You are on page 1of 9

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Di saat kita melihat seseorang mengalami suatu peristiwa tertentu, sering kita berpikir mengapa orang melakukan perilaku tertentu? Apabila perilaku tersebut tidak pernah dilakukan sebelumnya, muncul pertanyaan seputar mengapa orang tidak mau melakukannya. Pada saat seseorang berubah pikirannya dan dia melakukan perilaku yang selama ini tidak pernah dilakukannya, muncul pertanyaan berikutnya bagaimana orang dapat mengubah pikirannya?. Mengapa dulu ia tidak suka melakukan hal itu tetapi sekarang tiba-tiba ia melakukannya?. Sebagai contoh, dalam mencermati perilaku individu menggunakan email sebagai media komunikasi, mengapa ada individu yang sangat suka berkomunikasi dengan menggunakan email?, mengapa individu yang lain hanya sesekali saja menggunakan email?, bahkan ada juga ada yang tidak suka menggunakannya?. Apabila selama ini individu tidak suka

menggunakan email, tetapi sekarang semakin sering menggunakannya Apakah yang menyebabkan perubahan perilaku tersebut?. Apakah ini disebabkan oleh sikap seseorang yang berubah?. Sikap adalah bagian yang penting di dalam kehidupan sosial, karena kehidupan manusia selalu berinteraksi dengan orang lain. Semua orang pasti mempunyai sikap sendiri-sendiri terhadap suatu hal tertentu. Menurut pendapat beberapa pakar, sikap menentukan perilaku seseorang. Terlebih lagi melalui sikap yang dimunculkan maka akan terwujud sebuah perilaku yang ditimbulkan untuk menanggapi objek yang sedang dihadapinya. Sikap juga berperan penting dalam berbagai bidang kehidupan dalam berinteraksi, karena sikap berkaitan erat dengan keyakinan seseorang terhadap sesuatu. Dalam makalah ini mencantumkan pendekatan struktur dalam mempelajari pembentukan dan perubahan sikap. Pendekatan ini memasukkan beberapa teori yang mengemukakan bahwa sikap terbentuk dari beberapa elemen.

Teori Teori Sikap

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk memberikan tanggapan menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu objek tertentu, kecenderungan ini merupakan hasil belajar atau karena pengaruh sosial kehidupan sehari-hari, bukan karena pembawaan ataupun keturunan. Sikap sebagai suatu pendapat yang diikuti dengan perasaan, yang menentukan tindakan terhadap suatu objek. Sikap adalah bagian yang penting di dalam kehidupan sosial, karena kehidupan manusia selalu dalam berinteraksi dengan orang lain. Menurut pendapat beberapa pakar, sikap menentukan perilaku seseorang, diantaranya Mitchell (1990), berpendapat bahwa sikap sekelompok orang terhadap orang lain dapat mempengaruhi kehidupan dan keberhasilan orang lain. Dan menurut pendapat Krech, Crutchfield dan Ballachey (1962), sikap adalah sebuah sistem evaluasi positif atau negatif yang awet, perasaan-perasaan emosional dan tendensi tindakan pro atau kontra terhadap sebuah objek sosial.1 Pendapat yang dikemukakan oleh Mitchell ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Cockcoft (1982) dan NSW Department of School Education (1989) yang menemukan bahwa sikap guru terhadap murid sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar murid-muridnya. Dapat dipahami bahwa sikap senantiasa terarah terhadap suatu hal yaitu objek dan tidak ada sikap yang muncul tanpa adanya objek. Manusia dapat mempunyai sikap terhadap bermacam-macam hal, baik yang sedang dialaminya saat itu maupun yang telah lalu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan sebuah perasaan terhadap suatu perilaku individu yang sedang berinteraksi dengannya maupun sesuatu yang sedang dialaminya.
1

Werner J. Severin & James W. Tankard, JR, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media Massa (Jakarta: Kencana, 2009), 179
2

Teori Teori Sikap

Sikap sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan karena dengan sikap, individu dapat mengekspresikan untuk menanggapi suatu kejadian atau objek. Dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan sebuah ekspresi sederhana dari bagaimana cara individu tersebut suka atau tidak suka terhadap beberapa hal (objek). Misalnya: segelintir remaja di Indonesia saat ini banyak yang menggandrungi Boy Band dan Girl Band asal Korea atau dapat disebut dengan demam K-pop, yang mereka lakukan adalah meniru gaya (style) berpakaian, berdadan dan memiliki atau bahkan menghafal lagu-lagu K-pop yang mereka sukai dan tidak ketinggalan untuk menonton drama serinya.

