You are on page 1of 12

TUGAS AGAMA KRISTEN PROTESTAN

JUITA KRISTINNA (1222471868) TEKNIK INFORMATIKA/ SOFTWARE ENGINEERING UM110L

Perguruan Tinggi Raharja Jl. Jendral Sudirman No. 40 Modern-Tangerang, Banten 15117 Telepon : 021-552-9692, 021-552-9586 Fax : 021-5529742

Logo GKI SUTOPO BAJEM PONDOK MAKMUR

Arti Logo GKI 1. Perahu melambangkan gereja Tuhan yang bergerak maju memenuhi tugas panggilannya di dunia dan pengakuan GKI sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari gereja-gereja Tuhan untuk mewujudkan Gereja Yang Esa di Indonesia dan di dunia. 2. Salib melambangkan kasih dan pengorbanan Tuhan Yesus Kristus yang menentukan jalan hidup GKI. 3. Gelombang melambangkan dunia yang penuh tantangan dan peluang di mana GKI diutus. 4. Alfa dan Omega melambangkan Tuhan Allah yang kekal, yang berkuasa menetapkan dan menyertai seluruh perjalanan GKI.

SEJARAH BERDIRINYA GKI SUTOPO BAJEM PONDOK MAKMUR

1. Masa Perintisan Pada tahun 1983, di Tangerang mulai dibangun komplek-komplek perumahan baru sebagai daerah penyangga Ibu Kota Jakarta. Perumahan Pondok Makmur adalah salah satu komplek perumahan dari sekian banyak komplek perumahan tersebut. Pada saat itu, banyak pendatang dari Jakarta dan sekitarnya yang mulai bertempat tinggal di Pondok Makmur. Lokasi perumahan Pondok Makmur pada saat itu dapat dikatakan termasuk daerah pelosok atau terpencil. Oleh karena itu, muncul permasalahan mengenai akses Jemaat Gereja Kristen Indonesia (selanjutnya: GKI) Sutopo yang tinggal di Pondok Makmur untuk beribadah di GKI Sutopo (jarak dari Perumahan Pondok Makmur ke GKI Sutopo kurang lebih 8 kilometer). Akan tetapi, keadaan ini justru menjadi titik tolak terbentuknya persekutuan yang bersifat oikumene pada tahun 1984. Persekutuan ini dimotori oleh empat keluarga yang kebetulan adalah anggota Jemaat GKI Sutopo: Keluarga Irianto Darsono, keluarga Bambang Supriono, keluarga Gorde Hidayat, dan keluarga Alex Tjahyo. Pada saat itu, persekutuan dilayani oleh Pendeta Hari Siswoyo. Waktu terus berjalan, tidak terasa telah setahun waktu berlalu. Kegiatan persekutuan oikumene tersebut menunjukkan perkembangan yang cukup mengembirakan. Maka atas dasar itulah Majelis Jemaat GKI Sutopo mengangkat salah satu anggota Jemaat, yakni Irianto Darsono dalam pelayanan Majelis Jemaat yang diberikan tugas untuk memimpin dan mengembangkan Persekutuan Oikumene Pondok Makmur sebagai bagian dari wilayah pelayanan GKI Sutopo Tangerang pada tahun 1985. Dengan adanya penugasan tersebut, maka pelayanan Jemaat di Pondok Makmur menjadi semakin terfokus dan terarah. Kegiatan yang sebelumnya terbatas hanya dalam bentuk persekutuan dan Kebaktian Rumah Tangga yang

