You are on page 1of 6

Kasus: PPGS Corporate Ethics Program

1. Latar Belakang Perusahaan pada umumnya menerapkan kegiatan yang menyangkut produksi dan distribusi barang dan jasa. Akuntansi digunakan untuk mencatat dan melaporkan pengaruh keuangan dari kegiatan perusahaan. Disamping itu, memberikan suatu komentar agar adanya pemisahaan fungsi pemilikan dan pengelolaan bahwa dalam perusahaan yang masih kecil, lebih lebih perusahaan perorangan pemilik mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai pemilik (investor) sekaligus sebagai pimpinan dan pengelola perusahaan (manager). Dalam keadaan semacam ini tidak ada masalah mengenai bagaimana pemilik harus menyusun laporan keuangan untuk kepentingannya sendiri oleh karena pemilik mengetahui secara langsung apa yang terjadi di dalam perusahaan. Dalam hal ini pemilik dan pengelola adalah orang yang sama sehingga laporan keuangan yang disusunnya sendiri, bagaimana isi dan bentuknya, akan dapat ditafsirkannya dengan tepat karena pemilik mengetahui benar maksud dan arti laporan keuangan yang disiapkan sendiri. Perusahaan perorangan biasanya bersifat seperti ini sehingga kebutuhan akan laporan keuangan yang memenuhi persyaratan tertentu tidak begitu dirasakan. Semakin besarnya perusahaan dan makin banyaknya peralihan bentuk perusahaan perorangan menjadi badan usaha (perseroan terbatas) cenderung menjadikan fungsi pemilikan dan fungsi pengelolaan terpisah secara makin tegas. Tidak hanya fungsinya saja yang terpisah tetapi juga orang yang menjalankan fungsi tersebut sehingga timbul kelompok pemilik (investor) dan kelompok pengelola (management). Pemisahan ini secara teknis dapat dipahami mengingat dalam perusahaan yang semakin besar pemilik tidak lagi mampu untuk secara teknis langsung menangani perusahaan sehingga harus menyerahkan wewenangnya kepada manajemen. Interaksi pihak pihak yang berkepentingan yang merupakan stakeholders bisnis dapat berkembang menjadi aksi yang merugikan atau saling memaksakan kepentingannya tanpa menghiraukan kepentingan dan kebutuhan stakeholders lainnya yang memiliki juga akses serupa terhadap bisnis. Disamping itu, permasalahan dapat saja terjadi antara pihak perusahaan dengan operasional dan produknya dengan lingkungan bisnis yang mengharapkan lebih banyak lagi peran yang diterimanya dari pada sekedar aktivitas normalnya tersebut. Dalam berbagai kasus sering terjadi perselisihan antara bisnis dengan stakeholders, yaitu penuntutan perkara, antara gerakan anti-tobacco dengan industri rokok yang terjadi pro kontra oleh 2 pihak: a) Masalah ganguan kesehatan customers rokok,

