Professional Documents
Culture Documents
ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU
2012
PENGANTAR
Buku ini dibuat sebagai pedoman praktis Kepaniteraan Klinik mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Riau di Rumah Sakit Pendidikan Arifin Achmad Pekanbaru. Setelah mengikuti kegiatan DM ini diharapkan mahasiswa medapatkan pengalaman dan keterampilan : 1. Melakukan resusitasi bayi baru lahir 2. Mengidentifikasi bayi normal dan berisiko tinggi 3. Melakukan pemeriksaan fisik dan perawatan rutin di Rawat Gabung 4. Mengikuti kegiatan perawatan bayi diruang rawat gabung (manajemen laktasi, perawatan metode kangguru, IMD) 5. Mediagnosis / deteksi dini kegawatan bayi baru lahir 6. Melakukan tindakan emergensi bayi sakit gawat 7. Mengikuti penatalaksanaan bayi sakit di Instalasi Perawatan Neonatus
Buku ini akan direvisi dan disempurnakan pada setiap kesempatan. Semoga bermanfaat demi kelancaran pelayanan dan pendidikan.
Penyusun
11. DM harus aktif membantu tindakan medik kegawatan neonatus seperti, pemasangan umbilikal kateter, pemasangan longline,VTP, intubasi, setting CPAP dan Ventilator, dll. 12. Melakukan serah terima pasien / OVERAN dengan DM stase berikutnya. 13. Jika ada DM yang akan dievaluasi ( minicex ), kasus yang dinilai diutamakan kasus baru dan keluarga pasien harus disiapkan, dan dijadwalkan pada hari jumat atau sabtu.
Sesuai dengan tujuan stase,yaitu : 1. Mengikuti bimbingan resusitasi bayi baru lahir dan deteksi dini dan tatalaksana kegawatan neonatus oleh konsulen jaga pada minggu pertama. 2. Melakukan resusitasi bayi baru lahir baik dikamar bersalin, maupun di kamar operasi dibawah pengawasan konsulen jaga. 3. Mengidentifikasi bayi normal dan berisiko tinggi setelah resusitasi dan melaporkannya kekonsulen jaga. 4. Mendeteksi kegawatan neonatus di ruang rawat gabung (level I), dan melakukan tindakan emergensi, atas persetujuan dan pengawasan konsulen jaga. 5. Melakukan pemeriksaan fisik dan perawatan rutin bayi baru lahir di ruang rawat gabung, serta identifikasi permsalahan kasus yang harus dirujuk untuk pindah kelevel II III (instalasi neonatus). 6. Mengikuti kegiatanlainperawatan bayi diruang rawat gabung (manajemen laktasi, perawatan metode kangguru, IMD). 7. Mampu mendeteksi kegawatan bayi baru lahir lebih awal dan pertolongan pertama kegawatan di instalasi neonatus (level II III). 8. Mampu menentukan permasalahan bayi baru lahir dan melihat , membantu kapan perlu melakukan tindakan tindakan emergensi di instalasi neonatus. 9. Membuat laporan resusitasi sesuai dengan standar. 10. Membuat status bayi sehat dan followup yang penting pada hari pertama, kedua dan ketiga dan saat pulang di rawat gabung(level I). 11. Membuat status bayi sakit (anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan lab yg penting) serta melakukan urutan tindakan pertolongan bayi sakit secara benar. 12. Kasus no.11 diminta kekonsulen pada hari pertama stase, lalu dilakukan follow up selama stase di bag perinatologi, pasien ini dilaporkan follow up hariannya secara aktif kekonsulen setiap hari saat visite secara tertulis dengan menggunakan lembaran khusus.
1. Orientasi perinatologi 2. Neonatus normal 3. Bayi berat lahir rendah 4. Neonatus kurang bulan 5. Infeksi pada neonatus 6. Kejang pada neonatus 7. Anemia dan perdarahan pada neonatus 8. Hiperbilirubinemia 9. Trauma lahir 10. Sindrom kesulitan pernafasan 11. Asfiksia neonatorum 12. Kelainan bawaan
1. Resusitasi pada bayi baru lahir 2. Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir 3. Deteksi dan pertolongan pertama kegawatan neonatus 4. Perawatan bayi sehat / level I (rooming in), manajemen laktasi, IMD 5. Tatalaksana awal bayi sakit / bayi gawat (level II III) 6. Keterampilan klinis : injeksi vitamin K, perawatan tali pusat, akses venaumbilikal, pemasangan oro gastrik tube (OGT), pemasangan infuse perifer, intubasi.
1. Memeriksa pasien baru lahir (dari buku visite dan laporan jaga DM malam). 2. Memeriksa pasien lain secara efisien (cepat dan akurat / karena tak boleh terpapar. hipotermi), dan membuat catatan penting di buku visite. 3. Membuat catatan medik, termasuk follow up harian. 4. Melaporkan bayi bermasalah ke konsulen saat visite. 5. Saat visite DM memberikan format penilaian harian, dan bedside teaching ke konsulen. 6. Melihat daftar SC elektif, dan melaporkan prakiraan tindakan kekonsulen. 7. Melakukan resusitasi bayi di OK sentral (elektif) dan OK IGD, menghubungi konsulen pagi yang tugas RG atau OK. 8. Setelah selesai tinadakan segera melaporkan kesimpulan pasca resusitasi ke konsulen jaga. 9. Jika bayi bermasalah, DM memindahkan bayi ke ruang perawatan neonatus sebagaimana mestinya.
KEGIATAN POKOK KK INSTALASI NEONATUS 1. Laporan dan visite pasien baru dengan konsulen, sambil bedside teaching (yang melapor adalah yang jaga malam). 2. Kegiatan tersebut menggunakan laporan jaga malam, dan setelah dikoreksi disalin secara benar oleh yang stase ke RM 3 dan RM 8, status yang sudah dibuat oleh yang stase diperlihatkan dan dikonsulkan lagi ke konsulen. Setiap DM yang menulis di rekam medic, harus membubuhkan namanya disudut kiri bawah RM. 3. Mengikuti visite, identifikasi kegawatan bersama konsulen (stase neonataus) 4. Mengikuti visite menyeluruh, (DM menyiapkan: kalkulator, pen light, spidol warna untuk mengisi grafik / mapping penatalaksanaan pasien) 5. Menyiapkan format penilaian harian dan bedside teaching saat kegiatan. 6. Jika ada yang akan mini-cex, keluarga /orang tua dihadirkan. 7. Jika ada PR/ DM harus aktif melaporkan ke konsulen. 8. Serah terima dengan DM instalasi neonatus berikutnya.
