You are on page 1of 16

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pencemaran lingkungan dapat menyebabkan lesi toksik pada manusia, perubahan biosfer atau perubahan dalam

lingkungan luar.

Orang harus membedakan antara pencemaran

kimia lingkungan yang menyangkut kerja kimia dari zat yang merugikan pada lingkungan dan pembebanan lingkungan secara fisika, umpamanya kenaikan suhu air permukaan karena kerja energi. Di samping itu ada pencemaran lingkungan dengan limbah kimia biokimia yang lembam, relatif stabil, misalnya bahan kemasan dari plastik. Selanjutnya harus disebut limbah nuklir yang sering masih aktif selama ratusan tahun. Toksikologi adalah ilmu pengetahuan yang memepelajari tentang racun. Menurut Taylor, racun adalah setiap bahan atau zat yang dalam jumlah tertentu bisa masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan reaksi kimiawi yang akan menyebabkan penyakit dan kematian. Racun dapat masuk ke dalam tubuh seseorang melalui mulut, saluran pernafasan, suntikan, kulit yang sehat ataupun sakit, dan melalui dubur atau vagina. Berdasarkan dan tempat dimana racun-racun tersebut mudah didapat, maka racun dapat dibagi menjadi 5 golongan yaitu : 1. Racun rumah tangga Misal : kosmetik, detergen dll. 2. Racun pertanian atau perkebunan Misal : pestisida dan herbisida 3. Racun dunia pengobatan Misal : sedative, analgetika dll 4. Racun industri dan laboratorium Misal : Merkuri, asam, basa dll
1

5. Racun di alam bebas Misal : opium, ganja dll Buangan industri yang mengandung unsur dan atau senyawa logam berat juga merupakan toksikan yang mempunyai daya racun tinggi. Buangan industri yang mengandung

persenyawaan logam berat tersebut bukan hanya bersifat toksik terhadap tumbuhan, tetapi juga terhadap hewan dan manusia. Sebagai contoh adalah logam Merkuri (Hg). Pencemaran yang

disebabkan oleh buangan industri yang mengandung unsur dan atau persenyawaan dari logam merkuri, telah mengakibatkan timbulnya penyakit aneh pada penduduk yang hidup di sekitar Teluk Minamata di Jepang. Toksikan yang sangat berbahaya

umumnya berasal dari buangan industri, terutama sekali industri kimia (produk dari industri pestisida) dan industri yang melibatkan logam berat (Hg, Cd, PB, Cu dan Cr) dalam proses produknya.

B. Tujuan Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu : 1. Mengetahui tentang toksikan merkuri. 2. Mengetahui tentang sumber merkuri. 3. Mengetahui tentang dampak dari merkuri. 4. Mengetahui tentang cara pengendalian merkuri.

C. Manfaat Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu : 1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang toksikan merkuri. 2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang sumber merkuri. 3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang dampak merkuri. 4. Mahasiswa dapat mengetahui tentang cara pengendalian merkuri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Merkuri Merkuri atau Raksa atau Air raksa (Latin: Hydrargyrum, air/cairan perak) adalah unsur kimia pada tabel periodik dengan simbol Hg dan nomor atom 80. Merkuri merupakan elemen alami, sering mencemari lingkungan. Kebanyakan merkuri yang terdapat di alam dalam bentuk senyawa dengan elemen lain dan jarang dijumpai dalam bentuk elemen terpisah. Komponen merkuri banyak tersebar di karang-karang, tanah, udara, air dan organisme hidup melalui proses fisika, kimia, dan biologi yang kompleks. Unsur golongan logam transisi ini berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur (bersama cesium, fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair dalam suhu kamar, serta mudah menguap. Hg akan memadat pada tekanan 7.640 Atm. Kelimpahan Hg di bumi menempati di urutan ke-67 di antara elemen lainnya pada kerak bumi. Di alam, merkuri (Hg) ditemukan dalam bentuk unsur merkuri (Hg0), merkuri monovalen (Hg1+), dan bivalen (Hg2+). Sifat kimia dan fisika merkuri membuat logam tersebut banyak digunakan untuk keperluan kimia dan industri. Beberapa sifat tersebut diantarnya adalah : 1. Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu kamar (250C) dan mempunyai titik beku terendah dibanding logam lain yaitu -390C. 2. Kisaran suhu dimana merkuri terdapat dalam bentuk cair sangat lebar yaitu 3960C, dan kisaran suhu ini merkuri mengembang secara merata. 3. Mempunyai volatilitas yang tertinggi dari semua logam. 4. Ketahanan listrik sangat rendah sehingga merupakan konduktor terbaik dibanding semua logam lain.

