You are on page 1of 6

ANALISIS PENGARUH PENJUALAN BERSIH TERHADAP LABA KOTOR PT.

NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI) Oleh

Nama Mufida Warni Chumairoh

NIM 1111082000009 1111082000015

NO HP 081370711223 081906350875

Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro KODE : MKD 1213 (1507) Dosen Pembimbing Tony S. Chendrawan, ST., SE.,M.Si.,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi UIN Syarief Hidayatullah Jakarta 2012

Abstract The research aim to know the influance of net sales to gross profit of PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI) . research method used by analisys of data of sekunder. The data obtained from document and information which has the influance for this research. Data analise by using simple linear correlation analisys. From research result indicate that during 5 year ( 2007-2011), amount net sales can influance the gross profit of PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI) relation of increasing net sales with the gross profit is sliverring and positif with the value of correlation coefficient r = 0,999 or 99,9 %, storey level net sales have the contribution to gross profit equal to 99,7 % and rest 0,3 % influenced by other factor. to know the influance of net sales to gross profit, we use t, t by count = 33, 850 while t (table) = 2,776 equally t hitung of bigger than at tables of matter this means that calculation expressing acceptable positive and strong correlation. Keyword : net sales, gross profit

I. PENDAHULUAN Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat timur, yang menjadikan beras sebagai makanan pokok sehari-hari, namun pada kenyataannya, pada saat ini banyak masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi roti untuk kehidupan seharihari, hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya tingkat penjualan roti dari tahun ketahun, hal ini dapat kita lihat dari tingginya tingkat penjualan salah satu perusahaan roti yaitu PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK yang memproduksi roti dengan nama produk Sari Roti. produk Sari Roti telah mampu meningkatkan laba perusahannnya dari tahun ketahun. Tabel 1 Laba Bruto PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK tahun 2007-2011 Tahun Total Laba Bruto ( dalam jutaan rupiah) 104.853 161.193 222.099 289.025 379.404 Table 2 Penjulan Neto PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK tahun 2007-2011 Tahun Penjualan Neto ( dalam jutaan rupiah) 250.513 383.553 485.920 612.192 813.342 Peningkatan pertahun Selisih % jumlah laba 133.040 53,11 % 102.367 26,69 % 126.272 25,99 % 201.150 32,86 % Peningkatan pertahun Selisih % jumlah laba 56.340 60.906 66.926 90.379 53,73 % 37,78 % 30,13 % 31,27 %

lainnya dan perusahaan yang memproduksi barang yang bersifat substitusif terhadap roti. Kenaikan laba kotor yang terjadi secara terus menerus yang dialami oleh PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya tingginya selera konsumen terhadap roti Sari Roti yang terlihat dari tingginya tingkat penjualan bersih roti sari roti yang mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Pada tabel 2, terlihat bahwa penjualan roti Sari Roti mengalami peningakatan yang cukup tinggi dari tahun ketahun, seperti yang terlihat ditabel, dari tahun 2007 2011, terjadi peningakatn yang berkisar antara 26 % sampai 53 % pertahun, tingkat penjualan tertinggi terjadi pada tahun 2008 dengan kenaikan mencapai 53,11 %, persentase kenaikan yang melebihi 50 % tersebut merupakan peningkatan yang cukup tinggi yang mungkin dipengaruhi oleh tingginya selera konsumen terhadap sari roti yang mungkin timbul akibat adanya diferensiasi produk sari roti yang selalu membuat konsumen tertarik untuk mengkonsumsinya secara terus menerus. Tingginya tingkat penjualan Sari Roti dari tahun ke tahun, dipengaruhi oleh produk Sari Roti yang bermutu tinggi, halal, dan aman untuk dikonsumsi. melalui penerapan GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation Standard Operating Procedure), HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point), dan SJH (Sistem Jaminan Halal), sehingga dapat memberikan kepuasan pelanggan atas produkproduk perseroan. Pada tahun 2011, peningkatan penjualan bersih hanya mencapai 25,99 %, persentase tersebut merupakan persentase terendah yang terjadi selama tahun 2007-2011, hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya tingginya penawaran oleh para pesaing dan munculnya produk-produk yang bersifat substitusif terhadap roti. Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, penulis ingin menganalisis hubungan antara laba kotor dan penjualan dari PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI), maka yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah : apakah dengan peningkatan penjualan bersih PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI) akan mempengaruhi laba kotor pada perseroan tersebut? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh pejualan bersih PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI) terhadap laba kotor perseroan tersebut. Untuk mengetahui prospek peningkatan penjualan bersih PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI) dari tahun ketahun. Untuk mengetahui prospek peningkatan laba kotor PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI) dari tahun ketahun.

