You are on page 1of 31

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
Kumpulan dari unsur atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan
berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem harus terdiri dari suatu masukan (inputan),
mesin proses input-an , dan output sebagai hasil akhir dari sebuah sistem.
2.1.1 Definisi Sistem
Suatu sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertenu. Sedangkan
prosedur merupakan suatu urutan operasi yang dilalui agar penangan suatu
masalah dapat berjalan dengan tertib dan seragam.
Sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling terkait dan
berkerja sama untuk memproses masukan (input) yang ditujukan kepada sistem
yang kemudian berkerja mengolah masukan tersebut sampai menghasilkan
keluaran (output) yang diinginkan (Kristianto, 2003)
Suatu sistem yang baik harus mempunyai tujuan dan sasaran yang tepat
karena hal ini akan sangat menentukan dalam mendefinisikan masukan yang
dibutuhkan sistem dan juga keluaran yang dihasilkan (Kristanto, 2003 dikutip dari
Zulfa Desmita, 2009).
Sistem adalah sebuah tatanan (keterpaduan) yang tediri atas sejumlah
komponen fungsional (dengan satuan tugas khusus) yang saling berhubungan dan
secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses atau pekerjaan
tertentu (Fathansyah 2004, dikutip dari Achmad Chairi 2008).
Komponen-komponen dalam suatu sistem tidak dapat berdiri lepas
sendiri-sendiri. Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi dan saling
berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem
tersebut dapat tercapai (Fathansyah 2004, dikutip dari Achmad Chairi 2008).
2.1.2 Elemen Dasar Sistem
Sistem terbagi atas tiga bagian yang berbeda: input, proses, dan output.
Bagian-bagian tersebut dikelilingi oleh sebuah lingkungan dan sering melibatkan
sebuah mekanisme umpan balik. Selain itu, pengambil keputusan juga dianggap
sebagai bagian dari sistem (Jogiyanto, 2001 dikutip dari Zulfa Desmita, 2009).
a. Input.
Input adalah elemen yang masuk ke dalam sistem. Contoh input adalah
bahan mentah yang dimasukkan seperti pabrik kimia, mahasiswa yang
diterima pada sebuah universitas, dan input data ke dalam halaman web
untuk query database.
b. Proses.
Proses adalah semua elemen yang diperlukan untuk mengkonversi atau
mentransformasi input ke dalam output. Sebagai contoh, sebuah proses
pada pabrik kimia dapat memasukkan pemanasan material, penggunaan
II-2
prosedur pengoperasian, penggunaan subsistem penanganan material
dan penggunaan karyawan dan mesin.
c. Output.
Output adalah produk jadi atau konsekuensi yang ada pada sistem.
Sebagai contoh fertilizer adalah output dari sebuah pabrik kimia, orang
yang berpendidikan adalah output dari sebuah universitas, dan laporan
adalah output dari sistem komputer.
d. Umpan Balik.
Adanya aliran informasi dari komponen output ke pengambil keputusan
berkenaan dengan output atau performa sistem. Berdasarkan output,
pengambil keputusan, yang bertindak sebagai kontrol, dapat
memutuskan untuk memodifikasi input, proses, atau keduanya.
e. Lingkungan.
Lingkungan sistem terdiri dari beberapa elemen yang ada di luar,
dalam hal ini bukanlah input, output, atau proses. Akan tetapi, mereka
mempengaruhi performa sistem dan konsekuensi pencapaian tujuan
sistem.
Gambar di bawah ini menunjukan hubungan atara bagian-bagian dalam
sistem.
II-3
Kontrol
Masukan Keluaran Proses
Gambar 2. 1 Elemen-elemen Sistem
Dari gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa kontrol memiliki fungsi
sebagai monitoring proses untuk menjamin bahwa sistem memenuhi tujuan.
Kontrol akan berpengaruh pada masukan, proses dan keluaran. Masukan akan
diproses dan dioalh sehingga menghasilkan keluaran. Keluaran dianalisa dan akan
menjadi feedback bagi si penerima dan dari feedback ini akan muncul berbagai
macam pertimbangan untuk masukan selanjutnya.
2.8 Basis Data
Basis data merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam pengolahan
data, karena dari pengolahan data tersebut harus dapat diketahui bagaimana data
didapatkan, diorganisir, disimpan, diakses, dipelihara dan dikontrol (Fathansyah
2004, dikutip dari Achmad Chairi 2008).
3.8 Defenisi Basis Data
Basis data adalah kumpulan file yang mempunyai ikatan antara satu file
dengan file yang lain sehingga membentuk suatu bangunan data untuk
menginformasikan suatu perusahaan atau instansi dalam batasan tertentu. Didalam
suatu file terdapat record-record yang sejenis, sama besar dan sama bentuk yang
II-4
merupakan satu kumpulan entity yang seragam. Satu record terdiri dari feild-field
yang saling berhubungan untuk menunjukkan bahwa field tersebut dalam satu
pengertian yang lengkap dan direkam dalam satu record (Sutanta, 2002).
4.8 Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk mendukung seluruh tahap
pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang
relevan, dan menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan
keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif.
Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan simetris
pada hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta, penetuan yang matang dari
alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling tepat.