PENDAHULUAN

b) Industri rokok memberikan kontribusinya pada pendapatan pemerintah, dan c) Kesempatan kerja bagi ribuan karyawan di Industri rokok tersebut. Disamping itu, juga terdapat beberapa kasus yang berbeda namun permasalahannya mirip yang berhubungan dengan etika dalam bisnis serta kepentingan pihak stakeholders, antara lain: a) Profesi penilai, auditor, akuntan, analisis keuangan, ekonom, dan lainnya menjadi penopang kapitalisme global. Jika kalangan profesional ini seperti persepakbolaan dan perpolitikan di Indonesia, maka mereka turut memacu dunia usaha dan perekonomian semakin liar. Mereka sekedar menjadi mesin tanpa jiwa dari para pemilik modal. Mereka puas dengan sekedar menjadi remah remah dari sistem kapitalisme yang menghisap dan menipu. Mereka seharus menjadi pengimbang. Kejujuran adalah kuncinya. Transparansi dan akuntabilitas menjadi syaratnya. (Faisal Basri, 2005) b) Pengadilan atas Bernard Ebbers (63), mantan Pimpinan Eksekutif (CEO), WorldCom mencapai akhirnya. Ebbers yang sukses membangun imperium bisnis worldcom dari perusahaan kecil hingga menjadi salah satu raksasa telekomunikasi di AS dihukum 20 tahun karena penipuan akuntansi bernilai 11 milliar dollar AS, terbesar dalam sejarah kejahatan akuntansi di AS. (Darwis, 2005) Berdasarkan uraian diatas, akan dijelaskan tentang suatu fenomena etika antara industri obat kuat dan tanggapan lingkungan bisnisnya menyangkut produksi obat tersebut. 2. Permasalahan 1. Bagaimana bentuk kultur yang etis, kultur etis yang terbaik dari PPG Industri? 2. Apakah jenis kultur yang terbaik untuk mempromosikan etika di tempat kerja? 3. Berapa banyak ethical safeguards uraikan dalam bab PPG Industri yang diadopsi dari programnya yang etis? 4. Apa yang kamu rekomendasikan pada langkah berikutnya bagi Program Etika PPG Industries'? 3. Karakteristik Etika Etika (ethic) berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti karakter:. Kata lain untuk etika ialah moralitas (morality), yang berasal dari bahasa latin mores, yang berarti kebiasaan. Moralitas berpusat pada benar dan salah dalam perilaku manusia. Etika Umum (general ethics) berusaha menangani pertanyaan pertanyaan semacam itu dengan coba mendefinisikan apa yang dimaksud dengan baik bagi seseorang atau masyarakat, dan mencoba menetapkan sifat dari kewajiban atau tugas yang harus dilakukan oleh seseorang bagi dirinya sendiri 2

dan sesamanya. Namun, ketidakmampuan untuk menyepakati apa yang disebut baik dan kewajiban telah membuat para filsuf terpecah menjadi dua kelompok aliran. Karena tidak ada standar universal ataupun kode etik relatif yang dapat secara gambling menentukan bagaimana pilihan perilaku yang paling tepat, maka beberapa ahli etika telah mengembangkan suatu kerangka kerja etika umum untuk pengambilan keputusan, yang disebut kerangka kerja enam langkah sebagai berikut: a) Mendapatkan fakta yang relevan untuk pengambilan keputusan. b) Mengidentifikasi masalah masalah etika dari fakta relevan tersebut. c) Menentukan siapa saja yang dapat dipengaruhi oleh keputusan tersebut dan bagaimana masing masing dipengaruhi. d) Mengidentifikasi alternatif pengambilan keputusan. e) Mengidentifikasi konsekuensi setiap alternatif f) Membuat pilihan yang beretika. (Modern Auditing Boynton, Johnson, Kell, 2002). Etika dan tanggungjawab sosial adalah konsep yang mendasari mutu dan hubungan antara dua pihak yang beda sepanjang waktu. Perusahaan dan Manajer yang mengabaikan perhatian moral mengatakan kepada mereka yang terpengaruh, Kami tidak ingin melakukan investasi untuk membuat hubungan ini menjadi lebih jauh, 4. Konsep etika dan bisnis Keberhasilan dalam operasional perusahaan sangat dipengaruhi berdasarkan peran serta manajemen terhadap pelaksanaan tanggungjawab sosial perusahaan dan etika yang dipikirkannya: Dalam memberikan reaksi terhadap situasi tuna wisma. Ben & Jerry membuka sebuah toko di Harlem dan mempekerjakan para tuna wisma menjadi pelayan penjual es krim. Untuk setiap kode UPC yang dikirimkan balik oleh pelanggan. Scott Paper menyumbangkan lima sen kepada Ronald McDonald Houses. Menurut juru bicara Laura Boyce . Kami memperoleh kesempatan untuk memberi perhatian organisasi terhormat, dan kali ini jga menciptakan kesadaran di antara para pelanggan. Paul Newman menyisahkan laba dari produk makanan Newmans Own untuk berbagi amal, seperti Hole in the Wall Gang, sebuah penanmpungan untuk anak anak yang menderita kanker mematikan. Campell shop company telah menjadi sponsor program jangka panjang,Labels for Education, yang menyediakan peralatan untuk sekolah sekolah berdasarkan pada jumlah label Compbell dan Swanson yang dikirim oleh pelanggan selama tahun ajaran. Burger King, bersama dengan IBM menyelenggarakan program serupa lewat Burger dan Bytes komputer disumbangkan kepada sekolah menurut jumlah penerimaan yang dikeluarkan oleh mesin kas. Burger King juga mendirikan burger king academy, yaitu penyelenggaraan pendidikakn 3