2007 2008 2009 2010 2011

2007 2008 2009 2010 2011

Seperti yang terlihat pada tabel 1, laba kotor PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK dari tahun 20072011 telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu berkisar antara 30 % sampai 54 % pertahunnya dengan peningatan laba kotor tertinggi terjadi pada tahun 2008, yaitu peningkatan mencapai 53,73 %, hal tersebut menggambarkan tingginya tingkat permintaan terhadap roti sari roti yang dipengaruhi oleh tingginya selera konsumen terhadap roti. Dari kenaikan laba yang terjadi secara terus menerus tersebut, PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK telah berhasil meraih berbagai penghargaan, diantaranya Sari Roti berhasil meraih Top Brand 2011 dan Top Brand For Kids 2011, setelah dua tahun berturut-turut di tahun 2009 dan 2010 mendapatkan penghargaan yang sama untuk kategori roti tawar. Perseroan berhasil meraih penghargaan Rekor Bisnis (ReBi) pada tahun 2011 sebagai Perseroaan dengan kapasitas produksi roti terbesar di Indonesia. Namun pada tahun 2010 terjadi peningkatan laba terendah yang hanya mencapai 30, 13 %, hal tersebut mungkin dipengaruhi oleh menurunnya selera konsumen terhadap roti dan tingginya persaingan antara perusahaan-peusahaan Roti

2.

3.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai sarana untuk mengimplementasikan materi Ekonomi Mikro dalam kehidupan sehari-hari 2. Sebagai masukan bagi penulis untuk mengenal lebih jauh PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI) dalam segi penjualan bersih dan laba kotornya.

II. IDENTIFIKASI MASALAH Identifikasi dalam pembuatan jurnal dengan judul Analisis Pengaruh Penjualan Bersih terhadap Laba Kotor PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI) ini adalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan penjualan bersih? 2. Apa yang dimaksud dengan laba kotor? 3. Bagaimana pengaruh penjualan bersih terhadap laba kotor PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI) ?

b. Teori penjualan Selling adalah suatu kegiatan yang digunakan untuk mencari pembeli, mempengaruhi dan memberi petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan produksi yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian mengenai harga yang menguntungkan bagi kedua belah pihak (Moekjiat, 2000, p.438) Sedangkan menurut Basu Swastha mengatakan bahwa manajemen penjualan adalah perencanan, pengarahan, dan pengawasan personal selling, termasuk penarikan, pemilihan, perlengkapan, penentuan rute, supervise, pembayaran, dan motivasi sebagai tugas diberikan kepada salesman (1990 : 403) Dan menurut Force One Selling and Distribution Consultan, menjual adalah proses interaksi antara calon pembeli dan calon penjual dalam menjajaki sebuah transaksi barang atau jasa yang saling dibutuhkan kedua pihak. Adapun syarat utama menjual adalah : Ada calon pembeli dan calon penjual. Proses interaksi komunikasi dan persepsi Menjajaki sebuah transaksi / pertukaran kepentingan Barang, jasa, ide, gagasan, rencana, keyakinan, prinsip.

III.KAJIAN PUSTAKA a. Teori Pengaruh Penjualan terhadap Laba Dalam hal ini untuk mengetahui hubungan antara volume penjualan dengan laba dapat di lihat pada komponenkomponen dalam laporan laba rugi perusahaan yang saling terkait yang menyatakan adanya hubungan yang erat mengenai hubungan antara keduanya.Karena dalam hal ini dapat diketahui bahwa laba akan timbul jika penjualan produk perusahaan lebih besar dibandingkan dengan harga pokok penjualan yang dikeluarkan. Faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya laba adalah pendapatan. Pendapatan dapat diperoleh dari hasil penjualan barang dagangan perusahaan. keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat pada tingkat laba yang diperoleh perusahaan itu sendiri karena tujuan utama perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya dan laba merupakan faktor yang menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri.Seperti diketahui bahwa pendapatan utama perusahaan dagang adalah pendapatan penjualan biasa disingkat menjadi penjualan, yang menunjukkan penambahan dalam ekuitas pemilik dari pengiriman persediaannya kepada para pelanggan. (Penjualan bersih adalah pendapatan penjualan dikurangi dengan berbagai pengurangan penjualan). Beban utama dari perusahaan dagang adalah harga pokok penjualan. Pada saat persediaan di jual kepada pelanggan maka biaya persediaan menjadi beban bagi perusahaan. Kelebihan pendapatan penjualan dari harga pokok penjualan disebut sebagai laba bruto (gross profit). Berdasarkan hasil penelitian Eva Ariesti (2008) yang berjudul Pengaruh Volume Penjualan Buku Cetak Terhadap Peningkatan Laba Bersih (Studi Kasus PT Indo Perkasa Usahatama Semarang ) , hasil penelitian tersebut mengatakan hasil analisis perhitungan statistik bahwa koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,99 yang berarti hubungan antara volume penjualan dengan laba bersih adalah sangat erat dan positif atau bisa dikatakan mempunyai hubungan yang sempurna yaitu apabila volume penjualan naik maka laba bersih akan terdorong untuk naik juga. Sebaliknya apabila volume penjualan turun maka laba bersih akan terdorong untuk turun juga. Sedangkan untuk mengetahui besar keeratan pengaruh antara volume penjualan terhadap peningkatan laba bersih serta untuk diketahui besarnya pengaruh faktor-faktor lain yang mempengaruhi laba bersih, maka dilakukan dengan menghitung koefisien determinasi dengan tingkat signifikan 5% yaitu diperoleh sebesar 98% sedangkan sisanya sebesar 2% dipengaruhi oleh faktor lain, selain dari volume penjualan. Dengan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa volume penjualan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan laba bersih.

