You are on page 1of 23

Fakultas kedokteran umum

Semester satu 2009

Agama Agama di Dunia


Agama adalah sarana manusia untuk berjumpa dengan Tuhannya, Agama adalah sarana manusia untuk bertutur dengan Tuhannya

Agama pasti mengajarkan sesuatu yang baik dan benar kepada pemeluknya

: Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.

Agama :sosiolog emile durkheim


suatu "sistem kepercayaan dan praktek yang telah dipersatukan yang berkaitan dengan hal-hal yang kudus.kepercayaan-kepercayaan dan praktek-praktek yang bersatu menjadi suatu komunitas moral yang tunggal." syarat sesuatu dapat disebut agama, yaitu "sifat kudus" dari agama dan "praktek-praktek ritual" dari agama.

Durkheim agama selalu memiliki hubungan dengan masyarakatnya, dan memiliki sifat yang historis.

Istilah berkaitan dengan agama: addin, millah, Religi dan Spirit


1. Addin berarti Peraturan, undang-undang, pedoman,tata cara ,adat istiadat, taat takut, setiapaksaan ,penghambaan, perendahan diri ,pemerintahan , kekuasaan.

2.millah
Sinonim kata din dalam bahasa arab ialah milah. Bedanya, milah lebih memberikan titik berat pada : 1.ketetapan, 2.aturan, 3.hukum, 4.tata tertib, .

3.Religi
Dari latin religiosus ,religio, re-eligere ( memilih kembali, mengikat kembali, terus menerus berpaling pada yang satu)

RELIGIUSITAS
merupakan PENGHAYATAN agama seseorang yang menyangkut KESELURUHAN: a) simbol, b)keyakinan, c)nilai dan perilaku yang didorong oleh kekuatan spiritual. De coeur = cita rasa yang mencakup totalitas Kaffah = sempurna, lengkap, lebih dalam dari yang tampak

Religious Knowledge yang berkaitan dengan pengetahuan individu mengenai ajaran-ajaran agamanya; Religious Practice berkaitan dengan keterlibatan individu dalam ritual keagamaan; Religious Feeling berkaitan dengan pengalaman yang dirasakan seseorang; Religious Belief berkaitan dengan kepercayaan atau keyakinan individu terhadap hal-hal mendasar dalam ajaran agamanya;

Religious Effects yang berkaitan dengan perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari yang selaras dengan ajaran-ajaran agamanya;

4.spiritualitas
Spirit, zdauq, himmah( ruh, jiwa, semangat) Kesadaran perilaku/ gaya hidup yang digerakan oleh Allah Pengalaman manusia akan kehadiran Yang Illahi dalam kehidupan sehari-hari

Ciri2 agama
menciptakan atau membentuk sebuah ikatan atau komunitas memiliki seperangkat aturan perilaku (moral) yang harus dipatuhi oleh warganya memiliki upacara-upacara tertentu dalam rangka menjaga ikatan tersebut memiliki sistem hadiah (pahala) dan hukuman (dosa) dalam bentuk yang tidak dikendalikan oleh manusia atau di luar kekuasaan manusia (seperti bencana, karma, surga dan neraka, arwah tersesat, menyatu dengan Tuhan), sehingga memaksa warganya untuk mematuhi peraturan dan menjalankan upacara walaupun tidak ada pengawasan dari rekan-rekannya

Swider merumuskan inti agama


t creed cult Code community structure (akidah), (peribadatan), (pedoman perilaku atau akhlak), (struktur kemasyarakatan).

Hanya saja, isi dan substansi dari setiap C itu berbeda-beda. Karena itulah dikatakan, agama-agama itu ide dasarnya sama, tetapi berbeda isi dan eksperasinya.

Pluralitas agama
Pertama, pernyataan bahwa semua agama itu baik dan benar perlu dijelaskan dengan keterangan bagi para pemeluknya. Ini didasarkan pada kenyataan bahwa setiap pemeluk agama akan berkeyakinan bahwa agama merekalah yang paling baik dan benar. Karena itu, pernyataan bahwa Sesungguhnya agama yang diterima oleh Allah itu (hanya) Islam hanya benar bagi orang Islam. Sedang umat Kristen, tentu akan berpendapat bahwa keselamatan hanya ada dalam (iman kepada) Kristus, sebagaimana dinyatakan oleh Vatikan sebelum tahun 1965. Setelah itu, Konsili Vatikan mengakui bahwa keselamatan itu juga terdapat (bisa melalui) agama-agama lain, sebagai pandangan baru atau qaul jadid. Bahkan secara khusus, Vatikan sangat menghargai iman Islam. Namun tetap boleh saja dilakukan klaim bahwa agama tertentulah yang benar, tetapi bagi pemeluknya masing-masing.

Kedua, kebenaran dan keselamatan (salvation) agama itu ada dua macam. Yang satu kebenaran eksklusif, yang lain kebenaran inklusif. Contoh Kebenaran eksklusif adalah kebenaran tertentu yang hanya diyakini dalam agama tertentu. Misalnya mengenai doktrin Trinitas. Umat Islam tidak mungkin menerima doktrin itu, namun doktrin itu bersifat fundamental bagi umat Kristen. Syahadat baiat umat Islam , umat lain tidak menerima tetapi ajaran Rahmatan lil alamin umat Islam, bisa diteriam umat lain. Sedangkan ajaran cinta kasih dalam agama Kristen adalah kebenaran inklusif yang bisa diterima oleh pemeluk semua agama.

