You are on page 1of 8

DATA PENCAPAIAN MDGs PROVINSI BENGKULU

Tina Wahyufitri, S.Si, M.Si


Contact : Tina Wahyufitri, BPS Provinsi Bengkulu, Jl. Adam Malik No. 1 Km 8 Bengkulu (T)082178488916, Email : tinabps@yahoo.com

1. Pendahuluan Pemerintah Indonesia telah mengarus-utamakan program MDGs dalam pembangunan sejak pada tahap perencanaan dan penganggaran sampai dengan pelaksanaannya sebagaimana dinyatakan dalam rencana pembangunan baik jangka panjang maupun jangka menengah. Tujuan Pembangunan Manusia Milenium adalah menempatkan manusia sebagai fokus utama dari pembangunan. Untuk melihat capaian dari pembangunan manusia ini, MDGs memuat sejumlah target beserta tolok ukurnya untuk memberantas kemiskinan dan kelaparan yang diharapkan bisa tercapai di tahun 2015. Berbicara mengenai tolok ukur, maka diperlukan data-data penunjang yang dapat menggambarkan keberhasilan pelaksanaan program di suatu wilayah. BPS sebagai lembaga pemerintah yang bertugas sebagai penyedia data statistik, melalui rangkaian kegiatan sensus maupun survey telah dapat menghasilkan informasi statistik yang menggambarkan pencapaian pembangunan 2. Delapan Tujuan MDGs Beserta Indikatornya Dalam merancang pencapaian MDGs, jumlah, persebaran dan pertumbuhan penduduk akan menjadi salah saatu pertimbangan penting. Percepatan pencapaian tujuan dan sasaran MDGs memerlukan penanganan masalah kependudukan yang terpadu dan komprehensif. Pada tahun 2011 jumlah penduduk Provinsi Bengkulu adalah sebesar 1,7 juta jiwa. Dari jumlah tersebut sekitar 18 persen berada di Kota Bengkulu. Kota Bengkulu sebagai ibukota provinsi memiliki tingkat kepadatan tertinggi yaitu lebih dari 2 ribu jiwa per kilometer persegi. Berikut adalah delapan tujuan MDGs beserta data-data indikator yang dapat disajikan oleh BPS. 1. Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan Konsep BPS mengenai penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki pengeluaran rata-rata perkapita per bulan dibawah garis kemiskinan. Dari data susenas diketahui bahwa presentase penduduk miskin di Provinsi Bengkulu pada tahun 2011 sebesar 17,36 persen. Perbedaan harga-harga kebutuhan minimum di setiap kabupaten/kota membuat garis kemiskinan tiap kabupaten/kota cukup bervariasi. Garis kemiskinan tertinggi di Provinsi Bengkulu dicapai oleh Kota Bengkulu yaitu Rp. 391.457,- sedangkan garis kemiskinan sembilan kabupaten lainnya masih dibawah nilai Rp. 300.000,-(Gambar 1).

Gambar 1. Garis Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2011


Kota Bengkulu Bengkulu Tengah Lebong Kepahiang Mukomuko Seluma Kaur Bengkulu Utara Rejang Lebong Bengkulu Selatan 0 100,000 200,000 391,457 255,424 245,303 254,112 271,057 256,257 225,844 259,568 284,729 253,846 300,000 400,000 500,000

Sumber: BPS, Bengkulu Dalam Angka 2012

Jika dilihat dari golongan pengeluaran perkapita sebulan yang kurang dari Rp. 300.000,- , presentase penduduk dengan kategori tersebut adalah sebesar 22,56 persen. Tingkat kemiskinan di daerah pedesaan masih lebih tinggi dibandingkan dengan daerah perkotaan. Hal ini terlihat dari persentase penduduk menurut golongan pengeluaran perkapita sebulan kurang dari Rp. 300.000,untuk daerah perkotaan adalah sebesar 15,47 persen, sementara di daerah pedesaan mencapai 29,9 persen. Dengan kecenderungan angka kemiskinan yang masih tinggi ini, diharapkan Pemda Provinsi Bengkulu meningkatkan berbagai upaya demi mempercepat proses penanggulangan kemiskinan terutama di daerah pedesaan. Beberapa indikator lain dalam menanggulangi kemiskinan dan kelaparan di Provinsi Bengkulu data-datanya harus diolah lebih lanjut sebagaimana tercantum pada tabel 1. Tabel 1. Tujuan 1 MDGs : Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan
Indikator 1. Persentase Penduduk menurut golongan pengeluaran perkapita sebulan kurang dari Rp. 300.000,2. Persentase Penduduk di bawah garis kemiskinan 3. Indeks kedalaman kemiskinan 4. Indeks keparahan kemiskinan 5. Persentase gizi buruk < 5 tahun 6. Persentase gizi kurang < r tahun Data 2011 Sumber 25,56 % BPS, Publikasi Susenas 2012