dan pelayanan sosial bagi bagi mereka yang putus sekolah dan yang suka membolos. Di luisiana pada tahn 1991. Colgatae Palmolive meluncurkan program Partner in Education yang bertujuan ganda yaitu sebagai usaha pemasaran dan ukuran cinta kasih kepada sesama manusia. Sebagai imbalan bagi pengecer yang memamerkan produk mereka perusahaan memberikan Map Playground Kits (Perlengkapan Bermain berupa Peta) kepada para pengecer yang termasuk materi bagi para siswa untuk mencat sendiri petanya. Reebok akhirnya meluncurkan produk baru tahun 1991 lini BlackTop sepatu basket untuk dipakai dilapangan terbuka. Sebagian laba dari sepatu ini dipergunakan untuk merenovasi lapangan basket, seperti sebuah lapangan di South Dade Country, Florida. yang hancur akibat puyuh andrew dan direnovasi pada tahun 1993, Keterlibatan dalam pembaharuan lapangan basket memberikan kredibilitas yang jauh lebih besar dalam sukses produk tadi. 5. Pembahasan Ditemukan tahun 1983, PPG Industri merupakan suatu supplier utama secara global dari mantel, gelas/kaca, kaca serat, dan bahan-kimia. Pada tahun 2002, Perusahaan multinasional Pittsburgh-based mengoperasikan lebih dari 110 fasilitas pabrik dan ekuitas yang tergabung pada 22 negara dengan penjualan secara global sebesar $ 8 milyar. Dalam mempertahanakan reputasinya sebagai suatu perusahaan yang jujur, yang memiliki kemampuan dan rasa keadilan, PPG Industri telah mengembang;kan suatu program etika yang beraneka ragam. Pada dasarnya PPG Industry Blueprint, menggambarkan nilai-nilai perusahaan, pernyataan misi, dan tujuan. Dokumen ini, seharusnya direvisi tahun 1998, indentifikasi nilai kritikal sebagai dedikasinya pada customer, respek terhadap martabat, hak dan kewajiban karyawan; perhatian dan kebutuhan masyarakat; komitmen terhadap integritas dan standard etis yang tinggi; hubungan dengan supplier tentang pengembangan dan tanggungjawab, serta pada Pemegang Saham. Menanamkan nilai - nilai ke dalam praktek sampai pada kebijakan dan program, manajemen PPG menerapkan kebijakan yang direvisi tahun 2000, dimulai dengan surat komitmen dari Chairman PPG Industri dan CEO: "Kebijakan menyatakan standard etis paling tinggi dan bentuk dasar operasional bisnis kami dengan dorongan integritas yang kuat dan dalam beberapa hal memaksakan peraturan pada operasional dan karyawan yang lebih kuat dibandingkan dengan hukum. Bisnis menerapkan kebijakan yang menggambarkan isu etis yang mungkin ditemui pada karyawan, agen, cabang PPG, seperti halnya panduan untuk menangani tantangan etis mereka. Kebijakan disimpulkan dengan pernyataan, "Itulah kebijakan PPG dan cabang, karyawan dan agennya, untuk membuat setiap operasi dengan baik, bertanggung jawab, dan warganegara yang etis dan untuk mematuhi ketentuan hukum yang diterapkan secara yurisdis di mana mereka beroperasi". 4

