You are on page 1of 3

Bahan Ajar Biostatistika Untuk Mahasiswa Diploma III Kebidanan 3penaksiran dan pengujian teori.

Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data,pengolahan data, penyajian dan penyimpulan data, diikuti dengan tindak lanjut yaitumelakukan generalisasi untuk populasi. Nilai-nilai yang ditentukan dari sampeldinamakan statistik, sedangkan nilai-nilai yang ditentukan dari populasi dinamakanparameter.Selanjutnya statistika inferensial dibagi menjadi statistika parametrik dan nonparametrik. Statistika parametrik digunakan untuk menganalisis data berskalainterval dan rasio yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan statistika non parametrik digunakan untuk menganalisis data berskala nominal danordinal dari populasi yang bebas distribusi (tidak harus berdistribusi normal), sertadata berskala interval dan rasio yang tidak berdistribusi normal.Contoh dari statistika inferensial adalah: kegiatan statistika untuk membuktikanbahwa kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan kelahiran bayi prematur.Dalam hal ini dilakukan langkah-langkah mulai dari pengumpulan data hinggapenarikan kesimpulan pada sampel, lalu dilanjutkan dengan melakukan generalisasiuntuk populasi. Pengertian dan Jenis Data Data adalah bentuk jamak dari datum. Data hasil penelitian dikelompokkan menjadidua yaitu data data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatitif adalah hasilobservasi atau pengukuran yang berbentuk kata, kelompok, atau kategori. Contohdata kualitatif adalah: Keramahan bidan terhadap konsumen, jenis kelamin bayi barulahir, warna rambut, ketajaman penglihatan, golongan darah, dan sebagainya..Data kuantitatif adalah hasil observasi atau pengukuran yang berbentuk angka, ataudata kualitatif yang sudah diangkakan (melalui proses scoring). Contoh dari datakuantitatif adalah: tinggi badan, berat badan, jumlah anak, tekanan darah, dansebagainya.Data kuantitatif dibedakan menjadi data diskrit (jika memiliki nilai diskrit) dan datakontinyu (jika memiliki nilai kontinyu). Contoh dari data diskrit adalah jumlah anak, Bahan Ajar Biostatistika Untuk Mahasiswa Diploma III Kebidanan 4frekuensi kunjungan ANC dan sebagainya. Contoh dari data kontinyu adalah jaraktempuh puskesmas, tekanan darah, lama perdarahan, kecepatan Kala I persalinan.Penggolongan data kuantitatif yang umum diterapkan dalam penelitian adalah datanominal, ordinal, interval, dan rasio, sehingga banyak yang mengatakan bahwa datamemiliki 4 macam skala yaitu data berskala nominal, ordinal, interval, dan rasio. 1. Skala nominal Ciri-ciri dari data berskala nominal adalah hanya memiliki kategori, namun tidak berjenjang, tidak berjarak tetap, dan tidak mengandung nilai 0 mutlak. Yangtermasuk dalam skala nominal adalah semua data dikotomi (hanya 2 kategori)dan data bukan dikotomi yang tak berjenjang.Contoh skala nominal dikotomi adalah: gender (pria dan wanita), keberhasilanbelajar mahasiswa bidan (lulus dan tidak lulus), tingkat pengetahuan kaderposyandu (baik dan buruk), sikap terhadap KB pria (menerima dan menolak),insiden infeksi HIV (positif dan negatif), kejadian anemia ibu hamil (anemia dantidak anemia).Contoh skala nominal bukan dikotomi adalah: jenis pekerjaan kader posyandu(tani, pedagang, IRT, PNS, dan karyawan swasta), agama ibu hamil (Katolik,Protestan, Islam, Hindu, dan Budha), jenis penyakit yang diderita ibu hamil(infeksi, neoplasma, dan degeneratif), gaya belajar kader desa siaga (auditorial,visual, dan kinestetikal), dan lain-lain. 2. Skala ordinal Ciri-ciri dari data berskala ordinal adalah memiliki kategori, berjenjang, tidak berjarak tetap, dan tidak mengandung nilai 0 mutlak. Data dikotomi tidak masuk