B.

Konsep Teori Sikap 1. Teori Keseimbangan Berfokus pada upaya individu untuk tetap konsisten bersikap dalam hidup. Dalam bentuk sederhana melibatkan hubungan antara seseorang dengan dua objek sikap. Ketiga elemen tersebut dihubungkan dengan sikap favorable (baik, suka, positif) dan sikap unfavorable (buruk, tidak suka, negatif). Pembentukan sikap tersebut dapat seimbang atau tidak seimbang. Contoh situasi seimbangnya : sikap (+) terhadap si A, yaitu sikap mengerti, menerima, menghormati, menghargai dan memperlakukan si A dengan secara wajar dan baik. Hubungan afeksi dapat menghasilkan sistem yang tidak seimbang menjadi seimbang.

2. Teori Konsistensi Kognitif - Afektif Berfokus pada bagaimana seseorang berusaha membuat kognisi mereka konsisten dengan afeksinya.

Teori Teori Sikap

Penilaian seseorang terhadap suatu kejadian akan mempengaruhi keyakinannya. Contoh : Seseorang tidak jadi makan di restoran A karena temannya bilang bahwa restoran tersebut tidak halal, padahal ia belum pernah makan disana.

3. Teori Ketidaksesuaian (Dissonance Theory) Berfokus pada individu yang menyelaraskan elemen elemen kognisi, pemikiran atau struktur (Konsonansi = Selaras) Disonansi : ketidakseimbangan, yaitu pikiran yang amat menekan dan memotivasi seseorang untuk memperbaikinya. Terdapat dua elemen kognitif; dimana disonansi terjadi jika kedua elemen tidak cocok sehingga menggangu logika dan pengharapan. Misalnya: Merokok membahayakan kesehatan konsonansi dengan saya tidak merokok; tetapi disonansi dengan perokok Cara mengurangi Disonansi : a. Merubah salah satu elemen kognitif, yaitu dengan mengubah sikap agar sesuai dengan perilakunya. Misalnya : stop merokok. b. Menambahkan satu elemen kognitif baru. Misalnya: tidak percaya rokok merusak kesehatan.

4.

Teori Atribusi Berfokus pada individu yang mengetahui akan sikapnya dengan mengambil kesimpulan dari perilakunya sendiri dan persepsinya tentang situasi. Implikasinya adalah : perubahan perilaku yang dilakukan seseorang
menimbulkan kesimpulan pada orang tersebut bahwa sikapnya telah berubah.

Teori Teori Sikap

Contoh : memasak setiap ada kesempatan, dan ternyata baru sadar jika dirinya suka memasak / hobi memasak.

C.

Komponen Sikap Sikap mempunyai tiga komponen pokok, diantaranya:2 1. Afektif: Berhubungan dengan kehidupan emosional seseorang

menyangkut perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Contoh: menyukai Madonna dan merasa senang melihat Madonna. 2. Kognitif: berhubungan dengan kepercayaan atau keyakinan terhadap sebuah objek yang dianggap baik maupun buruk. 3. Tingkah laku: kecenderungan untuk bertindak dengan kesengajaan terhadap suatu objek yang disukai maupun yang tidak disukai. Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang penting dalam pembentukan sikap utuh (Notoatmodjo, 2007: 125). Intinya, sikap adalah rangkuman evaluasi terhadap objek sikap kita.3 Interaksi antara ketiga komponen tersebut seharusnya membentuk pola sikap yang seragam ketika dihadapkan pada objek. Apabila salah satu komponen sikap tidak konsisten satu sama lain, maka akan terjadi ketidakselarasan didalamnya sehingga dapat terjadi perubahan sikap yang dialami individu.

D.