5. Banyak logam yang dapat larut di dalam merkuri membentuk komponen yang disebut dengan amalgam. 6. Merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua makhluk hidup. B. Sumber Merkuri Kadar merkuri yang tinggi pada perairan umumnya diakibatkan oleh buangan industri (industrial wastes) dan akibat sampingan dari penggunaan senyawa-senyawa merkuri di bidang pertanian. Penggunaan merkuri di dalam industri sering mengakibatkan pencemaran lingkungan, baik melalui air limbah maupun melalui sistem ventilasi udara. Merkuri dapat berada dalam bentuk metal, senyawa-senyawa anorganik dan senyawa organik. Terdapatnya merkuri di perairan dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu pertama oleh kegiatan perindustrian seperti pabrik cat, kertas, peralatan listrik, chlorine dan coustic soda; kedua oleh alam itu sendiri melalui proses pelapukan batuan dan peletusan gunung berapi. Penggunaan merkuri yang terbesar adalah dalam industri klor-alkali, di mana produksi klorin (Cl2) dan kaustik soda (NaOH) dengan cara elektrolisis garam NaCl. Kedua bahan ini sangat banyak gunanya sehingga diproduksi dalam jumlah tinggi setiap tahun. Fungsi merkuri dalam proses ini adalah sebagai katode dari sel elektroda. Penggunaan kedua terbesar adalah dalam produksi alat-alat listrik untuk berbagai keperluan. Sebagai contoh, misalnya lampu uap merkuri yang banyak digunakan dalam penerangan jalan dan pabrik karena mempunyai biaya instalasi dan operasi yang lebih rendah daripada lampu pijar dan dapat dioperasikan pada tegangan tinggi. Penggunaan lainnya, misalnya pada baterai merkuri yang mempunyai umur relatif panjang dan dapat digunakan pada kondisi suhu dan kelembaban yang tinggi. Penggunaan merkuri terbesar ketiga beserta komponenkomponennya adalah fungisida. Dalam hal ini merkuri digunakan untuk membunuh jamur di dalam cat, pulp, kertas dan industriindustri pertanian. Cat yang digunakan untuk kapal sering ditambah merkuri okside (HgO) sebagai antijamur atau merkuri asetat sebagai antilapuk.

Fenil merkuri asetat (FMA) merupakan komponen organomerkuri yang banyak digunakan secara komersil untuk mencegah pembentukan lendir pada pulp kertas yang masih basah selama pengolahan dan penyimpanan. Tetapi penggunaan organomekuri untuk kepentingan tersebut telah dilarang oleh Food And Drug Adminitration (FDA) karena dapat mengkontaminasi makanan yang dibungkus dengan kertas tersebut. Logam merkuri juga digunakan sebagai katalis dalam industri kimia, terutama pada industri vinil klorida yang merupakan bahan dasar berbagai plastik. Logam merkuri juga digunakan di dalam termometer dan alat-alat pencatat suhu karena bentuk cairannya ada pada kisaran suhu yang lebar, sifatnya uniform, koefisein mulai panasnya besar dan konduktivitas litriknya besar. Namun pencemaran merkuri yang disebabkan kegiatan alam pengaruhnya terhadap biologi maupun ekologi tidak significant. Di antara beberapa sumber polutan yang menyebabkan penimbunan merkuri di lingkungan laut, menurut MANDLLI di dalam PORTMANN (1976) yang terpenting adalah industri penambangan logam, industri biji besi, termasuk metal plating, industri yang memproduksi bahan kimia, baik organic maupun anorganik, dan offshore dumping sampah domestik, lumpur dan lain-lain. C. Dampak Pencemaran Merkuri Telah kita ketahui merkuri digunakan dalam bidang perindustrian, tetapi penggunaan merkuri di dalam industri sering mengakibatkan pencemaran lingkungan, baik melalui air limbah maupun melalui sistem ventilasi udara. Merkuri yang terbuang mengkontaminasi ikan dan makhluk air lainnya, termasuk ganggang dan tumbuhan air. Selanjutnya ikan-ikan kecil dan makhluk air lainnya mungkin akan dimakan oleh ikan-ikan atau hewan air lainnya yang lebih besar atau masuk ke dalam tubuh melalui insang. Kerang juga dapat mengumpulkan merkuri kedalam rumahnya. Ikan-ikan dan hewan air yang kemudian dikonsumsi oleh manusia sehingga manusia pun dapat mengumpulkan merkuri di dalam tubuhnya. FDA menetapkan batasan kandungan merkuri maksimum adalah 0,005 ppm untuk makanan, sedangkan WHO (World Health Organization) menetapkan batasan maksimum yang lebih rendah, yaitu 0,0001 ppm untuk air. Keracunan merkuri disebabkan oleh konsumsi ikan yang tercemar merkuri atau konsumsi biji-bijian yang diberi perlakuan dengan merkuri. Selain