A B C D
Sungkup sesuaikan ukuran dan posisi serta pelekatan Reposisi posisi kepala Isap lender di mulut dan hidung Buka mulut agar udara lebih banyak masuk Tekanan dinaikkan (kapan perlu) Alternatif lain dan pikirkan bila saturasi tidak naik, seperti intubasi, pneumothorax atau syok hipovolemik/cardiogenik
Jika setelah intubasi saturasi juga tidak naik pertimbangkan DOPE Dislokasi (ETT tidak masuk ke trakea, tapi ke lambung) Obstruksi ETT Pneumothorax Equipment (mungkin peralatan yang tidak bagus seperti selang bocor, dll)
OVERVIEW OF NEONATALRESUSCITATION
American academy of pediatrics, NRP 6th edition textbook, 2011
OVERVIEW OF NEONATALRESUSCITATION
American academy of pediatrics, NRP 6th edition textbook, 2011
Penilaian awal
Anamnesis: Keluhan Utama: Neonatus usia (hari/jam), rujukan/pindahan/masuk IGD dengan masalah utama Riwayat Penyakit Sekarang: Neonatus lahir pada tanggaldiRS/RB/BPSsecara spontan/SC atas indikasinilai APGAR,resusitasi dilakukan sampai (stimulasi/pemberian O2/VTP/kompresi dada/intubasi/obat-obatan), keadaan setelah lahir
(merintih/sianosis/ letargi/retraksi/sesak/akral dingin/muntah), injeksi Neo K (+/-), salep mata (+/-), sisa ketuban (jernih/hijau/mekonium), IMD (+/-), sudah diberi minum(ASI/susu formula), BAB?
BAK?Muntah?Kembung?Kuning?Kejang?Sesak?Biru?,dll (anamnesis dilanjutkan sesuai dengan permasalahan utama) Ibu ANC ke (bidan/dokter)(teratur/tidak) G?P?A?H? Taksiran maturitas.(darimana? USG/ TFU/ HPHT), selama hamil mengalami/tidak (demam/keputihan/DM/Hipertensi)
Pemeriksaan Fisik: Keadaan umum: tampak kulit (plethora/pucat/sianosis/ikterik/cutis marmorata), postur (tonus baik/lemah), gerakan (aktif/lethargi), tangis (kuat/merintih/lemah), akral (hangat/dingin), nafas (sesak+/-), kesadaran (alert/letargi/somnolen). Tanda-tanda vital: Frekuensi jantungfrekuensi nafassuhu akral (hangat/dingin), CRT Ukuran Pertumbuhan: BBLBBM.. PBLKLDLPLila. SSP: Warna kulitaktivitas bayi (diam/mengantuk/bangun/gelisah), kesadaran (waspada/lethargi/tersedasi), ukuran pupil dan reaksi terhadap cahayakejang (+/-)
Kepala/wajah: fontanella (datar/menonjol), sutura (menumpuk/terpisah/normal/ dismorfik) langit-langit (normal/tidak), sianosis sentral (lidah biru)(+/-), telinga low set ear (+/-) S.Respiratori: frekuensi nafas..,bernafas dengan atau tanpa upaya yang keras, merintih atau tidak..,pernafasan (cuping hidung/tidak), retraksi/tidak,gerakan dada (simetris/tidak), (apnea/tidak) bunyi nafas..,dengan downe score.. S.Kardiovaskular: denyut jantung..,bunyi jantung..,(murmur/tidak), denyut perifer (lemah/kuat), tekanan darah, CRT S.Gastrointestinal: warna dinding abdomen, lingkar abdomen..,ada massa /organomegali bunyi usus residu lambung,warna & udem tali pusat (+/-), anus (+/-) Genitalia: bentuk.,kelainan kongenital/tidak..,laki-laki (hipospadia/hidrokel /hernia/undensensus testis), perempuan (keluaran) Ekstremitas: bentuk (simetris/tidak), (CTEV/tidak) gerakan sendi panggul/tangan (normal/tidak), tulang punggung (spina bifida/skin dimple), palmar crease (+/-), polidaktili (+/-), denyut nadi femoral Kelainan Kongenital ?,jejas persalinan ? ,penilaian maturitas fisik .,maturitas neuromuskuler, Ballard score..TM..mgg
Diagnosis: N_B ( minggu)_MK BBL_ ( gram) Masalah adaptasi : asfiksia/SGN/hipotermi/hipoglikemi Infeksi : IIP/sepsis Kelainan kongenital : sindrom down, dll
Penatalaksanaan:
2. Diagnosa : NCB (38 minggu) SMK BBLC (3500 g) + GN + Kejang neonatal + hipoglikemia + susp. sepsis Penatalaksanaan : Rawat instalasi neonatus (NICU/SCN I/SCN II/Isolasi) Jaga kehangatan (rawat inkubator) Jaga airway (kapan perlu isap lendir) Oksigenasi BCPAP (PEEP, FiO2, flow) IVFD D 10% 80 cc/KgBB/hari = 10 cc/jam Inj. Fenobarbital 70 mg IV dilanjutkan maintanace 20 mg Bolus D 10%7 cc Evaluasi GDS 1 jam lagi Minum tropic feeding 8 x 5 cc (10 cc/KgBB/hari) SM + Kultur Antibiotik (pipertazol 2 x50 mg) Ro baby gram Inj. Neo K 1 mg (IM) + salep mata (jika belum)
Bayi Sehat
NCB SMK BBLR > 2000 g Riwayat kehamilan, persalinan, kelahiran dan pasca persalinan normal. Tanda vital normal Pemeriksaan fisik normal
Ruang Transisi
4 jam
Stabilisasi 4 jam
Stabilisasi
4 jam
Kondisi membaik
Perburukan / sakit
Pemeriksaan dan perawatan dini setelah resusitasi 1. Cegah hipotermi ( konduksi, evaporasi, konveksi, radiasi ) 2. Nilai Kegawatan A B C D E 3. Pemotongan dan perawatan tali pusat 4. Timbang Berat badan, Ukur LL, LK, LD 5. Ukur suhu rectal 6. Identifikasi kelainan kongenital 7. Identifikasi Jejas persalinan 8. Identifikasi faktor risiko infeksi dini 9. Berikan Vit K ( Neo K ) 1 mg IM paha kiri 10. Identitas dan rekam medis 11. Cegah hipotermi 12. Stabilisasi
STABILISASI
NILAI
Contoh resume bayi baru lahir : NCB (...-... minggu) SMK BBLC 3900 gram Lahir SC atas indikasi CPD NA 8 - 9 , TM 36 - 38 minggu Jejas persalinan : Caput succedaneum Kelainan kongenital tak ada Ibu Baik, ketuban jernih Bayi bugar / stabil. Bayi diteruskan ke rawat gabung, Injeksi Neo K 1 mg IM ASI OD
LAPORAN RESUSITASI PASIEN BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU
IDENTITAS Nama ibu : Umur : Alamat : MR : Paritas : Nama ayah : Umur : Alamat : Tlp/Hp :
STATUS PERINATAL
Keadaan janin antenatal Tunggal/ganda : Taksiran usia gestasi : Taksiran berat janin : Denyut jantung janin : Keadaan/kebiasaan ibu* Merokok/alcohol/jamu-jamuan DM, hipertiroid, TB paru, ISK Keputihan,HIV,Eklampsi,anemia, TORCHKorioamnionitis,dll
Mnt A 1 5
ANC: dengan.teratur/tidak
RIWAYAT RESUSITASI Lahir hariTanggalJam... Dengan keadaan : (tuliskan urutan tindakan resusitasi yang dilakukan secara ringkas/sesuai standar AAP/AHA) Penilaian Awal : Tindakan awal : ... Evaluasi 30 : ..
