Professional Documents
Culture Documents
1.
2.
3. 4. 5.
Definisi fraktur Deskripsi fraktur komplit dan tidak komplit Bentuk garis patahan Jumlah garis patahan Bergeser atau tidak bergeser Terbuka atau tertup.
1. 2. 3. 4. 5.
6.
Fraktur femur berdasarkan struktur yang mengalami fraktur Fraktur kolum femur Fraktur subtrokanter femur Fraktur batang femur ( pada dewasa dan anak) Fraktur suprakondiler femur Fraktur interkondiler Fraktur kondiler femur
a. b.
1. 2.
Fraktur ini dapat disebabkan karena: trauma langsung (direct) Trauma tidak langsung(indirect)
pada anamnesa adanya riwayat kecelakaan berat,trauma ringan pada orang tua. Penderita tidak dapat berdiri karena sakit pada panggul Posisi panggul dalam keadaan fleksi dan eksorotasi Terjadi pemendekan tungkai yang cedera
Paha dalam posisi abduksi dan fleksi dan eksorotasi Pada palpasi ditemukan hematom pada panggul
1. 2.
1. 2. 3.
Fraktur terjadi antara trokanter mayor dan trokanter minor femur Sering terjadi pada wanita diatas 60 tahun Biasanya terjadi karena trauma ringan, kepleset Pada dewasa terjadi karena trauma dengan kecepatan tinggi
Pada wanita tua adanya riwayat jatuh kepleset, penderita tidak dapat jalan Pemeriksaan kaki yang cedera dalam posisi eksternal rotasi Tungkai yang cedera lebih pendek Pangkal paha sakit dan bengkak
Fraktur trokanter mudah menyambung oleh karena kaya vaskularisasi Dilakukan operasi dengan fiksasi internal dengan jewett nail atau angle blade plate
Yaitu dengan garis patah berada 5 cm distal dari trokanter minor Terutama akibat trauma langsung
1. 2. 3.
Berdasarkan fielding dan maglianto: Tipe 1 : garis fraktur satu level dg trokanter minor Tipe 2 : garis patah berada 1-2 inch dibawah dari batas trokanter minor Tipe 3 : garis patah berada 2-3 inch didistal dari batas trokanter minor
Tungkai yang cedera lebih pendek Posisi eksorotasi Ditemukan hematom dan ekimosis pada panggul
Dengan proyeksi anteroposterior dan lateral Terlihat trokanter masih utuh Biasanya kedudukan fragmen bagian atas dalam posisi abduksi dan fleksi Dan fragmen distal dalam posisi adduksi
1. 2. 3.
Non operasi: skeletal traksi dan sistem balans dg posisi tungkai distal di buat abduksi dan fleksi Operasi: ORIF( open reduksi internal fiksasi) bisa dengan : Jewett nail Angle blade plate Sliding compression screw
1.
2.
Daerah ini paling sering mengalami fraktur. Terjadi akibat trauma langsung akibat kecelakaan Paling sering diderita oleh laki-laki dewasa Sering menimbulkan pendarahan yang cukup banyak
1. 2.
1. 2. 3.
Fraktur yang berhubungan dengan dunia luar Dibedakan menjadi 3 derajad yaitu: Derajad I: timbul luka kecil akibat tusukan fragmen tulang dari dalam menembus luar Derajad II: luka lebih besar >1 cm. karena benturan dari luar Derajad III:lebih luas,kotor,timbul kerusakan jaringan luanak sekitar luka
1.
2. 3.
4.
5. 6.
Bengkak didaerah yang patah Tanda functiolaesa Nyeri tekan dan nyeri gerak Adanya deformitas Pemendekan pada tungkai yang cedera ditemukan ekso atau endo rotasi
Pada fraktur terbuka terlebih dahulu dilakukan tindakan debridement Pada fraktur tertutup untuk sementara dilakukan skin traksi dengan buck extension
Non operasi: dilakukan skeletal traksi Operatif : dilakukan intramedullary nail pada fraktur femur 1/3 tengah
Bisa dengan kuntsher nail
1.
2. 3.
4.
5.
Penanggulangan non operatif gagal Multiple fractur Robeknya anteri femoralis Fraktur patologis Orang tua
1.
2.
3. 4. 5.
Dini: syok dan emboli lemak Lambat Delayed union Non union Mal union Kekakuan sendi lutut infeksi
Non operasi : dilakukan skeletal traksi dengan sistem balans traksi Operasi : ORIF( open reduksi internal fiksasi) dengan kondiler plate
1.
2.
Mekanisme trauma dari hiperabduksi dan adduksi dengan tekanan sumbu femur keatas.
Pemeriksaan fisik Trauma berat Lutut hemartrosis Tampak deformitas pada lutut Krepitasi jelas
1. 2. 3. 4.
Pemeriksaan radiologi : proyeksi AP dan lateral terapi: Non operasi: jika undisplaced dilakukan skeletal traksi Operasi : jika terjadi displaced dengan open reduksi internal fiksasi dg cancellous screw
TERIMA KASIH
Kumpulan kuliah ilmu bedah UI. Binarupa aksara. Wim thejong, buku ajar ilmu bedah. Edisi 2.