You are on page 1of 12

Zakat dan Pajak: Peran dan Hubungan Keduanya dalam Membangun Kesejahteraan Masyarakat

Adithya Wirawan Putra 1006708232 Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Pendahuluan

Bismillahirrahmanirrahiim Saat ini telah terjadi banyak bencana yang disebabkan oleh alam atau yang disebabkan oleh perbuatan manusia itu sendiri yang disengaja ataupun tidak yang mengakibatkan banyak kerugian bagi banyak masyarakat Indonesia. Contoh mudahnya adalah ketika terjadi suatu gempa bumi maka bangunan-bangunan dimana tempat orang bekerja rusak sehingga banyak pekerja yang akan kehilangan pekerjaannya sehingga tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan dikarenakan hal tersebut maka dapat timbul hal yang dinamakan kemiskinan. Maksudnya adalah orang-orang yang hidup dibawah garis kemiskinan dan tidak mendapatkan kesejahteraan dalam hidupnya. Di Indonesia, kemiskinan merupakan salah satu masalah yang tidak kunjung selesai sampai sekarang. Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskinan yang merupakan hal sangat menyedihkan bagi bangsa kita ini. Faktor tersebut bisa timbul dari individu-individu yang hidup dibawah garis kemiskinan tersebut atau dikarenakan faktor lain yang menyebabkan hal tersebut. Oleh karena itu, masalah kemiskinan seperti ini haruslah di selesaikan secepat dan semaksimal mungkin. Supaya seluruh rakyat Indonesia dapat hidup secara sejahtera dan damai. Dalam islam, zakat merupakan salah satu cara untuk mensejahterakan hidup sesama muslim. Karena dengan membayar dengan zakat, kita berarti telah membantu sesama umat muslim dalam mensejahterakan hidupnya. Dan zakat dalam islam sifatnya adalah wajib dibayar setahun sekali. Lalu dalam suatu negara, ada yang disebut dengan pajak. Pajak merupakan cara suatu negara untuk mendapatkan pendapatan negaranya yang juga dapat digunakan untuk mensejahterakan rakyatnya serta untuk infrastruktur, begitu pula di Indonesia. Jadi dalam makalah ini saya akan menjelaskan mengenai zakat dan pajak serta hubungan keduanya serta dengan peningkatan kesejahteraan suatu masyarakat.

Zakat, pajak, dan hubungan serta peran keduanya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
A. Zakat
Dalam islam, zakat termasuk ke dalam rukun islam yaitu rukun islam yang

ketiga. Definisi zakat sendiri jika diartikan dalam bahasa, zakat berasal dari kata zaka yang berarti tumbuh dengan subur. Makna lain dari zaka dalam al-Quran adalah suci dari dosa. Jadi jika dirumuskan zakat adalah bagian dari harta yang wajib diberikan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat kepada orang-orang tertentu, dengan syarat-syarat tertentu pula. Syarat tertentu tersebut adalah nisab, haul,dan kadar-nya1. Lalu zakat dapat didefinisikan yaitu ibadah dalam bidang harta yang mengandung hikmah dan manfaat yang demikian besar dan mulia, baik yang berkaitan dengan orang yang berzakat (muzakki), penerimanya (mustahik), harta yang dikeluarkan zakatnya, maupun bagi masyarakat keseluruhan2. Lalu ada enam prinsip syariat yang mengatur tentang zakat yaitu prinsip keyakinan dalam islam, prinsip keadilan mengenai zakat, prinsip produktivitas atau sampai pada waktunya, prinsip nalar yaitu orang yang diharuskan membayar zakat adalah seseorang yang berakal dan bertanggung jawab, prinsip kemudahan zakat, dan prinsip kemerdekaan.3 Zakat sendiri memiliki dua macam atau jenis, yaitu zakat maal atau zakat harta dan zakat fitrah. Zakat maal adalah bagian dari harta kekayaan seseorang yang wajib dikeluarkan untuk golongan tertentu setelah dipunyai selama jangka waktu tertentu dalam jumlah minimal tertentu. Sedangkan zakat fitrah adalah pengeluaran wajib yang dilakukan oleh setiap muslim yang mempunyai kelebihan dari keperluan keluarga yang wajar pada malam dan hari raya idul fitri. 4 Zakat merupakan sarana yang tepat untuk menolong sesama muslim yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu zakat bertujuan untuk mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup serta penderitaan, membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para pihak yang berhak menerima zakat selain fakir miskin yaitu seperti gharim, ibnusabil, dan
1 2

Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Waqaf (Jakarta: UIP, 2006), h. 38-39. Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern (Jakarta: Gema Insani, 2002), h. 9-10. 3 Muhammad Abdul Mannan, Ekonomi Islam: Teori dan Praktek. (Jakarta: Intermasa, 1992), h. 257-259. 4 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Waqaf (Jakarta: UIP, 2006), h. 42.

mustahiq lainnya, membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat islam dan manusia pada umumnya, menghilangkan sifat dengki dan isi dalam hati orang-orang miskin, menjembatani jurang pemisah antara orang yang kaya dan yang miskin dalam suatu masyarakat, mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutamaa pada mereka yang mempunyai harta kekayaan, mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain yang ada padanya, sarana pemerataan pendapat untuk mencapai keadilan sosial.5 Jadi dari tujuan-tujuan tersebut yang telah dijelaskan, zakat merupakan ibadah khusus dalam islam yang bersifat vertikal keatas atau langsung kepada Allah yang mempunyai dampak sangat besar untuk kesejahteraan manusia dalam masyarakat luas. Dan zakat dapat pula menjadi sebagai pendapatan dalam suatu negara atau bisa disebut sumber keuangan negara seperti yang dilakukan di negara-negara islam yang menganut sistem ekonomi islam. Lalu dalam zakat sendiri, terdapat pula syarat-syarat yang harus dipenuhi terhadap harta yang akan dijadikan suatu zakat yaitu: kepemilikan yang pasti, yang artinya adalah harta tersebut berada dalam kekuasaan yang punya, baik kekuasaan pemanfaatan maupun kekuasaan menikmati hasilnya. Lalu berkembang, artinya harta tersebut dapat berkembang baik secara alami berdasarkan sunnatullah maupun bertambah karena ikhtiar atau usaha manusia. Berikutnya melebihi kebutuhan pokok, berarti harta yang dipunyai oleh seseorang itu melebihi kebutuhan pokok yang diperlukan oleh diri dan keluarganya untuk hidup wajar sebagai manusia. Lalu harus bersih dari hutang yang artinya harta yang dimiliki harus bebas dari hutang. Hutang kepada Allah ataupun terhadap sesama manusia. Syarat berikutnya adalah mencapai nisab yang artinya mencapai jumlah minimal yang wajib dikeluarkan zakatnya. Dan yang terakhir mencapai haul yaitu mencapai waktu tertentu pengeluaran zakat.6 Dalam pemberian zakat, tidak dapat zakat tersebut dikeluarkan atau diberikan oleh sembarang orang. Muzakki atau orang yang wajib mengeluarkan zakat haruslah memenuhi syarat-syarat yaitu merdeka, islam, baligh dan berakal, dan

Farida Prihatini., Uswatun Hasanah dan Wirdyaningsih, Hukum Islam Zakat dan Waqaf Teori dan Prakteknya di Indonesia (Jakarta: Papan Sinar Sinanti, 2005), h. 50. 6 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Waqaf (Jakarta: UIP, 2006), h. 41.

harta yang dikeluarkan harta yang wajib dizakati.7 Lalu mengenai pemberian zakatnya juga harus diberikan kepada golongan yang berhak menerima zakat, tidak dapat diberikan ke sembarang orang. Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Quran surat At-Taubah,9:60 yang mana golongan-golongan tersebut adalah fakir miskin, amil zakat yaitu orang yang mengurus zakat, mualaf yaitu orang yang baru masuk islam, riqab yaitu memerdekakan budak, gharimin yaitu orang yang berutang, fisabilillah yaitu orang yang berperang di jalan islam, dan ibnu sabil.8 Namun ada juga orangorang yang tidak berhak menerima zakat yaitu orang kaya, orang yang kuat yang mampu bekerja, orang yang tidak beragama, orang kafir yang memerangi islam, anak-anak yang mengeluarkan zakat kepada kedua orangtua dan istrinya, dan keluarga Nabi Muhammad SAW.9 Dan mengenai harta kekayaan yang merupakan sumber zakat itu sendiri dan harta dapat dizakatkan dapat diklasifikasikan yaitu emas dan perak, zakat hewan ternak, harta perdagangan, hasil tanaman dan buahbuaha, barang tambang dan temuan, hasil laut, zakat profesi, zakat investasi atau pabrik, zakat gaji, zakat sahan atau obligasi, dan zakat perusahaan.10