.. .. .. .. .. . . .
Prf konsulen (
Dokter muda )
frekuensi > 60x / m merintih, retraksi Retraksi, sianosis (skor down) akral dingin CRT > 3 detik Cutis marmorata Pucat / sianosis Tonus lemah respon kurang Kejang ?
Apakah terpapar / cedera ( Eksposure ) Hipoglikemia ( energi ) Hipo / hipernatremia Hipokalsemia (elektrolit) Faktor risiko infeksi dini Masalah dalam kehamilan ( Gravida ), GIT Genitourinaria Risiko tinggi lainnya ( High risk ) Hematologi Imaging ( Pencitraan) Kesimpulan (Judment ) Konsultasi
Jejas persalinan plebitis infus Lecet kulit kejang, letargi kejang, letargi kejang, letargi twitcing
ibu DM, HIV, dll muntah, kembung, BAB(-) BAK kurang BBLR, BBLB IUGR, Kel kongenital, Jejas persalinan Pucat/pletora/HDN Rontgen, USG, CT Scan, Echo Diagnosis dan DD Konsultasi antar bagian Konseling dg Keluarga
I J K
0
Tidak ada
1
Terdengar stetoskop dengan
2
Terdengar jelas Tidak hilang dengan O2 Hebat
Sianosis
Tidak ada
Hilang dengan O2
Retraksi
Tidak ada
Ringan
Baik
Tidak ada
Frekuensi Nafas
< 60 x / mnt
> 80 x / mnt
Jumlah JUMLAH SKOR INTERPRETASI <4 47 >7 pemeriksaan AGD : Tak ada gawat nafas : Gawat nafas : Gagal nafas sdg terjadi , perlu
Jakarta,20 Juni 2006. Felowship perinatologi, Januari Juli 2006 Dr Nazardi Oyong SpA, Dr Rahmiyetti SpA, Dr Patria Vitarina SpA, Dr Johanus Edwin SpA, Dr Vonny Inkiriwang SpA
SIRS
Pemberian antibiotik pada BBL Ada tanda infeksi secara klinis Ada faktor risiko ( 2 mayor atau 1 mayor dan 1 minor ) Jika ada klinis infeksi, sebelum pemberian AB diperiksa Septik work up Jika tak ada klinis, tetapi ada faktor risiko, cukup septik marker kemudian diulangi setelah 24 jam jika hasilnya Normal Septik Marker (SM) : CBC,CRP,IT Septik Work up (SW) : Septik marker + kultur darah Bayi dengan tanda RDS, jika memungkinkan sebelum masuk NICU dilakukan Ro foto thorak PA.
Factor Risiko Sepsis MAYOR KPD > 24 jam Ketuban bau Ibu demam > 38 C Chorioamnionitis DJJ > 160 x/mnt MINOR KPD < 12 jam Ibu demam > 37,5 C Keputihan ISK Hamil ganda Asfiksia BBLSR < 1500 Gestasi < 37 mgg 2 faktor mayor Atau 1 mayor dan 1 minor SUSPECT, JIKA MINIMAL :
DERAJAT IKTERUS I II
DAERAH IKTERUS Kepala dan leher Sampai badan atas ( diatas umbilikal) Sampai badan bawah (di
KADAR
5 10
III
15
IV
Sampai lengan, tungkai bawah lutut Sampai telapak tangan dan kaki
12,4 mg%
20
16,0 mg%
25
Kejang
Kejang (-)
Berikan Fenobarbital IM/IV 5 mg/kg/kali tiap12 jam
Kejang (+)
Fenobarbital ulangan 10mg /kg BB IV atau IM jika setelah 30 menit kejang tak berhenti Dapat diulang 30 menit kemudian ( maks 40mg/kgBB )
Kejang (-)
Berikan Fenobarbital IM/IV 5 mg/kg/kali tiap12 jam
Kejang (+)
Berikan Fenitoin IV 20 mg/kg/kali, kecepatan 0,5mg/kg/menit campur hanya boleh dengan NaCl Monitor denyut jantung selama pemberian
Kejang (-)
Fenitoin rumatan , dosis 2 5 mg/kg kali / 12 jam BBLSR ( <1500, < 32 mg ) 2 mg /kgBB NCB 4 5 mg /kgBB Usia > 2 mgg 4-5 mg/kg/kali/6 jam
Kejang (+)
Ditambahkan diazepam drip dosis 0,3 mg/kg/jam* atau dengan pemberian midazolam, dosis inisial: 0,15 mg/kg, dilanjutkan dengan dosis maintenance: 1/kg/mnt, dapat dinaiDMan 0,5 1/kg/mnt bila masih kejang, dosis maksimum: 18/kg/mnt
Kejang (-)
KombinasiFenitoin, Fenobarbital dosis rumatan dan diazepam drip dilanjutkan
Kejang (+)
Tiopenton IV 4 mg/kg/kali diberikan selama > 5 menit, dilanjutkan pemberian drip dosis 2 mg/kg/jam
* Bila tersedia dapat dipertimbangkan obat antikonvulsan lini ketiga lainnya, yaitu Lorazepam (Ativan) dosis 0,05-0,10 mg/kg/kali IV diberikan tiap 12 jam Clonazepam (Rivotril) loading dose 0,1-0,25 mg, 8 jam kemudian dilanjutkan dosis rumatan 0,01 mg/kg/kali diberikan tiap 8 jam.
