You are on page 1of 30

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Oseanografi dapat didefinisikan yang murni, tetapi secara sederhana sebagai suatu ilmu dari bermacam-macam ilmu dasar yang mempelajari lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah merupakan suatu ilmu merupakan perpaduan yang lain. Ilmu-ilmu lain yang termasuk di dalamnya ialah ilmu tanah (geology). Ilmu bumi (geography). Ilmu fisika (physics), ilmu kimia (chemistry). Ilmu hayat (biology) dan ilmu iklim (metereology) (Hutabarat, 2008). Laut, seperti halnya daratan, dihuni oleh biota, yakni tumbuh-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme hidup. Biota laut menghuni hampir semua bagian laut, mulai dari pantai, permukaan laut sampai dasar laut yang teluk sekalipun. Keberadaan biota laut ini sangat menarik perhatian manusia, bukan saja karena kehidupannya yang penuh rahasia, tetapi juga karena manfaatnya yang besar bagi kehidupan manusia (Romimohtarto, 2009). 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum oceanografi ini adalah agar praktikan dapat mengkaji perilaku cahaya dilautan dengan sifat optis air, mengukur suhu air laut, gelombang, pasang surut air laut, arus, salinitas, Ph, dan oksigen terlarut (DO). Sedangkan tujuan dari praktikum Oceanografi ini adalah praktikan mampu mengaplikasikan dan menjelaskan perilaku cahaya dilautan dengan

sifat optis air, mengukur suhu air laut, gelombang, pasang surut air laut, arus, salinitas, Ph, dan oksigen terlarut (DO). 1.3 Waktu dan Tempat Praktikum oceanografi ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 21 Mei 2011, pukul 09.00-selesai. Tempat : .

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perairan Laut lautan merupakan suatu tempat mata pencaharian bagi orang orang asia tenggara yang telah berumur berabad abad lamanya. Tidak dimanapun juga hal ini benar benar dapat dilihat di Indonesia di mana Negara ini terdiri dari lebih kurang 13.000 pulau yang tersebar. Sejak dulu lautan telah memberi manfaat kepada diketahui bahwa manusia untuk diprgunakan sebagai suatu sarana untuk berpergian, perniagaan dan perhubungan dari suatu tempat ke tempat lain. Akhir akhir ini lautan banyak mengandung jumlahnya dan bernilai berjuta juta dolar (hutabarat, 2008). Laut adalah bagian dari bumi kita yang tertutup oleh air asin. Kata laut sudah dikenal sejak dahulu kala oleh bangsa kita dan bahkan oleh bangsa-bangsa di beberapa Negara di asia tenggara seperti filiphina, Malaysia, Thailand, singapura, dan mungkin beberapa suku bangsa lain di kawasan ini. Laut lepas yang luas yang dibatasi oleh benua-benua kita kenal sebagai samudera. Di perairan Indonesia, hampir semua bentuk dasar laut dapat ditemukan seperi paparan, lereng, cekungan dan jeluk berupa basin dan palung. (Romimohtarto,2009). sumber sumber alam yang berlimpah limpah

2.2 Parameter Fisika 2.2.1 Suhu suhu di lautan, karena laut adalah salah satu factor yang suhu dari mempengaruhi baik akivitas amat penting bagi kehidupan metabolisme di itu tidaklah mana metabolisme maupun

organisme di lautan, karena suhu mempengaruhi baik aktivitas perkembangbiakan berbagai

organisme-organisme tersebut. Oleh karena Sebagai contoh, binatang karang di

mengherankan jika banyak dijumpai bermacam-macam jenis hewan yang terdapat di tempat di dunia. penyebarannyan sangat di batasi oleh perairan yang hangat yang terdapat di daerah tropic dan subtropik (Hutabarat, 2008).

