You are on page 1of 41

Ikhtishar Ilmu Faraidh Ikhtishar Ilmu Faraidh Almanur Almanur B. DEFINISI FARAIDH C ....................................... ....... ..................... ... ..........

. ................. . ........................... .......................... Ilmu Faraid adalah ilmu yang memberi faham warisan dan ilmu hisab yan Pembagian Warits dalam Islam menyampaikan pada pengertian yang mengkhususkan set iap yan mempunyai hak dari harta peninggalan A. DASAR ANJURAN C. DASAR HUKUMNYA ............... . ... . ... . ....... . ......... : ........... . ...................... . ..................... ......................................... ............. .... . ................................................. . ........ . ... . .............. . .... .....

............ ................... ................. ............ . ... . ................................................................... . -. . . . .... . . .... . ....... : .......... Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam bersabda : Belajarlah kalian AlQuran dan ajarkanlah pada manusia, belajarlah kalian ilmu faraid dan ajarkanlah. Sesungguhnya aku orang yang akan mati dan ilmu akan terangkat, aku khawatir dua orang akan berselisih (tentang warisan) kemudian mereka tidak mendapatkan orang yang memberitahukan kepada mereka (Hadits Riwayat Imam Ahmad, Imam At-Tirmidzy dan Imam AnNasai) ............... . ........ . ....... . ... . .... . : ........... . ........... .

............................ . . . ........................... . ................. . Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapak da kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggala ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yan telah ditentukan (Q.S. An-Nisa : 7) ....... .......... ............... .......... ....................

...... : . } ..... ..... ....... Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebi berhak terhadap sesamanya (dari pada yang bukan kerabat) di dalam kita Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (Q.S. Al-Anfal . . . . . . ..... . ........... .

....... . 75) Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam bersabda : Belajarlah kalian ilmu faraid dan ajarkanlah kepada manusia, karena dia separoh ilmu dan akan dilupakan (oleh manusia) serta ilmu yang pertama akan dicabut dari ummatku (Hadits Riwayat Imam Ibnu Majah dan Imam Ad-Darooquthni) 1 2

Ikhtishar Ilmu Faraidh Almanur D. HAK-HAK YANG BERHUBUNGAN DENGAN TIRKAH Beberapa hak yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum tirkah (harta peninggalan) dibagikan, yaitu : 1. Membayar/menunaikan zakatnya, jika harta mayit telah mencapai nishab dan haul sedangkan dia belum mengeluarkan zakatnya, maka wajib Ikhtishar Ilmu Faraidh Almanur Dari Abu Umamah Radhiyallaahu Anhu berkata : Aku mendenga Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam bersabda : Sesungguhny Allah Subhaanahu Wa Ta aala menentukan / memberikan hak setia orang yang mempunyai hak (warisan), oleh karena itu tidak dibenarka berwasiat kepada ahli warisnya (Hadits Riwayat Imam Ahmad dan Imam yang empat kecuali Imam An-Nasai) dikeluarkan dari harta tersebut. 2. Biaya pemeliharaan mayit, sesuai dengan keperluannya tanpa berlebihan dan tidak menyulitkan orang lain yakni kegiatan yang dilakukan keluarga mayit mulai dari meninggal sampai penguburan seperti memandikan, mengkafani, transportasi, gali kuburan dan lain-lain. 3. Membayar hutang-hutangnya kalau dia punya hutang, tirkah tidak ... ... .... .. .... : ................ ...... ......... . . ... .......... . ... ...... ................... ...................... ....

. . . .. : ........ .......... ....... Dari Ibnu Abbas Radhiyallaahu Anhu berkata : Alangkah baiknya jik dibagikan kepada ahli waris sebelum hutangnya dilunasi. Rasulullah orang-orang m engurangi wasiat dari . menjadi . Karena Rasululla Shallallaahu Alaihi Wasallam bersabda : Shallallaahu Alaihi Wasallam bersabda : (W asiat itu) . dan it ................ . ...... . ... . : ............... . ... . ... . . . .... . (sudah) banyak (Hadits Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim) . . . . -