- Koreksi secara IV bolus dekstrosa 10% 2 cc/kgBB - **IVFD Dekstrosa10%, minimal 60 ml/kg/hari (hari pertama) sampai mencapai GIR 68mg/kg/menit - Oral tetap diberikan bila tidak ada kontra indikasi
Nutrisi oral/enteral segera: ASI atau PASI, maks. 100mL/kg/hari (hari pertama). Bila ada kontraindikasi oral atau enteral**
GD<36mg/dL GD<47mg/dL
GD36-<47mg/dL
Dekstrosa *, cara: - volume sampai maks 100 mL/kg/hari (hari pertama), atau - konsentrasi : vena perifer maks.12,5%; umbilikal dapat mencapai 25%,
GD ulang (1jam)
GD 36-<47mg/dL**
GD >47mg/dL
Ulang GD tiap 2-4 jam, 15 menit sebelum jadwal minum berikut, sampai 2 kali berturut-turut normal
* 2 Hitung Glucose Index Rate (GIR): 6-8 mg/kgBB/menit untuk mencapai gula darah maksimal, dapat dinaiDMan
mg/kgBB/menit sampai 10-12 mg/kgBB/menit. Bila dibutuhkan >12 mg/kgBB/menit, pertimbangkan obatobatan: Glukagon, Kortikosteroid, Diazoxide konsul. ** Bila ditemukan hasil GD 36 < 47 mg/dl 2 kali berturut turut, berikan IVFD Dekstrosa 10%, sebagai tambahan asupan per oral.
RAWAT GABUNG : 1. Bayi sehat : Injeksi Neo K 1 mg IM paha kiri Salep mata antibiotik satu kali setelah lahir Perawatan tali pusat kering dan terbuka Bayi segera disusui / IMD
2. Bayi dengan klinis baik, KPD > 24 jam Berikan antibiotik propilaksis jika : 1. Ibu demam 2. Air ketuban berbau 3. Ibu dengan ISK 4. Resusitasi sulit 5. Partus tindakan yang sulit Antibiotik yang diberikan: Ampicillin ( kalpicillin ) 100 mg/kg : 2 IM Gentamicin 2 5 mg/kg sekali sehari IM Diberikan selama 3 hari sambil observasi klinis
PERAWATAN AWAL BAYI RISIKO TINGGI / BAYI SAKIT Antibiotik Klinis baik, risiko tinggi ( misal BBLSR ) Ampicilin dan gentamicin (tergantung kebijakan klinik) Klinis tak stabil, bayi dari luar RS Cefotaksim dan Kalpicilin Pemberian Oksigen Cairan * * nasal 1-2 l/mnt, NRM 5 8 l/mnt
usia 1 hari , jika gula darah normal D10% Usia 2 hari atau lebih, jika GDS normal dan diuresis cukup Berikan cairan D10 % : NaCl 0,9% ( 4:1 ) atau D10 1/5 NS Ditambahkan KCL 10 meq / kolf Jumlah cairan awal Rata rata mulai 80 100 cc/kg hari pada bayi baru lahir Pada usia > 2 hari tambahkan 10 - 20 cc /kg/ hr, maks 250 Pada kasus sepsis dan RDS cairan hati-hati ( retriksi ) jika perlu Cukup 60 cc/kg/hari
Contoh 3 : Kalau bayi stabil (tidak dipasang infus) Diket BB = 3 kg Kebutuhan minum pada : Hari ke -1 Hari ke -2 Hari ke-3 = 80 cc /KgBB/hari 240 cc/hari = 8 x 30 cc
= 100 cc /KgBB/hari 300 cc/hari = 8 x 40 cc = 140 cc /KgBB/hari 420 cc/hari = 8 x 50 cc = 160 cc /KgBB/hari 480 cc/hari = 8 x 60 cc
Hari ke -6,dst= 180 cc /KgBB/hari 540 cc/hari = 8 x 70 cc Note : minum untuk BB < 2000 gram diberikan per 2 jam ( 12 x sehari) minum untuk BB > 2000 gram diberikan per 3 jam (8 x sehari) Kebutuhan Cairan Neonatus Aterm Hari 1: 60 - 80 cc/KgBB/hari Jenis cairan D5% (BB<1000 g) / D10% (BB >1000 g) Hari 2-7 : 80 - 120 cc/KgBB/hari ; Jenis cairan N5 (D10 NS ) Kebutuhan cairan dinaiDMan setiap hari 10 20 cc/KgBB/hari Kebutuhan Cairan Neonatus Preterm Hari 1 3 : BB < 800 gr : 80-100 cc/KgBB/hari BB > 800 gr : 100-160 cc/KgBB/hari jenis cairan Dx 5%/10% Hari 3 7 : Sda dgn mulai menambahkan elektrolit KCl : 10 meq/DMolf Ca gluconas 2-4meq/kgbb/hari Jenis cairan N5 (D10 NS) atau campuran yg dibuat.Kebutuhan cairan dinilaisetiap hari 10 20 cc/kgbb/hari
MANAJEMEN LAKTASI
SIKLUS LAKTASI a. Laktogenesis Stadium 1 (Kehamilan): penambahan & pembesaran lobulusalveolus b. Laktogenesis Stadium 2 (Akhir Kehamilan sampai Persalinan 2-3 hari): sekresi ASI c. Laktogenesis Stadium 3 (Galaktopoeisis): mempertahankan sekresi ASI dari 4-9 hari, dst d. Involusi (berkurangnya kelenjar mamae): mulai 40 hari setelah berhenti menyusui
REFLEKS PENTING PADA PROSES LAKTASI 1. Refleks Prolaktin: merangsang produksi ASI Impuls saraf dari puting susu hipotalamus hipofisis anterior prolaktin alveolus ASI 2. Refleks aliran (let down reflex): sekresi ASI Impuls saraf puting susu hipofisis posterior oksitosin kontraksi otot polos ASI keluar
molle tersentuh, bayi mengisap.Areola masuk, lidah menekan sinus laktiferus, ASI terperas keluar. 3. Refleks menelan
POSISI MENYUSUI
1. Cradle Hold Position Paling baik dilakukan pada bayi yang aterm, lahir pervaginam. Ibu yang melahirkan secara sectio cesarean sulit menyusui dengan posisi ini karena memberikan tekanan pada daerah abdomen.
2. Cross-Cradle Position atau Transitional Position Posisi ini sangat bermanfaat pada bayi kecil dan untuk bayi yang memiliki kesulitan menyusui.
