah sesuai yang terkait langsung dengan evaluasi dengan maksud memberikan koreksi atau bimbingan,hasil dari koreksi itu dapat diambil kebijakan selanjutnya. Menurut Schendel dan Hofer, implementasi dicapai melalui alat administrasi yang dapat dikelompokan dalam 3 katagori: 1. Struktur yaitu siapa yang bertanggungjawab terhadap apa,kepala sekolah bertanggung jawab kepada siapa. 2. Proses yaitu bagaimana tugas dan tanggungjawab itu dikerjakan masing-masing personal. 3. Tingkah laku yaitu perilaku yang menggambarkan

motivasi,semangat kerja,penghargaan,disiplin,etika dst.

1.12 Faktor-faktor yang berpengaruh dalam rancang bangun sistem manajemen strategik 1. Tipe dan struktur organisasi Setiap organisasi memiliki kepribadian yang khas. Tipe dan struktur yang dipilih untuk digunakan harus dikaitkan dengan kepribadian yang dimaksud. Secara tradisional, tipe dan struktur yang paling banyak digunakan adalah tipe yang hierarkikal atau pyramidal. Struktur organisasi tidak sekedar wadah dimana berbagai kegiatan berlangsung, akan tetapi sebagai wahana yang efektif bagi para anggotanya untuk berinteraksi dan saling berhubungan. Pentingnya perhatian ditunjuk pada struktur terletak pada kenyataan bahwa: a. Dalam struktur tergambar hierarki kekuasaan dan kewenangan yang berlaku meskipun dewasa ini para pakar makin menonjolkan pentingnya penciptaan struktur yang lebih datar, bukan yang hierarkis piramidal;

24

b. Dalam struktur tergambar hubungan antara satu satuan kerja dengan satuan-satuan kerja yang lain , sekaligus menunjukan bentuk dan jenis interaksi dan interpendensi yang harus terjadi; c. Struktur organisasi memaparkan jaringan informasi yang ada dan dapat dimanfaatkan; d. Dalam struktur organisasi terlihat berbagai saluran komunikasi yang tersedia; e. Struktur organisasi menggambarkan cara yang digunakan oleh manajemen puncak membagi tugas dan tanggung jawab satu-satuan kerja yang ada dalam organisasi tersebut. Dali kelima alasan tersebut kiranya terlihat dengan jelas betapa pentingnya pemilihan tipe dan struktur organisasi yang tepat guna mengoprasionalkan strategi yang telah ditentukan. 2. Gaya manajerial Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang situasional. Gaya manajerial yang tepat ditentukan oleh tingkat kedewasaan atau kematangan para anggota organisasi. Jika anggota organisasi

menunjukan kedewasaan dan sikap yang matang, gaya partisipatif-lah yang tepat untuk digunakan. Akan tetapi jika anggota organisasi

menunjukan sikap yang kurang dewasa, sangat mungkin gaya manajerial yang cocok digunakan adalah paternalistic atau bahkan otoriter. 3. Kompleksitas lingkungan eksternal Lingkungan eksternal organisasi selalu bergerak dinamis yang tentu sangat berpengaruh pada cara mengelola organisasi, termasuk daam merumuskan dan menetapkan strategi. Karena tidak ada organisasi yang dapat membebaskan diri dari dampak dinamika lingkungan eksternal, maka dinamika tersebut harus dikenali, diperhitungkan dan bahkan dimanfaatkan demi pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi.

25

4. Hakikat permasalahan yang dihadapi Manajemen puncak harus merupakan orang-orang yang cekatan memecahkan masalah. Pendekatan dan teknik yang digunakan untuk memecahkan masalah harus berhasil mencabut akar permasalahan dan tidak sekedar mengobati gejala-gejalanya saja. Strategi manajemen dimaksudkan agar organisasi menjadi satuan yang mampu menampilkan kinerja tinggi karena organisasi yang berhasil adalah organisasi yang tingkat efektivitas dan produktivitasnya makin lama makin tinggi sehingga tujuan dan sasaran tercapai dengan memuaskan.

