You are on page 1of 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA

NAMA STAMBUK KELOMPOK PROGRAM STUDI JURUSAN

: OSU OHEOPUTRA. H : A1C4 07 017 : II : PENDIDIKAN KIMIA : PENDIDIKAN MIPA

ASISTEN PEMBIMBING : MUH. ILHAM

LABORATORIUM UNIT KIMIA UPT LABORATORIUM DASAR PUSAT UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2008

REAKSI ASAM BASA

A.

TUJUAN PERCOBAAN Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum ini yaitu agar praktikan dapat

menentukan titik akhir dan titik ekivalen titrasi.

B.

KAJIAN TEORI Asam adalah donor proton dan basa adalah ekseptor proton, HCl adalah asam,

karena itu dapat mendonorkan sebuah proton (yaitu sebuah ion H+) kepada molekul lain, NH3 adalah basa karena dapat menerima sebuah proton dari molekul lain dan menjadi NH4+. Definisi tidak menyebutkan mengenai pelarut walaupun demikian jelas sekali bahwa medium terpenting adalah larutan encer, suatu konstanta keasaman memainkan peran penting adalah titrasi asam basa karena nilai ini banyak digunakan untuk menentukan pH yang memadai titik equivalen, yaitu tahap ketika kuantitas asam yang setara secara stoikiometri ditambahkan pada basa (Atkins, 1999: 250). Basa adalah senyawa yang terdiri dari unsur logam dan gugus hidroksil. Gugus hidroksil merupakan ion poliatom (diatom) yang terdapat dalam kesatuan yang memberi ciri basa, sehingga gugus hidroksil satu unsur elektronegatif. Meskipun sebenarnya basa dianggap tergolong senyawa terner karena terdiri dari tiga jenis unsur, tetapi dalam penamaannya basa dimasukkan dan diperlakukan sebagai

senyawa biner. Jika logam bervalensi tetap dalam arti hanya mempunyai satu

bilangan oksidasi, basa diberi nama dengan menyebutkan nama logam diikuti dengan kata hidroksida. (Martono, 1987 : 201). Senyawa asam bersifat korosif, artinya dapat merusak logam dan marmer. Sebagian besar logam dapat bereaksi dengan asam untuk menghasilkan gas H2, dan marmer dapat bereaksi dengan asam menghasilkan gas CO2. Senyawa basa bersifat kaustik, artinya dapat merusak kulit kita. Jika kita mencelupkan jari tangan ke dalam larutan NaOH encer, jari tangan kita itu terasa licin. Hal ini disebabkan terbentuknya sabun sebagai hasil reaksi NaOH dengan lemak pada kulit kita. Asam memiliki rasa asam, sedangkan basa memiliki rasa pahit. Akan tetapi, sangat tidak bijaksana kita mengenali asam dan basa dengan mencicipinya, sebab mungkin saja zat itu beracun atau berbahaya. Untunglah bahwa asam dan basa mempunyai sifat dapat mengubah warna dari zat warna yang dikandung tumbuh-tumbuhan, sehingga zat warna tersebut dapat dipakai untuk mengidentifikasi asam dan basa (Anshory, 1999 : 83) Konsep asam basa bisa dapat dikatakan masih bersifat alami. Senyawa bersifat asam bila mempunyai rasa masam, dapat mengubah indikator lakmus biru menjadi merah, bila ditambahkan logam dapat melepaskan gelembung-gelembung gas hidrogen, dan dapat disimpulkan senyawa bersifat asam mengadung gas hidrogen. Hingga asam dapar dirumuskan HX, X adalah gugus yang terikat oleh gas hidrogen. Senyawa bersifat basa bila mempunyai rasa pahit, dapat mengubah indikator lakmus merah menjadi biru dan senyawa mengandung gugus hidroksi. Hingga dapat dirumuskan MOH, M adalah gugus yang terikat oleh OH. Konsep asam BronstedLowry dikatakan senyawa bersifat asam bila dapat melepaskan atau menerima proton