3. Football Position Baik dilakukan post sectio cesarean (untuk menghindari bayi berbaring di atas abdomen), pada bayi kecil atau memiliki kesulitan menyusui. Tangan penyokong memudahkan pergerakan kepala bayi menuju putting susu. Sangat bermanfaat pada ibu dengan putting susu yang besar atau putting susu yang datar dan juga paling baik digunakan untuk ibu dengan bayi kembar.
4. Side Lying Position Paling baik dilakukan pada ibu dalam tahap penyembuhan post operasi cesarea, susah bergerak, tidak boleh duduk, atau pada ibu saat tidur di malam hari atau terbaring sepanjang hari.
CATATAN MEDIK
1. RM1 Contoh
: NCB SMK BBLC 3000 gram, lahir SC ai CPD ( untuk bayi sehat ) NKB SMK BBLR 2000 gram, HMD grade II ( untuk bayi sakit / risti )
2. RM3 ANAMNESIS: Maturitas / berat lahir / cara lahir & indikasi / NA & prakiraan TM Keadaan ibu , penyakit yg diderita, factor risiko infeksi, ketuban / Masalah bayi Jika pasien dari luar : Tambahkan persalinan ditolong oleh, tempat tanggal lahir, Masalah / diagnosis kiriman, bantuan dan obat yg telah diberikan Contoh : NKB SMK 2000 gram, lahir spontan dengan bidan, tidak langsung menangis TM 30 minggu, ibu ada riwayat keputihan, ketubah pecah 18 jam, warna hjau, Saat lahir telah diberikan injeksi neo K , dan bantuan nafas dengan balon sungkup, tetapi bayi tetap sianonsis dn merintih PEMERIKSAAN FISIK Penampilan umum : pink, aktif, tangis kuat, Atau : pucat, letargi, merintih, Suhu : akral dingin, suhu 35C atau akral hangat suhu 37 Kepala dll : misal UUB membonjol / capu +, atau normal Pernafasan : Sesak ( 80x/mnt), retraksi + Jantung : BJ I dan II Normal, tk ada bising Abdomen : Distensi, atau supel Tali pusat : Terawat baik / pinggir hiperemis, pus + Genitalia : Undensesus testis Ektremitas : CTEV ? Jejas persalinan, Kelainan kongenital 3. RM5 S : Keluhan perawat dan orang tua Refleks isap, rewel, kuning, BAB, BAK, demam, mual, muntah O : Suhu (akral hangat/dingin), Nafas (frekuensi, retraksi), frekuensi jantung, abdomen, tali pusat. A : Stabil P : ASI OD dan Perawatan Rutin 4. RM8 Diagnosis Akhir Misal : NCB SMK BBLC 3000 gram, sehat NKB KMK BBLR 2000 gram, HMD II
OBAT-OBATAN PERINATOLOGI
ADRENALIN Dosis: Untuk resusitasi: menggunakan 1:10.000 0,1 sampai 1 ml/KgBB/ dosis setiap 35 menit bila diperlukan Untuk hipotensi: menggunakan 1:1000 0,05 sampai 1 mikrogram/KgBB/menit 0,5 mg/KgBB/setiap 4-6 jam Koreksi hipovolemia & asidosis sebelum memberikan cairan adrenalin. Dapat menyebabkan hipokalemia, jangan dicampurkan dengan Sodium Bikarbonat AMINOFILIN Diberikan bila apnoe Loading 6 mg/kgbb Maintenance tiap 12 jam dosis : Usia < 7 hari = 2,5 mg/kgbb Usia 8-14 hari = 3mg/kgbb Usia > 14 hari 4 mg/kgbb Diberikan sampai usia 34-36 minggu ATROPIN Sediaan : 400 g/ml Dosis untuk intubasi : 20 g/kgbb atau 0,2 cc/kgbb atropin yaag sudah diencerkan Cara : 0,4 cc + 0,6 cc dapat 1 cc dosis 20 g (BICNAT) Natrium Bikarbonat Sedian 8,4 mg/1 cc artinya 1 cc = 1 meq Dosis koreksi asidosis 1-2 meq/kgbb Bila ada AGD, Bikarbonat x 0,3 x bb = meq. Berikan dosis dulu lalu lihat. Sisa nya masuk IVFD, pelan. Encerkan dengan 1:1 dengan aqua dan berikan selama 1530 menit CA GLUKONAS Sediaan : Inj. Ca Glukonas 10% (100 mg/mL = 0,22 mmol Ca/ml. Ca Glukonas tab 1000 mg (25 mmol) Dosis : Untuk simptomatik hipokalsemia akut : IV bolus : 0,5 cc/kgbb selama 20-60 menit Koreksi : 2 cc/kgbb selama 6 jam Maintenance 4,5 cc/kg selama 24 jam Monitor : bradikardia dan aritmia dan cegah ektravasasi
CAFEIN SITRAT Sediaan : Inj. Cafein sitrat 20 mg/ml Dosis : Apnoe : 20 mg/KgBB (IV, oral) Maintenance : 5 mg/kgBB/hari (maks : 10 mg/kgBB/hari) Tanda-tanda toksisitas obat: iritasi gaster, agitasi, takikardia dan diuresis DEXTROSE 10% Sediaan : Inj. Cafein sitrat 20 mg/ml Dosis : Apnoe : 20 mg/KgBB (IV, oral) Maintenance : 5 mg/kgBB/hari (maks : 10 mg/kgBB/hari) Tanda-tanda toksisitas obat: iritasi gaster, agitasi, takikardia dandieresis DOPAMIN/DOBUTAMIN Sediaan : Inj 40mg/ml Dosis : 2-20 g/kgbb/menit Cara : 30 mg/kg dalam 50 cc dex 5 % atau 15 mg/kgbb dalam 25 cc dex 5% artinya 1 cc/jam dengan siringe pump dosisnya 10 g/kgbb/menit dosis dapat dinaiDMan. Hati-hati pemberian melalui perifer karena dapat menyebabkan vasokonstriksi. ANTIBIOTIK AMPISILIN Indikasi : antibakteri Gram + dan Gram oral, parenteral Dosis : bayi 7 hari : 75 mg/kgBBhari; dalam 3 Dosis: anak 20 kg: 100-200 mg/kgBB/hari im/iv : 25-50 mg/kgBB/hari Sediaan : ampisilin trihidrat/anhidrat 125, 250, 500, 1000 mg. Susp. Sir. 125mg /5 ml, 500 mg/5 ml, serb. Inj. Im/iv 250 mg/vial (sebagai garam Na), 5 ml/vial; serb. Inj. Im/iv 500 mg/vial (sebagai garam Na), 5 ml/vial GENTAMISIN Sediaan : Inj 10 mg/ml, 40 mg/ml Dosis : 5 mg/kgbb/menit (IV,IM) Resiko toksisitas pada ginjal meningkat bila diberikan bersama indometasin, vankomisin dan ampoterisin. CEFTAZIDIME Sediaan : Inj. 1 gr, 2 gr Dosis : 50-100 mg/kgbb/x tiap 12 jam Usia 2-4 minggu tiap 8 jam, dosis sama AMIKASIN Sediaan : Inj 500 mg/ 2 ml