Secara keseluruhan, sebagian besar air samudra itu dingin. Kurang dari 10% volume air laut di muka bumi suhunya lebih dari 10 C dan lebih dari 75% suhunya di bawah 4 C . alas an utama dari perbandingan ini adalah karena sinar matahari hanya mampu menembus laut pengaruh penyinaran sampai beberapa ratus meter saja. Sedangkan kira 100 m. dihubungkan yang relative hangat matahari musiman hanya mencapai kira
0 0

akibatnya di samudra terdapat lapisan atas sisanya. Daerah (lapisan) dengan termoklin (Romimohtarto,2009). Menurut abdulmunthalib penurunan

dengan lapisan transisi mendadak ke air dingin yang merupakan kolom air samudra suhu cepat ke bawah ini disebut kolom air yang

(2009) stratifikasi vertikal

berdasarkan perbedaan panas (perbedaan suhu) pada setiap kedalaman perairan dikelompokkan menjadi 3 yaitu: 1) Epilimnion merupakan lapisan bagian atas perairan. Lapisan ini bagian yang hangat kolom air, suhu relatif konstan (perubahan suhu sangat kecil secara vertikal). Seluruh massa air di lapisan ini tercampur dengan baik karena pengaruh angin dan gelombang. 2) Metalimnion atau yang sering disebut Termoklin, terletak di bawah lapisan

epilimnion. Perubahan suhu dan panas secara vertikal relatif besar pada lapisan ini. Setiap penambahan kedalaman satu meter terjadi penurunan suhu air sekitar01 C. 3) Hipolimnion, stagnan, tidak terletak di bawah lapisan termoklin. Lapisan ini lebih dingin,

bercirikan adanya perbedaan suhu secara vertikal relatif kecil. Sifat massa airnya mengalami percampuran (mixing) dan memiliki kekentalan air
0

(densitas) yang lebih besar. Pada umumnya di wilayah tropis memiliki perbedaan suhu air permukaan dengan bagian dasar hanya sekitar 2 - 3 C. 2.2.2 Kecepatan arus arus laut permukaan merupakan pencerminan langsung dari pola angina yang bertiup pada waktu itu. Jadi arus permukaan ini digerakkan oleh angin. Air dilapisan bawahnya ikut terbawa, karena adanya gaya coriolis (coriolis force), yakni gaya yang diakibatkan oleh perputaran bumi, maka arus dipermukaan laut berbelok kekanan dari arah angin dan arus di lapisan bawahnya akan berbelok lebih

kekanan lagi dari arah arus permukaan. Ini terjadi di belahan bumi utara. Di belahan bumi selatan terjadi hal sebaliknya (Romimahtarto, 2009). Kecepatan arus dan arah arus dapat diukur dengan menggunakan alat pengukur arus (current meter). Alat elektronik tersebut berbenuk seperti roket atau torpedo yang pada bagian belakang terdapat sayap dan baling baling. Baling baling akan berputar sesuai dengan kecepatan arus yang tersebut dihubungkan sebuah kabel yang cukup panjang (Wibisono, 2011). El Nino dan La Nina sesungguhnya adalah kondisi abnormal iklim pada area Samudra Pasifik yang terletak pada daerah ekuatorial. Kedua permukaan laut sebaliknya yaitu (warm phase) sedangkan La Nina turunnya gejala alam ini mempunyai kondisi anomali yang berbeda, El Nino dicirikan dengan naiknya suhu mempunyai kondisi yang suhu permukaan air laut (cold phase) pada area akan diukur. Dari alat dengan sebuah alat penunjuk arah dan kecepatan melalui

katulistiwa Samudra Pasifik (Reindo, 2011). 2.2.3 Kecerahan Faktor lain yang mempengaruhi proses penyerapan dalam air laut antara lain lumpur dan mikroorganisme (fitoplankton), perairan tersebut (Sediandi, 2003). Penyinaran cahaya matahari akan berkurang secara cepat sesuai dengan makin tingginya kedalaman lautan. Pada perairan yang bahan pantai yang melayang layang dan tingginya nilai di sini hanya dibatasi sampai pada dalam dan jernih proses fotosintesa hanya terdapat sampai kedalaman sekitar 200 meter saja. Adanya bahan kekeruhan di perairan dekat Akibatnya penyebaran kedalaman antara 15 dan 40 penetrasi cahaya akan berkurang di tempat ini. sehingga tingkat kecerahan suatu perairan sangat mempengaruhi intensitas cahaya yang terserap dalam kolom air di