berpindah-pindah, di kemudian hari mulai terpikirkan untuk membentuk Sekolah Minggu sebagai wujud kepedulian terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Menjelang perayaan Natal tahun 1985, Komisi Anak GKI Sutopo yang dimotori oleh saudari Tjoa Sioe Kiok, memulai pelayanan Sekolah Minggu dengan mengambil tempat di Jalan Subur VII Nomor 15 Perumahan Pondok Makmur. Melihat adanya Sekolah Minggu yang baru ada satu-satunya di Pondok Makmur tersebut, banyak jemaat dari Gereja lain mengikutsertakan putra-putrinya dalam kebaktian Sekolah Minggu di Pondok Makmur. Paska perintisan Sekolah Minggu dan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan pelayanan di wilayah Pondok Makmur, maka Majelis Jemaat GKI Sutopo mulai memikirkan untuk mengadakan Kebaktian Umum Minggu bagi anggota Jemaat usia Dewasa. Maka pada tahun 1987, tepatnya pada tanggal 13 Agustus 1987, dilangsungkanlah Kebaktian Umum Minggu yang pertama dalam Pos Kebaktian Pelayanan dan Kesaksian (selanjutnya: KPK) Pondok Makmur. Kebaktian Umum Minggu perdana tersebut dilayani oleh Pendeta Hari Siswoyo dengan memanfaatkan rumah kosong milik Keluarga Santoso Wijaya (anggota Jemaat GKI Gunung Sahari), yang terletak di Jalan Subur I Nomor 1 Perumahan Pondok Makmur. Pada waktu kemudian, Kebaktian Umum Minggu tersebut dilaksanakan setiap dua minggu sekali, dengan alasan sambil melihat kesetiaan dan ketekunan jemaat untuk melakukan persekutuan ibadah di Pos KPK Pondok Makmur. Pada tahun 1989, pemilik rumah di jalan Subur I nomor 1 tersebut menyatakan keinginan untuk menempati rumahnya. Maka dengan swadaya Jemaat melalui pencarian dana serta dukungan dana alokasi dari Majelis Jemaat GKI Sutopo, dibelilah secara over kredit sebuah rumah berukuran 70 x 230 meter persegi di Jalan Bahagia Raya C2 Nomor 16. Adapun pembayaran cicilan setiap bulannya menjadi tanggung jawab Jemaat Pos KPK Pondok Makmur. Pada tahun 1990, sisa tanah kosong seluas 75 meter persegi mulai dibangun untuk keperluan tempat kebaktian secara terpisah dari rumah induk yang dipakai sebagai sekretariat, kamar koster, dan kamar pengerja. Dengan tersedianya tempat ibadah yang cukup memadai, maka seluruh kegiatan dapat
3

dilakukan di satu tempat dan tidak terpisah-pisah. Sarana tempat ibadah ini berpengaruh terhadap perkembangan jumlah Jemaat pada tahun itu yaitu dari 15 orang bertambah menjadi 45 orang.

2. Masa Pemantapan 1991 1999 Setelah melalui perintisan yang cukup pelik (mengingat daerah Pondok Makmur berada di tengah-tengah perkampungan lokal yang cukup fanatik) dan melalui berbagai pasang surut, maka pada periode ini telah dapat dicapai suatu kemapanan dalam banyak hal. Pada periode perintisan, kepengurusan masih bersifat kolektif tetapi pada periode pemantapan telah tersusun dengan baik struktur organisasi yang jelas dan kegiatan peribadahan berkembang tidak terbatas pada Kebaktian Umum Minggu tetapi sudah melebar pada kegiatan lain sebagaimana layaknya sebuah Gereja. Pada masa pemantapan, anggota Jemaat telah teruji kesetiaannya untuk hadir dan ambil bagian dalam setiap kegiatan pelayanan yang diadakan. Kelas katekisasi mulai dirintis sebagai tanda pertumbuhan sebuah Gereja, jumlah pengunjung kebaktian berkisar kurang lebih 60 orang pada setiap ibadah Minggu. Pada masa perintisan, kegiatan Gereja masih dianggap sesuatu yang aneh dan sering mendapat gangguan, tetapi pada periode pemantapan, keberadaan gereja telah mendapatkan pengakuan dan perlakuan yang baik dari warga sekitar. Situasi yang kondusif ini memungkinkan kebaktian umum minggu yang tadinya berjalan dua minggu sekali menjadi setiap minggu. Hal ini ditopang oleh keterlibatan warga Gereja yang ikut menyatu dengan kegiatan masyarakat sekitar. Gereja tidak menjadi eksklusif melainkan dapat menjadi berkat bagi sesamanya. Tercatat beberapa nama pada periode ini yang menjadi pengurus dan motor kegiatan di Pos KPK Pondok Makmur, yaitu: Keluarga Stevanus Uneputy, Keluarga Sutomo, Keluarga Suharto, Keluarga Sabeno, Keluarga Ibrahim, dan Keluarga Supriyono.

