You are on page 1of 3

ANALISIS H-BRIDGE MOSFET DRIVER MOTOR DC BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

Abstrak Driver motor menjadi bagian penting dalam pengaturan gerak motor DC. Dari sekian banyaknya jenis driver motor, tipe MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) yang paling umum digunakan. H-Bridge adalah hardware berupa rangkaian yang berfungsi untuk menggerakkan motor. Untuk melakukan pengaturan gerak motor menggunakan metode Pulse Width Modulation (PWM). Dengan metode ini, gerak motor menjadi lebih mudah diatur. 1. Pendahuluan Sistem kontrol dan analisisnya banyak kegunaannya dalam aplikasi nyata. Salah satunya adalah pengaturan motor DC melalui H-Bridge driver motor. Penggunaan H-Bridge dilakukan karena rangkaian dan metode kontrolnya yang sangat sederhana. Dengan memberikan PWM dan bit High/Low pada H-Bridge, motor DC dapat dikontrol pergerakan sesuai dengan yang diinginkan. Untuk dapat memberikan sinyal PWM , penulis menggunakan fitur dari mikrokontroler. Mikrokontroler adalah perangkat chip yang terintegrasi yang dapat melakukan satu fungsi atau lebih. Mikrokontroler dapat disebut juga pusat pengendali atau otak dari sebuah sistem embedded. 2. Perancangan H-Bridge Mosfet Driver Motor Berikut adalah gambar rangkaian HBridge Mosfet yang digunakan :

MOSFET p-channel menggunakan IRF9540 dan n-channel menggunakan IRF540. Kedua jenis ini disusun secara complementary yaitu p-channel berada di atas n-channel agar memudahkan pengontrolan bit masukannya. IRF9540 dan IRF540 dipasangkan pada rangkaian H-Bridge disebabkan keduanya mempunyai kehandalan menangani arus sekitar 20A dan tegangan VGS +/- 20V. Tabel berikut ini menunjukkan karakteristik IRF9540 dan IRF540: TABEL I Karakteristik IRF9540 Simbol VGS ID PD Parameter Tegangan gate-source Arus drain Power disipasi Max. 20 -23 140 Unit V A W

Simbol VGS ID PD

Karakteristik IRF540 Parameter Max. Tegangan 20 gate-source Arus drain 22 Power disipasi 85

Unit V A W

3. Pengontrolan Putaran Motor DC melalui H-Bridge Mosfet Driver Motor Salah satu cara yang digunakan untuk mengontrol putaran motor DC adalah menggunakan pulse width modulation (PWM) mikrokontroler. Berikut adalah tampilan CodeVisionAVR untuk mengaktifkan fitur PWM : GAMBAR 1 PWM

Untuk mengerakkan motor DC, kami memanfaatkan fungsi mosfet sebagai switching atau pensaklaran. Apabila mosfet A dan mosfet D on maka catu daya positif akan terhubung dengan mosfet A dan C. Sedangkan mosfet B dan D terhubung ke ground. Perbedaan polaritas tegangan inilah yang menyebabkan aliran arus mengalir dari mosfet A menuju mosfet D. Akibatnya, motor DC akan berputar searah jarum jam. GAMBAR 3 Mosfet A dan D on

PWM bernilai antara 0-255. Nilai 0 berarti keadaan pulsa low (berhenti) dan 255 berarti keadaan pulsa high bila output diatur sebagai non-Inverted PWM. Berikut tampilan bagan sederhana dari H-Bridge: GAMBAR 2 Desain H-Bridge

Apabila mosfet B dan C on maka catu daya positif akan terhubung dengan mosfet B dan D. Sedangkan mosfet A dan C terhubung ke ground. Maka motor DC akan berputar berlawanan arah jarum jam.

GAMBAR 4 Mosfet B dan C on

Apabila kondisi mosfet A dan mosfet B on sedangkan mosfet C dan mosfet D off akan menyebabkan motor diam atau berhenti. Begitu juga sebaliknya. Peristiwa ini sering disebut break. A 1 0 0 1 0 B 0 1 0 1 0 C 0 1 1 0 0 D 1 0 1 0 0 Motion FW BW S S bebas

Keterangan: FW = motor berputar searah jarum jam (clockwise). BW = motor berputar berlawanan arah jarum jam (counterclockwise). S = motor mengalami pengereman/ diam/ berhenti. 4. Pengujian dan Analisis H-Bridge Mosfet Driver Motor

You might also like