tanaman hijau

meter (Hutabarat, 2008). 2.2.4 Sifat Optis Air Fenomana umum optik sering disebabkan oleh interaksi dari cahaya matahari atau bulan dengan atmosfer, awan, air, atau debu dan material lainnya. Satu contoh umum yaitu pelangi, ketika cahaya matahari dipantulkan dan dibiaskan oleh tetesan-tetesan air. Beberapa, seperti sinar hijau, sangat jarang terjadi

sehingga kadang terpikir

seperti cerita dongeng.

Lain-lain, seperti fatamorgana,

umum terjadi di lokasi tertentu (Afrianti, 2008). Sifat optis air sangat berhubungan dengan intensitas matahari Semakin lama matahari berada. Sifat optic air dimiliki semakin besar sudut dating semakin besar. Intensitas matahari semakin besarmaka sifat optis air akan bervariasi (Nybaken, 1985). Penyerapan matahari di permukaan air laut mempunyaikarakteristik perjalanan sinar matahari mengalami 15% di pantulkan kembali ke tersendiri di setiap perairan. Secara teoritis

dua peristiwa alam sekaligus. Dimana lebih kurang sesuai sifat optic air laut itu sendiri (Sediandi, 1993). 2.2.5 Pasang Surut pasang surut merupakan salah satu gejala laut

udara dan sisanya terserap dalam tubuh air laut yang diikuti oleh proses pembiasan

yang besar pengaruhnya

terhadap kehidupan biota laut, khususnya diwilayah pantai. Proses terjadinya saat akan memendek secara perlahan lahan (paras air sedang naik), dan pada saat yang lain akan memanjang kembali. Tinggi rendahnya paras laut ini diukur dari suatu paras panutan yang telah ditentukan sendiri, yang dinamakan datum. Datum ini biasanya ditentukan pada tingkat air rendah pada pasut bulan penuh atau purnama biasa. Jadi kalau air rendah yang terjadi pada pasut purnama luar biasa maka paras laut akan terletak di bawah datum (Romimahtarto, 2009). Karena adanya gaya tarik bulan yang kuat, maka bagian bumi yang terdekat ke bulan akan tertarik membengkak hingga perairan samudra di situ akan naik dan menimbulkan pasang. Pada saat yang sama, bagian bola bumi di baliknya akan mengalami keadaan serupa atau pasang pula. Sementara itu pada sisi lainnya yang tegak lurus terhadap poros bumi-bulan, air samudra akan bergerak ke samping hingga menyebabkan terjadinya keadaan surut di situ (Nontji, 2007). Pasang terutama disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik antara dua bersal dari bulan. tenaga yang terjadi di lautan, yang berasal dari gaya sentrifugal yang disebabkan oleh perputaran bumi pada sumbunya dan gaya gravitasi yang Gaya sentrifugal adalah suatu tenaga yang didesak kearah luar dari pusat bumi

yang besarnya lebih kurang sama dengan tenaga yang yang ditarik ke permukaan bumi. Tidak sama halnya dengan gaya tarik gravitasi bulan dimana gaya ini terjadi