......... . .... . ...... . ..... . E. RUKUN DAN SYARAT WARIS Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam bersabda : Jiwa seorang mu min disangkutkan dengan hutangnya sehingga hutangnya dilunasi a. Rukun waris adalah : (Hadits Riwayat Imam Ahmad) 4. Menunaikan wasiatnya (selama tidak bertentangan dengan Islam), jika wasiat itu berhubungan dengan tirkahnya, maka harus diberikan kepada yaitu orang mati (yang meninggalkan tirkah/harta warisan) ........ 1. ...... 2. yaitu ahli waris / orang yang berhak mendapatkan tirkah baik yang bukan ahli waris dan banyaknya wasiat tidak boleh melebihi karena nasab, pernikahan atau lainnya. sepertiga (1/3) dari tirkah. Rasulullah Shallallaahu bersabda : Alaihi Wasallam

yaitu hak atau sesuatu (harta) yang ditinggalkan simayit. ......... 3. ....... . .......... . : ...... . ............... . ......... . .... . ..

b. Syaratnya adalah : Kepastian wafatnya muwarrits, yakni tirkah tida ........ ..... ......... 1. ................................... . : ..... . .. . .. . ....... . ........ . .. k boleh dibagikan kecuali jika muwarritsnya sudah diketahui wafatnya (haqiqy atau hukmy) . . . . . . .. . ............... . ................. . ...... . ...... ......... 2......... Kepastian hidupnya ahli waris atau hidupnya ahli -

waris jelas pada saat muwarritsnya wafat. 3 4

Ikhtishar Ilmu Faraidh Ikhtishar Ilmu Faraidh Almanur Almanur . . ... . ... . .............. . 3. Mengetahui jihat/segi warisan(status keluarga dan ... 2. tirkahnya) yaitu dia tidak akan mendapatkan warisan dari majikan dan keluarganya. F. SEBAB-SEBAB MENDAPAT WARISAN yaitu antara muslim dan kafir tidak bisa saling mewarisi ............... ....3. walaupun ada hubungan nasab atau pernikahan. Rasulullah Sebab-sebab seseorang mendapat warisan ada tiga, yaitu : Shallallaahu Alaihi Wasallam bersabda : 1. ....... yaitu mendapat warisan disebabkan ada aqad nikah dengan mayit (suami/istri). ..... . 2. ... . . .......................................

............ yaitu mendapat warisan disebabkan ada hubungan keturunan baik ke atas (ibu, bapak, kakek, nenek, dst) ke bawah (anak, cucu, dst) ke samping(saudara/i baik seibu-sebapak, sebapak . . . Muslim tidak mendapat warisan dari (harta) kafir dan kafir ..... . 3. saja, dst). tidak mendapat warisan dari (harta) muslim. yaitu mendapat warisan disebabkan dia seorang mu tiq (yang memerdekakan hamba), dia mendapat warisan (berupa ashoH. RINCIAN AHLI WARIS bah) dari bekas hamba yang telah dimerdekakannya. a. Urutan tartib ahli waris, mereka adalah : 1. Suami atau Istri. G. PENGHALANG WARISAN Sifat-sifat yang menyebabkan ahli warits terhalang dari mendapatkan harta 2. Ibu dan Bapak. 3. Anak Laki-laki dan Anak Perempuan. warisan ada tiga, yaitu : 4. Kakek (dari bapak) dan Nenek (dari ibu dan bapak). ......1. yaitu jika ahli warits membunuh muwarritsnya, maka dia 5. Cucu laki-laki dan Cucu Perempuan (dari anak laki-laki). tidak boleh menerima warisan dari yang dibunuhnya. Rasu6. Saudara dan Saudari Sekandung (seibu-sebapak). lullah Shallallaahu Alaihi Wasallam bersabda : 7. Saudara dan Saudari Sebapak saja. 8. Saudara dan Saudari Seibu saja. 9. Anak Laki-laki dari Saudara Seibu-sebapak (Keponakan). 10. Anak Laki-laki dari Saudara Sebapak. 11. Paman Sekandung (saudara bapak yang seibu-sebapak dengan bapak). ..... . ..........

