You are on page 1of 28

TUGAS MANDIRI

PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


PADA PT. UNILEVER INDONESIA, TBK
Mata Kuliah: SISTEM INFORMASI MANAJEMEN





Nama Mahasiswa : Willy Yanto
NIM : 110810019
Kode Kelas : 121-SI611-N7
Lokasi : NAGOYA
Dosen : NORA PITRI NAINGGOLAN, S.E., M.Si.


UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2012

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini yang berjudul "Penerapan Sistem Informasi Manajemen
Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk" tepat pada waktunya.
Adapun makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mandiri Mata Kuliah
Sistem Informasi Manajemen. Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan
makalah ini selain berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis
menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.Kritik dan saran dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.


Batam, 04 January 2012


Penulis





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 3
2.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen ...................................................... 3
2.2 Karakteristik Sistem ........................................................................................ 3
2.3 SIM yang dibutuhkan tiap Level Manajemen ................................................ 4
2.4 Tingkatan Sistem Informasi ............................................................................ 8
2.5 Hal Mendasar dalam pengembangan ............................................................. 9
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 10
3.1 Strategi PT. Unilever Indonesia, Tbk ........................................................... 11
3.2 Struktur PT. Unilever Indonesia, Tbk ........................................................... 14
3.2 Kegiatan Produksi PT. Unilever Indonesia, Tbk .......................................... 17
3.2 Sistem Teknologi PT. Unilever Indonesia, Tbk ............................................ 18
BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 24










BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pemanfaatan teknologi informasi menjadi suatu keharusan yang tidak
dapat dihindarkan oleh setiap perusahaan yang ingin menempatkan dirinya pada
posisi paling depan dalam suatu industri. Terkait dengan hal ini, pengelolaan
sumber daya informasi memegang peranan yang sangat penting untuk menunjang
suksesnya sebuah bisnis.
Sistem informasi beguna untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi,
memproses, serta menyediakan informasi dalam format tepat yang akan
dipergunakan dalam proses pengambilan keputusan. Proses mengidentifikasi
berarti sisitem harus dapat menentukan masalah yang dihadapi perusahaan,
keputusan yang akan dibuat oleh oleh para pengambil keputusan dan informasi
apa yang harius disediakan untuk memecahkan masalah tersubut.
Proses ini harus dapat menentukan data yang dibutuhkan, dimana,
bagaimana, dan dengan metode apa data tersebut diperoleh serta bagaimana
menentukan proses dan metode yang paling tepat yang akakn dipergunakan dan
berapa lama proses harus diselesaikan.

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perangkat genggam nirkabel milik para eksekutif unilever
berhubungan dengan kinerja bisnis perusahaan?
2. Faktor manajemen, organisasi, dan teknologi apa yang harus ditangani
dalam mengembangkan kebijakan pengamanan dan prosedur bagi
perangkat genggam nirkabel unilever ?
3. Apakah mengizinkan para eksekutif Unilever menggunakan BlackBerry
dan telepon genggam merupakan ide yang baik? Mengapa atau
mengapa tidak?
4. Bagaimana Penerapan Sistem Manajemen Informasi pada SDM,
Produksi, Pemasaran dan Keuangan?


1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Makalah ini adalah untuk melengkapi
Tugas Mandiri mata kuliah Sistem Manajemen Informasi.Selain itu
dapat menjadi referensi bagi mahasiswa untuk memahami bagaimana
penerapan sistem informasi pada sebuah perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian dalam makalah ini diharapkan
dapat menambah wawasan mahasiswa tentang perusahaan unilever serta
mendalami penerapan sistem pada perusahaan dizaman dimana teknologi
semakin berkembang.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Secara umum sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Jerry Fith Gerald
sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sistem Informasi merupakan suatu sistem
terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
penggunanya ataupun sebuah sistem terintegrasi atau sistem manusia-mesin,
untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dalam suatu
organisasi.
Jadi Sistem Informasi Manajemen adalah prosedur pengolahan data yang
dikembangkan dalam suatu sistem (terintegrasi) dengan maksud memberikan
informasi secara intern & ekstern kepada manajemen sebagai dasar pengambilan
keputusan.

2.2 Karakteristik Sistem / Elemen Sistem
- Memiliki komponen
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen atau pun subsistem yang
saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan Setiap
subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu
fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu
sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra
sistem, misalnya suatu perusahaan dapat disebut dengan suatu sistem dan
industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan
supra sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem, maka
perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila

perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah
subsistemnya.

- Batas sistem (boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem
ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas
suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
- Lingkungan luar sistem (environment)
Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi
sistem.
- Penghubung sistem (interface) ;
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem
yang lainnya.
- Masukan sistem (input) ;
Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat
berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal
(signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya
sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses
untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer,
program adalah maintanance input yang digunakan untuk mengoperasikan
komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
- Keluaran sistem (Output)
Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem.
- Pengolah sistem (Process)
Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran
yang diinginkan.
- Sasaran sistem
Kalau sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan
ada gunanya.


2.3 Sistem Informasi yang dibutuhkan tiap Level Manajemen
Piramida perusahaan membagi manajemen pengambil keputusan menjadi
tiga tingkatan:
1. Top manager (TM)
Sebagai tingkatan tertinggi, jenis pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
seorang TM biasanya yang bersifat strategis, dalam arti kata untuk keperluan
perencanaan jangka panjang dan penentuan target-target perusahan yang harus
dicapai beserta metodenya.
2. Middle manager (MM)
MM akan menterjemahkan target strategis yang ditetapkan ke dalam periode-
periode jangka menengah yang pelaksanaanya harus terbukti efisien dan efektif,
terutama dalam melakukan manajemen kontrol.
3. Lower manager (LM)
LM selanjutnya akan mengimplementasikannya dalam aktivitas sehari-hari sesuai
dengan prosedur dan target jangka pendek yang telah ditentukan. Untuk
menunjang manajemen dalam proses pengambilan keputusan yang berkualitas,
data mengenai banyak hal diperlukan untuk diolah menjadi informasi.