Dosis : 7,5 mg/kgbb Usia< 28 hari : setiap 36 jam Usia 28-29 minggu : setiap 24 jam Usia 30-35 minggu : setiap 18 jam Usia 36 minggu : setiap 12 jam Untuk bayi 37 minggu dan > 7 hari : diberikan setiap 8 jam CEFOTAKSIM Sediaan : Inj 1 gr, 2 gr Dosis : 50mg/kgbb Usia gestasi < 30 minggu Usia 28 hari : setiap 12 jam Usia> 28 hari : setiap 8 jam Usia gestasi 30 minggu Usia 14 hari : setiap 12 jam Usia> 14 hari : setiap 8 jam KOMBINASI Ampicilin dan gentamisin Ceftazidime dan amikasin Ampicilin dan sefotaksim BENZILPENICILIN Indikasi : antibakteri Gram + dan Gram Cara pakai : parenteral Dosis : anak 0,6-1,2 juta IU/hari, sekali sebulan; dewasa 0,2 juta IU/kali atau 0,8-1,2 IU/hari Sediaan : inj. im 1,2 IU/ml, 4 ml/vial; inj.im 2,4 juta IU/ml, 10/vial CARBAPENEM (MEROPENEM) Sediaan : Inj 500 mg Dosis : IV 20mg/kgbb Usia 7 hari :setiap 12 jam Usia> 7 hari :setiap 8 jam Dosis dapat dinaiDMan sampai 40 mg/KgBB pada kasus meningitis karena pseudomonas METRONIDAZOL Sediaan : Inj 5 mg/ml, mixt 200 mg/5 ml Dosis : 15mg/kgbb Maintenance : 7,5 mg/KgBB Usia 28 hari : setiap 12 jam Usia> 28 hari :setiap 8 jam Pemberian mixture pada saat lambung kosong Dapat diberikan pada kasus NEC, dikombinasi dengan amox dan gentamicin Menyebabkan urin berwarna coklat
KLORAMFENIKOL Sediaan : Mata/telinga 0,5 %, krem mata 1% Dosis : Krem mata : 0,5-1,5 cm setiap 3 jam atau pada malam hari saja bila selama siang menggunakan tetes mata Tetes mata : 1 tetes. Setiap 2-6 jam selama 2-3 hari setelah gejala klinis hilang, kemudian diturunkan menjadi 2-4x sehari Tetes telinga : 4 tetes setiap 6 jam Kontraindikasi trombosit < 50 ribu/mm3 NYSTATIN Sediaan : mixt 100.000 unit/ml, krem 100.000 unit/gram Dosis : 1ml/6 jam ANTIPIRETIK PARACETAMOL Sediaan : Tab 500 mg dan 250 mg Syr 125mg/5ml Drop 60mg / 0,6 ml Dosis : 10 15 mg / KgBB Indikasi : anti piretik, analgetik, anti inflamasi ANTI KEJANG PHENOBARBITONE Sediaan : Inj. 200 mg/ml Susp 4 Mg/ml Dosis : 20 - 40 mg / KgBB Maintenance : 3-5 mg/KgBB/hari Dapat menyebabkan depresi pernafasan, apnoe, hipotensi. Mengurangi efek teofilin dan fenitoin. FENITOIN Sediaan : Inj. 50 mg/ml Mixt 30 Mg/5ml Dosis : 15-20 mg / KgBB Dapat menyebabkan hipotensi, bradikardi, kolaps kardiovaskuler, dan depresi pernafasan. Hati - hati pemberian pada penderita penyakit hati
Maintenance : 3-5 mg/KgBB/hari Dapat menyebabkan depresi pernafasan, apnoe, hipotensi. Mengurangi efek teofilin dan fenitoin. ANTI MUNTAH DOMPERIDONE Indikasi : untuk atasi GER Dosis : 0,2-0,4 mg/kgbb/x selama 14 hari lalu tapering Efek Samping : Domperidone dapat merangsang peningkatan kadar prolaktin plasma (hyperprolactinemia) yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan galaktorea dan ginekomastia. Reaksi alergi yang jarang terjadi, seperti rash dan urtikaria. SEDATIF MORFIN Sediaan : Inj. 10 mg/ml, 15 mg/ml, 30 mg/ml Mixt. 1 mg/ml, 10 mg/ml Dosis : 0,1 mg / KgBB Dapat menyebabkan depresi pernafasan, bradikardi, hipotensi dan retensi urin. DISPEPSIA RANITIDIN Indikasi : GER Sediaan : tab 150 mg; mixt. 15 mg/ml; Inj. 25 mg/ml Dosis : IV : 1 mg/kgbb/dosis tiap 6-8 jam Oral : 2-4 mg/KgBB/ dosis tiap 8-12 jam Dapat menyebabkan bradikardia atau aritmia bila diberikan Injeksi cepat. Meningkatkan kadar teofilin. OMEPRAZOLE Sediaan : Kaps 20 mg, Mixt 2 mg/ml. Dosis : Oral : 0,7 mg/kgbb/1 x pagi, setengah jam sebelum makan Dosis dapat ditingkatkan sampai 2,8 mg/KgBB VITAMIN Vit E oral Sediaan : Mixt 15,6 unit/0,1 ml Suplemen Diberikan pada bayi dengan BBL < 1700 g saat lahir Diberikan hari ke 7 setelah lahir Dosis : 0,1 ml/hari = 15,6 ui/hari; Cholestasis : 50 ui/kg/hari Vit K Sediaan : Inj. 10 mg/ 1 ml, Inj. 2 mg/0,2 ml, Tab 10 mg