. ... . ....... . ........ . ..........-. . .........Tidak ada hak bagi pembunuh untuk mendapatkan harta warisan dari orang yang dibunuhnya 5 12. Paman Sebapak (saudara bapak yang sebapak dengan bapak). 13. Anak Laki-laki dari Paman Sekandung(sepupu/misan). 6

Ikhtishar Ilmu Faraidh Ikhtishar Ilmu Faraidh Almanur Almanur 14. Anak Laki-laki dari Paman Sebapak. 15. Mu tiq atau Mu tiqah (yang memerdekakan hamba). . .. 3. : I b u 4. ...... ..... b. Susunan ahli waris laki-laki saja, adapun tartibnya adalah : : Nenek dari Bapak ..... . 1. ...... ...... : Anak Laki-laki. 5. : Nenek dari Ibu ..... . ....... . 2. .... .......... : Cucu Laki-laki dari anak laki-laki (terus ke bawah) 6. : Saudari Seibu .. . 3. .... ..... : B a p a k 7. : Saudari Sebapak

.... . 4. .... ...... : Kakek dari bapak (terus ke atas) 8. : Saudari Seibu .. . ....... . 5. ........ : Sudara Laki-laki Sekandung (seibu-sebapak) 9. : I s t r i .. . .... . 6. . ........ : Saudara Laki-laki Sebapak 10. : Perempuan yang memerdekakan hamba .. . ..... . 7. ..... . .. . ....... . 8. ........ . .... . 9. ... .

....... . 10. ....... . 11. ..... . ... . ....... . 12. ..... . ... . .... . 13. ..... . 14. ....... . 15. : Saudara Seibu : Anak Laki-laki dari Saudara Sekandung : Anak Laki-laki dari Saudara Sebapak : Paman Sekandung (saudara bapak yang seibuSebapak dengan bapak) : Paman Sekandung (saudara bapak yang sebapak dengan bapak) : Anak Laki-laki dari Paman Sekandung (sepupu/misan) : Anak Laki-laki dari Paman Sebapak : S u a m i : Yang Memerdekakan Hamba Catatan : 1. Jika ahli waris laki-laki dan perempuan semuanya ada, maka yan berhak mendapat warisan hanya lima orang, mereka adalah : a. Ibu b. Bapak c. Anak Laki-laki d. Anak Perempuan e. Suami atau Istri 2.

Jika ahli warisnya laki-laki saja dan semuanya ada, maka yan berhak mendapat warisan hanya tiga orang, mereka adalah : a. Bapak b. Anak Laki-laki c. Suami 3. Jika ahli warisnya perempuan saja dan semuanya ada, maka yan c. Susunan ahli waris perempuan saja, adapun tartibnya adalah : berhak mendapat warisan hanya lima orang, mereka adalah : 1. ...... ..... . ....... . 2. : Anak Perempuan a. Ibu b. Anak Perempuan c. Cucu Perempuan (bila anak perempuan tunggal) : Cucu Perempuan dari anak laki-laki d. Saudari Sekandung 7 8

Ikhtishar Ilmu Faraidh Almanur e. Istri. I. GOLONGAN AHLI WARIS Ahli waris dalam menerima warisan tidak sama ketentuannya, Dalam hal ini mereka terbagi atas : 1. Dzawil Furudl/Ahlul Furudl yaitu ahli waris yang menerima bagian Ikhtishar Ilmu Faraidh Almanur dijadikan sandaran hukum dan neracanya, hanya sebagian kecil saja yan ditetapkan dengan As-Sunnah dan Ijma . Dibawah ini rincian ketentua pembagian harta dengan dalil-dalinya. 1. Suami. Suami mendapat bagian : Bila tidak ada anak atau cucu (laki-laki atau perempuan) : Bila ada / mempunyai anak atau cucu (laki-laki atau perempuan) Firman Allah Subhaanahu Wa Ta aala : bagian seperti yang sudah ditentukan dalam Al-Quran dan As-Sunnah yaitu , , ., ., . dan 1/6 mereka adalah semua ahli waris perempuan (kecuali Mu tiqah) ditambah suami, bapak dan kakek. 2. Ashabah yaitu ahli waris yang menerima sisa bagian setelah diambil ..... ........................................ ........ ..... ...... .... ...... ..... ................ ............. ... ..... ........ .......:.. ...................... oleh dzawilfurudl yang sesuai dengan ketentuan masing-masing sisa bagian itu diberikan pada golongan ashabah. Mereka adalah semua