(H+), bersifat basa bila dapat menangkap proton. Konsep Lewis, senyawa bersifat basa bila dapat melepaskan sepasang elektron, sebaliknya dengan asam (Nuraini, 1994 : 257). Titik ekivalen yaitu titik dalam titrasi dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam awal yang ada. Volume basa yang ditambahkan sampai dengan titik akhir disebut volume ekivlen, Ve. Pada titik ekivalen dalam titrasi asam kuat dengan basa kuat, konsentrasi OH- dan H3O+ harus sama dan pH sama dengan 7 karena autoionisasi air. Pada titik ini larutan semata-mata merupakan garam yang tidak terhidrolisis (dalam kasus ini, NaCl) dalam air. Nilai pH akan sebesar 7 pada titik ekivalen hanya dalam titrasi asam kuat dengan asam kuat (atau sebaliknya). Nilai pH pada titik ekivalen tidak akan sebesar 7 jika asam lemah atau basa lemah ikut serta dalam titrasi tersebut (Oxtoby, 2001 : 317). C. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut 1. Alat yang digunakan yaitu : Labu klem 1000 mL buret 50 mL labu takar statif dan

erlenmeyer pengaduk batang

analitik

neraca

250 mL

gelas

kimia

pipet volume

2. Bahan yang digunakan yaitu : Asam oksalat (COOH)2 Indikator PP Aquadest NaOH HCl

D.

PROSEDUR KERJA 1. Pembuatan Laruatan Baku Asam Oksalat 0.63 gram asam oksalat (COOH)2 - ditambahkan air - dimasukkan dalam labu takar 100 mL - ditentukan konsentrasi (COOH)2 Larutan Oksalat (COOH)2

2. Penentuan Konsentrasi Larutan NaOH Larutan 20 mL asam oksalat (COOH)2 - dimasukkan kedalam erlemeyer - ditambahkan 4 tetes indikator asam-basa PP - dicatat keadaannya dititrasi dengan NaOH - dihitung volume NaOH yang digunakan - dicatat keadaan akhir - dihitung

Konsentrasi NaOH

3. Penentuan Konsentrasi HCL HCl 25 mL - dimasukkan dalam erlemeyer - ditambahkan 4 tetes indikator pp - dititrasi dengan NaOH - dicatat volume NaOH yang digunakan - dicatat keadaan akhir Konsentrasi HCl

E.

HASIL PENGAMATAN

No. 1.

Perlakuan 20 mL larutan baku asam oksalat dititrasi dengan NaOH.

Pengamatan Terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah jambu. Terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah jambu.

Kesimpulan Volume tercapainya titik ekivalen adalah 16,1 mL. Volume tercapainya titik ekivalen adalah 27,8 mL.

2.

25 mL larutan HCl dititrasi dengan NaOH

Perhitungan: 1. Penentuan Konsentrasi Larutan Baku (COOH)2 Dik : m (COOH)2 V (COOH)2 Dit : N = ? Peny : = 0,63 gram = 100 mL = 0,1 L

N=

g valensi BM L 0,63 2 = 126,070 0,1 1,26 = 12,607 = 0,1 N

2. Menentukan Konsentrasi Larutan (COOH) 2 + 2NaOH (COONa) 2 + 2H 2 O Dik : V larutan asam oksalat (V1) [C2O4H2] V NaOH Dit : [NaOH] Peny : 1 V1 N 1 2 N2 = = = V2 N 2 V1 N 1 2 V2 = 20 mL = 0,1 N = 16.1 mL = N ?

20 0,1 2 16,1 2 = 32,2 = 0,062 N

3. Menentukan Konsentrasi HCl Dik : V larutan HCl [NaOH] Volume NaOH Dit : [HCl] Peny : HCl + NaOH NaCl + H 2 O N 1 V1 = N 2 V2 N2 = = V1 N1 V2 = 25 mL = 0,062 N = 27,8 mL = N ?