Dalam beberapa hal, pembuat keputusan sering dihadapkan oleh masalah
untuk mengambil keputusan dengan data yang lebih dari satu. Untuk kepentingan
itu sebagian besar pembuat keputusan dengan mempertimbangkan rasio manfaat,
dihadapkan pada suatu keharusan untuk mengandalkan sebuah sistem yang dapat
membantu dalam mengambil keputusan sehingga dapat memecahkan masalah
yang ada yang kemudian sistem tersebut disebut dengan Sistem Pendukung
Keputusan (SPK).
Dalam pemrosesannya, Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dapat
menggunakan bantuan dari sistem lain seperti Artificial Intelligence, Expert
Systems, Fuzzy Logic, dan lain-lain.
II-5
2.4.1. Definisi Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau dalam bahasa asing Decision
Support Systems (DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer
(termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan) yang dipakai
untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau
perusahaan.
Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data
menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang
spesifik.
Menurut Moore and Chang, SPK dapat digambarkan sebagai sistem yang
berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan,
berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada
saat-saat yang tidak biasa.
2.4.2. Tahapan Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) memiliki beberapa tahapan, yaitu :
1. Definisi masalah
2. Pengumpulan data atau elemen informasi yang relevan
3. pengolahan data menjadi informasi baik dalam bentuk laporan grafik
maupun tulisan
4. menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam persentase)
2.4.3. Tujuan Dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
II-6
Adapun tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sebagai
berikut :
1. Membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur
2. Mendukung manajer dalam mengambil keputusan
3. Meningkatkan efektifitas bukan efisiensi pengambilan keputusan
2.4.4. Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Sebuah sistem pendukung keputusan terdiri atas beberapa subsistem,
antara lain :
4.4.1. Subsistem Manajemen Data
Subsistem manajeman data dibangun dari elemen-elemen antara lain
basis data SPK, DBMS (Database Management System), direktori data dan
fasilitas query.
Basis data adalah kumpulan dari data yang saling terhubung dan dikelola
sedemikian rupa sesuai kebutuhan dan struktur dari sebuah organisasi yang bisa
digunakan oleh lebih dari satu orang dan lebih dari satu aplikasi. Data dari basis
data sebuah SPK didapatkan dari sumber data internal dan sumber data eksternal.
Data internal pada umumnya berasal dari sistem pemrosesan transaksi
organisasi serta berbagai data operasi dari bidang fungsional. Jenis data yang
tergolong data jenis ini misalnya pembayaran bulanan, penjadwalan perawatan
II-7
mesin, penaksiran penjualan yang akan datang, cost of out-stock item, dan future
hiring plans.
Data eksternal yaitu data-data yang berasal dari luar organisasi atau
organisasi lain misalnya pemerintah atau asosiasi perdagangan , tapi mempunyai
pengaruh terhadap organisasi. Data ini mungkin dimasukkan ketika SPK dipakai
atau sebelumnya disimpan di dalam basis data SPK. Contoh dari data jenis ini
antara lain data industri, data riset marketing, data sensus, data ekonomi nasional,
dan lain-lain.
Data Personal (private data) meruapkan jenis data lain yang digunakan
oleh pembuat keputusan untuk penaksiran terhadapa data spesifik dalam keadaan
tertentu.
Organisasi data untuk SPK berbeda-beda tergantung kebutuhan dari SPK
tersebut. Organisasi berupa data warehouse sering digunakan untuk membangun
aplikasi SPK. SPK yang berukuran besar biasanya memiliki mempunyai
organisasi datanya sendiri yang terintegrasi, berupa basis data SPK multiple
sources. Namun basis data SPK bisa juga dibangun untuk bisa berbagi dengan
DBMS yang lain dan secara fisik ditempatkan di tempat yang sama dengan alasan
biaya dan segi ekonomisnya.
Ekstraksi data merupakan suatu proses yang dikelola oleh DBMS yang
meliputi proses meng-import, meringkas, menyaring dan mempersingkat data.
DBMS menyediakan fasilitas untuk proses-proses antara lain yaitu membuat
database, mengakses database dan meng-update database. DBMS juga
mempunyai kemampuan tambahan seperti menghubungkan data dari sumber yang
II-8
berbeda, melakukan proses query dan report dari data yang ada, menyediakan
metode pengamanan data, melakukan proses manipulasi data yang kompleks, dan
mengelola data lewat sebuah kamus data. Fasilitas query dimaksudkan agar kita
bisa melakukan akses data, manipulasi data dan melakukan permintaan terhadap
suatu data tertentu dalam kaitan membangun dan menggunakan SPK. Fasilitas
query menerima permintaan dari komponen SPK yang lain, kemudian
menentukan bagaimana permintaan tersebut bisa dipenuhi, dan kemudian
melakukan formulasi terhadap detil permintaan kemudian memberikan hasil
kepada komponen yang melkukan permintaan. Fasilitas query dilengkapi dengan
sebuah bahasa query, umumnya disebut Structure Query Language (SQL).
Direktori data adalah katalog dari semua data yang ada di basis data.