B. Pajak
Pajak merupakan pengeluaran yang dikeluarkan oleh rakyat dan diberikan kepada negara sebagai pendapatan suatu negara. Di dalam ensiklopedia Indonesia, pajak dapat diartikan sebagai suatu pembayaran yang dilakukan kepada pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan dalam hal

penyelenggaraan jasa-jasa untuk kepentingan umum. Seperti untuk memajukan infrastruktur negara atau membangun sarana-sarana transportasi yang ada di negara kita ini. Dan menurut ahli keuangan pajak ialah kewajiban yang ditetapkan terhadap wajib pajak, yang harus disetorkan sesuatu kepada negara dengan ketentuan, tanpa mendapatkan prestasi kembali dari negara dan hasilnya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum di satu pihak dan untuk merealisasi sebagai tujan ekonomi, sosial, politik, dan tujuan-tujuan lain yang dicapai oleh

Farida Prihatini., Uswatun Hasanah dan Wirdyaningsih, Hukum Islam Zakat dan Waqaf Teori dan Prakteknya di Indonesia (Jakarta: Papan Sinar Sinanti, 2005), h. 54-56. 8 Ibid., h. 76-86. 9 Ibid., h. 58-61. 10 Ibid., h. 61-76.

negara.11 Pajak yang ada di indonesia ini di kelola oleh lembaga pemerintah yaitu Direktorat Jendral Pajak yang merupakan direktorat jendral di bawah naungan Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Pajak sendiri memiliki lima unsur yaitu pajak dipungut berdasarkan undang-undang, tidak mendapatkan jasa timbal balik yang dapat ditunjukkan secara langsung, pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan biaya umum pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintah, pemungutan pajak dapat dipaksakan, dan untuk mengisi kas negara. Dikarenakan pajak tersebut telah di atur dalam undang-undang jadi kita sebagai warga negara yang baik harus membayar pajak tersebut demi kepentingan bersama. Dan fungsi dari pajak itu sendiri adalah sebagai fungsi anggaran yaitu sumber pendapatan negara, lalu fungsi mengatur yaitu untuk mngatur pertumbuhan ekonomi, fungsi stabilitas untuk mengendalikan inflasi, dan untuk redistribusi pendapatan yang berguna membiayai kepentingan umum.12 Jenis pajak itu sendiri ada dua yaitu pajak pusat dan daerah yang masing-masing memiliki fungsi sendiri-sendiri. Di indonesia kita mengenal pajak bumi, yaitu pajak yang dipungut dari sawah dan tegalan, ditambah sekarang dengan pajak-pajak bangunan yang terkenal dengan sebutan PBB. Lalu dikenal pula pajak materai, pajak pelabuhan, pajak radio, televisi, dan lainnya.13

C. Hubungan Zakat dan Pajak


Zakat dan pajak merupakan dua hal yang memiliki persamaan dan perbedaan. Di indonesia, rakyat indonesia wajib membayar pajak karena telah ada dalam undangundang dan selain itu rakyat muslim di indonesia juga wajib membayar zakat tiap tahunnya. Jadi di Indonesia, para rakyat republik Indonesia membayar pajak serta zakat. Berbeda dengan negara Islam yang tepatnya menggunakan sistem ekonomi islam, disana hanya diwajibkan membayar zakat karena zakat sudah termasuk kedalam zakat. Di indonesia, zakat dan pajak masing-masing berdiri sendiri dan salah satu tidak bisa dihapuskan atau dikesampingkan, jadi keduanya harus dipadukan karena keduanya adalah hal yang wajib dan masing-masing mempunyai fungsi dan pengaplikasian yang berbeda meskipun mempunyai sedikit kemiripan,
11