Dan bagi kalian (para suami) dari harta yang ditinggalkan oleh istri ahli waris laki-laki sesuai tartib atau susunannya kecuali suami dan saudara/i seibu ditambah sebagian ahli waris perempuan (anak dan cucu perempuan bila bersama mu ashibnya dan saudara sekandung/sebapak bila bersama mu ashibnya atau bersama anak/cucu perempuan). Adapun ketentuan ashabah adalah : a. Mendapat seluruh harta bila sendiri. b. Mendapat sisa setelah diambil oleh dzawil furudl. c. Tidak mendapat apa-apa bila terhabiskan oleh dzawil furudl. 3. Dzawil Arham yaitu keluarga mayit yang tidak termasuk dzawil furudl dan golongan ashabah, tidak disebutkan pula oleh Al-Quran dan AsSunnah besar-kecilnya bagian mereka. Mereka tidak mendapat bagian selama masih ada dzawil furudl. istri kalian jika mereka tidak mempunyai anak. Jika istri-istri kalian it mempunyai anak maka kamu mendapat dari harta yan ditinggalkannya sesudah dipenuhi washiat yang mereka buat ata sesudah dibayar hutangnya (Q.S. An-Nisa :12) 2. Istri. Istri (Seorang atau 4 orang) mendapat bagian : Bila tidak ada anak atau cucu (laki-laki atau perempuan) . : Bila ada / mempunyai anak atau cucu (laki-laki atau perempuan) Firman Allah Subhaanahu Wa Ta aala : ........ ............. ........ ............. ..... ....... .............. ....... ..... . ............. ........ ...................... ................ -.... J. KETENTUAN PEMBAGIAN WARIS Al-Quran yang mulia telah menjelaskan hukum-hukum waris dan ketentuan masing-masing ahli waris secara gamblang dan jelas. Al-Quran :.. ....... 9 10

Ikhtishar Ilmu Faraidh Almanur Dan bagi mereka (para istri) memperoleh 1/4 harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak maka para istri memperoleh 1/8 dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi washiat yang kamu buat atau sesudah dibayar hutang-hutangnya . (Q.S. An-Nisa :12) 3. Ibu Ibu mendapat bagian : Ikhtishar Ilmu Faraidh Almanur adalah ashabah (sisa dari Ibu). 5. Anak Perempuan Anak Perempuan mendapat bagian : Bila dia sendiri/tunggal dan tidak ada anak laki-laki. . : Bila lebih dari seorang dan tidak ada anak laki-laki. Ashabah : Bila bersama dengan anak-laki-laki. Firman Allah SWT 1/6 : Bila ada anak, cucu atau sejumlah saudara baik sekandung, sebapak ataupun seibu. . : Bila tidak ada anak, cucu atau sejumlah saudara baik sekandung, sebapak ataupun seibu. Firman Allah Subhaanahu Wa Ta aala : ............................. ....... ................................... .... ............................ .................. .......................... ........ -......:.. ................................................. . .................. . ..... . ............. . ..... . ..... .

......... . ................................. .......:.. ................ . .................. . Allah mensyari atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu, yaitu bagian seorang anak laki-laki sama denga bagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuany perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka . dari harta yan ditinggalkan. Jika anak perempuan itu seorang saja maka di Dan untuk dua orang tua (ibu-bapak) masing-masing 1/6 dari harta yang ditinggalkan jika yang meninggal itu mempunyai anak. Jika yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibubapaknya (saja), maka ibunya mendapat 1/3; jika yang meninggal itu mempunyai saudara maka ibunya mendapat 1/6 . (Q.S. AnNisa :11) 4. Bapak Bapak mendapat bagian : 1/6 : Bila ada anak (laki-laki atau perempuan) atau cucu (laki-laki atau perempuan) dalilnya sudah menyatu dengan bagian Ibu. Ashabah : Bila tidak ada anak (laki-laki atau perempuan), dalilnya pada nash ayat di atas (bagian Ibu), Al-Quran menyebutkan bagian Ibu . bila tidak ada anak tapi tidak menyebutkan bagian Bapak, hal ini menunjukkan bahwa bagian Bapak memperoleh harta (4:11)