Direktori data menyediakan definisi data dan fungsi utamanya untuk menjawab
pertanyaan tentang kemampuan dari item data yang ada ,sumber item data dan arti
eksak item data tersebut. Direktori data akan mendukung fase intelligent dari
proses pembuatan keputusan.
4.4.2. Subsistem Manajemen Model
Salah satu keunggulan dari SPK adalah kemempuan untuk
mengintegrasikan akses data dan model-model keputusan. Hal ini dapat dilakukan
dengan menambahkan model-model keputusan ke dalam sistem informasi yang
menggunakan basis data sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi diantara
model-model.
Subsistem manajemen model dibentuk dari beberapa elemen antara lain :
1. basis model (model base)
II-9
2. sistem manajemen basis model (model base management system)
3. bahasa pemodelan (modelling language)
4. direktori model (model directory), dan
5. eksekusi, integrasi dan perintah model (model execution,
integration dan command).
Di dalam basis model terdapat routine dan model-model stasistik, model-
model finansial , model forecasting dan model-model kuantitif yang lain yang
menyediakan kemampuan analisis dalam sebuah SPK. Kemampuan untuk
meminta (invoke), menjalankan, mengubah, mengkombinasikan/mengabungkan
dan memeriksa model adalah kunci kemampuan SPK yang berbeda dengan sistem
berbasis komputer yang lain.
Bahasa pemodelan digunakan untuk mengatasi kesulitan SPK dalam
mengkostumisasi model. Bahasa pemodelan biasanya berupa high-level language
misalnya COBOL, atau bahasa generasi keempat yang lain dan bahasa pemodelan
khusus misalnya IFPS-Plus. Sistem manajemen basis model (model base
management system) berperan dalam menciptakan model menggunakan subrutin
dan building block yang lain , memebentuk routine baru dan meng-
update,merubah, dan memanipulasi model data.
Peran direktori model analog dengan peran direktori data pada basis data
yaitu merupakan katalog dari semua model yang ada dan semua perangkat lunak
lain dalam basis model. Di dalam direktori model terdapat definisi model dan
fungsi utamanya untuk menjawab pertanyaan mengenai kemampuan dari sebuah
model.
II-10
Eksekusi model (model execution) dalah proses pengontrolan sebuah
model yang sedang berjalan. Penggabungan model (model integration) dapat
diartikan sebagai penggabungan operasi dari beberapa model ketika dibutuhkan.
Sedangkan sebuah pemroses perintah model (model command processor)
digunakan untuk menerima dan menterjemahkan instruksi model dari komponen
dialog dan melewatkannya ke model base management system, eksekusi model
atau fungsi integrasi.
4.4.3. Subsistem Manajemen Pengetahuan
Permasalahan yang dihadapi oleh SPK akan bertambah kompleks dan
rumit sehingga diperlukan expertise untuk memberikan solusi yang baik di luar
kemampuan SPK biasa. Expertise ini disediakan oleh sistem pakar atau sistem
cerdas yang lain. SPK jenis ini dilengkapi dengan komponen yang disebut
manajemen pengetahuan (knowledge management).
Komponen manajemen pengetahuan menyediakan expertise yang
diperlukan untuk memecahkan beberapa aspek permasalahan dan meyediakan
pengetahuan yang bisamenigkatkan operasi dari komponen SPK yang lain.
Komponen pengetahuan bisa terdiri atas satu atau lebih sistem cerdas. SPK yang
dilengkapi dengan sistem cerdas atau sistem pakar disebut intelligent DSS atau
DSS/ES atau expert support system atau Knowledge- based DSS.
4.4.4. Subsistem Antarmuka / Dialog
II-11
Komponen antarmuka suatu SPK (Management of the User Interface
Subsytem) adalah perangkat keras dan perangkat lunak yang memberi antarmuka
antara pemakai dan SPK Komponen antarmuka menyajikan keluaran (output)
SPK pada pemakai dan mengumpulkan masukan (input) ke dalam SPK Menurut
Turban (1995), subsistem antarmuka dari suatu SPK harus mempunyai
kemampuan seperti di bawah :
1. Menyediakan Graphical User Interface (GUI)
2. Mengakomodasi user dengan bermacam piranti masukan (input)
3. Menampilkan data dengan berbagai macam format dan piranti
keluaran (output)
4. Memberi kemampuan help, prompting, rutin diagnostic dan
suggestion serta dukungan fleksibel yang lain
5. Meyediakan interaksi dengan database dan basis model
6. Menyimpan data masukan dan keluaran
7. Mempunyai windows yang mengijinkan berbagai fungsi untuk
ditampilkan serentak.
8. Menyediakan dukungan komunikasi antara pemakai (user) dan
pembuat (builder) SPK.
9. Meyediakan latihan dengan contoh-contoh
10. Menyediakan fleksibilitas dan adaptiveness sehingga SPK bisa
mengakomodasi masalah dan teknologi yang berbeda.
11. Mampu berinteraksi dalam berbagai gaya dialog yang berbeda.
II-12
Ada beberapa jenis gaya dialog untuk komunikasi antara user dan SPK
(Suryadi,1998) antara lain:
1. Dialog tanya jawab
Dalam dialog jenis ini SPK bertanya kepada pemakai , kemudian
pemakai memberi jawaban dan seterusnya sampai SPK membeikan
jawaban yang diperlukan untuk mendukung keputusan.
2. Dialog Perintah
Dalam dialog jenis ini, perintah digunakan untuk menjalankan
fungsi- fungsi SPK. Format perintah biasanya menggunakan kata-
kata standar dan pendek serta relatif mudah untuk dipelajari.
3. Dialog Menu Gaya
Dialog ini paling populer dalam SPK. Dalam dialog gaya ini