17,36 % Raw data Susenas 2011 Data olah Data olah NA NA Raw data Susenas 2011 Raw data Susenas 2011 -

2. Mewujudkan Pendidikan Dasar Bagi Semua Berbagai kegiatan pembangunan yang dilakukan untuk mempercepat pencapaian MDGs pada tahun 2015 menunjukkan perkembangan yang cukup berarti. Angka Partisipasi Murni (APM) untuk SD/MI pada tahun 2011 sebesar 2

92,75 persen, sedangkan APM untuk SMP/MTs sebesar 68,55 persen. Fenomena early entry yang terjadi di beberapa sekolah di Bengkulu akan membuat sulitnya tercapai angka APM 100 persen. Hal ini karena terdapat anak berumur 6 tahun bahkan kurang, sudah mulai bersekolah di SD/MI. Hal ini kemudian membuat sebagian anak usia 12 tahun sudah berada di jenjang SMP/Mts. Untuk itu dalam mengukur pencapaian partisipasi pendidikan digunakan juga Angka Partisipasi Sekolah (APS). Pada tahun 2011 APS kelompok umur 7 12 tahun mengalami penurunan dari 98,67 persen di tahun 2010 menjadi 98,29 persen. Dari angka APS 2011 dapat disimpulkan bahwa kurang dari 2 persen penduduk usia 7 12 di Bengkulu yang belum sekolah.Sedangkan APS kelompok umur 13 15 tahun meningkat dari 88,25 persen di tahun 2010 menjadi 90,82 persen di tahun 2011. Gambar 2. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Provinsi Bengkulu

16 - 18

62.34 56.93 90.82 88.25 98.29 98.67 0 20 40 60 80 100 2011 2010

13 - 15

7 - 12

Sumber: BPS, Susenas 2012

Tabel 2. Tujuan 2 MDGs : Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan


Indikator Data 2011 Sumber 1. Angka Partisipasi Murni SD/MI 92,75 % BPS, Publikasi Susenas 2012 2. Angka Partisipasi Murni SMP/MTs 68,55 % BPS, Publikasi Susenas 2012 3. Angka Melek Huruf (usia 10 th 95,68 % BPS, Publikasi Susenas 2012 keatas)

Jumlah penduduk Provinsi Bengkulu yang berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf pada tahun 2011 adalah sebesar 95,68 persen. Sementara angka ratarata lama sekolah di Bengkulu mencapai 8,33 tahun yang berarti setara dengan kelas 2 SMP. Secara umum yang masih perlu diperbaiki adalah rasio antar muridkelas. Dari publikasi Daerah Dalam Angka 2012, tercatat rata-rata siswa dalam setiap kelas sebesar 24 orang untuk SD. Sementara untuk SMP rata-rata siswa dalam setiap kelas sebesar 38 siwa per kelas dan 33 orang per kelas untuk SMA. Kondisi ini tentu mempengaruhi kualitas proses belajar mengajar, khususnya kemampuan guru untuk dapat memberikan perhatian yang cukup secara adil dan merata bagi seluruh siswa.