6. Cucu Perempuan Cucu Perempuan (dari anak Laki-laki) mendapat bagian : : Bila dia sendiri / tunggal dan tidak ada anak (laki-laki atau perempuan). . : Bila lebih dari seorang, tidak ada anak (laki-laki atau perempuan) dan tidak ada cucu laki-laki. 1/6 : Bila ada anak perempuan yang mendapat dan tidak ada cucu laki-laki. Ashabah : Bila bersama dengan cucu laki-laki. Dasar hukumnya : 1. Seperti

dalil pada anak perempuan karena cucu perempuan dar anak laki-laki menempati posisi anak perempuan jika ana perempuan tidak ada. 11 12

Ikhtishar Ilmu Faraidh Ikhtishar Ilmu Faraidh Almanur Almanur Ashabah : Bila tidak ada bapak dan tidak ada anak (laki-laki ata perempuan). Selama ada bapak, kakek tidak akan mendapat warisan. ..... . .......... . ........... . : .... . ..... . ... . ...... . . . ... . . . 2. ............... . ....... . ... . ..... . ............................................ . .... ....... : ................................ .

... . .......................... . ..... . .................... . ................. . .... ... ... ... . ....... ................ .......................................... . , ..... . ..... . ................... . .. . . . . . . -

........ . ....... . ...... . ........ . Berkata Ma qil Bin Yasar Al-Muzanny Radhiayallaahu Anhu

Berkata Zaid Bin Tsabit Radiyallahu Anhu : Anak dari laki-laki (cucu) sederajat dengan anak laki-laki jika simayit tidak meninggalkan anak; yaitu laki-laki sama dengan laki-laki dan perempuan sama dengan perempuan. Mereka (cucu) mendapat waris sebagaimana anak-anak mendapat waris dan mereka menghijab/menghalangi (ahli waris lain) sebagaimana anak-anak menghijab, dan cucu laki-laki tidak mendapat waris selama ada anak laki-laki. Apabila simayit meninggalkan seorang anak perempuan dan seorang cucu maka anak perempuan mendapat dan sisanya untuk cucu laki-laki. (Riwayat Imam AlBukhari) Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam menetapkan bahwa kake mendapat 1/6 (Hadits Riwayat Imam Ahmad dan Imam Abu Dawud) 8. Nenek Nenek dari dua pihak : Pihak Bapak dan Pihak Ibu Nenek dari pihak bapak mendapat bagian 1/6 : Bila tidak ada bapak dan ibu. Nenek dari pihak bapak mendapat bagian 1/6 : Bila tidak ada ibu saja. Mereka berdua suatu waktu hanya mendapat 1/6 untuk berdu (musytarokah fis sudus) bila masih banyak ahli waris yang lain. .... . ....... . : ...................... . ... . ..... . ... . . . 3.

..... ....... : .... ..... ......... ... ....... . ... . ... ... ... . ................................................ ................................... . .. . ... . ... . . . .... . ......................... . ........................... . -. . Berkata Ibnu Mas ud Radhiayallaahu Anhu : Rasulullah Rasulullah .......................... Abdurrahman Bin Yazid Radhiayallaahu . . Anhu : Rasulullah Shallallaah

Shallallaahu Alaihi Wasallam menetapkan bahwa seorang anak

Alaihi Wasallam memberikan 1/6 kepada tiga nenek, yakni dua oran perempuan mendapat dan cucu perempuan mendapat 1/6 untuk dari pihak bapak dan seorang dari pihak ibu (Hadits Riwayat Imam Ad melengkapi . bagian dan sisanya diberikan kepada saudara Daraaquthny) perempuan (Hadits Riwayat Imam Buchary) ............. ... ... . .... : ... ......... . ... . 7. Kakek Kakek mendapat bagian : . . ................ ...... .............. .............. : Bila tidak ada bapak dan ada anak (laki-laki atau perempuan) 13