pemakai memilih satu dari beberapa alternatif menu dengan
penekanan tombol keyboard atau klik mouse
4. Dialog form masukan/keluaran.
Dialog jenis ini menyediakan form masukan untuk memasukkan
perintah dan data. Sedangkan form keluaran merupakan tangapan
dari SPK. Sesudah form keluaran , biasanya pemakai dapat mengisi
form masukan lain untuk melanjutkan dialog.
5. Dialog masukan dalam konteks keluaran
Perluasan dari dialog form masukan adalah dengan
mengkombinasikan form masukan dan keluaran sehingga masukan
dari pemakai selalu dalam konteks keluaran SPK sebelumnya.
II-13
Dalam gaya dialog ini SPK memperlihatkan keluaran yang dapat
diisi oleh pemakai sehingga bisa sekaligus mengubah keluaran.
5.8 Analitycal Hierarchy Process (AHP)
Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli
matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan
dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan
mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan
tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu
susunan hirarki, member nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang
pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk
menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan
bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.
Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks
dengan menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan
dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau
prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika
yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai
pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita
secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah
dibuat. (Saaty, 1993).
AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding
dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut :
II-14
1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang
dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi
inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh
pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas
pengambilan keputusan.
2.5.1. Kelebihan dan Kelemahan Analitycal Hierarchy Process (AHP)
Layaknya sebuah metode analisis, AHP pun memiliki kelebihan dan
kelemahan dalam system analisisnya. Kelebihan-kelebihan analisis ini adalah :
1. Kesatuan (Unity)
AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur
menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.
2. Kompleksitas (Complexity)
AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui
pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif.
3. Saling Ketergantungan (Inter Dependence)
AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling
bebas dan tidak memerlukan hubungan linier
4. Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring)
II-15
AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung
mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda dari
masing-masing level berisi elemen serupa.
5. Pengukuran (Measurement)
AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk
mendapatkan prioritas.
6. Konsistensi (Consistency)
AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang
digunakan untuk menentukan prioritas.
7. Sintesis (Synthesis)
AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa
diinginkannya masing-masing alternatif.
8. Trade Off
AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem
sehingga orang mampu memilih alternatif terbaik berdasarkan
tujuan mereka.
9. Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus)
AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi
menggabungkan hasil penilaian yang berbeda.
10. Pengulangan Proses (Process Repetition)
II-16
AHP mampu membuat orang menyaring defenisi dari suatu
permasalahan dan mengembangkan penelian serta pengertian
mereka melalui proses pengulangan.
Sedangkan kelemahan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) adalah
sebagai berikut :
1. Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini
berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan
subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti
jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.
2. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian
secara statistik sehingga tida ada batas kepercayaan dari kebenaran
model yang terbentuk.
2.5.2. Tahapan Analitycal Hierarchy Process (AHP)
Dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut
(Kadarsyah Suryadi dan Ali Ramdhani, 1998).
5.2.1. Mendefinisikan Masalah dan Menentukan Solusi
Dalam tahap ini kita berusaha menentukan masalah yang akan kita
pecahkan secara jelas, detail dan mudah dipahami. Dari masalah yang ada kita
coba tentukan solusi yang mungkin cocok bagi masalah tersebut. Solusi dari
masalah mungkin berjumlah lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya kita
kembangkan lebih lanjut dalam tahap berikutnya.
5.2.2. Membuat Struktur Hierarki
II-17
Setelah menyusun tujuan utama sebagai level teratas akan disusun level
hirarki yang berada di bawahnya yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk
mempertimbangkan atau menilai alternatif yang kita berikan dan menentukan
alternatif tersebut. Tiap kriteria mempunyai intensitas yang berbeda-beda. Hirarki