Indikasi : mencegah perdarahan Dosis : Berat Lahir < 1,5 Kg : 1 x 0,5 mg IM baru lahir Berat Lahir 1,5 Kg : 1 x 1 mg IM baru lahir Multivitamin Diberikan : usia 3-5 hari Dosis : 0,1 cc/hari OBAT KHUSUS INDOMETASIN Indikasi : menutup PDA Sediaan : Inj. 1 mg, Kaps.25 mg Mixt. 1 mg/ml Dosis : loading dose hari 1 BB < 1 kg : 0,1 mg/kg BB > 1 kg : 0,2 mg/kg Maintenance dose hari 2-6 0,1 mg/kgbb/dose 24 jam setelah loading dose SURFACTAN Sediaan : Susp. 25 mg/ml, Dosis : 4 mg/kgbb/x tiap 6-8 jam 1/3 langsung lewat ETT, diencerkan Cara : NGT masuk ke ETT, surfactan 4 cc/kgbb, masuDMan dalam spuit semuanya. Semprot nya. Lalu bagging. Bila saturasi baik, masuDMan sisanya. Saturasi sudah baik , turunkan FiO2 bertahap. Komplikasi pneumothoraks. 1 hari ventilator stop. ZIDOFUDIN Sediaan : Mixt. 50 mg/ml, Inj. 10 mg/ml Indikasi : profilaksis untuk bayi dengan ibu HIV positif Dosis : Oral : 4 mg/KgBB setiap 12 jam IV : 1,5 mg/KgBB setiap 6 jam Dapat berinteraksi dengan paracetamol, indometasin, trimetoprim dan amfoterisin B TYROKSIN Sediaan : Tab 50 g, 100 g, 200 g. Mixt.25 g/ml Indikasi : hipotiroid Dosis : 8-15 g/ KgBB/hari SUKROSA Sediaan : Mixt 33 % Indikasi : analgetik untuk nyeri ringan saat melakukan prosedur penusukan pada vena Dosis :
Pemberian diteteskan melalui mulut BB < 1,5 Kg : Sampai 0,5 ml per kali BB 1,5 Kg : Sampai 1 ml per kali Dosis maksimum per hari: BB < 1,5 Kg : 2,5 ml per kali BB 1,5 Kg : 5 ml per kali FANSIDAR Kandungan :Sulfadoksin 500 mg, Pirimetamin 25 mg Sediaan : Indikasi :Terapi kuratif/penyembuhan malaria, pencegahan malaria Dosis : sebagai dosis tunggal - Anak berusia 10-14 tahun : 2 tablet - Anak berusia 7-9 tahun : 1 tablet. - Anak berusia 4-6 tahun : 1 tablet. - Anak berusia kurang dari 4 tahun : tablet. PROPANOLOL Sediaan : Tab 10 dan 40 mg. Mixt 0.5 mg/ml Indikasi : aritmia Dosis : 0,2-0,5 mg/KgBB setiap 6-12 jam Dosis maksimum : 1,5 mg/KgBb Dapat menyebabkan depresi pernafasan, hipotensi dan hipoglikemik HEPARIN Sediaan : Inj. 1000 unit/ml, 5000 unit/0,2 ml Inj. 5000 unit/ml Arteri line dosis : 0,5 - 1 l/jam DIC (sistemik) dosis : Low dose loading : 75 l/kgbb/dose lalu 5-15 l/kgbb/jam full dose dilakukan loading : 50-200 l/kgbb/dose lalu 15-30 l/kgbb/jam. Menekan efek diuretik furosemid Kontraindikasi : perdarahan saluran cerna, NEC, dan trombositopeni.
KALORI MINUM= CC MINUM X KALORI SUSU KALORI SUSU DIDAPATKAN DARI : - SUSU STANDAR = 20/OZ - SUSU TRANSISI ATAU ASI = 22/OZ - SUSU PREMATURE = 24/OZ 1 OZ = 1 TAKAR = 30 CC KALORI TOTAL = KALORI IVFD + KALORI MINUM
PERLENGKAPAN RESUSITASI
1. Sungkup + BMS (balon mengembang sendiri) 2. Penghisap lendir no. 8 & 10 3. Delee (penghisap lendir manual) 4. Ngt no. 5 & 8 5. ETT (Endotracheal Tube no. 2,5 & 3) 6. Spuit 1 cc 1 7. Spuit 3 cc 1 8. Spuit 5 cc 1 9. Spuit 10 cc 1 10. Spuit 20 cc 1 11. Benang umbilikal
OBAT-OBATAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. NaCl 0,9 % : @ 100 cc dan 500 cc Dextrose 10 % Bikarbonat/meylon Epinephrin Sulfas Atropin (SA) Aqua injeksi 25 cc
LARINGOSKOP
Miller 0,0 ; 0,1 Baterai cadangan AA2
Head Box o Kecepatan aliran 5-7 L/menit. o Membutuhkan kecepatan aliran tinggi untuk mencapai konsentrasi O2 yang adekuat dan mencegah penumpukan CO2. o Aliran gas 2-3 L/menit diperlukan untuk mencegah rebreathing O2.
Nasal kanul o Kecepatan aliran rendah 2 L/menit (low flow). o Untuk suplai O2 minimum dan memiliki risiko kecil terjadinya obstruksi oleh mukus.. o Tidak memerlukan humidifikasi. o FiO2 tidak mudah ditentukan.
a. Nasal Kanul O2 tipe high flow b. Nasal kanul O2 tipe low flow
Nasal CPAP o Nasal CPAP merupakan alat yang mempertahankan tekanan positif pada jalan nafas neonatus saat pernafasan spontan. o Indikasi CPAP: Neonatus preterm dengan respiratory distress syndrome (RDS). Neonatus dengan transient tachypnea of the newborm (TTN). Neonatus dengan meconium aspiration syndrome (MAS). Neonatus preterm dengan apnue berulang dan bradiakrdi. Neonatus dengan paralisis diafragma. Neonatus dengan proses transisi setelah pemakaian ventilator. Neonatus dengan penyakit saluran nafas seperti trakeomalasia dan bronkiolitis. Neonatus setelah menjalani operasi abdomen atau thorak. o Hal yang penting dalam pemberian O2 melalui CPAP: Botol tidak mengeluarkan gelembung. Pemeriksaan sistem dilakukan setiap 2-4 jam. Amati kembung abdomen lihat gambaran contour usus dan bunyi usus. Ukuran prong harus tepat berada pada posisi yang benar. o CPAP dikatakan gagal bila: Tingkat FiO2 <60%. PaCO2 >60 mmHg. Asidosis metabolik menetap BE -10. Retraksi yang jelas saat terapi CPAP. Sering terjadi episode apnue dan atau bradikardia. Pindah ke ventilator.