3. Masa Pengembangan ( Setelah Tahun 2000 ) Sadar akan tanggung jawab terhadap pertumbuhan Gereja setelah melalui pergumulan selama dua tahun terakhir dan ditunjang oleh perkembangan Jemaat, maka memasuki tahun 2000 di mana semua kegiatan pelayanan telah dicakup sebagaimana layaknya sebuah Gereja, maka mulai dipikirkan untuk meningkatkan status dari Pos KPK menjadi Bakal Jemaat (selanjutnya: Bajem). Untuk menuju ke arah itu, upaya-upaya persiapan dan penataaan dalam rangka menjadi Bajem mulai dilakukan. Langkah-langkah persiapan tersebut adalah: 1. Pembenahan di bidang sarana pra-sarana yang meliputi kegiatan penghimpunan dana untuk membeli sebuah rumah yang terletak di sebelah rumah ibadah lama, dan merencanakan untuk segera membangunnya. Puji Tuhan, pada tahun 2002 berhasil dibeli sebuah rumah di sebelah Gereja seluas 150 meter persegi. Berikut pada awal tahun 2003 atas perkenan Tuhan, kembali dibeli sebuah rumah seluas 150 Meter persegi yang terletak di belakang rumah yang baru dibeli sebelumnya. 2. Seiring dengan telah berhasilnya membeli kedua rumah tersebut, rencana untuk membangunnya dengan menggabungkan dua rumah yang baru dibeli terakhir mulai dicanangkan. Akhirnya dengan pertolongan Tuhan, pembangunan dapat segera direalisasikan. Peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 19 Juli 2003 oleh Pendeta Jimmer L. G. Saragih. Peresmian gedung Gereja diadakan dalam kebaktian Minggu pada tanggal 25 April 2004 oleh Pendeta Seph Davidy Jonazh. Pada periode 2000 sampai dengan awal 2004 jumlah pengunjung kebaktian meningkat ratarata mencapai 70 sampai 125 orang pada setiap kebaktian. Pada periode ini kebaktian Pra-remaja, Remaja, dan Pemuda mulai dilaksanakan. Demikian juga mulai diaktifkan secara berkala dan terprogram Persekutuan Doa Pagi, Pemahaman Alkitab, dan Kebaktian Komisi Dewasa.

Apabila pada periode pemantapan para perintis masih terlibat dalam kepengurusan, maka pada periode pengembangan ini dimunculkan wajah-wajah baru yang potensial dengan misi agar Gereja tumbuh secara berkesinambungan.

4. Masa Persiapan Menuju Pelembagaan Jemaat Setelah peningkatan status menjadi Bakal Jemaat pada tahun 2004, maka telah diambil langkah-langkah strategis untuk mempersiapkan diri menjadi jemaat yang dewasa, mandiri, dan visioner, antara lain: Pembinaan Pengurus dan aktifis Tentang Pengajaran GKI, spritualitas pelayanan. Job description dan organisasi Gereja, liturgi dan leksionari, Tata Gereja Tata Tertib GKI, dan sebagainya. Sarana prasarana Pengadaan Pastori seluas 150 meter persegi Pengadaan kendaraan (Suzuki APV) Melengkapi sarana ibadah dengan: LCD proyektor, Air Conditioner, dan sebagainya. Pembentukan P3 dalam rangka mempersiapkan calon Pendeta. Kebersamaan: Pembentukan pengurus wilayah berikut kegiatannya yang meliputi: Wilayah Pondok Makmur Wilayah Keroncong Wilayah Taman Cibodas

Kiranya segala keinginan tersebut dapat tercapai sehingga harapan untuk menjadi Jemaat Tuhan sepenuhnya segera terwujud demi kemuliaan Tuhan melalui GKI Pondok Makmur boleh dinyatakan.

VISI DAN MISI GKI SUTOPO BAJEM PONDOK MAKMUR


Visi kami adalah: GKI menjadi mitra Allah dalam mewujudkan damai sejahtera di dunia. Misi kami adalah: 1. Mengembangkan spiritualitas yang berpusat pada hubungan yang hidup dengan Allah. 2. Mewujudkan dan meningkatkan persekutuan orang-orang percaya tanpa memandang perbedaan-perbedaan jenis kelamin, usia, suku bangsa, bahasa, budaya, kebangsaan, status pernikahan, dan status sosial ekonomi. 3. Mengupayakan agar anggota-anggotanya hidup dalam kasih dan persaudaraan yang akrab dan hangat sebagai tubuh Kristus. 4. Melaksanakan kesaksian dan pelayanan dalam masyarakat. 5. Memperjuangkan perwujudan keesaan gereja dan persaudaraan umat manusia. 6. Meningkatkan kecintaan anggota-anggotanya terhadap GKI sebagai tubuh Kristus. 7. Meningkatkan pertumbuhan anggota.