dilanjutkan dengan subkriteria (jika mungkin diperlukan). Di bawah ini
merupakan contoh gambar hirarki tujuan.
Gambar 2. 2 Bentuk Hirarki Tujuan
5.2.3. Membuat Matrik Perbandingan Berpasangan
Matriks yang digunakan bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuat
untuk kerangka konsistensi, mendapatkan informasi lain yang mungkin
dibutuhkan dengan semua perbandingan yang mungkin dan mampu menganalisis
kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan.
Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pengambil keputusan dengan
menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.
II-18
Proses yang paling mudah adalah membandingkan dua hal dengan
keakuratan perbandingan tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu
penetapan skala kuantitatif 1 sampai dengan 9 untuk menilai perbandingan tingkat
kepentingan suatu elemen terhadap elemen lain (Saaty, 1987).
Tabel 2. 1 Skala Penilaian Perbandingan Pasangan
Intensitas
Kepetentingan
Keterangan Penjelasan
1 Kedua elemen sama
pentingnya
Dua elemen mempunyai pengaruh
yang sama besar terhadap tujuan
3 Elemen yang satu sedikit
lebih penting daripada
elemen yang lainnya
Pengalaman dan penilaian sedikit
menyokong satu elemen
dibandingkan elemen lainnya
5 Elemen yang satu lebih
penting daripada elemen
yang lainnya
Pengalaman dan penilaian sangat
kuat menyokong satu elemen
dibandingkan elemen lainnya
7 Satu elemen jelas lebih
mutlak penting daripada
elemen lainnya
Satu elemen yang kuat disokong dan
dominan terlihat dalam praktek
9 Satu elemen mutlak
penting daripada elemen
lainnya
Bukti yang mendukung elemen yang
satu terhadap elemen lain memiliki
tingkat penegasan tertinggi yangg
mungkin menguatkan
2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara dua
nilai pertimbangan yang
berdekatan
Nilai ini diberikan bila ada dua
kompromi diantara dua pilihan
Kebalikan Jika untuk aktifitas i mendapat satu angka dibanding dengan
aktifitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding i
2.5.3. Formulasi Matematika Analitycal Hierarchy Process (AHP)
AHP dapat digunakan dalam memecahkan berbagai masalah diantaranya
untuk mengalokasikan sumber daya, analisis keputusan manfaat atau biaya,
menentukan peringkat beberapa alternatif, melaksanakan perencanaan ke masa
depan yang diproyeksikan dan menetapkan prioritas pengembangan suatu unit
usaha dan permasalahan kompleks lainnya.
II-19
Formulasi matematika dan metode proses hirarki analitik adalah hasil
perbandingan berpasangan, pada himpunan kriteria atau himpunan alternatif
dimana nilai-niiai perbandingan berpasangan diberikan dalam matrik yang
berukuran n x n sebagai matrik A berikut.
Gambar 2. 3 Matriks Perbandingan Berpasangan
Matriks C merupakan matriks resiprokal dan diasumsikan terdapat n element,
yaitu w
1
, w
2
, .., w
n
yang akan dinilai secara perbandingan. Nilai perbandingan
secara berpasangan antara (w
i
, w
j
) dapat dipresentasikan seperteri berikut :
n j i j i a
wj
wi
,..., 2 , 1 . ); , (
. 2.1
Dalam hal ini matriks perbandingan adalah matriks C dengan unsur-unsurnya
adalah a
ij
, dengan i,j = 1, 2, .., n.
Unsur-unsur matriks tersebut diperoleh dengan membandingkan satu
elemen operasi terhadap elemen operasi lainnya untuk tingkat hirarki yang sama.
Misalnya unsur a
11
adalah perbandingan kepentingan elemen operasi A
1
dengan
II-20
elemen operasi A
1
sendiri, sehingga dengan sendirinya nilai unsur a
11
adalah sama
dengan 1. Dengan cara yang sama maka diperoleh semua unsur diagonal matriks
perbandingan sama dengan 1. Nilai unsur a
12
adalah perbandingan kepentingan
elemen operasi A
1
terhadap elemen operasi A
2
. Besarnya nilai a
21
adalah 1/a
12
,
yang menyatakan tingkat instensitas kepentingan elemen operasi A
2
terhadap
elemen operasi A
1
.
Bila bobot vektor pembobotan elemen-elemen operasi A
1
, A
2
, .., A
n
tersebut dinyatakan sebagai vektor W, dengan W = (W
1
, W
2
, .., W
n
), maka nilai
intensitas kepentingan elemen operasi A
1
dibandingkan A
2
dapat pula dinyatakan
sebagai perbandingan bobot elemen operasi A
1
terhadap A
2
yakni W
1
/W
2
yang
sama dengan a
12
, sehingga matriks perbandingan pada gambar 2.3 dapat pula
dinyatakan sebagai berikut :
Gambar 2. 4 Matriks Perbandingan Preferensi
Nilai-nilai w
i
/w
j
dengan i, j = 1, 2, .., n, dijajaki dari partisipan, yaitu
orang-orang yang berkompeten dalam permasalahan yang sedang dianalisis.
II-21
2.5.4. Menghitung Nilai Eigen dan uji Konsistensi
Untuk mencari nilai eigen dengan menggunakan metode pangkat yang
menghasilkan sebuah aproksimasi terhadap nilai eigen dengan nilai mutlak
tersebut dan vektor eigen yang bersesuian (Howard Anton, 1997). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam metode pangkat
dengan penskalaan adalah :
Langkah 1. Pilihlah sebarang vektor tak nol x
0
Langkah 2. Hitunglah Ax
0
dan skala-kan ke bawah untuk mendapatkan
aproksimasi pertama terhadap vektor eigen dominan.
Namakanlah vektor eigen tersebut x
i
.
Langkah 3. Hitunglah Ax
1
dan skala-kan ke bawah untuk mendapatkan
aproksimasi ke dua, x
2
.
Langkah 4. Hitunglah Ax
2
dan skala-kan ke bawah untuk mendapatkan
aproksimasi ke tiga, x
3
.
Sehingga, pilih sebarang x
0
=
1
]
1