Semua manusia pada dasarnya harus atau wajib melakukan tugas menjual apapun profesi, agama, etis, umur, pendidikan, jenis kelamin, tanpa kecuali. Bagi perusahaan pada umumnya memiliki 3 tujuan umum dalam penjulan yaitu sebagai berikut : Mencapai volume penjulan tertentu Mendapatkan laba tertentu Menunjang pertumbuhan perusahaan. Menurut Kartajaya (2006) penjualan dalah bagaimana menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan melalui produk atau jasa perusahaan. Adapun menurut Pass dan Lowss (1999) penjulan merupakan pembelian suatu barang atau jasa oleh seorang pembeli dari seorang penjual sesuai dengan harga yang telah ditetapkan atau dalam beberapa kasus melalui perjanjian pertukaran barang atau imbal beli (p. 518). Penjulan Bersih Definisi Penjualan Bersih/Neto (Net Sales) adalah Hasil Penjualan kotor sesudah dikurangi dengan berbagai potongan serta pengurangan lainnya seperti diskon penjualan dan retur penjualan. Penjualan dalam perusahaan dagang sebagai salah satu unsur dari pendapatan Perusahaan. Unsur-unsur dalam penjualan bersih terdiri dari: - penjualan kotor; - retur penjualan; - potongan penjualan; - penjualan bersih. Untuk mencari penjualan besih adalah sebagai berikut: Penjualan bersih = penjualan kotor retur penjualan potongan penjualan.

c. Teori Laba Kotor Laba kotor merupakan hasil dari penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan, hal ini sejalan dengan kutipan dari Soemarso (200.234) Laba kotor (gross profit) adalah penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Menurut Soemarso (1999 : 244 ) pengertian laba bruto adalah selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan disebut laba bruto ( Gross Profit) atau margin kotor ( Gross Margin) . disebut bruto karena jumlah ini masih harus dikurangi dengan jumlah biaya-biaya usaha. Menurut Ahmad Belkaoli Laba kotor atas penjualan, merupakan selisih dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan . Laba ini dinamakan laba kotor hasil penjualan bersih sebelum dikurangi dengan beban operasi lainnya untuk periode tertentu. M. Tuanakotta mengemukakan Laba Kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan dengan HPP. Menurut Amin Widjaja Tunggal (1997:105) bahwa laba bruto atau margin bruto adalah kelebihan penjualan di atas harga pokok penjualan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia laba kotor adalah hasil penjualan bersih dikurangi biaya produksi. Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, Dalam akuntansi, laba kotor adalah keuntungan penjualan adalah perbedaan antara pendapatan dengan biaya untuk membuat suatu produk atau penyediaan jasa sebelum dikurangi biaya overhead, gaji, pajak dan pembayaran bunga. Perhatikan bahwa ini berbeda dari laba usaha (laba sebelum bunga dan pajak). Dalam buku intermediate Accounting edisi IFRS volume 1, Gross profit is revenue less cost of goods sold . the reporting of gross profit provides a useful number for evaluating performance and predicting future earnings . d. Teori Hipotesis Menurut Andri Hipotesis nol ini adalah suatu hipotesis tentang tidak adanya perbedaan. Hipotesis ini pada umumnya diformulasikan untuk ditolak. Apabila ditolak, maka hipotesis tandingan atau hipotesis alternatif atau hipotesis satu (Ha atau H1) yang diterima. Hipotesis pengganti ini merupakan hipotesis penelitian dari si pembuat eksperimen, yang dinyatakan secara operasional. Hipotesis penelitian adalah prediksi yang diturunkan dari teori yang sedang diuji. Bila dikehendaki membuat keputusan mengenai perbedan-perbedaan, diuji H0 terhadap H1, maka H1 merupakan pernyataan yang diterima jika H0 ditolak. Hipotesis nol menyatakan bahwa rata-rata kedua populasi itu sama, sedangkan hipotesis tandingannya menyatakan bahwa rata-rata keduanya tidak sama (berbeda). Dalam hal ini seorang peneliti bisa bertanya, Dapatkah saya menyimpulkan bahwa kedua populasi itu memiliki rata-rata yang berbeda ?. Peneliti itu mungkin merasa bahwa pertanyaannya akan lebih berarti bila berbunyi sebagai berikut, Dapatkah