PROGRAM KERJA JANGKA PANJANG DAN PENDEK GEREJA Program kerja jangka panjang dan pendek GKI Sutopo Bajem Pondok Makmur dengan visi misi sebagai berikut: Visi : Jemaat yang Akrab dan Melayani Sesama

Penjelasan Visi: Kata Melayani selalu dikaitkan dengan Gereja. Hal ini dikarenakan Gereja meneladani Yesus. Untuk menuju kepada hal tersebut, Gereja tentu perlu diperlengkapi agar dapat melayani dengan baik, salah satu hal yang perlu diperlengkapi tetapi terluput dari perhatian adalah keakraban di antara anggota jemaat. Misi Keakraban Seperti tertulis di atas, keakraban antar anggota jemaat dapat terluput dari perhatian. Hal ini dapat dikarenakan Gereja terlalu sibuk melayani ke luar sehingga urusan di dalam Gereja dapat menjadi terabaikan. Oleh karena itu, keakraban perlu terus dijalin dan terutama dimulai. Keakraban yang dimaksud di sini adalah keakraban antar lintas generasi usia, tujuannya adalah agar tidak terjadi kesenjangan di dalam Gereja dan orang-orang di dalamnya dapat berjalan bersama-sama dalam melayani Tuhan. Melayani sesama Sesama dalam hal ini adalah orang-orang yang membutuhkan pelayanan Gereja. Tentu banyak jenis pelayanan, namun misi dalam melayani sesama dilakukan untuk mempersiapkan pemimpin-pemimpin. Para pemimpin inilah yang diharapkan dapat melayani sesama secara lebih luas lagi (pemimpin ini berada di tengah-tengah masyarakat).

PROGRAM KERJA 1. Pelatihan Kepemimpinan dan Kaderisasi Bahan : Disesuaikan dengan kondisi sumber daya manusia Bakal Jemaat Pondok Makmur. Waktu Pelaksanaan: November 2012 (berkala selama enam bulan, dilakukan dalam tiga tahap). Sasaran : Calon pemimpin GKI Pondok Makmur di masa yang akan datang: Remaja, Pemuda, Dewasa, Calon Penatua GKI Pondok Makmur. Keterangan :

Pelatihan kepemimpinan dijalankan dalam tiga tahap (dimulai pada bulan November 2011tanggal disesuaikan-), dengan rentang waktu enam bulan untuk menuju tahap berikutnya. Perkiraan Waktu untuk Pelatihan kepemimpinan: November 2012 - Mei 2013 - November 2013. Kaderisasi 1: Mei 2014 November 2014 Mei 2015. Kaderisasi 2: November 2015 Mei 2016 November 2016 (dari berjalannya pelatihan kepemimpinan dan kaderisasi yang berjalan diharapkan GKI Pondok Makmur tidak memiliki masalah dalam hal Sumber Daya Pemimpin di masa yang akan datang).

Diharapkan setelah berjalannya Pelatihan Kepemimpinan dan kaderisasi, GKI Pondok Makmur memiliki banyak Sumber Daya Pemimpin yang terjun dalam kegiatan Gereja (aktivis, Penatua) dan Masyarakat.

2. Persiapan Guru Sekolah Minggu

Bahan

: Menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anak secara rohani dan psikologis disesuaikan dengan perkembangan jaman yang terjadi.

Waktu Pelaksanaan Sasaran

: Satu Minggu sekali.

: Guru Sekolah Minggu, orang tua murid (apabila diperlukan).

Keterangan

Pemimpin persiapan adalah mahasiswa atau lulusan teologi (untuk bahan persiapan yang berkaitan dengan teologi atau pengetahuan Alkitab) atau pakar anak (psikolog anak, guru, Pendeta atau Guru Sekolah Minggu dari Gereja lain yang seasas).

Diadakan buku komunikasi antara Guru Sekolah Minggu dan orang tua murid.

3. Persekutuan Keluarga Muda Bahan : Disesuaikan dengan kondisi keluarga Muda Pondok Makmur. Waktu Pelaksanaan Sasaran Keterangan : Dua bulan sekali. : Keluarga Muda (10 tahun usia pernikahan). :

Bentuk kegiatan: Kelompok Tumbuh Bersama. Tempat persekutuan: Rumah keluarga Muda atau Gereja.

4. Keakraban Bahan Waktu : Lembar panduan. Pelaksanaan : April 2013- Juni 2013.

10

Sasaran Keterangan

: Jemaat usia lanjut atau dewasa. :

Dengan keakraban diharapkan hubungan antar jemaat menjadi semakin akrab.

Keakraban dilakukan dengan metode perkunjungan. Yang mengunjungi adalah remaja, pemuda, dan dewasa muda sedangkan yang dikunjungi adalah jemaat kelompok usia dewasa madya hingga lanjut usia. Dengan perkunjungan dan wawancara yang terjadi, diharapkan dapat terjadi proses saling mengenal sehingga terjadi keakraban.

Waktu pelaksanaan menyesuaikan dengan waktu anak-anak Remaja (sekolah), Pemuda (kuliah, kerja), dan Dewasa (kerja).

Lembar panduan yang berisi tentang petunjuk dan beberapa pertanyaan pemandu digunakan sebagai panduan untuk keakraban.

11

You might also like