14

Ikhtishar Ilmu Faraidh Almanur Dari Buraidah Radhiayallaahu Anhu : Bahwa Nabi Shallallaahu Alaihi Wasallam telah memberikan 1/6 kepada seorang nenek apabila tidak dihalangi oleh ibu (Hadits Riwayat Imam Abu Dawud) Ikhtishar Ilmu Faraidh Almanur laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-lak sebanyak bagian dua orang saudara perempuan .. (QS. An-Nisa 4:176) .............. . ... . ... . : ........................ . . . ... . . . . . .................. . ........................................... . Hadits Riwayat Imam Buchary dari Abdullah bin Mas ud dalam poin 6. (dalil ketiga untuk cucu perempuan) 10. Saudari Sebapak Ubadah Bin Shamit Radhiayallaahu Anhu : Sesungguhnya Nabi Shallallaahu Alaihi Wasallam telah menetapkan buat dua orang nenek 1/6 dibagi dua diantara mereka (Hadits Riwayat Abdullah Bin Ahmad Bin Saudara Perempuan Sebapak mendapat bagian :

: Bila dia sendiri / tunggal, tidak ada anak/cucu, tidak ada bapak/ kakek, tidak ada saudara/i sekandung dan tidak ada saudara Hambal) 9. Saudari Sekandung Saudari Sekandung (seibu-sebapak) mendapat bagian : : Bila dia sendiri / tunggal, tidak ada anak atau cucu, tidak ada bapak atau kakek dan tidak ada saudara sekandung. sebapak. . : Bila lebih dari seorang, tidak ada anak / cucu, tidak ada bapak/ kakek, tidak ada saudara/i sekandung dan tidak ada saudara lakilaki sebapak. 1/6 : Bila ada saudari sekandung yang mendapat dan tidak ada saudara sebapak. : Bila lebih dari seorang, tidak ada anak atau cucu, tidak ada bapak atau kakek dan tidak ada saudara sekandung. Ashabah : Bila bersama dengan mu ashibnya (saudara sebapak) atau Ashabah : Bila bersama mu ashibnya (saudara laki-laki sekandung) atau bersama anak atau cucu perempuan. Firman Allah SWT: bersama anak atau cucu perempuan. Dalilnya : 1. Lihat Surat An-Nisa ayat 176 (ketentuan untuk saudari sekandung), sebab kalimat ... pada ayat tersebut menunjukkan ................................ . ..... . .................. .

pada saudari sekandung dan saudari sebapak. ........ . ................ . ... . ... . . . ............ . ........................ . ............. . .................. . ............. . ........................ . -...... : ...

....... . ... . ..... . .... . ............. . Jika seorang meninggal dunia, dia tidak mempunyai anak dan 2. Hadits Riwayat Imam Buchary dari Abdullah bin Mas ud dalam poin 6.3 (dalil ketiga untuk cucu perempuan) 11. Saudara/i Seibu Saudara Seibu mendapat bagian : 1/6 : Bila dia sendiri / tunggal (baik laki-laki saja atau perempuan saja) mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudara perempuan itu dari harta yang ditinggalkannya, dan saudara yang laki-laki mendapat seluruh harta jika dia tidak punya anak, tetapi jika saudara perempuan itu dua orang maka bagi keduanya . dari harta yang ditinggalkan oleh

yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris terdiri dari) saudara tidak ada anak atau cucu dan tidak ada bapak atau kakek. 1/3 : Bila lebih dari seorang (baik laki-laki atau perempuan), tidak ada anak atau cucu dan tidak ada bapak atau kakek. 15 16

Ikhtishar Ilmu Faraidh Ikhtishar Ilmu Faraidh Almanur Almanur .................. . ..... . ................... . ..... . ..... . Ashabah Nasabiyah ada tiga macam : ...... 1. Ashabah Bin-Nafsi yaitu ahli waris laki-laki yang dipertalikan ..... . ........................ . ....................................... . ... . .................. . . . .................. . ...... . ............. . dengan mayit tanpa diselingi perempuan. Adapun tartib/urutannya : a. Anak laki-laki b. Cucu laki-laki dari anak laki-laki -...... : . . .... .