Karakteristik informasi yang diperlukan atau relevan untuk masing-masing
level manajemen pun berbeda.Setidak-tidaknya ada enam dimensi yang harus
diperhatikan oleh para praktisi teknologi informasi yang ingin membangun sistem
informasi bagi para pengambil keputusan (Wilson, 1991).
1. Information Sources
Informasi yang dibutuhkan oleh seorang TM biasanya bersumber dari hal-
hal yang berada di luar perusahaan (eksternal) yang secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi jalannya bisnis. Contohnya adalah keadaan pasar
(market), kecenderungan ekonomi (trend), gejala-gejala sosial masyarakat,
kedatangan para pesaing baru, kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya
.Bagi seorang MM, informasi eksternal maupun internal dibutuhkan untuk
menunjang aktivitas sehari-hari. Contoh informasi dari luar perusahaan yang
dibutuhkan adalah mengenai jenis-jenis bahan mentah atau bahan baku beserta

kualitas dan harganya, teknologi baru penunjang penciptaan produk atau jasa, dan
lain sebagainya. Sedangkan contoh informasi internal yang dibutuhkan adalah
seperti stok barang di gudang, service level kepada pelanggan, dan lain
sebagainya. Lain halnya dengan LM yang lebih membutuhkan informasi berkaitan
dengan internal perusahaan, seperti utang pelanggan yang telat dibayar, pesanan
yang belum dikirim,ketersediaan sumber daya manusia untuk produksi, dan lain
sebagainya.
2. Frequency Of Decision
Kapan saja seoran TM biasa mengambil keputusan merupakan suatu hal
yang sulit diduga, karena sifatnya yang tidak teratur.Paling tidak setahun sekali
seorang TM harus mengambil keputusan sehubungan dengan rencana tahunan
perusahaan yang diajukan.Keputusan-keputusan lain yang biasanya dilakukan
adalah jika perusahaan sedang dalam keadaan bahaya, sehingga keputusan
mengenai langkah-langkah yang harus diambil sangat mendesak untuk ditentukan.
Bagi MM, secara berkala (setiap bulan, tiga bulan, atau enam bulan) pertemuan
biasanya dilakukan untuk mengambil keputusan sehubungan dengan rencana
anggaran belanja perusahaan, evaluasi kinerja per periode, dan hal-hal lainnya.
Sementara bagi seorang LM, informasi dibutuhkan setiap hari atau
bahkan setiap jam untuk membantunya memutuskan hal-hal yang berkaitan
dengan aktivitas sehari- hari
3. Time Scale
Yang dimaksud dengan skala waktu di sini adalah seberapa jauh seorang
manajer harus memonitor program-program atau pekerjaan yang diembannya.
Seorang TM biasanya yang memutuskan apakah sebuah investasi baru harus
dilakukan atau tidak (misalnya untuk membuat pabrik baru, membangun jaringan
infrastruktur teknologi informasi, menciptakan produk-produk baru, dsb.).
jika memang diputuskan untuk melakukannya, monitoring jangka panjang
harus dilakukan semenjak proyek dimulai hingga selesai (biasanya untuk setiap
proyek memerlukan waktu tahunan mulai dari ide sampai dengan
implementasi).Bagi seorang MM, proyek-proyek jangka menengah menjadi hal
utama yang harus dikontrol, paling tidak setiap satu bulan sekali.

Sementara LM memerlukan informasi yang selalu up-to-date untuk
keperluan supervisi dan kontrol kegiatan sehari-hari.
4. Time Horizon
Melihat ke depan merupakan kecenderungan dan tanggung jawab TM
sebagai nakhoda yang akan membawa perusahaan kepada visi yang dicanangkan.
Sehingga informasi yang tersedia harus relevan dengan keperluan tersebut.
Berbeda dengan MM yang cenderung melihat masa depan perusahaan dengan
menggunakan kacamata perencanaan jangka pendek atau menengah dan
berpegang pada kenyataan/fakta historis perusahaan di masa-masa lalu (lebih
pragmatis). Sementara bagi seorang LM, data historis lebih terasa penting karena
fokus kontrol yang dilakukan adalah untuk melihat apakah target yang
dicanangkan telah tercapai atau tidak.
5. Scope
Tidak ada batsan-batsan bagi seorang seorang TM dalam melakukan
pengambilan keputusan karena yang terpenting adalah penentuan strategi
perusahaan yang tepat. Sementara keputusan-keputusan yang harus diambil oleh
seorang MM maupun LM tidak boleh lepas dari kebijakan dan standard yang telah
ditetapkan oleh tingkatan manajemen di atasnya.
6. Nature Of Decision
Yang berpikir adalah masalah hakekat dari keputusan itu sendiri. Sering
terlihat seorang TM mengambil keputusan tanpa ada struktur yang jelas, karena
seolah-olah keputusan diambil berdasarkan gut feeling, perasaan, atau naluri
tanpa ada alasan yang jelas. Tidak seperti MM atau LM yang lebih terstruktur
dalam mengambil keputusan sesuai dengan metodologi atau prosedur baku yang
biasa dipergunakan, seperti pemanfaatan figur statistik, model matematika, riset
operasional, dan hal-hal lainnya.

