You are on page 1of 2

Anggita 4fa4 stfb 2012

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Logam berat yang terkandung dalam kosmetik umumnya merupakan zat pengotor (impuritis) pada bahan dasar pembuatan kosmetik. Pada umumnya, logam berat dapat dijumpai di alam seperti terkandung di dalam tanah, air, dan batuan. Bahan-bahan alam tersebut digunakan sebagai bahan baku yang sudah terkontaminasi atau pigmen dalam industri kosmetik. Kandungan logam berat dalam kadar yang berlebih dalam kosmetik baik yang ditambahkan dengan sengaja ataupun tidak sengaja sangat tidak dibenarkan karena logam berat tersebut akan kontak dengan kulit secara berulang dan apabila terabsorbsi, logam berat akan masuk ke dalam darah dan menyerang organ-organ tubuh sehingga menimbulkan gangguan kesehatan. Adanya risiko logam berat ini tertelan atau terhirup memungkinkan timbulnya gangguan kesehatan lainnya. Salah satu logam berat yang perlu diwaspadai sering terkandung dalam kosmetik diantaranya adalah timbal. Timbal secara alami terdapat di kerak bumi. Timbal dapat berada di lingkungan akibat proses alami (misal: erosi) ataupun kegiatan industri manusia (misal: pengeboran minyak atau akibat penambangan emas). Timbal kemudian digunakan sebagai bahan pembuatan batu baterai, solder, pipa, produk perunggu, pigmen pada cat, dan peralatan militer. Pada kosmetik, timbal sering ditemukan pada lipstik. Lipstik merupakan sediaan farmasi. Oleh karena itu,bahan penyusun lipstik harus mengikuti persyaratan keamanan dan manfaatnya harus sesuai dengan undang-undang. Salah satu persyaratan lipstik adalah kandungan logam beratnya seperti timbal harus negatif, mengingat lipstik digunakan pada bibir yang memungkinkan timbal tersebut masuk ke dalam sistem pencernaan. Timbal ini disinyalir mempunyai efek toksik berat yang terbukti dapat menyebabkan tingkat IQ rendah dan menimbulkan masalah perilaku seperti meningkatnya agresivitas. Waktu paruh timbal di dalam tubuh adalah dua sampai enam minggu, namun dibutuhkan waktu 25 sampai 30 tahun untuk menghilangkan separuh kandungan timbal yang tersisa dalam tubuh. Pada umumnya, kandungan logam berat seperti timbal dalam lipstik adalah kecil sehingga tidak dirasakan langsung oleh penggunanya. Dampak atau efek itu akan muncul setela sekian lama digunakan. Kandungan logam berat yang kecil ini terkadang sukar

Anggita 4fa4 stfb 2012

ditentukan keberadaanya dengan pereaksi kimia, tetapi dapat diketahi jumlah dan keberadaanya dengan spektrofotometri serapan atom. Beberap berita sering menyebutkan banyak beredar produk-produk kosmetik di masyarakat termasuk lipstik, baik yang berasal dari luar negeri maupun dalam ngeri, tidak aman digunakan. Salah satu parameter produk kosmetik tidak aman digunakan adalah adanya kandungan logam berat. Demi keamanan penggunaan, perlu dilakukan uji terhadap berbagai berbagai produk kosmetik yang beredar di masyarakat baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri,khususnya logam berat timbal. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membahas mengenai Analisis

Logam Timbal pada Lipstik yang Berasal dari Luar Negeri maupun dalam Negeri Secara Spektrofotometri Serapan Atom

1.2 Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu: a. Belum diketahui kandungan logam berat timbal pada lipstik yang beredar di wilayah bandung b. Belum diketahui batas deteksi, batas kuantitasi, presisi dan akurasi kadar logam berat pada lipstik 1.3 Batasan Masalah Dalam analisis penetapan kadar logam dibatasi hanya pada analisis kandungan timbal yang erdapat pada lipstik. 1.4 Rumusan Masalah Apakah lipstik yang beredar di wilayah bandung mengandung timbal (pb) yang tidak diijinkan oleh BPOM? 1.5 Tujuan Untuk megetahui adanya kandungan logam timbal di dalam sampel lipstik yang beredar di pasaran, sehingga dapat menentukan apakah lipstik tersebut layak digunakan atau tidak 1.6 Kegunaan Manfaat penelitian ini adalah untu mendapatkan data otentik dan memberikan informasi kepada masyarakat apakah lipstik yang beredar di wilayah bandung aman digunak ata tidak. 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Politeknik Kesehatan Bandung Jl.Babakan Loa, Gunung Batu-Cimahi 2013
2

You might also like