27,8 0,065 25 1,7236 = 25 = 0,068 N

F. PEMBAHASAN Titik ekivalen yaitu titik dalam titrasi dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam awal yang ada.. Sedangkan titik akhir titrasi adalah titik dimana telah terjadi perubahan warna pada indicator yang di pakai (indicator phenolptalin (PP)). Titrasi adalah suatu prosedur untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan cara mereaksikan suatu larutan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya. Jika yang dilibatkan adalah larutan asam dan larutan basa, titrasi tersebut disebut titrasi asam basa. Sedangkan larutan yang diketahui konsentrasinya disebut larutan baku (larutan

standar). Titrasi asam basa merupakan penambahan secara berhati-hati sejumlah larutan basa dengan konsentrasi tertentu yang diketahui kedalam larutan asam dengan konsentrasi yang tidak diketahui (atau sebaliknya penambahan asam kedalam basa) untuk mencapai titik ekivalen. Pada percobaan yang dilakuan untuk mencari titik akhir dan titik ekuivalen titrasi maka perlakuan pertama yang dilakukan , yakni penentuan konsentrasi asam oksalat (COOH)2. 2H2O dengan cara mengambil 0,63 gram (COOH)2 yang dilarutkan kedalam 100 mL air. Sehingga dari percobaan ini diperoleh konsentrasi asam oksalat (COOH)2 adalah 0,1 N. Selanjutnya dilakukan titrasi dengan menggunakan larutan standar (larutan NaOH) pada asam oksalat (COOH)2 yang konsentrasinya telah diketahui untuk menentukan konsentrasi larutan NaOH yang di gunakan pada titrasi tersebut. Sehingga Volume NaOH yang dibutuhkan sampai terjadinya kesetimbangan dalam titrasi larutan (titik akhir dan titik eukivalen titrasi tercapai) adalah 16,1 ml, dan didapatkan hasil konsetrasi larutan NaOH sebesar 0,062 N dengan mengunakan rumus untuk pengenceran larutan MasamVasam = MbasaVbasa dengan volume asam oksalat adalah 20 ml. Reaksi kimia yang terjadi dalam titrasi ini adalah 2NaOH(aq) + H2C2O4(aq) Na2C2O4(s) + 2H2O(l)

Setelah konsentrasi larutan basa (NaOH) telah di dapatkan, selanjutnya di pergunakan untuk titrasi asam basa selanjutnya (titrasi larutan HCl dan NaOH). Pada titrasi antara larutan HCl dan larutan NaOH didapatkan konsentrasi larutan HCl yang

tidak jauh beda dengan larutan NaOH yaitu 0,068 N. Reaksi kimia yang terjadi dalam titrasi kedua ini yaitu HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(s) + H2O(l)

G. 1.

PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa a. Titik eukivalen titrasi pada titrasi antara asam oksalat (H2C2O4) dengan larutan NaOH adalah saat volume NaOH mencapai 16,1 mL b. Titik eukivalen titrasi pada titrasi antara asam klorida (HCl) dengan larutan NaOH adalah saat volume NaOH mencapai 27,8 mL c. Titik akhir titrasi adalah titik dimana saat titrasi dihentikan atau jika telah terjadi perubahan warna.

2.

Saran Saran yang saya ingin ajukan yaitu agar asisten yang membimbing lebih banyak lagi sehingga kebutuhan praktikan dapat terpenuhi dengan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Anshory, Irfan. 1999. Kimia. Erlangga. Jakarta Atkins, PW. 1999. Kimia Fisika. Erlangga. Jakarta Martono. 1987. Penuntun Penamaan Zat Kimia. Sinar Harapan. Jakarta Nuraini. 1994. Kimia Dasar. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Oxtoby, David W. Kimia Modern. Erlangga. Jakarta.

You might also like