1
1
Sebagai aproksimasi awal, dengan mengalikan x
0
dengan A dan menskalakan ke
bawah akan menghasilkan :
Ax
0
=
1
]
1

1
]
1

1
]
1

1
5
1
1
0 1
2 3
x
1
=
5
1
1
]
1

1
5
=
1
]
1

2 , 0
1
Dengan mengalikan x
1
dengan A dan menskalakan kebawah akan mengahasilkan:
Ax
1
=
1
]
1

1
]
1

1
]
1

1
6 , 2
2 , 0
1
0 1
2 3
x2 =
1
]
1

1
]
1

385 , 0
1
1
6 , 2
6 , 2
1
Dari kuosien Rayleigh, perkiraan pertama dari nilai eigen dominan adalah :
II-22
1


> <
> <
1 1
1 , 1
, x x
Ax x
.(2.2)
Sehingga
692 , 2
) 2 , 0 )( 2 , 0 ( ) 1 )( 1 (
) 1 )( 2 , 0 ( ) 6 , 2 )( 1 (
1
+
+

Dengan mengalikan x
2
dengan A dan menskalakan kebawah akan menghasilkan:
Ax
2
=
1
]
1

1
]
1

1
]
1

1
23 , 2
385 , 0
1
0 1
2 3
x3 =
1
]
1

1
]
1

448 , 0
1
1
23 , 2
23 , 2
1
Dari kuosien Rayleigh, perkiraan kedua dari nilai eigen dominan adalah
278 , 2
) 385 , 0 )( 385 , 0 ( ) 1 )( 1 (
) 1 )( 385 , 0 ( ) 23 , 2 )( 1 (
,
,
2 2
2 2
2
+
+

> <
> <

x x
Ax x

Dengan mengalikan x
3
dengan A dan menskalakan kebawah akan menghasilkan:
Ax3 =
1
]
1

1
]
1

1
]
1

1
104 , 2
448 , 0
1
0 1
2 3
x
4
=
1
]
1

1
]
1

475 , 0
1
1
104 , 2
104 , 2
1
Dari kuosien Rayleigh, perkiraan kedua dari nilai eigen dominan adalah :
125 , 2
) 448 , 0 )( 448 , 0 ( ) 1 )( 1 (
) 1 )( 448 , 0 ( ) 104 , 2 )( 1 (
,
,
3 3
3 3
3
+
+

> <
> <

x x
Ax x

Dengan cara ini, maka dihasilkan se-urutan aproksimasi terhadap vektor eigen
dominan dan nilai eigen dominan. Nilai-nilai ini bersama-sama dengan hasil
perkiraan selanjutnya.
Tabel 2. 2 Langkah Aproksimasi dalam Metode Pangkat
Langkah
i
0 1 2 3 4 5 6
Xi =
aproksimasi
terhadap
vektor eigen
yang
1
]
1

1
1
1
]
1

2 , 0
1
1
]
1

385 , 0
1
1
]
1

488 , 0
1
1
]
1

475 , 0
1
1
]
1

488 , 0
1
1
]
1

488 , 0
1
II-23
diskalakan
kebawah
Axi
1
]
1

1
5
1
]
1

1
6 , 2
1
]
1

1
23 , 2
1
]
1

1
104 , 2
1
]
1

1
050 , 2
1
]
1

1
024 , 2
1
]
1

1
012 , 2
Aproksimasi
terhadap i
- 2,692 2,278 2,125 2,060 2,029 2,014
Jika i menyatakan aproksimasi terhadap kuantitas i , maka galat relatif dalam
aproksimasi didefenisikan sebagai :
2
1 2