itu biasanya zat berbahaya ini digunakan pada produk kecantikan yang bertujuan untuk memutihkan kulit. Walaupun mekanisme keracunan merkuri di dalam tubuh belum diketahui dengan jelas, tetapi beberapa hal mengenai daya racun merkuri dalam jumlah yang cukup dapat diuraikan sebagai berikut: Semua komponen merkuri dalam jumlah cukup beracun terhadap tubuh. Gejala keracunan Merkuri : a. Gangguan fungsi syaraf sensorik, kepekaan menurun dan sulit menggerakkan jari tangan dan kaki, penglihatan menyempit, daya pendengaran menurun, serta rasa nyeri pada lengan dan paha. b. Gangguan syaraf motorik, lemah, sulit berdiri, mudah jatuh, ataksia, tremor, gerakan lambat, dan sulit berbicara. c. Gangguan Liver : Merusak sel-sel liver. d. Gangguan ginjal : fungsi ginjal terganggu sehingga

menyebabkan gagal ginjal. Masing-masing komponen merkuri mempunyai perbedaan karakteristik dalam daya racunnya, distribusi, akumulasi atau pengumpulan dan waktu resistensinya di dalam tubuh. Transformasi biologi dapat terjadi di dalam lingkungan atau di dalam tubuh di mana komponen merkuri diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya. Pengaruh merkuri di dalam tubuh diduga karena dapat menghambat kemampuan kerja enzim dan mengakibatkan kerusakan sel yang disebabkan kemampuan merkuri untuk terikat dengan grup yang mengandung sulfur di dalam molekul yang terdapat di dalam enzim dan dinding sel. Keadaan ini mengakibatkan penghambatan aktivitas enzim dan reaksi kimia dikatalisasi oleh enzim tersebut. Kerusakan tubuh yang disebabkan oleh merkuri biasanya bersifat permanen dan sampai saat ini belum dapat disembuhkan. Keracunan kronis oleh merkuri dapat terjadi akibat kontak kulit, makanan, minuman, dan pernafasan. Toksisitas kronis berupa gangguan sistem pencernaan dan sistem syaraf atau gingvitis. Akumulasi Hg dalam tubuh dapat menyebabkan tremor, parkinson, gangguan lensa mata berwarna abu-abu, serta anemia ringan,

