You are on page 1of 7

2.1.1 Rasio keuangan 2.1.1.

1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. (Harahap, 2008: 297) Sedangkan menurut Kasmir (2008:104) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang di perbandingkan dapat berupa angka angka dalam satu periode maupun beberapa periode. 2.1.1.2 Bentuk Bentuk Rasio Keuangan Terdapat berbagai jenis rasio keuangan yang dapat memberikan informasi mengenai suatu perusahaan, setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Menurut Kasmir (2008:110) bentuk bentuk rasio keuangan yaitu : Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi. a. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar adalah rasio yang paling sering membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Aktiva lancar di sini meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang harus dibayar.

Current Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : (Sutrisno, 2003:247) CR = b. Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa dipergunakan untuk melunasi hutang lancar. Rasio cepat dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : (Sutrisno, 2003:248) QR = c. Cast Ratio (CR) Cash Ratio (CR) adalah merupakan rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Cash Ratio (CR) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : (Sutrisno, 2003:248) CR =

Rasio Aktivitas Analisis keuangan berkepentingan dengan rasio ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar efisiensi investasi-investasi pada berbagai aktiva. Artinya sejauh mana sumber daya organisasi telah dimanfaatkan secara optimal. a. Days Sales Outstanding

Menunjukkan rata-rata hari yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi kas. Terlalu tinggi rasio ini berarti kebijakan kredit terlalu liberal yang berakibat timbul bad debt dan investasi dalam piutang menjadi terlalu besar. DSO = b. Fixed Assets Turnover Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya seperti gedung, kendaraan, mesin-mesin, perlengkapan kantor. FAT = c. Inventory Turnover Ratio Perusahaan yang perputaran persediaannya semakin tinggi menunjukkan efisiensi. ITO = d. Total Assets Turnover Menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. TATO =

Rasio Saham Rasio ini menunjukkan bagian dari laba perusahaan, dividend dan modal yang dibagikan kepada setiap saham. Rasio-rasio sahambiasa antara lain: a. Earning Per Share adalah rasio yang mengukur besarnya laba yang diberikan kepada pemegang saham. EPS= b. Deviden Per Share adalah rasio yang menunjukkan seluruh pembayaran deviden dalam angka per lembar saham.

Deviden Per Share= c. Deviden Yield adalah rasio yang menunjukkan tingkat penghasilan berjalan yang diperoleh dari investasi saham perusahaan. Deviden yield = d. Payout Ratio adalah rasio yang menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden. Payout Ratio = Deviden menurut Ross (1995) adalah sebagai pembayaran kepada pemilik perusahaan, baik dalam bentuk saham maupun tunai. Sedangkan Deviden Payout Ratio menurut Anwar (1999:394) merupakan presentase jumlah yang dibayarkan dari laba bersih usaha. e. Nilai Buku per Lembar Saham adalah rasio yag menunjukkan nilai buku perusahaan yaitu total aktiva dikurangi dengan total utang (modal) yang dihitung untuk setiap saham. Nilai Buku per Saham = f. Price to Book Value adalah rasio yang menunjukkan apakah harga saham (harga pasar) diperdagangkan di atas atau dibawah nilai buku saham tersebut. Price to Book Value = Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. a. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Net Profit Margin dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Sutrisno,2003:254).:

NPM=

x 100%

b. Gross Profit Margin (GPM) Gross Profit Margin adalah rasio yang mengukur tingkat laba kotor dibanding dengan volume penjualan.

GPM=

x 100%

c. Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) juga disebut sebagai rentabilitas ekonomis, merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki. Return On Asset (ROA) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Sutrisno,2003:254):

ROA=

x100%

d. Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki.

Return On Equity (ROE) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Sutrisno, 2003:255):

ROE=

x 100%

e. Return On Investment (ROI) Return On Equity (ROI) merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT. Rumus yang digunakan adalah:

ROI=

x 100%

Rasio Leverage Rasio Leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. a. Debt Ratio Debt ratio (DR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur. Debt Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

(Sutrisno,2003:289): DR= x 100%

b. Debt to Equity Ratio (DER) DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibelanjai oleh pihak kreditur.

Debt to Equity Ratio (DER) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: ( Sutrisno, 2003:250)

DER=

c. Time Interest Earned Ratio Yaitu rasio antara laba sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga dengan laba yang diperolehnya atau mengukur berapa kali besarnya laba bisa menutup beban bunganya. Rumus yang digunakan adalah : TIER = d. Fixed Charge Coverage Ratio Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menutup beban tetapnya termasuk pembayaran dividen saham preferen, bunga, angsuran pinjaman, dan sewa. Rumus yang digunakan adalah : FCCR = e. Debt Service Ratio Yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi beban tetapnya termasuk angsuran pokok pinjaman. Rumus yang digunakan adalah : DSR =

You might also like