Dari deskripsi di atas terlihat bahwa pada hakekatnya tugas dari seorang
TM adalah untuk menentukan perencanaan strategis yang harus dijadikan
landasan gerak perusahaan. Adapun para MM dan LM bertugas memonitor setiap
aktivitas atau proses dalam perusahaan agar target-target yang dicanangkan dalam

cetak biru rencana bisnis perusahaan dapat tercapai. Kinerja perusahaan akan
meningkat jika proses-proses yang ada efisien, efektif, dan terkontrol dengan baik.
Semua itu dapat terpenuhi jika manajemen memiliki informasi yang cukup
untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas dari aktivitas-aktivitas yang ada
di perusahaan.Peran informasi yang merupakan hasil pengolahan data internal dan
eksternal perusahaan di sini cukup jelas, yaitu sebagai bahan pertimbangan TM,
MM, dan LM dalam mengambil keputusan.
Informasi yang cepat, tepat (relevan), murah, akurat, dan up-to-date, tidak
hanya akan membantu para manajemen dalam menghasilkan keputusan yang
bermutu, tetapi lebih jauh akanmeningkatkan kinerja perusahaan, sebagai modal
yang memperkuat daya saing perusahaan di antara kompetitor-kompetitor utama.
Seorang praktisi manajemen mengatakan bahwa di abad ini, bangsa yang
menguasai informasi-lah yang akan memenangkan persaingan global.

2.4 Tingkatan Sistem Informasi
Beberapa jenis TI yang dikembangkan berdasarkan lini manajerial,
memiliki fungsi dan manfaat bagi tiap tingkatan manajerial. Adapun tingkatan SI
tersebut adalah :
1. Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing Sytems-TPS).
TPS merupakan hasil perkembangan dari pembentukan kantor elektronik,
dimana sebagian dari pekerjaan rutin diotomatisasi termasuk untuk pemrosesan
transaksi. Pada TPS, data yang dimasukkan merupakan data-data transaksi yang
terjadi.
2. Sistem Informasi Manajemen (SIM).
SIM adalah sebuah kelengkapan pengelolaan dari proses-proses yang
menyediakan informasi untuk manajer guna mendukung operasi-operasi dan
pembuatan keputusan dalam sebuah organisasi.Pada SIM, masukan yang
diberikan berupa data transaksi yang telah diproses, beberapa data yang asli,
model-model pengolahan data.Kemudian data-data tersebut akan diproses. Proses
yang terjadi berupa pembuatan laporan-laporan yang ringkas, keputusan-
keputusan yang rutin dan jawaban dari query yang diberikan.

3. Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
merupakan peningkatan dari SIM dengan penyediaan prosedur-prosedur
khusus dan pemodelan yang unik yang akan membantu manajer dalam
memperoleh alternative keputusan.
4. Sistem Informasi e-Business
Dibangun untuk menjawab tantangan pengintegrasian data dan informasi
dari proses bisnis berbasis internet. Lebih spesifik dikenal juga yang disebut
dengan sistem terotomasi, yang merupakan bagian dari sistem buatan manusia dan
berinteraksi dengan kontrol oleh satu atau lebih komputer sebagai bagian dari
sistem yang digunakan dalam masyarakat modern.

2.4 Hal Mendasar Dalam Pengembangan Sistem
Penganalisa sistem merupakan bagian dari tim yang berfungsi
mengembangkan sistem yang memiliki daya guna tinggi dan memenuhi
kebutuhan pemakai akhir. Pengembangan ini dipengaruhi sejumlah hal,yaitu :
1. Produktifitas
Saat ini dibutuhkan sistem yang lebih banyak, lebih bagus dan lebih cepat.
Hal ini membutuhkan lebih banyak programmer dan penganalisa sistem yang
berkualitas, kondisi kerja ekstra, kemampuan pemakai untuk mengambangkan
sendiri, bahasa pemrograman yang lebih baik, perawatan sistem yang lebih baik
(umumnya 50 % sampai 70 % sumber daya digunakan untuk perawatan sistem),
disiplin teknis pemakaian perangkat lunak dan perangkat pengembangan sistem
yang terotomasi.
2. Realibilitas
Waktu yang dihabiskan untuk testing sistem secara umum menghabiskan
50% dari waktu total pengembangan sistem. Dalam kurun waktu 30 tahun
sejumlah sistem yang digunakan di berbagai perusahaan mengalami kesalahan dan
ironisnya sangat tidak mudah untuk mengubahnya. Jika terjadi kesalahan, ada dua
cara yang bisa dilakukan, yaitu melakukan pelacakan sumber kesalahan dan harus
menemukan cara untuk mengoreksi kesalahan tersebut dengan mengganti

program, menghilangkan sejumlah statement lama atau menambahkan sejumlah
statement baru.
3. Maintabilitas
Mantabilitas mencakup modifikasi sistem sesuai perkembangan perangkat
keras untuk meningkatkan kecepatan pemrosesan (yang memegang peranan
penting dalam pengoperasian sistem), dan modifikasi sistem sesuai perkembangan
kebutuhan pemakai. Antara 50% sampai 80% pekerjaan yang dilakukan pada
kebanyakan pengembangan sistem dilakukan untuk revisi, modifikasi,
konversi,peningkatan dan pelacakan kesalahan.
BAB III
PEMBAHASAN
Yang menjadi pembahasan dalam makalah ini berpusat pada perusahaan
unilever yang yang di Indonesia. Perusahaan menggunakan BlackBerry dalam
menerapkan konsep Sistem Informasi Manajemen dalam Perusahaannya.
Agar para eksekutif yang menggunakan perangkat mobile Black Berry
bisa berhubungan dengan jaringan perusahaan unilever, perusahaan mengeluarkan
kebijakan pengamanan yaitu setiap karyawan yang masuk kejaringan perusahaan
harus login atau masuk dengan metode autentikasi user. Karena BlackBerry
memiliki Server maka manajer system operasi mudah mengontrol para eksekutif
yang sedang mengirim atau mendowload data atau e-mail masuk dan keluar
sehingga spam, spyware, key logger, virus, hacker dan malware lainnya bisa
dideteksi dan diremove oleh Black Berry Server secara otomatis.
Dampak penerobosan system keamanan di unilever bisa saja seperti
pencurian data informasi keuangan, data pelanggan, e-mail dan juga pengacauan
system software jaringan teknologi informasi unilever yang dilakukan oleh
hacker. Akibat dari penerobosan ini bisa saja unilever mengalami kerugian
miliaran dolar dan terganggunya kegiatan network operasional unilever seperti
LAN yang ada di kantor dan network unilever dengan pemasok, retailer,
distributor yang tersebar di beberapa negara.
Untuk faktor manajemen, pihak unilever bisa saja memberikan pelatihan
terhadap eksekutif bagaimana menggunakan BlackBerry agar terhindar dari