3. Mendorong Keseteraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Secara umum upaya peningkatan kesetaraan gender di Provinsi Bengkulu terutama di bidang pendidikan telah mengalami kemajuan. Hal ini terlihat dengan hampir seimbangnya tingkat APS antara laki-laki dan perempuan. Angka APS hasil susenas untuk perempuan selalu lebih tinggi pada usia 7 hingga 24 tahun. Hal ini hampir senada dengan hasil dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2011 yang mencatat bahwa jumlah penduduk perempuan umur 15 tahun keatas yang bersekolah lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki yaitu laki-laki sebanyak 47 ribu jiwa dan perempuan 53 ribu jiwa. Di bidang ketenagakerjaan, data Sakernas 2011 menunjukkan bahwa tingkat pengangguran perempuan sebesar 2,7 persen, sedangkan laki-laki 2,15 persen. TPAK perempuan lebih rendah daripada TPAK laki-laki yaitu 60,77 persen dengan 86,38 persen. Dalam hal politik, peran serta perempuan masih perlu ditingkatkan. Proporsi perempuan di DPRD Provinsi Bengkulu baru mencapai 17,77 persen dari kuota 30 persen yang diharapkan. Tabel 3. Tujuan 3 MDGs : Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
Indikator 1. Rasio perempuan terhadap laki-laki pada APS 7 -12 tahun 2. Rasio perempuan terhadap laki-laki pada APS 13 -15 tahun 3. Rasio perempuan terhadap laki-laki pada APS 16 -18 tahun 4. Rasio perempuan terhadap laki-laki pada APS 19 -24 tahun 5. Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki usia 10 tahun ke atas 6. TPAK perempuan 7. Tingkat Pengangguran perempuan 8. Kontribusi perempuan dalam pekerjaan 9. Tingkat daya beli perempuan 10. Proporsi perempuan di DPRD Data 2011 Sumber 100,84 % BPS, Publikasi Susenas 2012 103,77% BPS, Publikasi Susenas 2012 107,94 % BPS, Publikasi Susenas 2012 101,19 % BPS, Publikasi Susenas 2012 95,69 % BPS, Publikasi Susenas 2012

60,77 % BPS, Sakernas Agustus 2011 2,7 % BPS, Sakernas Agustus 2011 NA NA 17,77 % DPRD Provinsi Bengkulu

4. Menurunkan Angka Kematian Anak Menurut Bappenas (2011) sebagian besar penyebab kematian balita, bayi dan neonatal dapat dicegah. Salah satu pencegahan yang efektif adalah pemberian imunisasi. Dari hasil Susenas 2011 persentase balita yang pernah diimunisasi campak adalah sebesar 78,01 persen. Angka ini lebih kecil dibandingkan dengan jenis imunisasi yang lain (gambar 3).

Gambar 3. Presentase Balita Yang Pernah Mendapatkan Imunisasi di Provinsi Bengkulu Tahun 2011
Hepatitis Campak Polio DPT BCG 0 20 40 60 80 78.01 89.74 96.61 94.13 100 120 89.1

Sumber: BPS, Susenas 2012

Tabel 4. Tujuan 4 MDGs : Menurunkan Angka Kematian Anak


Indikator 1. Angka Kematian Bayi / 1000 kelahiran hidup 2. Angka Kematian Balita / 1000 kelahiran hidup 3. Anak usia balita diimunisasi campak Data 2011 Sumber Data olah Raw data Susenas 2011 Data olah Raw data Susenas 2011 78,01 % BPS, Publikasi Susenas 2012

5. Meningkatkan Kesehatan Ibu WHO memperkirakan bahwa 15 20 persen ibu hamil baik di negara maju maupun di negara berkembang akan mengalami resiko tinggi dan atau komplikasi (Bappenas, 2011). Salah satu cara paling efektif untuk menurunkan angka kematian ibu tersebut adalah dengan meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Dari hasil Susenas 2011 ditemui bahwa lebih dari 80 persen ibu yang melahirkan di Bengkulu dibantu oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan dan tenaga medis lainnya). Gambar 4. Presentase Penduduk Wanita Berumur 15 49 tahun Berstatus Pernah Kawin Yang Sedang Menggunakan Alat KB Menurut Kabupaten/ Kota
62.67 Bengkulu Tengah Lebong 60.99 Seluma 63.06 Bengkulu Utara Bengkulu Selatan 55 60 65 68.65 69.95 68.2 70 75 72.85 67.32 72.03 69.67