Aplikasi Teori Dari berbagai pengertian dari teori sikap yang sudah dijelaskan diatas, bentuk aplikasi teori dari sikap itu dibagi menjadi enam faktor utama, yaitu: 1. Pengalaman pribadi Sikap mudah terbentuk jika melibatkan faktor emosional, apa yang telah dan sedang kita alami ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya

2 3

Ibid.,hal, 178 Ibid.,hal, 177-178


5

Teori Teori Sikap

sikap, untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikoligis. Penghayatan itu kemudian akan membetuk sikap positif atau negatif tergantung dari berbagai faktor. 2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dengan orang lain yang dianggap penting tersebut. contohnya intan adalah teman dekat rahma. rahma sangat tidak menyukai binatang sedangkan intan sebaliknya. tapi karena rahma adalah orang yang penting bagi intan, dia berusaha bersikap seolah-olah dia juga tidak menyukai binatang agar rahma tidak menjauhinya. 3. Kebudayaan Seperti kebebasan pergaulan antara orang kota dan orang desa, orang kota bisa melakukan apa saja sesuka mereka tanpa ada yang ikut campur, sedangkan orang desa kebebasannya masih diliputi oleh batasan-batasan tertentu. Jadi sikap orang desa cenderung lebih sopan dan hati-hati dari pada orang kota. 4. Media Massa Dalam menyampaikan informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pesan yang berisi sugesti yang bersifat persuasi dan diharapkan dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan berpikir baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Apabila cukup kuat, akan memberi dasar efektif dalam menilai sesuatu hal, sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. 5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu sistem yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap, dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk merupakan garis pemisah antara sesuatu
6

Teori Teori Sikap

yang boleh dan tidak boleh dilakukan, hal ini diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. Misalnya umat islam banyak yang menjauhi narkoba atau miras, itu semua karena agama islam melarang untuk mengkonsumsi barang-barang tersebut. 6. Faktor Emosional Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi dan berfungsi sebagai pengalaman frustasi atau peralihan bentuk mekanisme pertahan ego, sikap yang demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang. Misalnya sebuah prasangka terhadap sesuatu ataupun seseorang dan sikap tidak toleran terhadap orang lain.

E.

Fungsi Sikap Manusia dapat bersifat rasional dan irasional dalam menanggapi suatu objek bergantung pada situasi dan motivasi yang sedang atau telah dihadapinya, dan sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa sikap yang sama dapat memiliki dasar motivasi yang berbeda untuk masing-masing individu. Kartz mengidentifikasi empat fungsi utama sikap yang dapat bermanfaat bagi kepribadian individu, diantaranya:4 1. Fungsi instrumental, penyelarasan atau kebermanfaatan. Sejumlah sikap dipegang kuat karena manusia berjuang keras untuk memaksimalkan penghargaan dalam lingkungan eksternal mereka dan meminimalkan sanksi. 2. Fungsi pertahanan diri. Sejumlah sikap kuat dipegang karena manusia melindungi ego mereka dari hasrat mereka sendiri yang tidak dapat diterima atau dari pengetahuan tentang kekuatankekuatan yang mengancam dari luar.

Ibid.,hal 197
7

Teori Teori Sikap

3. Fungsi ekspresi nilai. Beberapa sikap dipegang kuat karena memungkinkan seseorang memberikan ekspresi positif pada nilainilai sentral dan pada jati diri. 4. Fungsi pengetahuan. Beberapa sikap dipegang kuat karena memuaskan kebutuhan aka pengetahuan atau memberikan struktur dan makna pada sesuatu, yang jika tanpa-nya dunia akan kacau. Dapat dipahami dari keempat fungsi sikap diatas bahwa pentingnya memahami fungsi sikap tersebut, karena hal itu merupakan sebuah upaya dalam merubah sikap seorang individu agar dapat berinteraksi dengan baik terhadap lingkungannya dan berpengaruh baik pula terhadap dirinya.

Teori Teori Sikap

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan Sikap merupakan sebuah pandangan positive ataupun negative terhadap suatu objek yang sedang dihadapinya saat itu atau yang telah lalu. Pandangan ini diperoleh dari hasil belajar atau karena pengaruh interaksi social sehari-hari yang diikuti dengan perasaan seorang individu. Sikap memiliki tiga (3) komponen yaitu: komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen prilaku dalam menentukan terjadinya keselarasan sikap untuk menanggapi suatu objek yang terjadi padanya. Dapat disimpulkan bahwa, pentingnya peranan sikap yang dimunculkan oleh seorang individu untuk dapat mengaplikasikan sikapnya kedalam bentuk tindakan terhadap suatu objek maupun sebuah peristiwa yang sedang dihadapinya.

Teori Teori Sikap

You might also like