dilanjutkan dengan gangguan susunan syaraf yang sangat peka terhadap Hg dengan gejala pertama adalah parestesia, ataksia, disartria, ketulian, dan akhirnya kematian. Wanita hamil yang terpapar alkil merkuri bisa menyebabkan kerusakan pada otak janin sehingga mengakibatkan kecacatan pada bayi yang dilahirkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak janin lebih rentan terhadap metil merkuri dibandingkan dengan otak dewasa. Konsentrasi Hg 20 gL dalam darah wanita hamil sudah dapat mengakibatkan kerusakan pada otak janin. Merkuri memiliki afinitas yang tinggi terhadap fosfat, sistin, dan histidil yang merupakan rantai samping dari protein, purin, pirimidin, pteridin, dan porifirin. Dalam konsentrasi rendah ion Hg+ sudah mampu menghambat kerja 50 enzim yang menyebabkan metabolisme tubuh terganggu. Garam merkuri anorganik bisa mengakibatkan presipitasi protein, merusak mukosa saluran pencernaan, merusak membran ginjal maupun membran filter glomerulus. Toksisitas kronis dari merkuri organik ini dapat menyebabkan kelainan berkelanjutan berupa tremor, terasa pahit di mulut, gigi tidak kuat dan rontok, albuminuria, eksantema pada kulit, dekomposisi eritrosit, serta menurunkan tekanan darah. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan, kadar merkuri maksimum di dalam air adalah 0,001 mg/l. Bahaya Merkuri pada Kosmetik Pemakaian kosmetik mengakibatkan : yang mengandung Merkuri dapat

1. Dapat memperlambat pertumbuhan janin 2. mengakibatkan keguguran (Kematian janin dan Mandul) 3. Flek hitam pada kulit akan memucat (seakan pudar) dan bila pemakaian dihentikan, flek itu dapat/akan timbul lagi & bertambah parah (melebar). 4. Efek REBOUND yaitu memberikan respon berlawanan (KULIT AKAN MENJADI GELAP/KUSAM SAAT PEMAKAIAN

KOSMETIK DIHENTIKAN). 5. Bagi Wajah yang tadinya bersih lambat laun akan timbul flek yang sangat parah (lebar). 6. Dapat mengakibatkan kanker kulit.

Unsur merkuri yang ada di kosmetik akan diserap melalui kulit, kemudian akan dialirkan melalui darah keseluruh tubuh dan merkuri itu akan mengendap di dalam ginjal yang berakibat terjadinya GAGAL GINJAL YANG SANGAT PARAH. (BISA MENYEBABKAN KEMATIAN) Merkuri dalam krim pemutih (yang mungkin tidak tercantum pada labelnya) dapat menimbulkan keracunan bila digunakan untuk waktu lama. Walau tidak seburuk efek merkuri yang tertelan (dari makanan ikan yang tercemar), tetap menimbulkan efek buruk pada tubuh. Kendati cuma dioleskan ke permukaan kulit, merkuri mudah diserap masuk ke dalam darah, lalu ,memasuki system saraf tubuh. Manifestasi gejala keracunan merkuri akibat pemakaian krim kulit muncul sebagai gangguan system saraf, seperti tremor (gemetar), insomnia (tidak bisa tidur), pikun, gangguan penglihatan, ataxia (gerakan tangan tak normal), gangguan emosi, depresi dll. D. Cara Pengendalian Pencemaran Merkuri Pencemaran air oleh merkuri tidak bisa diatasi hanya dengan cara penyaringan, koagulasi kopulasi, pengendapan, atau pemberian tawas. Hal ini karena merkuri di air berbentuk ion. Cara terbaik untuk menghilangkan merkuri dalam air ini adalah dengan pertukaran ion. Yaitu mempergunakan suatu resin yang mampu mengikat ion merkuri hingga menjadi jenuh, kemudian diregenerasi kembali dengan penambahan suatu asam, sehingga merkuri bisa dinetralisir. Namun karena biaya ionisasi ini sangat mahal, maka biaya termurah dan terbaik adalah dengan mencegah merkuri tidak masuk perairan. Cara lain, yaitu penyulingan. Tapi biaya yang akan dikeluarkan untuk penyulingan pun juga sangat mahal. Penelitian tentang pengobatan keracunan merkuri sangat terbatas. Akhir-akhir ini dapat digunakan chelators N-acetyl-D,Lpenicillamine (NAP), British Anti-Lewisite (BAL), 2,3-dimercapto-1propanesulfonic acid (DMPS), dan dimercaptosuccinic acid (DMSA). Pada penelitian dengan sampel kecil dilakukan pada pekerja tambang yang ter-ekpos air raksa diberikan DMSA dan NAP. Obat ini bekerja dengan cara memperkecil partikel air raksa, sehingga pengeluaran ke ginjal bisa di tingkatkan. Akan tetapi pencegahan adalah lebih baik dari pengobatan. Artinya, ini kembali pada kesadaran dan kepedulian masyarakat terkait. Khususnya untuk kasus PETI (Penambangan Emas Tanpa