malware, dan juga bagaimana penggunaan aplikasi yang benar pada BlackBerry,
serta unilever melakukan konfigurasi pada perangkat BlackBerry agar tidak bisa
menginstall aplikasi lain oleh eksekutif unilever dan menyediakan server
BlacBerry untuk mengontrol para eksekutif ketika mengakses internet. Untuk
Organisasinya pihak unilever menghabiskan $70.000 untuk program pengamanan
perangkat BlackBerry setiap tahunnya untuk mendukung lebih dari 450
eksekutif.Sedangkan teknologi untuk menunjang keamanan dan prosedur
penggunaan Blackberry adalah dengan Firewall yaitu firewall unilever memantau
semua lalu lintas dan melacak semua track si user ketika Black Berry terkoneksi
dengan network dan mengirim e-mail.
Unilever mengizinkan eksekutif untuk menggunakan Black Berry. Karena
dengan adanya Black Berry mempermudah eksekutif bekerja secara mobile
artinya eksekutif bisa bekerja secara efisien dan produktif ketika berurusan
dengan perusahaan atau departemen lain tanpa harus pergi ketempat tersebut. Dan
mempermudah pihak manajer system informasi mengawasi eksekutif walaupun
mereka berada dimana saja ketika mereka melakukan tugas yang menyangkut
kepentingan perusahaan dan juga dengan jaringan nirkabel yang berbeda eksekutif
bisa menelpon tanpa ada penyadapan informasi oleh pihak lain kecuali manajer
system informasi.

3.1 Strategi PT. Unilever Indonesia, Tbk
Sasaran jangka pendek mengacu pada strategi fungsional yang sifatnya
operasional. Strategi fungsional yang sifatnya lebih operasional ini mengarah
kepada berbagai bidang fungsional dalam perusahaan untuk memperjelas
hubungan makna strategi utama dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik.
Strategi fungsional ini menjadi penuntun dalam melakukan berbagai aktivitas agar
konsisten bukan hanya dengan strategi utamanya saja, melainkan juga dengan
strategi dibidang fungsional lainnya. Didalam dunia binis, perusahaan harus
mempunyai bidang-bidang fungsional yang utama agar dapat bersaing dengan
pesaing bisnisnya, antara lain :


Strategi Manajemen Keuangan
Strategi ini harus mampu menentukan arah penggunaan dana baik untuk
jangka panjang maupun jangka pendek. Strategi ini umumnya berkisar pada tiga
hal, yaitu bagaimana perusahaan memperoleh modal, alokasi kapital, dan
manajemen modal kerja termasuk dalam hal pembagian keuntungan.
Unilever saat ini memang fokus melakukan pertumbuhan organik seperti
peningkatan omset penjualan, laba perusahaan dan menekan struktur biaya.
Namun tidak menutup kemungkinan melakukan pertumbuhan anorganik.
Sepanjang kiprahnya di Indonesia, Unilever telah empat kali mengakuisisi merek.
Akuisisi teh celup Sari Wangi dilakukan tahun 1990, Yoohan (dengan berbagai
merek seperti Molto, Trisol, Whipol) tahun 1998, kecap Bango tahun 2000 dan
Taro tahun 2003. Dalam melakukan akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana
keuangan internal, tidak perlu injeksi dana kantor pusat. Ia menekankan, akuisisi
hanya akan dilakukan jika bisa mendukung bisnis utama Unilever yang telah ada.
Unilever tidak akan keluar dari bisnis utamanya, memproduksi dan memasarkan
barang-barang konsumer. Strategi manajemen keuangan Unilever dilakukan
melalui pendirian kantor pemasaran Unilever Indonesia ke berbagai negara seperti
Singapura, Jepang dan Australia. Sabun Lux buatan Rungkut, ice cream Walls
dan teh Sari Wangi buatan made in Cikarang bisa ditemukan di ketiga negara ini.
Total ekspor produk Unilever Indonesia mencapai 6% dari omset penjualan.

Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia
Kegiatan manajemen sumber daya manusia berkisar pada pengadaan,
penggunaan dan pemeliharaan sumber daya manusia. Agar ketiga pokok kegiatan
tersebut berjalan lancar perlu disiapkan sistem yang handal. Tahap pengadaan
mencakup perencanaan SDM, rekrutmen, seleksi dan orientasi. Tahap penggunaan
perlu memperhatikan kesesuaian antara kemampuan SDM dan apa yang menjadi
tugas serta tanggung jawabnya. Juga perlu diperhatikan hal-hal mengenai
kesempatan memperoleh pelatihan dan pendidikan, supervisi, penilaian kinerja,
imbalan serta jaminan perlindungan dan kesehatan kerja. Terakhir, pada tahapan

pemeliharaan sumber daya manusia tujuannya adalah bagaimana agar karyawan
merasa puas bekerja.
Salah satu kekuatan Unilever ada pada kualitas sumber daya manusia.
Unilever secara rutin merekrut lulusan baru dari universitas terkemuka. Setelah itu
diberikan pelatihan sistem produksi, pemasaran dan keuangan selama tiga bulan.
Mereka tidak langsung kerja tetapi ditraining terlebih dahulu di berbagai bidang
seperti manufaktur, pemasaran, penelitian dan pengembangan. Saat ini tenaga
kerja yang diserap oleh Unilever secara langsung berjumlah 3.000 orang ini belum
termasuk tenaga kerja tidak langsung. Total tenaga kerja yang terserap berjumlah
25.000 orang. Jika diansumsikan satu orang memiliki empat anggota keluarga
maka perusahaan menanggung nasib sekitar 100.000 orang.