M.Ali Hasan, Zakat dan Infaq: Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 81-82. 12 Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak. 13 Ibid.,

salah satunya yaitu sama-sama menyisihkan sedikit harta seseorang untuk kepentingan umum atau yang membutuhkan. Zakat dan pajak tersebut merupakan dua hal yang berbeda namun memiliki beberapa persamaan diantaranya yaitu terdapat unsut paksaan dan kewajiban untuk mendapatkan pajak dan demikian juga halnya dengan zakat, jika ada seseorang yang dikarenakan iman dan islamnya belum kuat, pemerintah di negara islam dapat memaksanya membayar serta memerang yang tidak membayar zakat. Lalu pajak harus disetor kepada lembaga masyarakat pusat atau daerah, begitu juga zakat harus diberikan kepada amil zakat sebagai pengurus zakat. Para wajib pajak tidak mendapatkan imbalan dari pemerintah, begitu juga pada zakat tidak mendapatkan imbalan. Pada zaman modern, pajak mempunyai tujuan kemasyarakatan, ekonomi, politik, dan sebagainya, demikian juga dengan zakat yang mempunya tujuan yang sama, disamping ada kepentingan pribadi dan masyarakat. 14 Tadi semua merupakan persamaan antara zakat dan pajak, namun diantara keduanya juga dapat ditemukan beberapa perbedaan yaitu yang pertama adalah perbedaan kesan diantara keduanya. Ketika kita membayar zakat jiwa kita bersih dari sifat kikir, tamak, hartanya tidak kotor lagi, karena hak orang lain telah disisihkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dan harta yang dizakati membawa berkah. Namun ketika kita membayar pajak terdapat kesan beban yang berat yang dipaksakan walaupun hasil pajak itu juga dimanfaatkan untuk pembangunan dan kepentingan negara seperti utang, pajak tanah, upeti, dan lainnya. Lalu zakat merupakan ibadah yang diwajibkan kepada umat islam sebagai tanda syukur kepada Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Sedangkan pajak adalah kewajiban atas negara, baik muslim ataupun nonmuslim yang tidak berkaitan dengan ibadah. Zakat ketentuannya dari Allah dan Rasul-Nya, yaitu penentuan nisabnya dan penyalurannya. Sedangkan pajak ketentuannya berdasarlan kebijakan pemerintah. Selain itu zakat adalah suatu kewajiban yang permanen selama hidup di bumi ini. Sedangkan pajak dapat diganti atau dihapus sesuai kepentingan negara. Setelah itu orang yang wajib zakat langsung berhubungan dengan Allah, namun wajib pajak

14

M.Ali Hasan, Zakat dan Infaq: Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 82.

berhubungan dengan pemerintah dan adakalanya orang menghindar membayar pajak.15 Dan setelah ditelaah ternyata zakat lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan pajak pada masa modern ini. Keuntungan yang pertama adalah pada pajak, pemungutan yang dilakukan pada pajak merupakan masalah yang serius. Hal tersebut dikarenakan banyak orang yang berusaha menghindari dari pembayaran pajak dengan memberikan keterangan palsu. Berbeda dengan pajak, sedangkan dalam zakat, seseorang akan secara sukarela membayar zakat karena zakat merupakan salah satu dari rukun islam yang merupakan perintah dari Allah yang wajib di jalankan dan tak akan terjadi suatu praktek curang. Lalu yang kedua, karena zakat merupakan perintah ilahi, maka akan timbul kerjasama yang ikhlas dari pribadi seseorang untuk mengeluarkan kekayaannya yang tertimbun untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat besar dengan melalui pembayaran zakat. Namun pada pajak, seseorang akan sukar melakukan kerjasama tersebut. Karena tidak ada seorangpun yang bersedia memberikan keterangan tentang rahasia hartanya yang tersembunyi atau tertimbun kepada negara.16 Jadi antara zakat dan pajak ternyata memiliki hubungan yaitu merupakan suatu hal yang sama-sama wajib dilakukan demi kepentingan bersama dan untuk tujuan yang baik. Meskipun terdapat beberapa perbedaan dan untung rugi di dalamnya , kedua hal tersebut adalah suatu kewajiban bagi kita seorang muslim dan seorang warga negara Indonesia yang baik. Dengan membayar zakat berarti kita telah menjalankan rukun islam dan dengan membayar pajak kita telah menjalankan kewajiban kita sebagai warga negara yang baik untuk memajukan pembangunan negara kita sendiri.