Ventilator o Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama o Indikasi Klinik Kegagalan Ventilasi Neuromuscular Disease Central Nervous System disease Depresi system saraf pusat Musculosceletal disease Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi Kegagalan pertukaran gas Gagal nafas akut Gagal nafas kronik Gagal jantung kiri Penyakit paru-gangguan difusi Penyakit paru-ventilasi / perfusi mismatch o Modus Operasional Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator, yaitu : Frekuensi pernafasan permenit Tidal volume Konsentrasi oksigen (FiO2) Positive end respiratory pressure o Mode Ventilator 1. Controlled Ventilation Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan. Indikasi untuk pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe. Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama.Ventilator tipe ini meningkatkan kerja pernafasan klien. 2. Assist/Control Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi, volume tidal dan kecepatan.Bila klien gagal untuk ventilasi, maka ventilator secara otomatis. Ventilator ini diatur berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien, biasanya digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator. 3. Intermitten Mandatory Ventilation Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol, klien dengan hiperventilasi. Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator.
4. Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV) SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah, otot tidak begitu lelah dan efek barotrauma minimal. Pemberian gas melalui nafas spontan biasanya tergantung pada aktivasi klien. Indikasi pada pernafasan spontan tapi tidal volume dan/atau frekuensi nafas kurang adekuat. 5. Positive End-Expiratory pressure Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan tujuan untuk mencegah Atelektasis. Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena tekanan yang tinggi, atelektasis akan dapat dihindari. Indikasi pada klien yang menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus. Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun, barotrauma dan penurunman curah jantung. 6. Continious Positive Airway Pressure. (CPAP) Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC. Biasanya digunakan untuk penyapihan ventilator. o Komplikasi Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik, yaitu : 1. Obstruksi jalan nafas 2. Hipertensi 3. Tension pneumotoraks 4. Atelektase 5. Infeksi pulmonal 6. Kelainan fungsi gastrointestinal ; dilatasi lambung, perdarahan gastrointestinal. 7. Kelainan fungsi ginjal 8. Kelainan fungsi susunan saraf pusat
Infus Pump Infus pump adalah alat untuk membantu dalam pengaturan tetesan infus sesuai dengan kebutuhan pasien. Indikasi penggunaan infus pump: Pasien yang membutuhkan pembatasan/ pengaturan cairan infus. Untuk pemberian obat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan infus pump: Pada pemasangan infus harus diperhatikan jangan ada emboli pada selang infus. Jangan lupa pengunci selang infus harus dibuka penuh. Jangan lupa menutup pintu infus pump. Indikator pengukur jenis infus harus sesuai dengan set infus yang terpasang. Drip sensor harus terpasang baik. Tanda alarm: Ada gelembung udara di selang infus Klem pengatur tetesan tertutup Sumbatan pada abocath Drip sensor tidak terpasang Selang infus terlipat Infus habis (kolf kosong) Sensor drip terpasang terlalu keatas pada tabung infus. Pintu terbuka Jumlah D.limit yang diset sudah selesai.
Syringe pump Syringe pump merupakan alat yang berfungsi untuk memasuDMan cairan obat kedalam tubuh pasien dalam jangka waktu tertentu\ Alarm indikator: o Occlusion alarm : alarm berbunyi jika terjadi kemacetan pada proses pemasukan cairan ke dalam tubuh pasien o Nearly empty : alarm berbunyi jika ciran yang terdapat dalam syringe akan habis atau mendekati habis o Low battery : alarm berbunyi jika tegangan dalam baterai lemah sehingga diperlukan pengisian kembali (recharge) o Flow rate/ Delivery limit/ Volume delivered : berfungsi menampilkan aliran ratarata/ flow rate dalam satuan ml/h.
DAFTAR SINGKATAN
NKB NCB NLB KMK SMK BMK BBLASR BBLSR BBLR BBLC BBLB SCN I SCN II NICU VTP BCPAP CRT SIRS CRP CBC RDS GIR NRM PEEP FiO2 MAP NTE PONED PONEK SGN HMD PMH EKN HIE IUGR
: Neonatus kurang bulan (< 37 minggu) : Neonatus cukup bulan (37-42 minggu) : Neonatus lebih bulan (> 42 minggu) : Kurang Masa Kehamilan (< 10 persentil menurut grafik lubchenco) : Sesuai masa kehamilan : Besar masa kehamilan (> 10 persentil menurut grafik lubchenco) : Berat Badan Lahir Amat Sangat Rendah (<1000 gram) : Berat Badan Lahir Sangat Rendah (1000-1500 gram) : Berat Badan Lahir Rendah (1500- 2500 gram) : Berat Badan Lahir Cukup (2500-4000 gram) : Berat badan lahir berlebih (> 4000 gram) : Special Care Nursery I : Special Care Nursery II : Neonatus Intensive Care Unit : Ventilasi tekanan positif : BubbleContinous Positive Airway Pressure : Capiller Refilling Time : Systemic Inflammatory Respon Syndrome : C-Reactive Protein :Complete Blood Count : Respiratory Distress Syndrome : Glucose Infusion Rate : Non Rebreathing Mask :Positive end expiratory pressure : Fraction Oxygen : Mean Arterial Pressure :Neutral Thermal Environment : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif : Sindrom Gawat Nafas : Hyalin Membran Disease : Penyakit Membran Hialin : Enterokolitis nekrotikans : Hypoxic ischemic encephalopathy : Intra Uterin GrowthRestriction
Hari/ Tanggal SENIN (..-..-2012) SELASA (..-..-2012) RABU (..-..-2012) KAMIS (..-..-2012) JUMAT (..-..-2012) SABTU (..-..-2012) MINGGU (..-..-2012)
Nama DM/NIM
Konsulen,
dr
Ket: - *: Isi dengan nama DM yang jaga (sesuai jadwal yang seharusnya) - **: Isi dengan nama DM yang mengganti/menambah jaga (jika ada) - Bila ingin mengganti/menambah jaga, lapor terlebih dahulu ke konsulen perinatologi yang bertugas di minggu tersebut - Jika mengganti/menambah jaga, harus melakukan kewajiban2 selama jaga. - Absen dibuat per-minggu
PENYUSUN :
Prahara Yuri Al Misrun Hadil Fikry Patra Inova Ardelia Winda Putria sari Novia Kusuma Sari Rika Khairunnisa Sabani Rahmawati Indah Permata Silvia Roza Rina Elfiani Winanti Cahyami Trio Kurnia Putra Sabwan Yulio Rudi Wijaya Maimanah Misra Kamalia Rezki Permata Sari Raudhatul Jannah Eka Narolita .