Sumber: BPS, Susenas 2012

Angka pemakaian alat kontrasepsi di Bengkulu menunjukkan bahwa sekitar 67 persen wanita berstatus pernah kawin berusia 15 hingga 49 tahun sedang menggunakan alat KB. Dari gambar 4 tampak bahwa pemakaian alat kontrasepsi 5

di kabupaten/kota menunjukkan persentase yang cukup bervariasi. Hal ini mengindikasikan bahwa cakupan program Keluarga Berencana masih belum merata di daerah tingkat dua Provinsi Bengkulu. Tabel 5. Tujuan 5 MDGs : Meningkatkan Kesehatan Ibu
Indikator 1. Angka Kematian Ibu /100.000 kelahiran hidup 2. Proporsi kelahiran dibantu oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan & tenaga medis lainnya) 3. Proporsi wanita kawin 15 49 tahun yang memakai KB Data 2011 NA Sumber

80,76 % BPS, Publikasi Susenas 2012

67,39 % BPS, Publikasi Susenas 2012

6. Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular lainnya Pada tujuan keenam dari Pembangunan Manusia Milenium di Bengkulu, indikator yang datanya tersedia di BPS adalah persentase penggunaan kondom sebagai alat kontrasepsi. Menurut data Susenas 2011, dari beberapa pilihan alat kontrasepsi, presentase penduduk wanita berumur 15 49 tahun dan berstatus pernah kawin yang memakai alat kontrasepsi kondom sebesar 1,68 persen. Tabel 6. Tujuan 6 MDGs : Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular lainnya
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Indikator Prevalensi HIV dan AIDS Penggunaan kondom pada hubungan seks beresiko tinggi Penggunaan kondom pada pemakai kontrasepsi Persentase penduduk 15 24 tahun berpengetahuan ttg HIV/AIDS Prevalensi malaria/1000 penduduk Prevalensi tuberculosis / 100.000 penduduk Angka penemuan pasien tuberculosis positif baru Angka keberhasilan pengobatan pasien tuberculosis Data 2011 NA NA Sumber

1,68 % BPS, Publikasi Susenas 2012 NA NA NA NA NA -

7. Menjamin Kelestaraian Lingkungan Hidup Akses masyarakat terhadap layanan penyediaan air bersih oleh PDAM masih sangat terbatas. Menurut data Bengkulu Dalam Angka 2012, baru sebanyak 55 ribu KK yang mendapatkan pelayanan dari PDAM. Dari data Susenas, baru 9,64 persen rumah tangga yang sumber air minumnya dari ledeng. Hampir 40 persen rumah tangga Bengkulu masih menggunakan sumber air minum yang tidak terlindung. Akses rumah tangga terhadap sanitasi yang layak juga harus terus ditingkatkan. Data Susenas 2011 menunjukkan bahwa rumah tangga di Provinsi Bengkulu yang memiliki sanitasi yang layak yaitu memiliki fasilitas jamban leher 6

angsa adalah sebanyak 79,89 persen. Dengan demikian masih ada 20 persen rumah tangga yang belum menerapkan praktik perilaku hidup bersih dan sehat. Tabel 7. Tujuan 7 MDGs : Menjamin Kelestaraian Lingkungan Hidup
Indikator 1. Rasio kawasan tertutup pepohonan berdasarkan satelit 2. Rasio kawasan tertutup pepohonan berdasarkan kawasan hutan 3. Rasio luas kawasan lindung terhadap luas daratan 4. Rasio luas kawasan lindung perairan 5. Jumlah emisi CO2 6. Konsumsi bahan perusak ozon 7. Rasio jumlah CO2 thd penduduk 8. Penggunaan energi thd PDB 9. Penggunaan energi dari berbagai jenis 10. Proporsi RT terhadap penduduk dengan kriteria sumber air minum 10.1 Sumber air minum : ledeng 10.1 Sumber air minum : pompa 10.1 Sumber air minum : sumur terlindung 10.1 Sumber air minum : sumur tak terlindung 10.1 Sumber air minum : mata air terlindung 10.1 Sumber air minum : mata air tak terlindung 10.1 Sumber air minum : air sungai 10.1 Sumber air minum : air kemasan 10.1 Sumber air minum : lainnya 11. Proporsi RT dengan berbagai kriteria sumber air (pedesaan) 12. Proporsi RT dengan berbagai kriteria sumber air (perkotaan) 13. Cakupan pelayanan PDAM 14. Proporsi RT dengan sanitasi yang layak 14a. Proporsi RT dengan fasilitas jamban leher angsa 14b. Proporsi RT dengan fasilitas jamban plengsengan 14c. Proporsi RT dengan fasilitas jamban cemplung 14d. Proporsi RT tidak memakai fasilitas jamban 15. Proporsi RT dengan sanitasi yang layak (pedesaan) 16. Proporsi RT dengan sanitasi yang layak (perkotaan) Data 2011 NA NA NA NA NA NA NA NA NA Sumber

