You are on page 1of 7

Alat untuk Mengukur Perkembangan DDST adalah salah satu metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, yang

dibuat oleh Fran Kenburg dan J. B Dodds untuk mengetahui perkembangan motorik anak pada saat pemeriksaan saja dan dapat memperkirakan perkembangan anak dimasa yang akan datang, bukan merupakan tes diagnostik atau tes Intelegensi, tetapi memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini dinilai lebih mudah dibanding tes perkembangan yang lain dan dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi.13 Tes ini dapat dilakukan kapan saja dengan menggunakan alat sederhana. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan terDari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasi antara 85-100% bayi dan anakanak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada follow up selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian. Penelitian Borowitz (1986) menunjukkan bahwa DDST tidak dapat mengidentifikasi lebih dari separuh anak dengan kelainan bicara. Frankenburg melakukan revisi dan restandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada sektor bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut dinamakan Denver II (Soetjiningsih, 1995). a. Aspek perkembangan yang dinilai Frankenburg dkk, (1981), menyatakan bahwa ada 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak

berdasarkan DDST, yaitu : 1) Perilaku sosial (personal sosial) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungan. 2) Motorik halus (fine motor adaptive) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi yang cermat, serta tidak memerlukan banyak tenaga. 3) Bahasa (language) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah, dan berbicara secara spontan. 4) Motorik kasar Aspek yang berhubungan dengan gerakan Motorik kasar Aspek yang berhubungan dengan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi diperlukan koordinasi yang cepat. Alat yang digunakan dalam pemeriksaan DDST 1) Alat peraga : benang wol merah, manik-manik, kbus warna merah-kuning-hijabiru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas, dan pensil. 2) Lembar formulir Denver II 3) Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan caracara melakukan tes dan cara penilaian. c. Prosedur pemeriksaan DDST

Prosedur pemeriksaan DDST terdiri dari dua tahap, yaitu : 1) Tahap pertama, secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3-6 bulan, 9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, dan 5 tahun. 2) Tahap kedua, dilakukan pada anak yang dicurigai adanya hambatanperkembangan pada tahap pertama kemudian dilanjutkan dengan evaluasidiagnostik yang lengkap. d. Tahap pemeriksaan DDST 1) Tentukan usia anak pada saat pemeriksaan. 2) Tarik garis pada lembar formulir Debver II sesuai dengan usia yang telah ditentukan. 3) Lakukan penilaian pada anak tiap komponen dengan batasan garis yang ada mulai dari motorik kasar, bahasa, motorik halus, dan personal sosial dengan kriteria penilaian yaitu : a) P (Passed) = Lulus Apabila anak dapat melakukan semua kemampuan tes yang diberikan dengan baik. Atau Ibu/pengasuh memberi laporan L, tepat atau dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukan. b) F (Fail) = Gagal Apabila anak gagal atau tidak dapat melakukan tes kemampuan yang diberikan. Atau Ibu/pengasuh memberi laporan bahwa anak tidak dapat melakukan dengan baik. c) No (No opportunity) = Tidak ada kesempatan Anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan tes karena ada hambatan. d) R (Refusal) = Menolak

Anak menolak untuk melakukan tes. e) B (By report) = Dengan bantuan orang tua Anak melakukan tes dengan bantuan dari orang tua. Apabila anak dapat melakukannya, berarti lulus (P) sedangkan apabila anak tidak dapat melakukannya, berarti gagal (F). Kode penilaian : O = F (Fail/gagal) M = R (Refusal/menolak) V = P (Pass/lewat) 4) Tentukan hasil penelitian apakah normal, meragukan, abnormal, dan tidak dapat di tes. a) Abnormal, hasil pemeriksaan disebut abnormal apabila : 1) Apabila pada satu sector di dapatkan 2 atau lebih caution atau 1 delay atau lebih. 2) Terdapat satu sektor atau lebih terdapat dua atau lebih keterlambatan plus satu sektor atau lebih dengan keterlambatan. b) Normal, apabila minimal hanya satu keterlambatan dalam sektor dari empat sektor yang ada. Pelaksanaan skrining dengan DDST ini, usia anak perlu ditetapkan terlebih dahulu, dengan menggunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun. Perhitungan usia kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah dan sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas (Soetjiningsih, 1995). Pada ujung kotak sebelah kiri terdapat

kode-kode R dan nomor, jika terdapat kode R, maka tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tuanya. Apabila kode nomor, maka tugas perkembangan dites sesuai petunjuk di balik formulir DDST.