Izin), kebijakan publik, gubernur, bupati, dan Departemen Pertambangan sangat menentukan dalam mengurangi pencemaran sungai. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan penyuluhanpenyuluhan pada masyarakat penambang. Tentu saja bukan perkara yang mudah, sebab penggunaan merkuri berkait dengan mata pencaharian serta juga pendapatan daerah. Tidak selalu pengobatan dapat berhasil dan kecacatan yang terjadi sudah permanen, oleh karena itu peran pemerintah untuk melakukan AMDAL terhadap suatu perusahaan yang menggunakan air raksa harus dilakukan dengan benar dan sanksi yang tegas apabila AMDALnya membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya serius yang telah dilakukan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih (PROKASIH). Program ini merupakan upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta dilakukan secara bertahap untuk mengendalikan beban pencemaran dari sumber-sumber lainnya. Program ini juga berusaha untuk menata pemukiman di bantaran sungai dengan melibatkan masyarakat setempat (KLH, 2004). Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran.

Selain itu juga, suatu laporan yang dibuat oleh Enviromental Protection Agency (EPA) memuat beberapa rekomedasi untuk mencegah terjadinya pencemaran merkuri di lingkungan. Rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pestisida alkil merkuri tidak boleh digunakan lagi. 2. Penggunaan pestisida yang menggunakan komponen

merkuri lainnya dibatasi untuk daerah-daerah tertentu. 3. Semua industri yang menggunakan dengan merkuri terlebih harus dahulu

membuang

limbah

industri

mengurangi jumlah merkurinya sampai batas normal. Pelaksanaan rekomendasi tersebut tidak seluruhnya dapat memecahkan masalah pencemaran merkuri di lingkungan. Pencemaran tetap terjadi dan menghasilkan CH3Hg+ yang dilepaskan ke badan air sekililingnya.

10

BAB III PEMBAHASAN KASUS


A. Merkuri Mengancam Air Minum Warga Kota Jambi Rabu, 6 Mei 2009 Jambi, Batak Pos Hingga kini pencemaran air sungai Batanghari oleh merkuri akibat penambangan emas tanpa izin (PETI) dan pencemaran logam berat dari penambangan pasir di Sungai Batanghari semakin mengancam kesehatan warga Kota Jambi. Warga Kota Jambi masih mengandalkan Sungai Batanghari sebagai sumber air bersih sehingga ancaman itu sulit dihindari. Kondisi air Sungai Batanghari lambat laun bertambah tercemar. Selain praktik PETI dan penambangan pasir, pencemaran lingkungan juga disebabkan masih maraknya warga yang bermukim di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari membuang limbah rumah tangga ke sungai. Demikian dikatakan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kota Jambi, H Rusli K Siregar kepada Batak Pos, Minggu (03/5). Menurutnya, pencemaran merkuri akaibat maraknya PETI dan penambangan pasir harus segera dihentikan. Banyaknya warga yang membuang limbah rumah tangga termasukbuang air besar (wc) membuat air sungai Batanghari semakin tercemar. Warga yang bermukim di DAS Batanghari dihimbau untuk tidak membuang limbahnya ke sungai. Disebutkan, program Sungai Batanghari Bersih yang dicanangkan Pemerintah Provinsi Jambi sejak tahun 2006 lalu, hingga kini belum terasa manfaatnya. Pemerintah Provinsi Jambi juga diminta untuk serius menjalankan pro lingkungan seperti program tersebut. Secara terpisah, Direktur Utama PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, Ir Agus Sunara mengatakan, pihaknya mengakui kalau kondisi air Sungai Batanghari tercemar merkuri dan logam berat. Produksi air PDAM yang bahan bakunya berasal dari Sungai Batanghari belum bisa

