You are on page 1of 34

Fisiologi Kehamilan, Fisiologi Persalinan dan Fisiologi Masa Nifas

Kelompok 5 : Anis Marisa Ghaida Al-fath Nadhia D.P.I Novianti Puspita Rienda Yuana Karaga Rince Susilawati

Fisiologi Kehamilan
Terdapat beberapa peristiwa prinsip-prinsip pada terjadinya kehamilan dan peristiwaperistiwa tersebut merupakan mata rantai yang berkesinambungan dari adanya proses kehamilan (fisiologi kehamilan) yakni :

Lanjutan...
Pembuahan (fertilisasi), yaitu bertemunya sel telur (ovum) wanita dengan sel benih (sperma) laki-laki. Pembelahan sel (zigot), yang merupakan hasil dari pembuahan tersebut. Nidasi / implantasi zigot tersebut ke dinding saluran reproduksi (pada keadaan normal, implantasi terjadi pada lapisan endometrium dinding kavum uteri).

Lanjutan...

Pertumbuhan dan perkembangan zigot, embrio, janin sampai menjadi bakal individu baru. Kehamilan juga dipengaruhi oleh berbagai hormon, antara lain: Esterogen, Progesteron, Human Chorionic Gonadotropin (HCG), Human Somatomammotropin, Proklatin, dan sebagainya. Human Chorionic Gonadotropin adalah hormon aktif khusus yang berperan selama masa kehamilan, berfluktuasi kadarnya selama kehamilan.

Fisiologi Persalinan
Definisi Persalinan : Proses persalinan dapat terjadi dengan adanya perubahan hormon estrogen, progesteron, prostaglandin, uterus yang menjadi besar dan meregang, tekanan pada ganglion serviks dan penurunan fungsi plasenta.

Lanjutan...
Selain hal tersebut, persalinan juga dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu: 1. Power ( Tenaga ) His( kontraksi otot rahim). Kontraksi otot rahim persalinan dapat dibagi atas: His Pembukaan His yang menimbulkan pembukaan pada serviks. His Pengeluaran His yang mendororng anak keluar, biasanya disertai dengan keinginan mengejang. 2. Jalan Lahir Terdiri atas tulang panggul dan jaringan-jaringan lunak. 3. Tanda dan gejala janin dalam plasenta

Lanjutan...
Tanda Dan Gejala Persalinan : 1. His ( kontraksi rahim ) makin terjadi dan kuat
2. Adanya pengeluaran lendir bercampur darah

3. Pada pemeriksaan dalam diketahui perlunakan, perdarahan dan pembukaan serviks

Proses Persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :


Kala I
Mulainya kontraksi uterus hingga mencapai pembukaan lengkap. Kala I dibagi menjadi 2 fase : a. Fase Laten, dan b. Fase Akselerasi

Kala II
Dimulai dari pembukaan sampai bayi lahir. Lamanya pada primi 1 jam dan pada multi jam. Adapun tanda dan gejala kala II, Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

Lanjutan...
Kala III Dimulainya setelah bayi lahir dengan lahirnya plasenta yang berlangsung 6-15 menit Management aktif kala III Tanda keluarnya plasenta: - Semburan darah tiba-tiba - Tali pusat memanjang - Perubahan ukuran dan bentuk uterus

Lanjutan...
Kala IV Masa 2 jam setelah plasenta lahir Yang perlu diobservasi :
Tekanan darah Nadi Suhu Tinggi fundus uteri Kontraksi Pendarahan vagina

Persalinan Normal
Persalinan normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada kehamilan cukup bulan (aterm, 40 minggu), pada letak memanjang dan presentasi belakang kepala, yang disusul pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran tersebut berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan / pertolongan dan tanpa komplikasi.

Sebab-sebab persalinan :
1. Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang ( 1-2 minggu sebelum partus dimulai ).

2. Plasenta menua dengan tuanya kehamilan, dimana villi korialis mengalami perubahanperubahan dan kadar estrogen dan progesteron menurun.

Lanjutan...
3. Uterus yang makin membesar menyebabkan tegang, yang pada akhirnya menimbulkan iskemia otot-otot uterus, mengganggu sirkulasi uteroplasenter dan degeneraasi plasenta. 4. Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus frankenhauser (di belakang serviks), menjadi stimulasi (pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus. Artinya tekanan ini meningkatkan kontaksi.

5. Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang terjadinya kontraksi.

Lanjutan...
6. Peningkatan beban pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus rangsangan untuk proses persalinan. 7. Pengaruh prostaglandin, yaitu peningkatan prostaglandin pada kehamilan minggu ke-15 sampai aterm.

Fisiologi Nifas
Masa nifas atau puerperium adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti ke keadaan sebelum hamil,dimana masa ini berlangsung selama kira-kira 6 8 minggu.

Nifas dibagi dalam tiga periode, yaitu:


1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan bcrjalan.
2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital. 3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun.

Penanganan masa nifas :


a. Penanganan 6-8 jam setelah persalinan :
Mencegah perdarahan masa nifas karena atoria uteri. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan rujuk bila pendarahan berlanjut. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas atonia uteri.

Lanjutan...
Pemberian ASI awal,1 jam setelah inisiasi menyusu dini

(IMD) berhasil dilakukan. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi yang baru lahir.

Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama sudah kelahiran atau sampai bayi dan ibu dalam keadaan stabil.

b. 6 hari setelah persalinan :


Memastikan involusi uteris berjalan normal uterus berkontraksi fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal,tidak ada bau. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau pendarahan abnormal. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit pada bagian payudara ibu. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

c. 2 minggu setelah persalinan :


Memastikan involusi uterus,berjalan normal uterus berkontraksi,fundus di bawah umbilikus,tidak ada perdarahan abnormal,tidak ada bau Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan cairan dan istirahat Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi tali pusat,menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari

d. 6 minggu setelah persalinan :


Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ia atau bayi alami Memberikan konseling untuk menggunakan KB secara dini

Perubahan fisiologis pada masa nifas


1. Tanda tanda vital a. Suhu Selama 24 jam pertama suhu mungkin meningkat menjadi 38C, sebagai akibat meningkatannya kerja otot atau penegangan otot panggul, dehodrasi dan perubahan hormonal. b. Nadi Dalam periode waktu 6-7 jam sesudah melahirkan, sering adanya bradikardi karena pengosongan rongga panggul dan kelelahan serta pengeluaran darah saat melahirkan.

Lanjutan...
c. Pernafasan Pernafasan ibu pasca partum akan mendekati ukuran normal seperti sebelum melahirkan.
d. Tekanan darah Terjadi hipotensi orthostatik yang di tandai dengan adanya pusing segera setelah berdiri, terjadi 46 jam pertama.

2. Penyesuaian sistem kardiovaskuler

Pada kehamilan terjadi peningkatan sirkulasi volume darah yang mencapai 50%. a. Komponen darah Pada ibu pasca persalinan,nilai hemoglobin dan hematokrit normal atau turun sedikit tetapi leukosit meningkat antara 15.00030.000.

Lanjutan...
b. Volume darah Kehamilan menyebabkan hipervolume selama persalinan per vaginam pada janin tunggal, kehilangan darah bisa sebanyak dua kali lipat.

c. Hemokonsentrasi Pada kehamilan didapant hubungan pendek yang dikenal shunt antara sirkulasi ibu dan plasenta.
d. Curah jantung Pada kehamilan rata-rata nadi, stroke volume, dan curah jantung meningkat.

Lanjutan...
e. Berkeringat banyak atau berlebihan Berkeringat dingin merupakan suatu mekanisme tubuh untuk mereduksi cairan yang bertahan selama kehamilan. f. Menggigil Sering kali ibu mengalami menggigil segera setelah melahirkan, yang berhubungan dengan respon persarafan atau perubahan vasomotor, jika tidak di ikuti dengan demam, menggigil bukan merupakan masalah klinis, tetapi jika sebaliknya mengidentifikasi adanya infeksi dan memerlukan evaluasi lebih lanjut.

3. Penyesuaian sistem endokrin


a. Mengalami perubahan secara tiba-tiba selama kala IV persalinan.

b. Mengikuti lahirnya plasenta Perubahan kehamilan, payudara disiapkan untuk laktasi. Kolostrum merupakan cairan payudara yang keluar sebelum produksi air susu terjadi pada trimester ke-3 dan minggu pertama pascapartum.

4. Penyesuaian gastrointestinal
Penggunaan tenaga pada kala I persalinan, menurunkan tonus otot-otot abdomen yang juga merupakan faktor predisposisi terjadinya kontrasepsi pada ibu pasca partum. Fungsi usus besar akan kembali normal pada akhir minggu pertama dimana nafsu makan mulai bertambah dan pemasukan cairan juga bertambah dan rasa tidak nyaman pada parineum sudah menurun.

5. Abdomen
Abdomen menonjol keluar pada hari pertama sesudah melahirkan, 2 minggu pertama melahirkan dinding abdomen relaksi kurang lebih 6 minggu keadaan abdomen seperti sebelum hamil. Kembalinya tonus otot sebelumnya. Konsistensi abdomen lembek, peregangan selama kehamilan dapat memisahkan otot perut, yang disebut diastasis rekti abdominis. Normalnya panjang diatas < 20 cm dan lebar 2 cm.

6. Penyesuaian muskuloskeletal
Selama kehamilan, muskulus rektus abdomalis memisah , secara bertahap akan kembali pada akhir periode pasca partum. Dengan kata lain, setelah persalinan, tonus otot abdominal akan menurun menyebabkan perut menjadi lembek dan kendur. Tonus dan kekuatan otot akan pulih dalam waktu 6-8 minggu. Tromboplebitis dapat terjadi karena aktivitas yang kurang dan adanya peningkatan protombin.

7. Penyesuaian sistem integumen


Kloasma gravidarium biasanya tidak akan terlihat pada akhir kehamilan. Hiperpigmentasi pada areola dan linea mungkin belum menghilang sempurna setelah melahirkan.

8. Penyesuaian sistem urinaria


Pada masa pasca pesalinan hari pertama, buang air kecil sering sakit atau sering terjadi kesulitan kencing sehingga ibu terkadang perlu dilakukakan kateterisasi. Kemungkinan terdapat sepasme sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.

9. Penyesuaian sistem reproduksi


a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. Perubahan korpus uteri Involusi uterus Ukuran uterus Kontraksi uterus After pain Payudara Tempat melekatnya plasma Lokhea Serfiks Vagina dan perineum

You might also like