You are on page 1of 40

Gempa dan Vulkanisme

APA ITU GEMPABUMI


Gempa bumi adalah suatu gerakan tiba-tiba atau suatu rentetan gerakan tiba-tiba dari tanah dan bersifat transient yang berasal dari suatu daerah terbatas dan menyebar dari titik tersebut ke segala arah (M.T. Zein, 1983).

Bagaimana Mekanisme Gempa

Friction impedes movement on fault plane Stress builds up in crust as plates move past each other stores energy. Amount energy stored = magnitude of earthquake Energy is released as fault finally ruptures earthquake Point of first rupture focus of earthquake, epicentre is point on surface directly above focus

How to Measuring Earthquakes


Science of seismology Use seismograph machine Produce a seismogram Measure P, S, (body-waves) and L (surface-waves)

Seismic Waves

Earthquake Location

What Controls the Level of Shaking?

Magnitude

More energy released


Shaking decays with distance Amplify the shaking

Distance

Local soils

Earthquake Magnitude

M5

M6

M7

Is there such a thing as Earthquake Weather???

Bencana ikutan gempa

GONCANGAN GEMPA (ground shaking and liquefaction) PATAHAN GEMPA (ground fracture) LONGSORAN dan BANJIR BANDANG TSUNAMI MENINGKATKAN AKTIVITAS GUNUNGAPI PIPA GAS DAN PIPA AIR PATAH, KEBAKARAN

DISASTER

NATURAL HAZARD

DISASTER

LAND SLIDE EPICENTER

Magnitude, Distance from epicenter Depth of Hypocenter, Earthquake mechanism, Soil-geological condition, Building condition (ductility, rigidity, etc.), and etc

MMI I - XII

HYPOCENTER

Mb, Ms, AND Mw

EARTHQUAKE WAVE PROPAGATION

EARTHQUAKE HAZARD CORELATION AND DISASTER OCCURRED

Ground Shaking
Yogyakarta Earthquacke, 2006

6.3 Richter scale (6;5, aftershocks), but epicentre was located near coast of Bantul effects only lasted 2-3 minutes and should have been mild. Yogyakarta built on water saturated river sediment Standard of buildings were poor Population highly concentrated Shaking caused water-sediment to behave and flow like a liquid Buildings move in rhythm with ground 800 buildings collapsed, many pancaked

LIQUEFACTION

The 1992 Flores Earthquake

Nigata Earthqiuake

Chi-Chi Taiwn Earthquake, 1999

EARTHQUAKE GROUNDSHAKING
Bengkulu Earthquake

Ground Fracture

The 1992 Flores Earthquake

GEMPA TARUTUNG, 1987

Banjir Bandang
Wasior, Papua Barat, 2010 Ende, Flores, 1996

TSUNAMI

Tsunami

Letusan Gunungapi

LETUSAN PREATIK KAWAH SUOH, AKIBAT GEMPABUMI LIWA 1994

Kebakaran, pipa gas dan pipa air pecah

Peta Zonasi Gempa Indonesia

Peta Akselerasi Permukaan Tanah Maksimum

Kegunungapian / Vulkanisme
Vulkanisme : ialah semua aktivitas magma yang relatif tidak jauh dari permukaan bumi; berdasarkan letaknya dibedakan menjadi intrusif/plutonik dan ekstrusif. Fenomena vulkanisme minor: xenolit : batuan asing yang tertelan dalam batuan beku. roof pendent : sisa batuan dinding (wall rocks) yang terintrusi, biasanya di puncak-puncak intrusi. volcano neck : sisa gunung api, berasal dari celah yang terisi oleh magma dan di sekitarnya telah tererosi. stalaktit lava : tetesan lava dari hasil sisa aliran lava. fumarol : uap, gas, t = 10000 C solfatara : uap, gas, t = 2000 C moffet : gas karbon monoksida geyser : semburan air panas, hot springs : mata air panas

Fenomena Vulkanisme

PEMBENTUKAN GUNUNG API


Pembentukan gunungapi terjadi melalui proses :
(1). Pemekaran kerak samudera, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunungapi tengah samudera. (2). Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak ke permukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua. (3) Pemekaran kerak benua, kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan. (4) Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai.