.(2.3)
Sedangkan galat persentase dalam aproksimasi tersebut adalah
% 100
2
1 2
x


.(2.4)
Pada tabel 2.2 diketahui 1 = 2,692 2 = 2,278 dan 3 = 2,125, maka galat relatif
diperkirakan setelah dua langkah adalah :
2
1 2


=
182 , 0 182 , 0
278 , 2
692 , 2 278 , 2

Sehingga galat persentase adalah 18,2%. Begitu selanjutnya sehingga perhitungan


galat selanjutnya dapat dilihat pada tabel 2.3 di bawah ini.
Tabel 2. 3 Perhitungan Galat Relatif dalam metode Pangkat
i = nomor langkah 2 3 4 5 6
) (i
2,278 2,125 2,060 2,029 2,014
Galat relatif yang diperkirakan
setelah i langkah
0,182 0,072 0,032 0,015 0,007
18,2% 7,2% 3,2% 1,5% 0,7%
II-24
Galat persentase yang
diperkirakan setelah i langkah
Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut
harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal sebagai berikut :
Hubungan Kardinal : a
ij
. a
jk
= a
ik
Hubungan Ordinal : A
i
> A
j
, A
j
> A
k
, maka A
i
> A
k
Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari
hubungan tersbut, sehingga matriks tersebut tidak konsisten sempurna. Hal ini
terjadi karena ketidak-konsistenan dalam preferensi seseorang Contoh konsistensi
preferensi adalah sebagai berikut :

,
_

1 2
2
1
2
1
1
4
1
2 4 1
k
j
i
k j i
A
Matriks A konsisten karena :
a
ij
. a
jk
= a
ik
4 . = 2
a
ik
. a
kj
= a
ij
2 . 2 = 4
Dalam teori matriks diketahui bahwa kesalahan kecil pada koofisien akan
menyebabkan penyimpangan kecil pula pada eigenvalue. Penyimpangan dari
konsistensi dinyatakan dengan Indeks Konsistensi (CI), dengan persamaan :
1
]
1