1.13

Dimensi-Dimensi Manajemen Strategik

a. Dimensi Waktu dan Orientasi Masa Depan Manajemen Strategi dalam mempertahankan dan mengembangkan

eksistensi suatu organisasi berpandangan jauh ke masa depan, dan berperilaku proaktif dan antisipatif terhadap kondisi masa depan yang diprediksi akan dihadapi. Antisipasi masa depan tersebut dirumuskan dan ditetapkan sebagai Visi organisasi yang akan diwujudkan 25 30 tahun lebih di masa depan. Menurut Hadari Nawawi (2005 : 155), Visi dapatdiartikan sebagai kondisi ideal yang ingin dicapai dalam eksistensi organisasi di masa depan. Sehubungan dengan itu Lonnie Helgerson yang dikutip oleh J. Salusu dalam bukunnya Hadari Nawawi mengatakan bahwa : Visi adalah gambaran kondisi masa depan dari suatu organisasi yang belum tampak sekarang tetapi merupakan konsepsi yang dapat dibaca oleh setiap orang (anggota organisasi). Visi memiliki kekuatan yang mampu mengundang, memanggil, dan menyerukan pada setiap orang untuk memasuki masa depan. Visi organisasi harus dirumuskan oleh manajemen puncak organisasi. Masih menurut J. Salusu yang mengutip pendapat Naisibit : Visi merupakan gambaran yang jelas tentang apa yang akan

26

dicapai berikut rincian dan instruksi setiap langkah untuk mencapai tujuan. Suatu visi dikatakan efektif jika sangat diperlukan dan memberikan kepuasan, menghargai masa lalu sebagai pengantar massa depan. Masih dalam Hadari Nawawi, menurut Kotler yang juga dikutip oleh J. Salusu dikatakan bahwa : Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh, serta aspirasi dan cita cita masa depan. Sehingga secara sederhana Visi organisasi dapat diartikan sebagai sudut pandang ke masa depan dalam mewujudkan tujuan strategi organisasi, yang berpengaruh langsung pada misinya sekarang dan di masa depan. Sehubungan dengan itu Misi organisasi pada dasarnya berarti keseluruhan tugas pokok yang dijabarkan dari tujuan strategi untuk mewujudkan visi organisasi.

b. Dimensi Internal dan Eksternal Dimensi Internal adalah kondisi organisasi non profit (pendidikan) pada saat sekarang, berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan yang harus diketahui secara tepat. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan evaluasi diri antara lain dengan menggunakan Analisis Kuantitatif dengan menggunakan perhitungan perhitungan statistik, menggunakan data kuantitatif yang tersedia di dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM). Namun kerap kali data kuantitatif tidak memadai, karena lemahnya SIM dalam mencatat, mencari, melakukan penelitian dan mengembangkan data pada masa lalu. Oleh karena itu Evaluasi Diri tidak boleh tergantung sepenuhnya pada data kuantitatif, karena dapat juga dilakukan dengan Analisis Kualitatif dengan menggunakan berbagai informasi kualitatif atau sebagian data kuantitatif dan sebagian lagi data kualitatif. Untuk Analisis Kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan Analisis SWOT. Dimensi lingkungan eksternal pada dasarnya merupakan analisis terhadap lingkungan sekitar organisasi (sekolah), yang terdiri dari Lingkungan Operasional,

27

Lingkungan Nasional dan Lingkungan Global, yang mencakup berbagai aspek atau kondisi, antara lain kondisi sosial politik, sosial ekonomi, sosial budaya, kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi, adat istiadat, agama, dll. Pengimplementasian Manajemen Strategi perlu mengidentifikasi dan mendayagunakan kelebihan atau kekuatan dan mengatasi hambatan atau kelemahan organisasi. c. Dimensi Pendayagunaan Sumber Sumber. Manajemen strategi sebagai kegiatan manajemen tidak dapat melepaskan diri dari kemampuan mendayagunakan berbagai sumber daya yang dimiliki, agar secara terintegrasi terimplementasikan dalam fungsi fungsi

manajemen ke arah tercapainya sasaran yang telah ditetapkan di dalam setiap RENOP, dalam rangka mencapai Tujuan Strategi melalui pelaksanaan Misi untuk mewujudkan Visi Organisasi (sekolah). Sumber daya yang ada terdiri dari Sumber Daya Material khususnya berupa sarana dan prasarana, Sumber Daya finansial dalam bentuk alokasi dana untuk setiap program, Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Teknologi dan Sumber Daya Informasi. Semua sumberdaya ini dikategorikan dalam sumber daya internal, yang dalam rangka evaluasi diri (Analisis Internal) harus diketahui dengan tepat kondisinya.