skala ordinal.Contoh dari skala ordinal: keberhasilan belajar mahasiswa bidan (1= tidak lulus,2= lulus melalui remidial, dan 3= lulus), tingkat pengetahuan kader posyandu (1=buruk, 2= kurang, 3= baik, dan 4= sangat baik), sikap terhadap KB pria (3=menolak, 2= netral, dan 3= menerima), kejadian anemia ibu hamil (1= anemiaberat, 2= anemia sedang, 3= anemia ringan, dan 4= tidak anemia), Derajat CaCervix (1= Stadium IV, 2= Stadium III, 3= Stadium II, dan 4= Stadium I), dansebagainya. Bahan Ajar Biostatistika Untuk Mahasiswa Diploma III Kebidanan 5 3. Skala interval Ciri-ciri dari data berskala interval adalah memiliki kategori, berjenjang, berjaraktetap, dan tidak mengandung nilai 0 mutlak. Contoh dari skala interval adalah: tingkat pengetahuan kader posyandu berupanilai mentah dengan skala 0-100, sikap terhadap KB pria berupa skor mentahdengan skala 0-80, suhu benda dalam derajat Celsius, dan sebagainya.Dala m ketiga contoh di atas terdapat angka 0, namun bukan nol yang mutlak/absolut. Maksudnya nol dalam hal ini bukan berarti tidak ada memiliki sesuatu, tetapi hanya nol kesepakatan saja. Pada contoh pertama, jika didapatkan nilaipengetahuan nol, bukan berarti kader posyandu tersebut tidak memilikipengetahuan sama sekali, namun telah disepakati bahwa jika seluruh item tesdijawab salah, maka skor yang didapatkan adalah nol. Demikian pula pada contohkedua tentang sikap. Pada contoh ketiga, jika didapatkan suhu 0 derajat Celsiuspada es, bukan berarti bahwa es tersebut tidak memiliki suhu, tetapi telahdisepakati bahwa ketika air membeku menjadi es, air raksa pada thermometerCelsius tepat pada angka nol. 4. Skala rasio Ciri-ciri dari data berskala rasio adalah memiliki kategori, berjenjang, berjarak tetap, dan mengandung nilai 0 mutlak. Contoh dari skala rasio adalah: paritas, frekuensi pemeriksaan ANC, frekuensidenyut nadi permenit, tinggi badan balita dalam cm, berat badan remaja putridalam kg, dan sebagainya.Pada contoh pertama, jika paritas nol berarti ibu tersebut memang tidak memilikianak, pada contoh kedua jika frekuensi ANC adalah nol berarti ibu tidak pernahdatang untuk ANC, jika frekuensi denyut nadi nol berarti memang tidak memilikidenyut nadi, demikian seterusnya.Pada data berskala rasio, nilai perbandingan dapat diterapkan dan ini tidakberlaku untuk data berskala interval. Sebagai contoh, jika frekuensi ANC ibu Aadalah 3 kali dan Ibu B adalah 6 kali, maka bisa dikatakan bahwa frekuensi ANCibu B, 2 kali lipat lebih sering dibandingkan dengan ibu A. Ini didapatkan dari Bahan Ajar Biostatistika Untuk Mahasiswa Diploma III Kebidanan 6penghitungan 6/3 = 2. Jika Ibu S memiliki 8 anak, sedangkan Ibu K memiliki 2anak, maka boleh dikatakan bahwa ibu S memiliki anak 4 kali lipat lebih banyakdaripada ibu K. Variabel dan Skala Pengukuran Variabel didefinisikan sebagai suatu atribut yang menggambarkan orang, tempat,barang, atau ide Nilai dari variabel dapat bervariasi atau berbeda dari satu entitasdengan lainnya. Sebagai contoh, tinggi badan adalah variabel karenamenggambarkan orang, dan dapat bervariasi antara orang yang satu dengan yanglainnya, misalnya: tinggi badan dari 10 balita adalah 80 cm, 80 cm, 85 cm, 86 cm, 89cm, 95 cm, 95 cm, 97 cm, 97 cm, dan 99 cm. Kerawanan desa terhadap wabah DHFadalah variabel karena menggambarkan tempat, dan dapat bervariasi, misalnya:Desa A sangat rawan, Desa B tidak rawan, Desa C rawan, Desa D sangat rawan,Desa E tidak rawan, dan seterusnya.Variasi dari nilai variabel berkaitan erat dengan empat macam skala data. Setiapvariasi yang melekat pada variabel dapat berupa skala nominal, ordinal, interval,maupun rasio. Sebagai contoh, pada

variabel jenis kelamin didapatkan 2 variasi datadengan skala nominal yaitu pria dan wanita. Pada variabel status gizi balitadidapatkan 4 variasi data berskala ordinal yaitu gizi buruk, gizi kurang, gizi baik dangizi lebih. Pada variabel sikap remaja putri terhadap ATM kondom didapatkan 41variasi data berskala interval yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, ., 40. Pada variabel frekuensi kekambuhan asthma didapatkan banyak variasi data berskala rasio, yaitu 0 kali, 1 kali, 2 kali , 3 kali, .. dan seterusnya. Perlu dipahami bersama bahwa untuk satu variabel, variasi yang didapatkan bisasaja dibuat berupa skala nominal, ordinal, interval, atau rasio. Sebagai contoh,variasi dari variabel tingkat pengetahuan bidan di desa, dapat berupa skala nominal,ordinal, dan interval. Jika tingkat pengetahuan dinilai dari skor mentah hasilmengerjakan tes, maka data berskala interval, karena variasi yang mungkin adalah 0, 1, 2, ., 100. Jika skor mentah tadi dikategorikan menjadi 3, misalnya skor 0-55adalah kurang, skor 56-75 adalah cukup, dan skor 76-100 adalah baik, maka jelas Bahan Ajar Biostatistika Untuk Mahasiswa Diploma III Kebidanan 7bahwa data berskala ordinal. Jika skor mentah dikategorikan menjadi 2 (dikotomik),misalnya skor 0-55 adalah tidak memadai, dan skor 56-100 adalah memadai, makadata berskala nominal.Pemilihan skala data seperti contoh di atas disesuaikan dengan kebutuhan. Sebagaicontoh jika statistika digunakan sebagai alat untuk menilai kelayakan tingkatpengetahuan bidan di desa, maka cukup digunakan kategori memadai dan tidamemadai. Tetapi jika tujuan yang diharapkan adalah untuk menilai tingkatpengetahuan bidan di desa sebelum dan sesudah pelatihan, maka sebaiknyadigunakan skala interval. Misalnya skor sebelum pelatihan adalah 76 dan sesudahpelatihan 95, berarti tampak ada peningkatan. Dalam skala ordinal 76 dan 95 masukkategori baik, sehingga dikatakan skor sebelum pelatihan adalah 3= baik, skorsesudah pelatihan juga 3= baik, jadi seolah-olah tidak terjadi peningkatan. Referensi Danapriatna Nana dan Setiawan Rony. 2005. Pengantar Statistika. Yogyakarta:Graha IlmuPurwanto Heri. 1995. Pengantar Statistik Keperawatan. Jakarta: Penerbit BukuKedokteran EGC.Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta.Anonymous. 2011. Statistics, Probability, and Survey Sampling.http://www.stattrek.com Anonymous. 2011. Elementary Statistics and Probability Tutorials and Problems.http://www.analyzemath.com\statistics.html

You might also like