You are on page 1of 5

LAPORAN KERJA MESIN FRAIS (MILLING) PENGEFRAISAN RATA * *) Oleh Syaifi Abdurrahman 1. Dasar Teori a.

Tinjauan umum Proses cutting/pemotongan pada mesin frais berasal dari pengubahan energy listrik menjadi gerak putar. Gerak putar ini awalnya berasal dari motor listrik yang selanjutnya ditransmisikan sehingga menghasilkan gerakan putar. Gerak putar inilah yang menggerakkan cutter milling sehingga proses pemotongan berlangsung. Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja. Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin millingyang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan. b. Putaran Sumbu Utama Untuk mengetahui kecepatan putar spindle utama, maka kita harus mengetahui kecepatan potong dari benda yang akan disayat. Untuk ngetahui kecepatan putar spindle utama, dapat dihitung secara matematis dengan rumus :

Ket: n Vc d = Putaran sumbu utama (RPM) = kecepatan potong (m/menit) = Diameter Cutter (mm) = konstanta (3,14)

Untuk menentukan kecepatan potong ditentukan berdasarkan material yang akan dikerjakan, berikut ini ketetapan kecepatan potong (cutting

Contoh Laporan Kerja Mesin POLITEKNIK NEGERI PADANG

speed). Tabel. Kecepatan Potong (Vc)

2. Tujuan Setelah menyelesaikan job ini, diharapkan mahasiswa memiliki

pengetahuan untuk: a. Menyeting benda kerja dengan tepat, kerataan serta kelurusan pencekaman juga harus diperhatikan. b. Menyeting tool dengan benar, setting cutter serta menentukan zero point pada saat akan melakukan penyayatan awal. c. Menentukan putaran sumbu utama, hal ini dihitung dari parameter kecepatan potong yang telah ditetapkan serta material benda kerja yang akan disayat. d. Mengetahui tingkat kekasaran dari hasil penyayatan dengan mesin frais. e. Mengetahui teknik-teknik yang benar dalam proses cutting.

3. Peralatan dan Perlengkapan a. Mesin Frais b. Cutter End Mill 20 mm c. Palu karet d. Ragum e. Parallel Stripe f. Penyiku g. Vernier Caliver 4. Bahan Bahan yang digunakan adalah Bullet Block 40x40x50, dengan material St. 37.

Contoh Laporan Kerja Mesin POLITEKNIK NEGERI PADANG

5. Sistematika Langkah Kerja a. Persiapkan mesin frais b. Siapkan peralatan yang akan digunakan. c. Setting mesin, meliputi setting benda kerja, setting cutter, setting coolant. d. Menentukan Zero point, dengan bantuan kertas basah yang diletakkan diatas benda kerja.

e. Mulai penyayatan pertama.

f. Ulangi sampai semua permukaan tersayat semuanya.

Contoh Laporan Kerja Mesin POLITEKNIK NEGERI PADANG

g. Balik benda kerja, lakukan setting kembali pada cekam. Sayatkan sampai mencapai dimensi 35 mm.

h. Lakukan penyayatan kembali pada sisi yang lain. Sayatkan sampai menjadi dimensi 35 mm juga.

i. Penyayatan selanjutnya pada sisi yang terakhir sampai berdimensi 45 mm.

j. Terakhir, lakukan pengikiran pada bagian-bagian yang masih tajam.

Contoh Laporan Kerja Mesin POLITEKNIK NEGERI PADANG

6. Hambatan/Kendala a. Kurangnya mesin frais yang digunakan sehingga mengakibatkan praktik mahasiswa menjadi terkendala. Hal ini dikarenakan harus menunggu giliran untuk melakukan pengefraisannya. b. Parallel stripe yang digunakan sudah tidak terlalu sejajar lagi. Hal ini akan membuat proses pengefraisan menjadi tidak presisi, tidak siku serta tidak sejajar. Selain itu dimensinya juga akan berbeda antara sisi yang satu dengan sisi yang lain. c. Hasil penyayatan dari mesin frais tidak terlalu halus, sehingga pencapaian grade kekasarannya ada yang tidak tercapai. 7. Solusi a. Perlu dilakukan review atau pembagian proporsi di masing-masing lini kerja. Pengelompokkan 2 mahasiswa pada setiap mesin lebih efektif daripada 4 mahasiswa. Hal ini untuk mengefisiensikan waktu yang seharusnya digunakan untuk praktik. b. Pengadaan parallel stripe yang baru akan menyolusikan hal ini. Parallel stripe ini menjadi sesuatu yang sangat penting karena pada saat proses penyetingan pada cekam, parallel ini akan menjadi titik referensi awal dari landasannya. c. Perlu adanya maintenance dari mesin frais yang ada. Kebanyakan mesin fraise yang ada beberapa panel yang penting sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Panel yang tidak berfungsi misalnya panel gerak otomatis. Kerja otomatis ini menjadi sangat penting dalam pengefraisan sebab akan berpengarus pada tekstur dari bidang sayat. Tekstur dari bidang sayat ini akan berpengaruh pada grade kekasaran. 8. Kesimpulan Dalam kerja frais ini yang menjadi titik perhatian adalah pada saat penyetingan benda kerja. Kesejajaran serta kesikuan dari sisi benda kerja bergantung pada posisi awal benda kerja. Apabila penyetingan benda kerja pada cekam salah maka bidang sayatnya juga tidak akan pernah sejajar. Kesikuannya juga sulit untuk dicapai. Parameter pemotongan yang digunakan harus senantiasa diperhatikan. Parameter ini berkaitan dengan putaran pada sumbu utama. Putaran sumbu utama ini dihitung menggunakan rumus kecepatan potong (cutting speed) yang digunakan. Parameter yang tepat akan membuat pekerjaan frais dengan yang diharapkan. sesuai

Contoh Laporan Kerja Mesin POLITEKNIK NEGERI PADANG

You might also like