Strategi Manajemen Operasional
Merumuskan strategi manajemen operasional paling tidak membutuhkan
dua komponen, yaitu adanya sarana dan prasarana yang memadai dan cara
menyediakan sarana dan prasarana tersebut. Dari dua komponen diatas, hal-hal
pokok dalam manajemen operasional dapat dijabarkan menjadi beberapa bidang,
yaitu inventarisasi, prosedur, pembelian barang, pengendalian mutu, biaya
produksi, produktivitas kerja, jadwal produksi, tenaga kerja, penggunaan fasilitas,
dan pemeliharaan peralatan.
Strategi Manajemen Operasional Unilever adalah penyertaan, merangkul
perbedaan, menciptakan kemungkinan dan berkembang bersama-sama untuk
bisnis yang lebih baik kinerjanya. Perusahaan merangkul keragaman dalam tenaga
kerja. Ini berarti memberikan perhatian penuh dan adil kepada semua pemohon
dan pembangunan berkelanjutan semua karyawan tanpa memandang jenis
kelamin, kebangsaan, ras, kepercayaan, cacat, atau status sosial. Keanekaragaman
memainkan peranan penting dalam memastikan perusahaan memahami kebutuhan
konsumen. Produktivitas kerja yang berusaha ditingkatkan dari tahun per tahun
dengan melatih SDM dalam bidang produksi dan keuangan.


Strategi Manajemen Pemasaran
Ada empat komponen pokok bidang pemasaran yang dapat dikendalikan
perusahaan yang kita kenal dengan sebutan 4P (Product, Price, Place, dan
Promotion), termasuk pula kondisi persaingan.
Dalam strategi pemasaran, Unilever menciptakan brand masing-masing
pada setiap produk, sehingga membagi pasar produk sabunnya dalam 3 merek,
yaitu Lux (untuk kecantikan wanita dengan segala manfaat dari sabun Lux),
Lifebuoy (Kesehatan-keluarga) dan Dove (kecantikan sejati karena cantik itu tidak
mengenal usia, ras dan batasan yang lain sera menonjolkan keistimewaan
formulanya yang hingga kini belum bisa dicontoh oleh produsen sabun
dimanapun), atau bagaimana Sosro membagi konsumennya berdasarkan jenis
produk teh botol Sosro (umum), Estee (menyukai volume/isi lebih banyak) dan
Fruit tee (anak muda/khususnya anak sekolah yang menyukai teh rasa buah &
cenderung suka rasa manis).Unilever tidak saja menjawab kebutuhan pasarnya
tetapi juga memastikan kempetitornya untuk berfikir beberapa kali sebelum
menyemplungkan diri kekancah persaingan tersebut

3.2 Struktur PT. Unilever Indonesia
Di dalam suatu perusahaan perlu diadakan pembagian tugas, wewenang
serta tanggung jawab pada masing-masing jawaban sebagai salah satu kesatuan
organisasi yang terkoordinir.
Struktur organisasi merinci pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana
fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda tersebut dihubungkan sampai batas
tertentu, dan juga untuk menunjukkan tingkat spesialisasi kegiatan kerja.
PT Unilever Indonesia, Tbk adalah suatu perusahaan multi level products
dimana struktur organisasinya terdapat divisi menurut kategori produksinya.
Adapun 3 (tiga) kategori produk utama yang diproduksi perusahaan, yaitu:
1. Produk sabun dan detergen
2. Produk pangan
3. Produk kosmetik

Masing-masing kategori produk tersebut dikelolah oleh sebuah divisi,
sehingga terdapat tiga divisi yang menangani keseluruhan produk yang dihasilkan
oleh perusahaan. Manajer sebuah divisi bertanggung jawab atas pengelolahan
divisinya dan memungkinkan manajer tersebut untuk berkompetisi dengan divisi
lainnya dalam perusahaan yang sama dalam memaksimumkan laba. Tetapi hal ini
tidak berarti bahwa sebuah divisi adalah unit usaha yang mandiri, karena harus
melapor ke kantor pusat.
Struktur organisasi berdasarkan fungsi menghimpun semua orang yang
terlibat dalam suatu aktivitas, atau beberapa aktivitas yang berkaitan dalam sebuah
bagian. Struktur organisasi yang berdasarkan produk atau pasar adalah organisasi
yang terbagi menurut divisi yang menghimpun dalam suatu unit kerja semua
orang-orang yang terlibat dalam produksi dan pemasaran suatu produk atau
sekelompok produk yang terkait dan di dalam struktur organisasi matriks, terdapat
dua jenis desain sekaligus, bagaian-bagian fungsional permanent memiliki
wewenang atas standar prestasi dan profesional unitnya. Untuk itu, tim proyek
dibentuk sesuai dengan kebutuhan untuk penanganan program-program tertentu.