1 n
n
CI
Maks
(2.5)
Dimana : Maks = eigenvalue maksimum
n = ukuran matriks
II-25
Setelah melakukan perhitungan bobot elemen, langkah selanjutnya
adalah melakukan pengujian konsistensi matriks. Untuk melakukan perhitungan
ini diperlukan bantuan table Random Index (RI) yang nilainya untuk setiap ordo
matriks dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.4 Random index untuk matrik berukuran 1 sampai 15
Ukuran Matriks Random Index (Inkonsistensi)
1, 2 0.00
3 0.58
4 0.90
5 1.12
6 1.24
7 1.32
8 1.41
9 1.45
10 1.49
11 1.51
12 1.48
13 1.56
14 1.57
15 1.59
Perbandingan antara CI dan RI untuk suatu matriks didefinisikan sebagai Rasio
Konsistensi (CR).
RI
CI
CR ..(2.6)
Untuk model AHP, matriks perbandingan dapat diterima jika nilai rasio
konsistenesi (CR) 0.1.
6.8 Konsep Dasar Web
Konsep dasar web adalah sebuah konsep yang digunakan untuk
membangun sebuah web.
II-26
1.1 Aplikasi Web
Pada awalnya aplikasi Web hanya dibangu hanya menggunakan bahasa
yang disebut dengan HTML (hyperText Markup Language) dan protokol yang
digunakan HTTP (HyperText Transfer Protokol). Pada perkembangan berikutnya
sejumlah Script dan objek dikembangkan untuk memperluas kemampuan HTML.
Script-script tersebut antara lain ASP (Active Server Page) dan PHP contoh yang
berupa objek antara lain Applet (Java).
Aplikasi Web dapat dibagi menjadi dua yaitu web yang bersifat statis dan
web yang bersifat dinamis, web statis dibentuk dengan menggunakan HTML saja,
kekurangan aplikasi ini terletak pada keharusan untuk memelihara program secara
terus-menerus untuk mengikut setiap perubahan yang terjadi. Kelemahan ini
diatasi dengan model Web dinamis.
1.2 Teknologi Web
Dari sisi teknologi yang digunakan untuk membentuk Web dinamis,
terdapat dua macam pengelompokan yaitu teknologi pada sisi client (Client-side
Technologi) dan teknologi pada sisi server (Server-side Technologi).
1.3 Teknologi Web Pada Sisi Client
Teknologi pada sisi client diimplementasikan dengan mengirimkan kode
perluasan HTML atau program tersendiri dan HTML ke client. Client tersebut
yang bertanggung jawab dalam melakukan proses terhadap seluruh kode yang
diterima.
II-27
Kelemahan pendekatan seperti ini adalah terdapat kemungkinan bahwa browser
pada client tidak mendukung fitur kode perluasan HTML. Misalnya kode
VBScript yang dilekatkan pada kode HTML tidak berfungsi jika browser yang
digunakan pada sisi client tidak mendukung. Kelebihannya memungkinkan
penampilan yang bersifat dimanis ataupun animasi gambar yang melibatkan event
mouse.
1.4 Teknologi Web Pada Sisi Server
Teknologi Web pada sisi server memungkinkan pemrosesan kode di dalam
server sehingga kode yang sampai pada pemakai berbeda dengan kode asli pada
server.
Beberapa teknologi yang berjalan di server adalah:
1. PHP, PHP merupakan script yang berjalan di server dan sangat popular di
lingkungan Linux, saat ini PHP dapat berjalan di lingkungan berbagai
platform mulai dari UNIX hingga Windows.
2. ASP (Active Server Page), ASP merupakan teknologi di sisi server yang
paling banyak digunakan di lingkungan Windows, saat ini ASP juga
diusahakan untuk berjalan pada platform selains Windows. Teknologi
lanjutan dari ASP adalah ASP.Net
3. Server-Side JavaScript, Sever-Side JavaScript (SSJS) merupakan buatan
Netscafe yang ditujukan untuk menyaingi ASP (Active Server Page).
Dalam prakteknya script ini kurang populer.
II-28
4. Java Servlets dan JavaServer Page (JSP), Baik JavaServlets maupun
JavaServer Page menggunakan bahasa Java, oleh karena itu pemanfaatan
fitur Java ini dapat digunakan untuk membuat program yang canggih.
Meskipun bahasa Java tidak begitu sulit dibanding bahasa C namun
pemakaian program Java Servlets dan JSP masih kalah dengan ASP dan
PHP
5. Common Gateway Interface (CGI), Pada awalnya, teknologi yang umum
digunakan untuk menyajikan data yang bersifat dinamis di lingkungan
Web adalah CGI. Pada prinsipnya CGI dapat ditulis dengan menggunakan
bahasa apa sajas tetapi yang popular adalah Perl. Kelemahan CGI terletak
pada penciptaan proses sebanyak permintaan dari client. Jika terjadi
permintaan yang cukup banyak maka cenderung akan melumpuhkan
server.
6. Proprietary Web server API, micorsoft dan Netscape menciptakan API
(Aplication Programming Interface) yang ditujukan untuk membuat
aplikasi Web dinamis. Pustaka dari Microsoft dinamakan ISAPI (Internet
Server API) dan pustaka dari Netscafe disebut NSAPI (Netscafe Server
API). Kedua API ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan CGI,
karena keduanya dirancang untuk menciptakan sebuah proses saja,
sekalipun terdapat banyak permintaan.
2.7 Aplikasi MySQL RDBMS
MySQL adalah RDBMS yang didistribusikan secara gratis (nonkomersial)
di bawah lisensi GPL (General Public License) dengan prinsip open source
II-29
sehingga setiap orang dapat menggunakan, memodifikasi maupun
mengembangkan kode programnya tanpa dipungut biaya serta tidak boleh
diperjualbelikan. MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi
populer seperti Microsoft Windows, Linux, BSD (Berkeley Software
Development), Mac OS X Server, Solaris, Amiga, HP-UIX dan masih banyak lagi
lainnya.
7.8 Rumah Sewa
Rumah Sewa atau kontrak adalah rumah yang dihuni oleh bukan pemilik,
berdasarkan perjanjian sewa menyewa antara pemilik rumah dengan penyewa
rumah. Seorang yang menyewa suatu rumah karena dilandasi oleh keinginannya
untuk memiliki rumah tinggal, namun tidak memiliki kemampuan untuk membeli.
Oleh karena itu muncul suatu bisnis persewaan rumah bagi pihak penyewa dan
menjadi alternatif bagi seseorang untuk mendapatkan tempat tinggal.
Di kota yang sedang berkembang bisnis persewaan rumah menjadi salah
satu bisnis yang cukup menjanjikan. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan
jumlah penduduk yang diakibatkan dari perpindahan penduduk dari daerah lain ke
kota tersebut. Semakin meningkatnya jumlah penduduk membuat kebutuhan akan
rumah tinggal menjadi turut meningkat pula. Disamping itu kota berkembang
telah menyediakan berbagai perguruan tinggi yang menjadi daya tarik bagi pelajar
untuk melanjutkan pendidikannya di kota tersebut.
Kebutuhan mahasiswa terhadap tempat tinggal menyebabkan bisnis
persewaan rumah banyak tersedia di daerah yang berdekatan dengan perguruan
tinggi. Semakin banyak rumah sewa yang tersedia menyebabkan penyewa akan
II-30
terlebih dahulu menimbang sebelum memutuskan untuk memilih rumah sewa
yang akan ditempati. Kenyamanan, kemudahan dan harga yang relatif murah tentu
saja menjadi prioritas dalam memilih rumah sewa, sehingga pihak yang
menyewakan pun menyediakan berbagai fasilitas terhadap rumah yang
disewakannya.
II-31

You might also like