..... . ....... . c. B a p a k d. K a k e k jika seorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) dan seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu 1/6 harta. Tetapi jika saudara seibu itu lebih dari seorang maka mereka bersekutu dalam 1/3, sesudah dipenuhi washiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi madhorot e. Saudara sekandung (seibu-sebapak) f. Saudara sebapak g. Anak laki-laki dari Saudara sekandung h. Anak laki-laki dari Saudara sebapak i. Paman sekandung (saudara bapak sekandung) j. Paman sebapak (saudara bapak sebapak) k. Anak laki-laki dari Paman sekandung (kepada ahli waris lain) . (QS. 4:12) K. ASHABAH l. Anak laki-laki dari Paman sebapak 2. Ashabah Bil-Ghair yaitu ahli waris perempuan (yang termasuk dzawil furudh) mendapat ashabah bila bersama dengan mu ashibnya (lawan jenisnya). Mereka adalah : a. Anak Perempuan bila bersama Anak Laki-laki Seperti yang sudah dijelaskan di atas, ashabah adalah menerima sisa harta b. Cucu Perempuan bila bersama Cucu Laki-laki c. Saudari Sekandung bila bersama Saudara Sekandung setelah diambil oleh dzawi furud. Ahli Waris yang mendapat

ashabah adalah

ahli waris yang tidak mempunyai bagian tertentu dengan jelas dalam AlQuran atau As-Sunnah, hubungan mereka satu sama lain sangat kuat karena kekerabatan mereka dipertalikan kepada bapak dan bukan kepada ibu, pertalian melalui ibu hubungan kekerabatannya sangat lemah seperti saudara seibu walaupun mereka tetap masih ada hubuingan kerabat. Ashabah ada dua bagian : 1. Ashabah Nasabiyah

d. Saudari Sebapak bila bersama Saudara Sebapak laki-(bagian seorang ..... .............. .............. Ketentuan ashabah ini adalah

laki sebanyak bagian dua orang perempuan) 3. Ashabah Ma al-Ghair yaitu ashabah yang khusus untuk saudari sekandung dan saudari sebapak (seorang atau lebih) bila bersama 2. Ashabah Sababiyah Ashabah Nasabiyah yakni mendapat ashabah karena ada hubungan nasab anak perempuan atau cucu perempuan. dan Ashabah Sababiyah adalah mendapat ashabah karna ada sebab (seperti

memerdekakan hamba). Ketentuannya, saudari sekandung atau sebapak mendapat ashabah

dan anak perempuan atau cucu perempuan mendapat furudh/bagiannya masing-masing. Dalilnya sama dengan dalil poin 6.3 (dalil nomor 3 untuk cucu perempuan) 17 18

Ikhtishar Ilmu Faraidh Almanur L. HIJAB Hijab menurut bahasa, mencegah atau menghalangi. Dan menurut istilah, terhijabnya ahli waris untuk mendapat warisan baik keseluruhan atau sebagian karena terdapat orang yang lebih utama untuk mendapat warisan. Hijab terbagi dua bagian : 1. Hijab bil-Washfi yakni terhijabnya ahli waris untuk mendapat warisan karena ada sifat yang terdapat pada ahli waris yang dapat menghalangi dari warisan seperti membunuh muwarris, kafir atau murtad. Ikhtishar Ilmu Faraidh Almanur dapat saling mewarisi, walaupun Al-Quran tidak memberikan penjelasa secara rinci seperti pada Dzawil Furudh. Menurut shahabat Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam bahwa Dzawi Arham/Ulul Arham diberi bagian warisan jika sudah tidak ada Dzawi Furudh dan ashabah. Dzawil Arham dapat digolongkan pada empat golongan 1. Golongan Bunuwah, mereka adalah cucu laki-laki atau perempuan dar ) terus kebawah dari pertalian perempuan. . . . anak perempuan ( ) dan nene . . mereka adalah kakek dari ibu ( ,Golongan Ubuwah2. dari ibu / ibunya kakek. 3. Golongan Ukhuwah, mereka adalah anak laki-laki atau perempuan dar 2. Hijab bisy-Syakhshi yakni terdapatnya seseorang yang lebih berhak menerima waris dari pada yang lain sehingga dia mencegah yang lain dari warisan. Hijab bisy-Syakhshi ada dua : 2.1 Hijab Hirman yakni terhijabnya untuk mendapat semua harta karena terdapat ahli waris lain yang lebih berhak. Seperti terhijabnya kakek karna ada bapak, terhijabnya cucu laki-laki karma ada anak laki-laki, terhijabnya nenek karna ibu dan seterusnya. 2.2 Hijab Nuqshan yakni ahli waris yang berhak menerima warisan sebagai Dzawil Furudh, tapi dia tidak mendapatkan bagian-nya secara maksimal melainkan yang minimal karena ada ahli waris lain. Seperti terhijabnya ibu mendapat . menjadi 1/6 karena ada anak, terhijabnya suami mendapat menjadi karena ada anak atau cucu dan seterusnya. Tanbih : Apabila kata hijab disebut tanpa tambahan (hirman Atau nuqshan) maka yang dimaksud adalah Hijab Hirman.