Penjelasan struktur organisasi PT Unilever Indonesia, Tbk adalah sebagai berikut:
Manajer Umum Divisi
Manajer umum divisi terdiri dari manajer umum divisi sabun dan detergen,
manajer umum divisi pangan, dan manajer umum divisi perlengkapan pribadi.
Manajemen Umum Divisi Bertugas:
1. Melaksanakan arah kebijakan perusahaan yang telah ditentukan dewan
direksi dengan persetujuan dewan komisaris yang ditetapkan dalam
pengelolaan divisinya.
2. Merumuskan rancangan kerja untuk departemen-departemen dibawahnya.
3. Meningkatkan penjualan yang menghasilkan laba untuk masing-masing
divisinya.
Manajer Keuangan

Manajer keuangan secara umum bertugas mengatur dan mengawasi masalah
keuangan untuk ketiga divisi produk selain bertanggung jawab pada direktur
keuangan.
Manajer Riset dan Pengembangan
Manajer riset dan pengembangan adalah manajer lini yang bertugas mengadakan
penelitian dan pengembangan baik tentang produk maupun pasar. Selain itu,
departemen ini juga bertugas untuk menganalisa masalah yang dihadapi manajer
umum divisi menyangkut pengembangan produk, penetapan harga, riset pasar,
maupun pengikan produk.
Manajer Produksi
Manejer produksi bertugas mengatur dan mengawasi proses produksi serta
mengadakan produk untuk ketiga divisinya. Manajer ini bertanggung jawab dalam
pencatatan hasil produksi yang telah masuk dan siap dipasarkan, maupun yang
telah masuk dan siap dipasarkan, maupun yang telah terjual dan melaporkannya
kepada ketiga divisi produk. Manajer ini juga bertanggung jawab terhadap
kelancaran proses produksi serta pengawasan mutunya.
Manajer Pemasaran
Manajer pemasaran mengepalai departemen pemasaran yang membawahi
penjualan dan bagian promosi atau pengiklan produk.

Manajer ini bertugas:
1. Mencari daerah pemasaran yang baru bagi produk yang akan dipasarkan.
2. Mengumpulan dan menganalisis data, guna pengambilan keputusan dalam
rangka pengembangan pasar.
3. Merencanakan pembuatan bahan-bahan materi iklan serta mengatur jadwal
promosi penjualan.
4. Membuat taksiran atau ramalan penjualan untuk jangka waktu tertentu.
5. Merencanakan pembuatan bahan-bahan materi iklan serta mengatur jadwal
promosi penjualan.

6. Memelihara hubungan baik dengan agen, distributor, serta pengecer.
Tanggung jawab manajer pemasaran serta meningkatkan permintaan pasar
terhadap produk.
Manajer penjualan
Manejer penjualan mengepalai bagian penjualan dan distribusi yang bertanggung
jawab dalam mengatur daerah penjualan untuk masing-masing distributor, serta
memonitor tingkat penjualan di setiap wilayah pemasaran tersebut. Manajer ini
harus dapat memelihara dan mengawasi loyalitas distributor terhadap produk
perusahaan. Selain bertanggung jawab langsung pada manajer ini juga
bertanggung jawab kepada direktur penjualan wewenang formalini ditunjukkan
dengan garis terputus-putus pada bagian gambar struktur organisasi.
Manajer Promosi dan Penjualan
Manajer promosi dan periklanan bertugas melaksanakan rancangan pembuatan
materi iklan produk dan mengurus produk kontrak pemasangan iklan di media
cetak maupun elektronik. Manajer ini bertanggung jawab yang telah ditetapkan
oleh departemen pemasaran.
Direktur Administrasi
Direktur administrasi bertugas mengurus administrasi perusahaan keseluruhan
yang dilaksanakan dikantor pusat. Direktur ini bertanggung jawab terhadap
pengalolaan perusahaan dengan system up to date.


Direktur Teknik
Direktur teknik bertugas merancang teknik pelaksanaan perusahaan secara garis
besar sesuai kebijaksanaan dewan direksi. Dengan kata lain, direktur ini
manerjemahkan secara teknik kebijakan dari pusat tentang kegiatan operasional
perusahaan.
Direktur Penjualan
Direktur penjualan bertugas merancang garis besar strategis penjualan dan
meningkatkan volume penjualan. Direktur penjualan ini bertanggung jawab atas

volume penjualan dan melaporkannya pada dewan direksi. Direktur penjualan
memiliki wewenang formal terhadap manajer penjualan dan distribusi.
Direktur Personalia
Direktur ini secara umum tugasnya mengelola sumber daya manusia dan
parusahaan. Tugas lainnya adalah membina hubungan antar pegawai dalam
perusahaan, serta memelihara hubungan baik dengan masyarakat. Direktur
personalia membawahi dua departemen yaitu external relation dan internal
relation department. Tanggung jawab direktur ini adalah menjadi loyalitas
pegawai, memelihara performa kerja pegawai, dan kesejahteraan pegawai.
Dewan Direksi
Dewan direksi ini adalah pusat kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan
perusahaan. Dewan ini memiliki wewenang dalam menentukan garis besar arah
dan langkah perusahaan, serta menetapkan tujuan perusahaan untuk jangka waktu
tertentu.

3.3 Kegiatan Produksi PT. Unilever Indonesia, Tbk
PT Unilever Indonesia, Tbk selama 70 tahun kiprahnya di Indonesia telah
tampil sebagai salah satu produsen terbesar barang-barang konsumsi. Bentuk
perusahaan adalah perseroan terbatas yang pada tanggal 22 Juli 1980 disahkan
dengan Akte Notaris Ny. Kartini Mulyadi, SH. No. 171 dengan nama PT Unilever
Indonesia, Tbk. Kegiatan usaha perusahaan sebagaian besar adalah memproduksi
barang-barang konsumen yang bermerek dan dikemas. Barang-barang ini meliputi
sabun dan detergen, margarine, makanan, produk kosmetika dan es krima. Secara
keseluruhan produksi perusahaan digolongkan ke dalam 3 (tiga) kategori, yaitu:
1. Kategori produksi sabun dan detergen
2. Kategori makanan
3. Kategori kosmetik atau produksi pribad
Perusahaan memiliki tiga buah pabrik utama, yang berlokasi di Jakarta,
Bekasi dan Surabaya. Dari sinilah merek-merek produk PT Unilever Indonesia,
Tbk yang telah dikenal seperti: Lux, Pepsodent, Blue Band Margarin, dan Sabun
Sunlight dihasilkan.