Treatments and drugs


By Mayo Clinic staff The treatment that's best for you depends on your particular personality disorder, its severity and your life situation. Often, a team approach is appropriate to make sure all of your psychiatric, medical and social needs are met. Because personality disorders tend to be chronic and can sometimes last much of your adult life, you may need long-term treatment. The team involved in treatment may include your: Family doctor or primary care provider Psychiatrist Psychotherapist Pharmacist Family members Social workers If you have mild symptoms that are well controlled, you may need treatment from only your family doctor, a psychiatrist or a therapist. If possible, find medical and mental health providers with experience in treating personality disorders. Several treatments are available for personality disorders. They include: Psychotherapy Medications Hospitalization

Successful treatment depends on your active participation in your care. Psychotherapy Psychotherapy is the main way to treat personality disorders. Psychotherapy is a general term for the process of treating personality disorders by talking about your condition and related issues with a mental health provider. During psychotherapy, you learn about your condition and your mood, feelings, thoughts and behavior. Using the insight and knowledge you gain in psychotherapy, you can learn healthy ways to manage your symptoms. Types of psychotherapy used to treat personality disorders may include: Cognitive behavioral therapy. This combines features of both cognitive and behavior therapies to help you identify unhealthy, negative beliefs and behaviors and replace them with healthy, positive ones. Dialectical behavior therapy. This is a type of cognitive behavioral therapy that teaches behavioral skills to help you tolerate stress, regulate your emotions and improve your relationships with others. Psychodynamic psychotherapy. This therapy focuses on increasing your awareness of unconscious thoughts and behaviors, developing new insights into your motivations, and resolving conflicts to live a happier life. Psychoeducation. This therapy teaches you and sometimes family and friends about your illness, including treatments, coping strategies and problem-solving skills. Psychotherapy may be provided in individual sessions, in group therapy or in sessions that include family or even friends. The type of psychotherapy that's right for you depends on your individual situation. Medications There are no medications specifically approved by the Food and Drug Administration to treat personality disorders. However, several types of psychiatric medications may help with various personality disorder symptoms. Antidepressant medications. Antidepressants may be useful if you have a depressed mood, anger, impulsivity, irritability or hopelessness, which may be associated with personality disorders. Mood-stabilizing medications. As their name suggests, mood stabilizers can help even out mood swings or reduce irritability, impulsivity and aggression. Anti-anxiety medications. These may help if you have anxiety, agitation or insomnia. But in some cases, they can increase impulsive behavior.

Antipsychotic medications. Also called neuroleptics, these may be helpful if your symptoms include losing touch with reality (psychosis) or in some cases if you have anxiety or anger problems. Hospitalization and residential treatment programs In some cases, a personality disorder may be so severe that you require psychiatric hospitalization. Psychiatric hospitalization is generally recommended only when you aren't able to care for yourself properly or when you're in immediate danger of harming yourself or someone else. Psychiatric hospitalization options include 24-hour inpatient care, partial or day hospitalization, or residential treatment, which offers a supportive place to live. Participating in your own care Try to be an active participant in your treatment. Working together, you and your doctor or therapist can decide which treatment options may be best for your situation, depending on your type of personality disorder, your symptoms and their severity, your personal preferences, insurance coverage, affordability, treatment side effects, and other factors. In some cases, a personality disorder may be so severe that a doctor, loved one or guardian may need to guide your care until you're well enough to participate in decision making.

You might also like