d. Dimensi Keikutsertaan Manajemen Puncak (Pimpinan) Manajemen strategi yang dimulai dengan menyusun Rencana Strategi merupakan pengendalian masa depan organisasi, agar eksistensi sesuai dengan visinya dapat diwujudkan. Rencana Strategi harus mampu mengakomodasi seluruh aspek kehidupan organisasi yang berpengaruh pada eksistensinya di masa depan merupakan wewenang dan tanggung jawab manajemen puncak. Rencana Strategi sebagai keputusan utama yang prinsipil, tidak saja ditetapkan dengan mengikutsertakan, tetapi harus dilakukan secara proaktif oleh manajemen puncak, karena seluruh kegiatan untuk merealisasikannya merupakan tanggung jawabnya.

28

e. Dimensi Multi Bidang Manajemen Strategi sebagai Sistem, pengimplementasiannya harus didasari dengan menempatkan organisasi sebagai suatu sistem. Dengan demikian berarti sebuah organisasi akan dapat menyusun RENSTRA dan RENOP jika tidak memiliki keterikatan atau ketergantungan sebagai bawahan pada organisasi lain sebagai atasan. Dalam kondisi sebagai bawahan (sekolah merupakan bawahan Dinas P & K) berarti tidak memiliki kewenangan penuh dalam memilih dan menetapkan visi, misi, tujuan dan strategi. Sekolah hanya berperan sebagai penyusun RENOP dan program tahunan. Dari uraian tersebut jelas bahwa RENSTRA dan RENOP bersifat multi dimensi, terutama jika perumusan RENSTRA hanya dilakukan pada banyak organisasi non profit termasuk pendidikan yang tertinggi. Dengan dimensi yang banyak tersebut, maka mudah terjadi tidak seluruh dimensi dapat diakomodasi.

1.14

Keunggulan dan Manfaat Manajemen Strategik Bagi Organisasi Pendidikan

a. Keunggulan Implementasi Manajemen Strategik Keunggulan implementasi manajemen strategik dapat dievaluasi dengan menggunakan tolok ukur sebagai berikut : 1) Profitabilitas Keunggulan ini menunjukkan bahwa seluruh pekerjaan diselenggarakan secara efektif dan efisien, dengan penggunaan anggaran yang hemat dan tepat, sehingga diperoleh profit berupa tidak terjadi pemborosan. 2) Produktivitas Tinggi Keunggulan ini menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan (kuantitatif) yang dapat diselesaikan cenderung meningkat. Kekeliruan atau kesalahan dalam bekerja semakin berkurang dan kualitas hasilnya semakin tinggi, serta

29

yang terpenting proses dan hasil memberikan pelayanan umum (siswa dan masyarakat) mampu memuaskan mereka. 3) Posisi Kompetitif Keunggulan ini terlihat pada eksistensi sekolah yang diterima, dihargai dan dibutuhkan masyarakat. Sifat kompetitif ini terletak pada produknya (mis : kualitas lulusan) yang memuaskan masyarakat yang dilayani.

4) Keunggulan Teknologi Semua tugas pokok berlangsung dengan lancar dalam arti pelayanan umum dilaksanakan secara cepat, tepat waktu, sesuai kualitas berdasarkan tingkat keunikan dan kompleksitas tugas yang harus diselesaikan dengan tingkat rendah, karena mampu mengadaptasi perkembangan dan kemajuan teknologi. 5) Keunggulan SDM Di lingkungan organisasi pendidikan dikembangkan budaya organisasi yang menempatkan manusia sebagai faktor sentral, atau sumberdaya penentu keberhasilan organisasi. Oleh karena itu SDM yang dimiliki terus dikembangkan dan ditingkatkan pengetahuan, ketrampilan, keahlian dan sikapnya terhadap pekerjaannya sebagai pemberi pelayanan kepada siswa. Bersamaan dengan itu dikembangkan pula kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi oleh sekolah pada masa sekarang dan untuk mengantisipasi masalah masalah yang timbul sebagai pengaruh globalisasi di masa yang akan datang. 6) Iklim Kerja Tolok ukur ini menunjukkan bahwa hubungan kerja formal dan informal dikembangkan sebagai budaya organisasi berdasarkan nilai nilai kemanusiaan. Di dalam budaya organisasi pendidikan, setiap SDM sebagai individu dan anggota organisasi terwujud hubungan formal dan hubungan informal antar personil yang harmonis sesuai dengan posisi, wewenang dan tanggung jawab masing masing di dalam dan di luar jam kerja. 7) Etika dan Tanggung Jawab Sosial