Dikantor pusatnya di Graha Unilever yang terletak di Jalan Jend. Gatot
Subroto Kav 15 Jakarta, perusahaan mengelolah kegiatan operasional yang
wilayah pemasarannya mencangkup ke seluruh wilayah Indonesia. Di sini akan
lebih dijelaskan mengenai masing-masing divisi yang memproduksi produk-
produknya dan bertanggung jawab untuk memasarkannya.

3.4 Sistem Teknologi PT. Unilever Indonesia, Tbk
Banyak strategi yg digunakan perusahaan khususnya dibidang teknologi
informasi untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. PT unilever menjalankan
Komunikasi pasar terpadu (Integrated Marketing Communication/IMC). Strategi
ini merupaka upaya perusahaan untuk memadukan dan mengkoordinasikan semua
saluran komunikasi untuk menyampaikan pesannya secara jelas, konsisten dan
berpengaruh kuat tentang organisasi-organisasi produknya.
IMC (menurut buku Advertising Management; chapter 3) adalah sebuah
konsep dari perencanaan komunikasi pemasaran yang memperkenalkan nilai
tambah dari rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari
berbagai disiplin komunikasimisalnya periklanan umum, respon langsung, sales
promotion, dan PRdan mengombinasikan disiplin-disiplin ini untuk
memberikan kejelasan, konsistensi dan dampak komunikasi yang maksimal.
Secara sederhana-nya IMC dapat diartikan sebagai Proses dari
pengelolaan customer relationships yang menggerakkan brand value. Sedangkan
secara spesifik, IMC dapat diartikan sebagai proses yang mempunyai fungsi
bersilang dalam menciptakan dan memelihara hubungan yang menguntungkan
dengan customer dan stakeholder lainnya dengan mengontrol dan mempengaruhi
secara strategis semua pesan yang terkirim kepada kelompok ini serta
menggerakkan dialog dengan maksud tertentu kepada mereka.
Konsep Dasar Pengembangan Berbagai Program Imc
Direct Marketing
Disaat perusahaan ingin berhubungan langsung dengan customer tanpa
melalui retailer, maka digunakanlah direct-response marketing, seperti: close-

loop, interactive, database-driven messaging system yang menggunakan
banyak jenis media untuk menciptakan respon behavioral.
Direct marketing merupakan salah satu fungsi IMC yang terdiri dari front-
end dan back end operations. Front-end menyusun harapan-harapan dari
konsumen yang mencakup the offer (yakni segala sesuatu yang nyata maupun
tidak dijanjikan oleh perusahaan guna mencapai perilaku customer yang
diinginkan perusahaan, misal: penawaran harga khusus, garansi, dll), the
database (mendapatkan data customer-nya dan menggunakan data itu untuk
penawaran selanjutnya) dan the response (memberikan respon yang baik
terhadap customer, misal: dengan membuat toll-free-line untuk layanan
customer) sedangkan back end berusaha mempertemukan harapan konsumen
dengan produk, mencakup fulfillment (yakni membuat produk atau informasi
yang diminta oleh konsumen cocok, efektif dan tepat waktu).
Sales Promotion
Sales promotion merupakan istilah singkat dari penawaran nilai tambah
yang dirancang untuk menggerakkan dan mempercepat respons dari customer.
Contoh dari nilai tambah itu sendiri adalah kesempatan untuk memenangkan
hadiah, potongan harga (seperti diskon 20 %, sale 50 % off, dsb.), produk
ekstra (seperti isi teh kotak 30% lebih banyak), sample gratis dan premiums
(misalnya beli rinso dapat piring cantik)
Pada konsepnya, Sales promotion digunakan untuk memotivasi customer
agar melakukan aksi dengan membeli produk yang dipicu dengan adanya
penawaran produk dalam jangka waktu terbatas. Unilever sering
menggunakan strategi ini dan telah terbukti dapat meningkatkan omset
penjualan.

Public Relations/Mpr
PR dalam konsepsi IMC melakukan pekerjaan yang sangat luas dan
beragam, tidak hanya bertugas men-track opini publik saja, tetapi juga
bertugas me-manage corporate brand dan menjaga reputasinya.

Lalu MPR merupakan salah satu fungsi PR yang digunakan sebagai media
tanpa bayar untuk menyampaikan brand information guna mempengaruhi
calon customer atau customer secara positif. MPR sendiri lebih fokus kepada
customer atau calon customer dan melengkapi strategi marketing yang lain
dengan 4 cara:
1. Meningkatkan kredibilitas brand message
2. Menyampaikan message sesuai targetnya berdasarkan aspek
demografis, psikografis, etnik atau khalayak secara regional
3. Mempengaruhi opinion leader atau trendsetter yang berpengaruh
4. Melibatkan customer dan stakeholder lainnya pada event spesial.
Personal Selling
Personal Selling adalah komunikasi dua arah dimana seorang penjual
menjelaskan fitur dari suatu brand untuk kepentingan pembeli. Dalam
Personal Selling, dilibatkan komunikasi yang sifatnya tatap muka dan
kegiatannya pada sekaramg ini terfokus pada pemecahan masalah dan
penciptaan nilai bagi customer (lebih dikenal sebagai partnership) Dimensi
dari partnership ini adalah, seorang salesperson harus memahami customer-
nya dengan baik.
Personal selling sendiri merupakan bagian dari direct marketing, namun
perbedaan dasarnya adalah dalam personal selling, perusahaan yang
dijembatani salesperson berinteraksi secara tatap muka dengan customer.
Advertising
Advertising merupakan Suatu bentuk dari presentasi non-personal dan
promosi dari suatu ide, barang atau jasa yang tidak gratis (berbayar) dan
dilakukan oleh sponsor (perusahaan) yang teridentifikasi. Karakteristik dari
iklan sendiri adalah bersifat non-personal, komunikasi satu arah, ada sponsor
(khalayak yang peduli), dan bertujuan untuk mengubah sikap dan perilaku.
Biasanya advertising itu dipakai ketika suatu perusahaan ingin mengubah
customer dari unaware, menjadi aware terhadap suatu brand. Biaya untuk
advertising ini memang cukup besar bagi suatu perusahaan tetapi Unilever