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA batas Penampang yang memperlihatkan MINERAL lempeng utama dengan BADAN GEOLOGI pembentukan busur gunungapi PUSAT VULAKNOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI

TIPE ERUPSI GUNUNG API


Tipe Hawaii, yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau mendekati basalt, umumnya berupa semburan lava pijar, dan sering diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundan sederhana; Tipe Stromboli, erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunung api sering aktif di tepi benua atau di tengah benua; Tipe Plini, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magma berviskositas tinggi atau magma asam, komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batuapung dalam jumlah besar; Tipe Sub Plini, erupsi eksplosif dari magma asam/riolitik dari gunung api strato, tahap erupsi efusifnya menghasilkan kubah lava riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasilkan pembentukan ignimbrit;

TIPE ERUPSI GUNUNG API


Tipe Ultra Plini, erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batuapung lebih banyak dan luas dari Plinian biasa; Tipe Merapi, erupsi yang menghasilkan aliran piroklastik akibat guguran kubah lava; Tipe Vulkan, erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltic sampai dasit, umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di sekitar kawah dan sering disertai bom kerak-roti atau permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak melulu berasal dari magma tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik; Tipe Surtsey dan Tipe Freatoplini, kedua tipe tersebut merupakan erupsi yang terjadi pada pulau gunung api, gunung api bawah laut atau gunung api yang berdanau kawah. Surtseyan merupakan erupsi interaksi antara magma basaltic dengan air permukaan atau bawah permukaan, letusannya disebut freatomagmatik. Freatoplinian kejadiannya sama dengan Surtseyan, tetapi magma yang berinteraksi dengan air berkomposisi riolitik.

TIPE ERUPSI GUNUNG API

Bentuk Gunungapi

Kerucut, dibentuk oleh endapan piroklastik atau lava atau keduanya. Strato, dibentuk oleh pelapisan endapan piroklastik dan lava. Kubah, dibentuk oleh terobosan lava di kawah, membentuk seperti kubah. Kerucut sinder, dibentuk oleh perlapisan material sinder atau skoria; Perisai, dataran tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava. Maar, biasanya terbentuk pada lereng atau kaki gunungapi utama akibat letusan freatik atau freatomagmatik.

BENTUK GUNUNG API

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT VULAKNOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI

PENYEBARAN GUNUNG API DI INDONESIA

BAHAYA GUNUNG API


Bahaya letusan gunungapi dapat berpengaruh secara langsung (primer) dan tidak langsung (sekunder) yang menjadi bencana bagi kehidupan manusia. Bahaya yang langsung adalah: Aliran lava Aliran piroklastik/awan panas Jatuhan piroklastik/hujan abu Lahar letusan Gas vulkanik beracun Bahaya tidak langsung meliputi Lahar hujan Banjir lahar Longsoran vulkanik Tsunami

BAHAYA GUNUNG API

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT VULAKNOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI

Aliran Lava

AWAN PANAS / ALIRAN PIROKLASTIK

AWAN PANAS G. SEMERU

AWAN PANAS G. MERAPI 2006, 2010 AWAN PANAS G. MAYON, FILIPINA

HUJAN ABU / JATUHAN PIROKLASTIK

ENDAPAN ABU G. KELUT 1990

DAMPAK HUJAN ABU DI G. GALUNGGUNG 1982

LAHAR HASIL LETUSAN


BANJIR BANDANG DI BEBURUNG, LOMBOK TIMUR YANG MENGHANCURKAN SARAN DAN PRASARANA

ENDAPAN LAHAR HUJAN YANG MEMPORAK PORANDAKAN PEMUKIMAN DAN MENGUBURNYA DI G. GALUNGGGUNG

Gas Gunungapi

Mitigasi Letusan Gunungapi


Untuk mengurangi bahaya letusan gunungapi terhadap manusia dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: Pemantauan aktivitas magma secara terus menerus dengan memasang alat seismograf Pemantauan perubahan ketinggian kepundan atau puncak gunungapi dengan alat geodetik Membuat peta bencana letusan gunung api Dalam membuat peta bencana gunungapi didasarkan atas : derajat letusan, riwayat letusan dan morfologi gunungnya. Peta bahaya yang menyertainya juga didasarkan atas letusan dari kawah utama arah letusan dianggap tegak lurus tidak terbentuk kaldera dan morfologi gunung api tidak mengalami perubahan yang berarti. Pada umumnya zona bahaya letusan gunungapi dibedakan atas primer : daerah di hadapan langsung arah letusan, sehingga kemungkinan terkena lava, bahan piroklastik lepas dan gas. sekunder : daerah dengan kemungkinan terkena lahar (runtuhan material letusan yang belum mengalami konsolidasi). tertier : daerah yang kemungkinan terkena banjir bandang.

Peta Bahaya Letusan Gunungapi

You might also like