30

Tolok ukur ini menunjukkan bahwa dalam bekerja terlaksana dan dikembangkan etika dan tanggung jawab sosial yang tinggi, dengan selalu mendahulukan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok dan/atau organisasi. Tolok ukur keunggulan tersebut di atas sangat penting artinya bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sekarang dan di masa mendatang. Untuk itu diperlukan kerjasama dan organisasi dukungan dalam masyarakat dalam

menumbuhkembangkan

mengimplementasikan

Manajemen Strategik secara optimal, agar keunggulan keunggulan di atas dapat diwujudkan yang hasilnya akan menguntungkan masyarakat pula.

b. Manfaat Manajemen Strategik Secara terinci manfaat manajemen strategik bagi organisasi non profit (pendidikan) adalah : 1) Organisasi pendidikan (sekolah) sebagai organisasi kerja menjadi dinamis, karena RENSTRA dan RENOP harus terus menerus disesuaikan dengan kondisi realistic organisasi (analisis internal) dan kondisi lingkungan (analisis eksternal) yang selalu berubah terutama karena pengaruh globalisasi. Dengan kata lain Manajemen Strategik sebagai pengelolaan dan pengendalian yang bekerja secara realistik dalam dinamikanya, akan selalu terarah pada Tujuan Strategik dan Misi yang realistic pula. 2) Implementasi Manajemen strategik melalui realiasi RENSTRA dan RENOP berfungsi sebagai pengendali dalam mempergunakan semua sumber daya yang dimiliki secara terintegrasi dalam pelaksanaan fungsi fungsi manajemen, agar berlangsung sebagai proses yang efektif dan efisien. Dengan demikian berartiManajemen Strategik mampu menunjang fungsi kontrol, sehingga seluruh proses pencapaian Tujuan Strategik dan perwujudan Visi berlangsung secara terkendali. 3) Manajemen Strategik diimplementasikan dengan memilih dan menetapkan strategi sebagai pendekatan yang logis, rasional dan sistematik, yang menjadi acuan untuk mempermudah perumusan dan pelaksanaan program kerja. Strategi

31

yang dipilih dan disepakati dapat memperkecil dan bahkan meniadakan perbedaan dan pertentangan pendapat dalam mewujudkan keunggulan yang terarah pada pencapaian tujuan strategik. 4) Manajemen Strategik dapat berfungsi sebagai sarana dalam

mengkomunikasikan gagasan, kreativitas, prakarsa, inovasi dan informasi baru serta cara merespon perubahan dan perkembangan lingkungan operasional, nasional dan global, pada semua pihak sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Dengan demikian akan memudahkan dalam menyepakati perubahan atau pengembangan strategi yang akan dilaksanakan, sesuai dengan atau tanpa merubah keunggulan yang akan diwujudkan oleh organisasi. 5) Manajemen Strategik sebagai paradigma baru di lingkungan organisasi pendidikan, dapat mendorong perilaku proaktif semua pihak untuk ikut serta sesuai posisi, wewenang dan tanggungjawab masing masing. Dengan demikian setiap unit dan atau satuan kerja akan berusaha mewujudkan keunggulan di bidangnya untuk memperkuat keunggulan organisasi. 6) Manajemen Strategik di dalam organisasi pendidikan menuntut semua yang terkait untuk ikut berpartisipasi, yang berdampak pada meningkatnya perasaan ikut memiliki (sense of belonging), perasaan ikut bertanggungjawab (sense of responsibility), dan perasaan ikut berpartisipasi (sense of participation). Dengan kata lain manajemen strategik berfungsi pula menyatukan sikap bahwa keberhasilan bukan sekedar untuk menajemen puncak, tetapi merupakan keberhasilan bersama atau untuk keseluruhan organisasi dan bahkan untuk masyarakat yang dilayani.

32

Daftar Pustaka
Hunger, J.D and Wheelen, T.L. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi Rochaeti, Eti dan Pontjorini Rahayuningsih. 2005. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: Bumi Akasara Sagala, Syaiful dan Antilan Purba. 2007. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen Stratejik. Jakarta: Bumi Aksara Umar, Husein. 2001. Strategic Management in Action. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

33

You might also like