saya menyimpulkan bahwa populasi 1 memiliki rata-rata yang lebih besar/lebih baik dari pada` populasi 2 ?. Uji Hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisa data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol). Dalam statistik sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya. Uji hipotesis kadang disebut juga "konfirmasi analisa data". Keputusan dari uji hipotesis hampir selalu dibuat berdasarkan pengujian hipotesis nol. Ini adalah pengujian untuk menjawab pertanyaan yang mengasumsikan hipotesis nol adalah benar. Daerah kritis (en= Critical Region) dari uji hipotesis adalah serangkaian hasil yang bisa menolak hipotesis nol, untuk menerima hipotesis alternatif. Daerah kritis ini biasanya di simbolkan dengan huruf C. Berdasarkan uraian-uraian diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah penjualan bersih berpengaruh positif terhadap laba kotor PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk (Sari Roti). IV. METODA PENELITIAN a. Populasi dan Prosedure Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk (Sari Roti), dalam penelitian ini kami melakukan pengambilan data dari pusat PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk (Sari Roti) yang berpusat di kawasan Industri Jababeka Jl. Jababeka XII A, Blok W No. 40-41Cikarang, Bekasi 17530- Jawa Barat. b. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, pertama-tama dilakukan dengan uji analisis jalur untuk memperlihatkan hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen. Analisis jalur dipergunakan dengan pertimbangan bahwa pola hubungan antar variabel dalam penelitian adalah bersifat korelatif dan kausalitas untuk mengetahui pengaruh antara penjualan bersih terhadap laba kotor. Adapun uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur ( path analysis). c. Model Penelitian Hubungan struktur jalur antara variabel dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1 Model hubungan Antar Variabel

V. HASIL PENELITIAN a. Pengaruh Penjualan Bersih terhadap Laba Kotor PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI) Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis jalur (path analysis). Adapun persamaan dari proses analisis adalah sebagai berikut : Y = -21.991,795 + 0.498 X

Errovar = 0,003 , R = 0,999 , R = 0,997 Nilai R atau koefisien korelasi sebesar 0.999 atau 99,9 % memperlihatkan bahwa hubungan antara penjualan bersih dan laba kotor adalah positif kuat. Sedangkan nilai R atau koefisien determinasi sebesar 0.997 atau 99,7 % memperlihatkan bahwa penjualan bersih memiliki pengaruh kontribusi sebesar 99,7 % terhadap laba kotor, sedangkan 0.3 % lainnya dipengaruhi oleh faktor lain selain penjualan bersih. untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh penjualan bersih terhadap laba kotor, maka dilakukan dengan uji nilai signifikansi. Dari Hasil perhitungan didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang lebih kecil dari 0,05 atau 0,000 < 0,05. Dengan demikian model persamaan regresi berdasarkan data penelitian ini adalah signifikan. Artinya model regresi linear telah memenuhi kriteria linieritas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Dengan kata lain penjualan bersih memiliki pengaruh signifikan terhadap laba kotor. Pengujian dengan uji t koefisien regresi penjualan bersih adalah 0.498, hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan variabel penjualan bersih (X) sebesar satu satuan nilai akan meningkatkan laba kotor (Y) sebesar 0.498 satu satuan nilai dengan asumsi variabel lainnya adalah konstan. Untuk mengetahui hasil dari pengujian dengan uji t antara penjualan bersih terhadap laba kotor dapat dilakukan dengan cara membandingkan t hitung dengan t tabel. Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, maka hipotesis signifikan, artinya penjulan bersih berpengaruh secara signifikan terhadap laba kotor, sebaliknya apabila t hitung lebih kecil dari nilai t tabel maka hipotesis tidak signifikan artinya penjulan bersih tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laba kotor. Dari hasil pengolahan data dengan SPSS 19, dapat dilihat bahwa nilai t hitung 33,850, bila kita bandingkan dengan nilai t tabel 2,776 dapat kita simpulkan bahwa pengujian dengan uji t, variabel penjulan bersih berpengaruh secara signifikan terhadap laba kotor.

