You are on page 1of 14

DIABETES MELITUS

By Satya Putra Lencana (M11.01.0015)

Pengertian
Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang ditandai dengan menurunnya kadar gula didalam sel yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai insulin dengan kebutuhan tubuh. (Polaski,1996).

Etiologi
Dalam kemajuan kemajuan yang telah dicapai di bidang patologi, bio kimia dan imunologi kini diketahui bahwa diabetes melitus adalah suatu penyakit yang mempunyai etiologi lebih dari satu (etiologi yang berbedabeda) , dimana faktor genetik dan faktor lingkungan memegang peranan besar. Etiologi diabetes melitus dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu :

Faktor genetik Bahwa faktor keturunan pada diabetes melitus ada, sudah lama diketahui tetapi bagaimana terjadi transmisi-transmisi dari seseorang penderita ke anggota keluarga lain belum diketahui secara pasti.
Faktor non genetic Faktor non genetic yang menyebabkan diabetes melitus antara lain infeksi, nutrisi, stress, obat-obatan , penyakit-penyakit endokrin ( hormonal ) dan penyakit-penyakit pankreas.

Sedangkan menurut American Diabetes Association (1997) sesuaianjuran Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) klasifikasi DM berdasarkan etiologi adalah : DM tipe I ( EDDM/DMTI) disebabkan destruksi sel B pulau Langerjans akibat proses autoimun/idiopatik yang menjurus ke defisiensi insulin absolute. DM tipe II (NIDDM/DMTTI) disebabkan oleh kegagalan relative sel B dan resistensi insulin dan terjadi defisiensi relative insulin. DM gestasional terjadi pada kehamilan DM tipe lain :
Endokkrinopati, akromegali, sindrom ehusing, hipertiroldisme Penyakit eksokrin pankreas : pancreatitis, tumor / pancreatomi, pancreatopati fibrokalkulus Karena obat / zat kimia : tiazid, dilatin, pentamidin, asam nikotinat Infeksi : rubella congenital, sitomegalovirus Penyebab imunologi : antibody anti insulin.

Patifisiologi
Pankreas,yang disebut kelenjar ludah perut,adalah kelenjar penghasil insulin yang terletak di belakang lambung. Didalamnya terdapat kumpulan sel yang terbentuk seperti pulau pada peta,karena itu disebut pulau-pulau langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormone insulin yang sangat berperan dalam mengatur kadar glokusa darah.

Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glokusa kedalam sel,Untuk kemudian didalam sel glokusa tersebut dimetabolisasikan menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada,maka glokusa dalam darah tidak dapat masuk kedalam sel dengan akibat kadar glokusa dalam darah meningkat.Keadaan inilah yang terjadi pada diabetes Tipe I.

Pada keadaan diabetes melitus Tipe II,jumlah insulin bias normal,bahkan lebih banyak,tetapi jumlah reseptor (penangkap) insulin di permukaan sel kurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel.Pada keadaan DM Tipe II,Jumlah lubang kuncinya kurang,sehingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (Reseptor) kurang,maka glokusa yang masuk kedalam sel sedikit, sehingga sel kekurangan bahan bakar/glokusa dan kadar glokusa dalam darah meningkat.

Dengan demikian keadaan ini sama dengan DM Tipe I, Bedanya adalah pada DM Tipe II disamping kadar Glokusa tinggi,kadar insulin juga tinggi atau normal. Pada DM Tipe II juga bias ditemukan jumlah insulin cukup atau lebih tetapi kualitasnya kurang baik sehingga gagal membawa glokusa masuk kedalam sel.Disamping penyebab diatas,DM juga biasa terjadi akibat gangguan transport glokusa di dalam sel sehingga gagal digunakan sebagai bahan bakar untuk metabolisme energi.

TANDA DAN GEJALA


Adanya penyakit diabetes ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari oleh penderita. Beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian ialah : Penurunan berat badan (BB) dan rasa lemah Banyak kencing (Poliuria) Banyak minum (Polidipsi) Banyak makan (Polifagi) Keluhan lain : Gangguan saraf tepi/ kesemutan Gangguan penglihatan Gatal/bisul Gangguan ereksi Keputihan

Pemeriksaan Penunjang
Glukosa darah sewaktu Kadar glukosa darah puasa Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)
BUKAN DM Kadar glukosa darah sesaat <> BELUM PASTI DM 100 - 200 DM > 200

Plasma darah
Darah kapiler Kadar glukosa darah puasa

< 80
< 110 < 90

80 200
110 120 90 100

> 200
> 126 > 110

Penatalaksanaan dan Pengobatan


1. 2. 3. 4. Pengaturan makanan Exercise atau latihan Pemantauan kadar glukosa dalam darah Pengobatan Obat Anti Diabetes atau Obat Hipoglikemik Oral yang berfungsi untuk merangsang kerja pankreas untuk mensekresikan insulin.
Sulfonyluria Meglitinida Metformin ( Biguanida ) Thiazolidinedione Alpha-glucosidase inhibitor

Suntikan insulin.

Pasien yang mendapat pengobatan insulin waktu makanannya harus teratur dan disesuaikan dengan waktu pemberian insulinnya. Makanan selingan diberikan untuk mencegah hipoglikemia ( Perkeni, 1998 ). Untuk pasien yang tidak bisa mengontrol diabetes dengan diet atau pengobatan oral, kombinasi insulin dan obatobatan lain bisa sangat efektif. 5. Pendidikan kesehatan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit volume cairan b/d Kehilangan volume cairan secara aktif Fresiko infeksi b/d Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan Ketidakseimbangan nuutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d faktor biologis, Cemas Kurang pengetahuan b/d Keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah,

DAFTAR PUSTAKA
Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8), EGC, Jakarta Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2), EGC, Jakarta Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi III), EGC, Jakarta. FKUI, 1979, Patologi, FKUI, Jakarta

Ganong, 1997, Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta


Gibson, John, 2003, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, EGC, Jakarta Guyton dan Hall, 1997, Fisiologi Kedokteran, (Edisi 9), EGC, Jakarta Hinchliff, 1999, Kamus Keperawatan, EGC, Jakarta Price, S. A dan Wilson, L. M, 1995, Patofisiologi, EGC, Jakarta Sherwood, 2001, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, (edisi 21), EGC, Jakarta Sobotta, 2003, Atlas Anatomi, (Edisi 21), EGC, Jakarta

You might also like