Professional Documents
Culture Documents
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan I-2012 sebelumnya Buru merupakan pemasok raskin ke Ambon untuk selanjutnya didistribusikan ke wilayah Maluku. Keempat, terdapat persaingan antara Bulog dan para penambang untuk mendapatkan beras yang terbatas. Bulog Maluku membeli beras dari para petani dengan harga Rp6.600,00/kg sedangkan para penambang yang memiliki daya beli di atas rata-rata berani membayar harga beras sebesar Rp8.000,00/kg. Menurut catatan Bulog, dari target pembelian sebanyak 4000 ton pada tahun 2012, sampai triwulan I-2012, Bulog hanya mampu mendapatkan 65 ton saja. Data PDRB triwulan I-2012 menunjukkan bahwa Sektor Pertambangan dan Penggalian meningkat kinerjanya dengan pertumbuhan sebesar 12,33% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 9,90% (y.o.y) maupun periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 7,26% (y.o.y). Tambang emas Dusun Wamsaid Buru diperkirakan telah menghasilkan lebih dari 400 kg emas. Namun penemuan tambang emas ini secara tidak langsung memukul Sektor Pertanian tercermin dari pertumbuhan pada triwulan I-2012 yang hanya sebesar 4,67% (y.o.y). Padahal pada triwulan sebelumnya Sektor Pertanian mampu tumbuh sebesar 5,38% (y.o.y), bahkan pada triwulan I-2011 sektor yang banyak menyerap tenaga kerja ini tumbuh pada level 5,75% (y.o.y) Lalu, apakah penemuan tambang emas ini suatu kesalahan? Di sinilah dibutuhkan peran Pemerintah Daerah untuk mengatur kegiatan penambangan emas di Buru sehingga potensi alam ini dapat dinikmati masyakat dan tentunya tidak menggangu Sektor Pertanian. Salah satu cara adalah mengelola tambang emas tersebut secara profesional dan memberikan insentif kepada kegiatan pertanian untuk terus berkembang.