Ketiga, semua agama itu sama, dalam arti semua agama itu, dalam perspektif masing-masing, pada hakikatnya merupakan jalan menuju kebenaran dan kebajikan. Tidak ada agama yang mengajarkan kesalahan atau keburukan dan kejahatan. Namun memang, substansi dari kebenaran dan kebaikan itu berbeda dari satu agama ke agama yang lain. Keempat, setiap agama mengandung kebenaran, bukan saja bagi pemeluk agama yang bersangkutan, tetapi juga bisa dilihat begitu oleh pemeluk agama lain.

Kelima, terdapat kesamaan antara agama-agama. Misalnya ajaran the Ten Commantments atau Sepuluh Perintah Tuhan dari agama Yahudi, dapat ditemui juga pada agama-agama lain. Ajaran puasa juga dapat ditemui pada agama-agama lain, walau tidak semua pemeluk agama bisa melestarikan tradisi itu pada zaman modern ini. Namun para pemeluk agama lain bisa menganggap bahwa ajaran puasa itu adalah suatu ajaran yang benar, karena tujuannya adalah mendidik kemampuan manusia untuk mengendalikan hawa nafsu (takwa).

Keenam, semua agama itu pada lahir atau detailnya, atau pada tingkat syariat memang bervariasi, karena pada tingkat itu sudah berperan pemikiran dan perumusan manusia yang dipengaruhi oleh kondisi dan sejarah. Namun pada tingkat yang lebih tinggi (tarekat dan makrifat) akan dijumpai persamaan-persamaan dan akhirnya mencapai titik temu pada tingkat trensenden (hakikat). Ini adalah teori yang disebut transcendent unity yang dikembangkan baik oleh teolog Kristen maupun muslim, walau dalam wacana timbul pro dan kontra.

Di lingkungan Islam, teori semacam ini dikemukakan oleh para sufi seperti al-Hallaj, Ibn al-Arabi dan Jalaluddin Rumi, dan d ikembangkan oleh Sayed Hosen Nasr, F.Schuon, dan Hasan Askari, dari teolog modern.

Ketujuh, semua agama dipandang sama dan benar dimaksudkan sebagai pandangan yang harus diambil oleh negara atau pemerintah. Sebab, negara yang harus bersikap adil terhadap setiap individu dan kelompok, tidak boleh berpandangan bahwa hanya suatu agama saja yang baik dan benar, sedangkan yang lain salah. Inilah sebenarnya salah satu unsur dari sekularisme yang dianut dalam sebuah negara yang demokraris, termasuk di Indonesia. Tapi di Indonesia sendiri yang berideologi Pancasila, juga memandang setiap agama itu benar dan baik. Dengan begitu, setiap agama diharapkan berkontribusi terhadap pembangunan negara dan masyarakat.

Respon agama terhadap globalisasi


istilah "globalisasi" awalnya muncul dalam arena keuangan, perdagangan, dan ekonomi; namun dengan cepat ia meluas melampaui batasan cakupannya. Kini globalisasi dipandang sebagai sistem atau kecenderungan worldwide yang meliputi keuangan, pertukaran pasar internasional, komunikasi, politik, dan ideologi.

Globalisasi dan kekhawatiran


Pertama, globalisasi dipandang sebagai upaya untuk memperluas model Amerika (the American model) untuk mencakup seluruh dunia. Karena itu, banyak kalangan mengkritik globalisasi sebagai Amerikanisasi, atau ekspansi universal gagasan dan nilai-nilai Amerika. Dengan kata lain, globalisasi tak lebih dari bentuk lain kolonialisme atau pascakolonialisme.

Kedua, dalam perkembangannya globalisasi akan menghapus batas negara. Beberapa pakar menduga, 15 jaringan global akan menguasai pasar dunia, dan pemilik jaringan itu akan menjadi tuan dunia. Itu berarti, aktivitas perekonomian dunia hanya akan ada di tangan sekelompok orang. Sebagai ilustrasi, lima negara (AS, Jepang, Perancis, Jerman, dan Inggris) merupakan tempat 172 dari 200 perusahaan terbesar dunia. Mereka menguasai ekonomi dunia dan akan memperkuat kontrolnya. Dengan pemberlakuan ekonomi tanpa batas, perusahaanperusahaan raksasa itu akan menguasai seluruh kekayaan dunia.

Respon positif
Yang pertama, jalan universalisme: pandangan kultural yang menegaskan, kita semua ada dalam kebersamaan dan kita lebih baik belajar satu sama lain sehingga dapat menjalin kerja sama. Hal ini dapat melibatkan ragam kultural yang akhirnya mengantar umat beragama pada kesatuan kemanusiaan sebagai satu keluarga.

Respon negatif
Ideologi-ideologi agama atau quasi-agama bisa merespons konteks global baru dengan mengasingkan diri (uzlah) sembari menekankan keberbedaan. Fundamentalis Islam, Kristen, Hindu, dan beragam "fundamentalis" nasionalisme bukanlah agama masa lalu. Sebenarnya, mereka merupakan ideologi baru yang pura-pura berupaya mempertahankan "halhal baik di masa lalu", padahal di balik itu adalah ketidakmampuan membendung modernisasi dan globalisasi.

You might also like