You are on page 1of 2

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan I-2012

Boks 1 IMBAS PENEMUAN TAMBANG EMAS DI PULAU BURU


Pulau Buru dikenal sebagai salah satu penghasil beras di Maluku selain Pulau Seram. Pulau yang yang memiliki sejarah panjang sebagai tempat pembuangan tapol/napol ini memiliki potensi alam yang luar biasa bagi usaha pertanian terutama padi (beras), hortikultura (sayursayuran), dan minyak kayu putih. Fakta ini juga diamini oleh Bulog Divre Maluku yang menyatakan bahwa surplus beras dari pulau ini mampu mencapai 5000 ton/tahun. Hal ini membuat beras dari pulau Buru menjadi incaran utama Bulog untuk memenuhi kecukupan stok beras selain melalui impor dari negara lain. Pada akhir tahun 2011, Pulau Buru memperlihatkan potensinya yang luar biasa dengan ditemukannya tambang emas di Dusun Wamsaid, Kecamatan Waeapo. Tidak menunggu waktu lama, seperti kata pepatah : ada gula, ada semut, maka banyak penduduk yang segera beralih profesi menjadi penambang emas. Bahkan gelombang penambang emas juga datang dari Jawa dan Sulawesi hingga akhirnya Pemda Buru melarang arus migrasi ini karena berpotensi menimbulkan penyakit sosial. Setidaknya terdapat empat imbas yang timbul akibat ditemukannya tambang emas di Buru, antara lain: Pertama, peralihan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor pertambangan. Hasil dari penambangan emas yang menggiurkan dan menghasilkan uang dalam waktu relatif singkat dibandingkan dengan bertani membuat banyak orang yang meninggalkan sawah dan ladang dan pergi ke area penambangan emas. Kedua, peningkatan upah buruh tani. Adanya tambang emas membuat standar upah buruh meningkat karena buruh membandingkan hasil yang lebih menjanjikan jika bekerja menjadi penambang dibandingkan dengan bertani. Hal ini tentu saja membuat petani sulit mendapatkan buruh tani dengan upah yang murah. Ketiga, saat ini penduduk Buru terancam kekurangan pasokan beras karena produksi yang menurun. Mengacu pada perhitungan, maka Bulog berencana membeli 4000 ton/tahun untuk didistribusikan ke wilayah Maluku. Namun saat ini kondisi berbalik 180 derajat. Buru menjadi daerah yang kekurangan beras. Bahkan untuk menutupi kekurangan tersebut, Bulog Maluku menyuplas raskin dari Ambon ke Buru. Sebagai catatan sejak bulan Januari 2011 sebanyak 1700 ton raskin dari gudang di Ambon sudah dikirim ke Pulau Buru. Padahal pada tahun-tahun

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan I-2012 sebelumnya Buru merupakan pemasok raskin ke Ambon untuk selanjutnya didistribusikan ke wilayah Maluku. Keempat, terdapat persaingan antara Bulog dan para penambang untuk mendapatkan beras yang terbatas. Bulog Maluku membeli beras dari para petani dengan harga Rp6.600,00/kg sedangkan para penambang yang memiliki daya beli di atas rata-rata berani membayar harga beras sebesar Rp8.000,00/kg. Menurut catatan Bulog, dari target pembelian sebanyak 4000 ton pada tahun 2012, sampai triwulan I-2012, Bulog hanya mampu mendapatkan 65 ton saja. Data PDRB triwulan I-2012 menunjukkan bahwa Sektor Pertambangan dan Penggalian meningkat kinerjanya dengan pertumbuhan sebesar 12,33% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 9,90% (y.o.y) maupun periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 7,26% (y.o.y). Tambang emas Dusun Wamsaid Buru diperkirakan telah menghasilkan lebih dari 400 kg emas. Namun penemuan tambang emas ini secara tidak langsung memukul Sektor Pertanian tercermin dari pertumbuhan pada triwulan I-2012 yang hanya sebesar 4,67% (y.o.y). Padahal pada triwulan sebelumnya Sektor Pertanian mampu tumbuh sebesar 5,38% (y.o.y), bahkan pada triwulan I-2011 sektor yang banyak menyerap tenaga kerja ini tumbuh pada level 5,75% (y.o.y) Lalu, apakah penemuan tambang emas ini suatu kesalahan? Di sinilah dibutuhkan peran Pemerintah Daerah untuk mengatur kegiatan penambangan emas di Buru sehingga potensi alam ini dapat dinikmati masyakat dan tentunya tidak menggangu Sektor Pertanian. Salah satu cara adalah mengelola tambang emas tersebut secara profesional dan memberikan insentif kepada kegiatan pertanian untuk terus berkembang.

You might also like