r ), anak perempuan da . . . . . saudara perempuan sekandung ( r ), anak laki-laki atau perempuan da .. . . saudara sekandung ( ) dan seterusnya. . . .. . . saudara perempuan sebapak ( 4. Golongan Umumah, mereka adalah paman seibu / saudara bapa dan keturunannya.), bibi sekandung / sebapak / seibu . . seibu ( N. ORANG YANG HILANG (AL-MAFQUD) Mafqud adalah orang yang pergi dalam kurun waktu yang lama, tida diketahui tempat tinggal (rimba)nya dan tidak ada kabar beritanya juga tida diketahui hidup dan matinya. Hal seperti ini dikategorikan pada mirasut taqdiri yaitu waris mewarisi berdasarkan perkiraan. Fungsi harta mafqud dapat dibedakan sebagai: M. DZAWIL ARHAM Dalam surat 8:75 dan 33:6 menjelaskan bahwa Dzawil Arham/Ulul Arham ) . a. Muwarits ( ) ....b. Waarits ( (orang-orang yang masih ada hubungan kerabat) itu mempunyai hak untuk Para ulama sepakat bahwa harta milik mafqud harus ditahan (tidak bole dibagikan) dahulu, sehingga ada kejelasan tentang kematiannya atau divoni 19 20

Ikhtishar Ilmu Faraidh Almanur sudah meninggal oleh hakim (ada juga yang mengukur dengan usia orangorang yang sebaya dengannya) karena warits-mewaritsi harus adanya kematian. O. ORANG-ORANG YANG MENINGGAL BERSAMAAN Yaitu orang yang saling mewaritsi meninggal bersamaan dan tidak diketahui Ikhtishar Ilmu Faraidh Almanur Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam memisahkan keduanya da menghubungkan (waris-mewarisinya) anak itu kepada ibunya (Hadit Riwayat Al-Jama ah) Catatan Prosesi Li an bisa dilihat dalam surat An-Nur (24) ayat 6-9. 3. Anak Pungut 4. Anak Tiri. mana yang meninggal lebih dahulu. Menurut para ulama dan para Imam ... . ...

Madzhab bahwa harta orang yang meninggal bersamaan dibagikan kepada ahli warits masing-masing. P. ORANG YANG TIDAK TERMASUK AHLI WARIS ATAU TIDAK MEWARISI Mereka adalah : 1. Bayi yang mati dalam kandungan atau keguguran, Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam bersabda : Catatan . . ...... . -

........................ . ...................... .

. . Jika bayi itu dilahirkan mengeluarkan jeritan maka dia harus dishalati dan diberi warisan 2. Anak Zina atau Li an. ... . ..... . ................ . : .............. . . . ... . . . ......... . ... . ........ . .................. . ... . ... . . . .... . -

. . . . .......... . ............................. . Dari Ibnu Umar Radhiyallaahu Anhu : Bahwa seorang laki-laki ______________________ __________________________________ menuduh istrinya berzinah dan dia tidak mau mengakui anaknya, maka 21 22

Ikhtishar Ilmu Faraidh Almanur Catatan Ikhtishar Ilmu Faraidh Almanur 23 24

You might also like