D. Peran Zakat serta Pajak dalam kesejahteraan masyarakat


Saat ini masyarakat di indonesia dapat dikatakan tidak semuanya sejahtera, banyak sekali keluarga-keluarga yang masih hidup dibawah garis kemiskinan. Hal ini sangatlah memprihatikan sekali bagi kita semua. Contoh mudahnya bisa kita lihat di ibukota, disetiap lampu merah sepanjang jalan masih ada saja pengemis-pengemis yang meminta uang demi mempenuhi kebutuhan hidup mereka. Hal ini sungguh
15 16

Ibid., h. 84. Muhammad Abdul Mannan, Ekonomi Islam: Teori dan Praktek. (Jakarta: Intermasa, 1992), h. 266.

sangatlah menyedihkan, dimana negara kita dikenal dengan negara yang penuh dengan kekayaan alam yang jika dikelola dengan baik maka akan menghasilkan sesuatu yang dapat berguna. Lalu faktor yang merupakan salah satu penyebab terjadinya banyak kemiskinan adalah banyaknya pengangguran di negara kita ini. Pengangguran tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya lapangan kerja atau faktor dari sumber daya manusia itu sendiri yang ada di negara ini. Maka dari itu tiap orang harus lah mendapatkan pendidikan yang layak. Karena dengen pendidikan yang layak, seseorang akan menjadi SDM yang baik sehingga akan mudah untuk mendapatkan suatu pekerjaan dan berguna bagi negara ini. Namun saat ini untuk memperoleh pendidikan yang layak ada saja kendalanya, salah satunya adalah biaya. Untuk memperoleh suatu biaya haruslah bekerja dan dengan bekerja kita akan dapat memenuhi kebutuhan hidup dan akan sejahtera. Oleh karena itu dalam islam ada yang disebut dengan zakat, mengenai pengertian zakat telah dijelaskan sebelumnya. Dengan adanya zakat, seseorang yang dapat dikatakan mampu atau kaya dapat membantu saudaranya yang membutuhkan untuk mendapatkan hidup yang sejahtera. Karena zakat bertujuan untuk membantu para fakir miskin dan pihak-pihak yang membutuhkannya. Dan dengan zakat, akan bisa membuat suatu pemerataan ekonomi dalam negara kita ini dengan cara membantu sesama muslim untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dampak bagi pemberi zakat ialah zakat dapat menjauhkan dari sifat tamak, kemubaziran, dan bathil. Serta memperbaiki perasaanperasaan buruk dan hubungan antara mereka yang mengeluarkan zakat dengan kelompok yang menerima zakat. Lalu zakat memperkuat keikhlasan jiwa dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada kelompok-kelompok. Dengan keikhlasan dan saling memahami maka akan terjadi kerja sama sosial. Selain zakat dapat mempengaruhi pada jiwa kita sendiri, zakat juga dapat mempengaruhi perilaku dalam masyarakat yaitu menjaga jiwa agar selalu beramal dan percaya diri, saling memahami dan saling tolong menolong, dan selalu bersikap ikhlas dan dermawan.17 Lalu selain zakat, pajak juga dapat membantu dalam mensejahterakan rakyat Indonesia ini. Karena jika dilihat dari fungsi pajak itu sendiri yang telah dijelaskan, maka dapat dilihat bahwa pajak berguna untuk membantu pembangunan yang ada
17

Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Baly, Ekonomi Zakat: sebuah kajian moneter dan keungan syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 133-135.