11

dipastikan bebas pencemaran merkuri dan logam berat. Perusahaan air minum setempat tidak pernah meneliti kadar merkuri dan logam berat dalam air yang mereka produksi. Penelitian tidak dilakukan karena perusahaan air minum setempat tidak memiliki alat pengukur pencemaran merkuri dan logam berat,katanya. Dikatakan, saat ini sedang berkembang informasi mengenai adanya pencemaran merkuri dan logam berat yang terkandung dalam air produksi PDAM setempat karena bahan baku air minum di kota itu bersumber dari air Sungai Batanghari. Pencemaran merkuri itu berasal dari PETI dan

penambangan pasir yang hingga kini masih marak di Sungai Batanghari. Informasi itu mulai meresahkan para pelanggan air minum di kota itu.

B. Tingkat Pencemaran Merkuri di Mimika Sudah Parah Kamis, 11 Agustus 2011 08:59 WIB REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA Ketua Asosiasi Pengelolaan Limbah B3 Indonesia (APLI) Papua, Andreas Anggaibak, mendesak pemerintah daerah setempat segera mengambil langkah-langkah serius untuk mengatasi kasus pencemaran merkuri (air raksa) di Kota Timika yang saat ini diketahui sudah melampaui ambang batas. Anggaibak mengaku sangat prihatin dengan adanya temuan Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen

Indonesia (UKI) Jakarta baru-baru ini yang menyimpulkan bahwa sumur-sumur warga di Timika dan sekitarnya terindikasi kuat telah tercemar merkuri. LPPM UKI Jakarta mempubliksikan hasil

penelitiannya bekerjasama dengan Kadin Mimika setelah menguji sampel air pada 37 sumur warga di Timika pada bulan Oktober 2010. "Ini masalah yang sangat serius sekali. Kami minta semua pihak baik Pemda Mimika melalui Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pertambangan dan Energi serta PT Freeport Indonesia mengambil langkah-langkah

12

serius untuk mengatasi masalah pencemaran merkuri ini agar tidak terjadi masalah besar di kemudian hari," kata Anggaibak. Mantan Ketua DPRD Mimika periode 1999-2004 itu juga meminta pihak kepolisian setempat mengawasi mata rantai perdagangan merkuri yang selama ini digunakan para pendulang emas dan para pemilik toko emas di Timika untuk pemurnian emas yang dibawa para pendulang tradisional. "Siapa pun yang kedapatan menjual merkuri secara bebas harus ditangkap dan diproses karena ulah mereka akan mendatangkan Anggaibak. Menurut dia, untuk mengatasi kasus pencemaran merkuri di Timika maka sudah saatnya Pemkab setempat melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) menyediakan sarana air bersih ke rumah-rumah warga. "Pemkab Mimika harus membuat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan mengambil air dari hulu Sungai Iwaka dan Kuala Kencana yang belum tercemar untuk disalurkan ke rumah-rumah warga. Kami juga mengimbau warga tidak boleh mengonsumsi air sumur," ujarnya. Ketua Kadin Mimika, Decky Tenouye, mengatakan kegiatan penelitian kerjasama dengan hLPPM UKI Jakarta dilakukan karena adanya keluhan warga yang mengalami gatal-gatal pada kulit, kulit terasa panas dan sakit kepala. Selain itu terdapat perubahan warna air pada sumur-sumur warga. Pengambilan sampel air untuk diteliti, dilakukan dua kali pada 37 titik mulai dari Distrik Kuala Kencana hingga Distrik Mimika Timur Jauh. "Dari hasil penelitian pada 37 sampel air yang diambil, ditemukan konsentrasi Hg (merkuri) yang melebihi batas ambang yang diperbolehkan," jelas Decky. C. Minamata Disease Penyakit Minamata atau Sindrom Minamata adalah sindrom kelainan fungsi saraf yang disebabkan oleh keracunan akut air raksa. Gejala-gejala sindrom ini seperti kesemutan pada kaki dan
13

malapetaka

bagi

masyarakat

Mimika,"