Walaupun Bisnis melakukan kebijakan dengan jelas sifat etis untuk Operasi PPG's, merasakan kebutuhan yang mencakup suatu fokus global secara eksplisit sebab telah memperoleh beberapa bisnis luar negeri dengan kultur dan sejarah yang berbeda dengan PPG'S. Panitia Etika Global telah dibentuk, dengan anggota yang menggambar dari operasional PPG di Eropa, Asia, dan Selatan dan Amerika Utara. Itu telah dibebankan dengan nasehat top manajemen terhadap isu isu etis, membuat rekomendasi mengenai kebijakan perusahaan dan kode melakukan, pengembangan suatu program pelatihan etika, dan menyelenggarakan forum untuk review atas isu isu etis. Panitia Etika global yang sedang membuat draft Kode Etika PPG. Secara rinci, ditegaskan pentingnya standard etis perusahaan, memperkenalkan tradisi etis baru pada perusahaan, karyawan tentang standard tinggi pada orang-orang PPG, dan bertindak sebagai acuan utama mengenai Hukuman etis PPG, seperti hadiah, pertunjukan tidak sesuai, dan keselamatan produk dan tanggung jawab orang-orang PPG (seperti kesehatan dan keselamatan dan keaneka ragaman isu). Juga dibahas Perlindungan asset perusahaan (seperti keamanan informasi dan properti intelektual) dan tanggung-jawab perusahaan kepada publik dan pejabat publik (berkisar antara pendekatan perusahaan terhadap tanggung jawab lingkungan). Akhirnya, kode global menujukan perbedaan dalam hukum lokal dan melaporkan suatu pelanggaran yang terjadi. Untuk mastikan bahwa kejadian tentang kelakuan yang tak etis telah dilaporkan, PPG mendirikan PPG hotline etika di tahun 1999, suatu toll-free nomor telepon yang dikelola oleh perusahaan independen di Atlanta, Georgia, yang meyakinkan pemanggil [callers] untuk suatu perlindungan. Karyawan PPG sehubungan dengan pertanyaan tentang hubungan pegawai dan melaporkan penipuan, diskriminasi, konflik kepentingan, atau memberikan informasinya. Berdasarkan komunikasi sampai dengan hotline etika, PPG Industri meningkatkan saluran komunikasi di dalam perusahaan, kebijakan yang diubah, dan menuntut pelanggar sebagaimana diperlukan. Program Etika PPG's merupakan contoh dari suatu upaya bisnis untuk memelihara kultur yang etis sambil menghomarti tanggung-jawab secara ekonomi. Perusahaan telah diakui program etikanya yang patut dicontoh sebagai penerima Penghargaan Pittsburgh Chapters Etika Bisnis Amerika untuk perusahaan besar di tahun 2003. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ketua PPG's dan CEO bahawa, "Biarkanlah semua bekerja sama menuju tujuan yang timbal balik; untuk menyempurnakan barang-barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan customer; untuk memperlengkapi karyawan dengan suatu keamanan, kesehatan, dan menunjang lingkungan pekerjaannya, untuk mengupayakan tingkat pengembalian yang maksimal kepada pemegang saham atas investasinya, dan memberikan kontribusi sebagai warganegara dan masyarakat di mana kita beroperasi." 6. Kesimpulan 5

Penerapan bentuk etis yang terbaik dilakukan oleh bisnis dengan menyelenggarakan aturan aturan etis yang dimengerti dan disepakti untuk dilaksanakan secara konsekuensi yang bertanggungjawab Pembentuk komite untuk membantu perusahaan dalam mengembangkan suatu aturan etis yang berkualitas dan melakukan monitoring menjadi keharusan dalam rangka menjamin kelancaran operasional perusahaan Kultur yang sudah dibangun harus diimplementasikan terhadap suatu produk "Kebijakan menyatakan standard etis paling tinggi dan bentuk dasar operasional bisnis kami dengan dorongan integritas yang kuat dan dalam beberapa hal memaksakan peraturan pada operasional dan karyawan yang lebih kuat dibandingkan dengan hukum. Bisnis menerapkan kebijakan yang menggambarkan isu etis yang mungkin ditemui pada karyawan, agen, cabang PPG, seperti halnya panduan untuk menangani tantangan etis mereka. Kebijakan disimpulkan dengan pernyataan, "Itulah kebijakan PPG dan cabang, karyawan dan agennya, untuk membuat setiap operasi dengan baik, bertanggung jawab, dan warganegara yang etis dan untuk mematuhi ketentuan hukum yang diterapkan secara yurisdis di mana mereka beroperasi".

Daftar Pustaka 1. Boyton Johnson Kell, Modern Auditing, Jilid 1, Edisi Ketujuh, Penerbit Erlangga, Jakarta. 2. Anne Lawrens, James Webber, Jamest Pust, Business and Society, Stakeholder, Ethic, Public Policy, Eleventh Edition, McGraw Hill, 2005

You might also like