di negara ini. Contohnya dengan pendapatan negara yang didapat dari hasil pajak itu pemerintah dapat membantu dalam membangun sebuah sekolah atau melakukan renovasi terhadap sekolah yang sudah tidak layak digunakan. Dengan bantuan seperti dibangunnya sekolah itu maka akan berdampak sangat baik bagi rakyat indonesia. Dan dengan pajak tersebut dapat juga membantu untuk program pendidikan gratis yang sangat berguna bagi masyarakat yang membutuhkan yang tidak memiliki biaya untuk pendidikan. Dengan pendidikan yang layak maka seseorang juga ada mudah untuk mendapatkan pekerjaan lalu mendapatkan pendapatan yang layak seperti yang dijelaskan sebelumnya untuk mendapat hidup yang sejahtera. Selain pendidikan, pajak juga dapat berguna untuk membantu dalam bidang kesehatan seperti pengobatan gratis bagi yang membutuhkan atau dengan membangun jalan-jalan raya atau memperbaiki angkutan umum untuk membantu orang-orang berpergian. Dan fungsi-fungsi dari pajak lainnya yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan di masyarakat. Jadi dalam membantu masyarakat untuk mendapatkan kesejahteraan, zakat dan pajak merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam mewujudkan hal tersebut. Dan kedua kewajiban tersebut saling mengisi satu sama lainnya untuk mensejahterkan rakyat banyak asal tidak ada tujuan dari pajak tersebut yang bertentangan dengan ajaran yang ada di islam.

Kesimpulan dan Saran


Setelah melihat seluruh penjelasan di atas mengenai definisi serta hubungan dan manfaat bagi masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa zakat serta pajak merupakan dua hal yang serupa namun terdapat perbedaan di dalamnya. Persamaannya secara umum adalah keduanya sama-sama seseorang yang diwajibkan menyisihkan sedikit dari harta kekayaan yang dimilikinya untuk diberikan kepada orang lain. Dalam zakat, harta tersebut diberikan kepada pihak-pihak yang wajib menerimanya seperti fakir miskin untuk mensejahterakan hidup mereka sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan zakat yang diberikan untuknya. Sedangkan dalam pajak, harta yang disisihkan tersebut diberikan kepada negara untuk dikelola kembali dan digunakan untuk berbagai hal untuk meningkatkan pembangunan-pembangunan yang berguna bagi masyarakat banyak serta dapat juga berguna untuk memberikan layanan-layanan yang berguna bagi masyarakat yang membutuhkan seperti pendidikan dan kesehatan gratis bagi yang kurang mampu. Jadi kedua hal tersebut mempunyai perannya masing-masing dalam membantu meningkatkan kesejahteraan dalam masyarakat khususnya di Indonesia ini. Saat ini pengelolaan pajak di Indonesia sangatlah kurang baik, masih saja ada oknum-oknum yang berusaha memperkaya dirinya sendiri sehingga harus melakukan hal yang dilarang yang juga merugikan orang lain. Oleh karena itu, menurut hemat saya pengelolaan pajak di Indonesia ini haruslah di pegang oleh orangorang yang terpercaya yang tidak haus akan kekayaan sehingga pengelolaan pajak di negara kita ini dapat berjalan sebagaimana mestinya dan hasil dari pengelolaan pajak tersebut dapat berguna bagi masyarakat banyak sehingga dapat mensejahterakan rakyat Indonesia. Dan mengenai zakat saat ini pengelolaannya menurut saya sudah cukup baik dan untuk orang muslim yang tidak membayar zakat sebaiknya segera membayar zakat karena hal tersebut merupakan kewajiban kita sebagai seorang muslim dalam membantu sesama muslim yang membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan zakat tidak akan membuat seorang muslim jatuh miskin. Namun malah sebaliknya, Allah menyukai orang-orang yang dermawan.

Daftar Pustaka

Daud, Mohammad Ali. 2006. SISTEM EKONOMI ISLAM ZAKAT DAN WAQAF. Jakarta: UIP Hafidhuddin, Didin. 2002. ZAKAT DALAM PEREKONOMIAN MODERN. Jakarta: Gema Insani Mannan, Muhammad Abdul. 1992. Ekonomi Islam: Teori dan Praktek. Jakarta: Intermasa Hasan, M. Ali. 2006. Zakat dan Infaq: Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial di Indonesia. Jakarta: Kencana Al-Baly, Abdul Al-Hamid Mahmud. 2006. EKONOMI ZAKAT: Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan Syariah. Diterjemahkan oleh: Muhammad Abqary Abdullah Karim. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Prihatini, Farida., Uswatun Hasanah dan Wirdyaningsih. 2005. HUKUM ISLAM ZAKAT DAN WAQAF Teori dan Prakteknya di Indonesia. Jakarta: Papan Sinar Sinanti Wikipedia. 2011. Pajak. http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak. 04 Desember 2011.

You might also like