desak

tangan, lemas-lemas, penyempitan sudut pandang dan degradasi kemampuan berbicara dan pendengaran. Pada tingkatan akut, gejala ini biasanya memburuk disertai dengan kelumpuhan, kegilaan, jatuh koma dan akhirnya mati Penyakit ini mendapat namanya dari kota Minamata, Prefektur Kumamoto di Jepang, yang merupakan daerah di mana penyakit ini mewabah mulai tahun 1958. Pada waktu itu terjadi masalah wabah penyakit di kota Minamata Jepang. Ratusan orang mati akitbat penyakit yang aneh dengan gejala kelumpuhan syaraf. Mengetahui hal tersebut, para ahli kesehatan menemukan masalah yang harus segera di amati dan di cari penyebabnya. Melalui pengamatan yang mendalam tentang gejala penyakit dan kebiasaan orang jepang, termasuk pola makan kemudian diambil suatu hipotesis. Hipotesisnya adalah bahwa penyakit tersebut mirip orang yang keracunan logam berat. Kemudian dari kebudayaan setempat diketahui bahwa orang Jepang mempunyai kebiasaan mengonsumsi ikan laut dalam jumlah banyak. Dari hipotesis dan kebiasaan pola makan tesebut kemudian dilakukan eksperimen untuk mengetahui apakah ikan-ikan di Teluk Minamata banyak mengandung logam berat (merkuri). Kendian di susun teori bahwa penyakit tesebut diakibatkan oleh keracunan logam merkuri yang terkandung pada ikan. Ikan tesebut mengandung merkuri akibat adanya orang atau pabrik yang membuang merkuri ke laut. Penelitian berlanjut dan akihirnya ditemukan bahwa sumber merkuri berasal dar pabrik batu baterai Chisso. Akhirnya pabrik tersebut ditutup dan harus membayar kerugian kepada penduduk Minamata kurang lebih dari 26,6 juta dolar

14

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan

Merkuri atau Raksa atau Air raksa (Latin: Hydrargyrum, air/cairan perak) adalah unsur kimia pada tabel periodik dengan simbol Hg dan nomor atom 80. Merkuri merupakan elemen alami, sering mencemari lingkungan. Kadar merkuri yang tinggi pada

perairan umumnya diakibatkan oleh buangan industri (industrial wastes) dan akibat sampingan dari penggunaan senyawa-senyawa merkuri di bidang pertanian. Penggunaan merkuri yang terbesar adalah dalam industri klor-alkali, di mana produksi klorin (Cl2) dan kaustik soda (NaOH) dengan cara elektrolisis garam NaCl. Kedua bahan ini sangat banyak gunanya sehingga diproduksi dalam jumlah tinggi setiap tahun. Fungsi merkuri dalam proses ini adalah sebagai katode dari sel elektroda. Semua komponen merkuri dalam jumlah cukup beracun terhadap tubuh. Gejala keracunan Merkuri : e. Gangguan fungsi syaraf sensorik, kepekaan menurun dan sulit menggerakkan jari tangan dan kaki, penglihatan menyempit, daya pendengaran menurun, serta rasa nyeri pada lengan dan paha. f. Gangguan syaraf motorik, lemah, sulit berdiri, mudah jatuh, ataksia, tremor, gerakan lambat, dan sulit berbicara. g. Gangguan Liver : Merusak sel-sel liver. h. Gangguan ginjal : fungsi ginjal terganggu sehingga

menyebabkan gagal ginjal. Cara terbaik untuk menghilangkan merkuri dalam air ini adalah dengan pertukaran ion. Yaitu mempergunakan suatu resin
15

yang mampu mengikat ion merkuri hingga menjadi jenuh, kemudian diregenerasi kembali dengan penambahan suatu asam, sehingga merkuri bisa dinetralisir.

B. Saran

Sebaiknya pemerintah lebih mengawasi terhadap kegiatan pembuangan limbah pada industri-industri terutama pada industri logam berat. Pemberian sanksi kepada pihak industri yang

melanggar sangatlah baik dan efektif demi terjaganya lingkungan dan kesehatan manusia. Kesadaran pada diri kita untuk menjaga keseimbangan lingkungan maka akan berdampak positif bagi kesehatan manusia itu sendiri.

16

You might also like