9,64 % BPS, Publikasi Susenas 2012 2,55 % BPS, Publikasi Susenas 2012 22,63 % BPS, Publikasi Susenas 2012 39,42 % BPS, Publikasi Susenas 2012 5,09 % BPS, Publikasi Susenas 2012 4,26 % BPS, Publikasi Susenas 2012 2,91 % 13,38 % 0,11 % Data olah BPS, Publikasi Susenas 2012 BPS, Publikasi Susenas 2012 BPS, Publikasi Susenas 2012 Raw data Susenas 2011

Data olah Raw data Susenas 2011

55.184 KK PDAM, DDA 2012

79,89 % BPS, Publikasi Susenas 2012 6,69 % BPS, Publikasi Susenas 2012 11,59 % BPS, Publikasi Susenas 2012 1,83 % BPS, Publikasi Susenas 2012 Data olah Raw data Susenas 2011 Data olah Raw data Susenas 2011

8. Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan Status penguasaan tempat tinggal rumah tangga dalam Susenas dibedakan atas kategori milik sendiri, kontrak, sewa, dinas dan lainnya. Pada tahun 2011 sebanyak 78,35 persen rumah tangga di Provinsi Bengkulu memiliki rumah sendiri. Sementara 7,92 persen rumah tangga mengontrak atau menyewa rumah. Tabel 8. Tujuan 8 MDGs : Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan
Indikator 1. Proporsi RT dengan status penguasaan tempat tinggal adalah milik sendiri 2. Proporsi RT dengan status penguasaan tempat tinggal adalah sewa/kontrak 3. Rasio antara jumlah ekspor dan impor dengan PDB 4. Rasio antara kredit dan tabungan Bank Umum 5. Rasio pinjaman luar negeri terhadap PDB 6. Debt to Service Ratio 7. Persentase RT yang memiliki telepon rumah 8. Persentase RT yang memiliki handphone 9. Persentase RT yang memiliki PC/desktop 10. Persentase penduduk 5 tahun keatas yang pernah mengakses internet selama 3 bulan terakhir Data 2011 Sumber 78,35 % BPS, Publikasi Susenas 2012 7,92 % BPS, Publikasi Susenas 2012 NA NA NA NA 6,16 % BPS, Publikasi Susenas 2012 81,65 % BPS, Publikasi Susenas 2012 4,52 % BPS, Publikasi Susenas 2012 9,49 % BPS, Publikasi Susenas 2012

3. Kesimpulan Data- data yang disajikan oleh BPS telah mencakup sebagian besar dari indikator yang diperlukan guna mengukur pencapaian MDGs di Provinsi Bengkulu. Namun kolaborasi data dengan instansi-instansi lain masih sangat dibutuhkan terutama untuk data-data yang bersifat lebih mikro. Hal ini supaya para perencana dan perumus kebijakan daerah dapat relatif lebih mudah mengidentifikasi daerahdaerah yang masih tertinggal dan memerlukan prioritas pembangunan. Daftar Pustaka

BPS, 2012. Daerah Dalam Angka Provinsi Bengkulu 2012. BPS Provinsi Bengkulu BPS, 2012. Susenas Provinsi Bengkulu 2012. BPS Republik Indonesia. Jakarta BPS. MDGs, Millennium Development Goals. BPS Republik Indonesia. Jakarta Bappenas, 2011. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2010 . Bappenas. Jakarta

You might also like