sangat memperhatikan advertising yang akan digunakan karena hal ini akan
membantu perusahaan dalam pembentukan brand image.
Publicity
Publicity sendiri merupakan salah satu jasa yang disediakan oleh Public
Relations Firm maupun Advertising Agency. Publicity timbul untuk
membantu menangkap perhatian publik dan membedakan tiap-tiap perusahaan
tersebut dari perusahaan-perusahaan lain yang menjadi saingannya. Publicity
dalam MPR berarti memeproleh penyebutan nama merek di media massa
dalam cara-cara yang berbeda, waktu dan tempat sesering mungkin sehingga
menjadi top-of mind awareness. Walaupun PR menawarkan kredibilitas yang
lebih besar dalam membangun publicity, namun advertsing dapat menawarkan
awareness dan kontrol yang lebih besar. Lalu untuk beberapa alasan, maka
sejumlah perusahaan menyampaikan pesan PR mereka lewat advertising.
Events/Sponsorship
Event marketing adalah situasi yang signifikan atau peristiwa promosional
yang mempunyai fokus utama untuk menangkap perhatian dan melibatkan
customer dalam event tersebut. Perusahaan dan organisasi-organisasi non-
profit menggunakan events dengan beberapa alasan, yaitu: untuk melibatkan
sasaran khalayak, untuk mengasosiasikan sebuah brand dengan aktivitas, gaya
hidup atau orang-orang tertentu, untuk meraih sasaran khalayak yang sulit
dijangkau, untuk meningkatkan brand awareness dan untuk menyediakan
platform yang baik bagi brand publicity.
Sponsorship adalah dukungan finansial kepada suatu organisasi, orang,
atau aktivitas yang dipertukarkan dengan publisitas merek dan suatu
hubungan. Sponsorship dapat membedakan sekaligus meningkatkan nilai
suatu merek. Beberapa pedoman yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan
dalam memilih sponsorship: target khalayak, penguatan citra merek, dapat
diperpanjang, keterlibatan merek, biaya yang efektif dan sponsor lainnya.
Unilever sering sekali menjadi sponsor pada sebuah acara karena
perusahaan telah memperhitungkan dengan matang keuntungan yang akan
diperoleh. Dengan menjadi sponsor pada salah satu acara maka unilever dapat

menaympaikan pesan dari brnad yang akan dipromosikan dan meningkatkan
brand awareness.
Interactive Marketing
Interactive marketing disini lebih tertuju kepada bagaimana suatu
perusahaan mampu atau tidak berkomunikasi dengan customer-nya atau
mampu memberikan solusi yang baik, yang terkait dengan penggunaan
produk. Dalam hal ini interactive marketing juga terkait dengan customer
relationship management.
Unilever sebagai salah perusahaan yang menguasai beberapa pasar mampu
mempertahankan posisinya selama beberapa tahun karena perusahaan mampu
memberikan image yang memuaskan terhadap konsumen. Setiap tahunnya
mulai muncul produk-produk baru yang menawarkan berbagai macam
kelebihan dan harga yang bersaing, tetapi dengan strategi yang matang maka
unilever menfokuskan strategi untuk meningkatkan penjualan pada
pembentukan brand image dan pemasaran yang baik.
Dari definisi umum tersebut, dapat dilihat sejumlah manfaat IMC bagi
organisasi atau perusahaan, diantaranya
1. Membentuk identitas merek yang kuat di pasar dengan mengikat bersama
dan memperkuat semua citra dan pesan komunikasi perusahaan.
2. Mengkoordinasikan semua pesan, positioning dan citra, serta identitas
perusahaan melalui semua bentuk komunikasi pemasaran
3. Adanya hubungan yang lebih erat antara perusahaan (melalui
produk/jasanya) dengan para konsumennya.
4. Solusi IMC menuntut untuk memahami pentingnya semua titik-titik
kontak di mana pelanggan mungkin medadak menjumpai perusahaan
tertentu, produk dan mereknya.
5. IMC harus bisa menghasilkan konsistensi komunikasi yang lebih baik dan
dampak penjualan yang lebih besar
6. IMC menempatkan tanggung jawab ditangan seseorang untuk menyatukan
citra perusahaan, karena citra perusahaan ini dibentuk oleh ribuan aktivitas
perusahaan.



BAB IV
PENUTUP

Sistem informasi dari suatu organisasi tidak akan pernah dapat
diotomatisasikan sepenuhnya atau menyeluruh. Namun demikian suatu sistem
informasi manajemen sangat mungkin dan praktis apabila didasarkan pada
rencana keseluruhan yang bagus serta dikembangkan oleh personil sistem yang
terlatih, untuk itu diperlukan partisipasi manajemen dan sumber keuangan yang
memadai.

You might also like