b. Uji Hipotesis Dari tabel t diatas, kita dapat melihat bahwa t tabel lebih kecil dari t hitung, maka pengujian tersebut signifikan atau dengan kata lain penjulan bersih memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba kotor. Artinya apabila terjadi perubahan sedikit saja pada variabel penjualan bersih maka akan langsung terjadi perubahan yang berarti pada variabel laba kotor. Atas dasar perhitungan diatas, hasil penelitian yang dapat dikemukakan adalah variabel penjualan bersih (X) secara langsung menentukan perubahan variabel laba kotor (Y) sebesar 99,7 %. Artinya variabel penjualan bersih memiliki pengaruh positif terhadap laba kotor. Semakin tinggi penjualan bersih, maka semakin tinggi pula laba kotor PT. NIPPON NDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI).

VI. IMPLIKASI PENELITIAN Pada penelitian ini dibahas mengenai pengaruh penjualan bersih terhadap laba kotor, dari hasil penelitian ini dapat kita tarik implikasi penelitian sebagai berikut : 1. Selama 5 tahun (2007-2011) hasil penelitian menunjukkan jumlah penjualan bersih mengalami peningkatan dari tahun ketahun yang dapat mempengaruhi peningkatan laba kotor PT. NIPPON NDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI). 2. Hubungan tingkat penjualan bersih terhadap peningkatan laba kotor adalah positif kuat dengan nilai koefisien korelasi r = 0,999 atau 99,9 % Tingkat penjulan bersih memberikan sumbangan atau kontribusi terhadap laba kotor senilai 99, 7 % , dan selebihnya 0.3 % dipengarugi faktor-faktor lain. Untuk mengetahui pengaruh antara penjualan bersih terhadap laba kotor, digunakan uji t, nilai t hitung 33, 850 lebih besar dari t tabel senilai 2,776. Ini menunjukan bahwa penjualan bersih memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba kotor PT. NIPPON NDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI).

3.

4.

VII. REFERENSI Alimiyah dan Padji. 2003, Kamus IstilahAkuntansi, Bandung : Yrama Widya. Budi Rahardjo. 2007. Keuangan dan Akuntansiuntuk Manajer Non Keuangan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Basu Swastha. 2001, Manajemen Penjualan. Edisi 3, cetakan 5. Yogyakarta : BPFE. Cramer, Duncan (2004). The Sage Dictionary of Statistics. hlm. 76. ISBN Djojohadikususumo, s. 2000.Ekonomi Pembangunan. Cetakan kelima. Penerbit PT. Pembangunan Jakarta. Eva ariesty dan Irwan Hermansah, 2008, jurnal Akuntansi FE Unes, Vol. 3, No. 2, Henry Simamora. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid 1. Jakarta : Salemba Empat. R. A. Fisher (1925). Statistical Methods for Research Workers, Edinburgh: Oliver and Boyd, 1925, p.43. Roti, sari,annual report 2011, 2011 Riuwan, 2003. Dasar-Dasar Statistika. Penerbit alfabeta,Bandung. SoemarsoS.R.,2002, Akuntansi SuatuPengantar , Salemba Empat, Buku 1,Edisi 5, Jakarta.

Tabel 3 Kesimpulan pengujian dengan uji t Nilai t Hitung 33, 850 Nilai t Tabel 2,776 Kesimpulan Signifikan

Dari tabel 3 diatas, terlihat nilai t hitung sebesar 33,850 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 2,776, artinya bahwa penjulan bersih (X) memiliki pengaruh yang signifikan. Artinya apabila terjadi perubahan sedikit saja pada variabel penjualan bersih (X), maka akan langsung terjadi perubahan yang berarti pada laba kotor (Y).

Sugiyono. 2009.Metodologi Penelitian Bisnis.Bandung: Alfabeta CV. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta CV.

Soemarso SR, 2002.Akuntansi SuatuPengantar ,edisi lima, Jakarta: salemba empat. Warfield, Kieso weygandt, 2011, Intermediate Accounting Volume 1 IFRS EDITION, united states of America, World color inc,

You might also like