tidak merata pada bagian bagian di permukaan bumi. Gaya ini ebih kuat terjadi pada daerah daerah yang letaknya lebih dekat dengan bulan, sehingga gaya yang terbesar terdapat pada bagian bumi terdekat dengan bulan dan gaya yang paling lemah terdapat pada bagian yang letaknya terjauh dari bulan (Hutabarat, 2008). 2.2.6 gelombang Gelombang selalu menimbulkan sebuah ayunan air yang bergerak tanpa henti hentinya pada lapisan permukaan laut dan jarang dalam keadaan sma sekali diam. Hembusan angin sepoi sepoi dalam keadaan sama sekali diam. Hembusan angin sepoi sepoi pada cuaca yang tenang sekalipun sudah cukup untuk dapat menimbulkan riak gelombang. Sebaliknya dalam keadaan dimana terjadi badai yang besar dapat menimbulkan suatu gelombang besar yang dapat mengakibatkan suatu kerusakan hebat pada kapal atau daerah daerah pantai (Hutabarat, 2008). Gelombang sebagian ditimbulkan oleh di permukaan dorongan angin di atas permukaan laut dan sebagian lagi oleh tekanan tangensial pada partikel air. Angin yang bertiup laut mula mula menimbulkan riak gelombang (ripples). Jika lama maka riak gelombang laut tenang. Jika kemudian angin berhenti bertiup maka riak gelombang akan hilang dan permukaan laut merata kembali. Tetapi jika angin ini bertiup dapat dilihat membesar terus walaupun kemudian angin berhenti bertiup. Ombak yang sederhana sebagai alun (swell) yang terjadi pada keadaan diperhatikan, alun ini mempunyai puncak puncak (crests) dan lembah lembah (troughs). Selagi gelombang berjalan bergerak di air, jarak anatara dua titik serupa yang berurutan yakni 2009). Ukuran besar kecilnya gelombang umumnya ditentukan berdasarkan tinggi gelombang. Tinggi gelombang ini bisa hanya beberapa millimeter saja tetapi juga bisa sampai puluhan meter. Apabila kita mengamati perambatan gelombang di laut, seolah olah tampak air laut itu bergerak maju beserta dengan gelombangnya. Tetapi kenyataan sebernarnya tidaklah demikian. Pada perambatan gelombang, saja,partikel airnya sendiri yang bergerak maju sebenarnya adalah bentuknya hampir tidak bergerak maju (Nontji, 2007). antara satu puncak dan pucak berikutnya atau pada antara satu lembah dan lembah berikutnya dinamakan panjang gelombang (Romimahtarto,

2.3 Parameter Kimia 2.3.1 pH Biasanya pH air larutan 7,6 8,3 dan terutama mengandung ion HCO 3.- pH tetap konstan yaitu 7,6 8,3. Fakta inilah yang menjamin berbagai jenis ikan laut dapat hidup. Pengukuran pH air laut itu sulit, sebab adanya pengaruh temperature dan slinitas. Bila temperature naik atau tekanan naik maka proses dissosiasi itu merubah konstante disosiasi H2 CO3, dan akibatnya pH turun dan kadar oksigen juga turun (brotowidjoyo, 1999). Konsentrasi ion zat air dalam air laut yang dinyatakan dengan PH adalah konstan, berbeda-beda antara 7,6 dan 8,3. Penyanggan terutama merupakan hasil dari kesetimbangan karbondioksid, asam karbonat, dan kesetimbangan bikarbonatkarbonat, effek penyanggan dari partikel-pertikel tanah liat yang halus dan lebih kurang ukuranya, asam borat, pada nilai PH yang lebih tinggi pengendapan kalsium atau kalsium karbonat dimudahkan(Zottoli, 1983). 2.3.2 Salinitas Ciri paling khas pada air laut yang diketahui oleh semua orang ialah rasanya yang asin. Ini disebabkan karena di dalam air laut terlarut bermacam macam utama adalah garam natrium klorida (NaCl) yang sering pula garam, yang paling lainnya

disebut garam dapur. Garam dapur banyak diproduksi di Madura dan juga di daerah diperoleh dengan menguapkan air laut hingga tersisa Kristal Kristal garamnya. Selain garam klorida, di dalam air laut terdapat pula garam garam magnesium, kalsium, kalium dan sebagainya. Dalam literature oseanologi dikenal istilah salinitas yang maksudnya ialah jumlah berat semua garam yang terlarut dalam satuliter air, biasanya dinyatakan dengan satuan % (Nontji,2007) 0 Menurut teori, zat zat garam tersebut berasal dari dalam dasar laut melalui proses outgassing, yakni rembesan dari kulit bumi di dasar laut yang berbentuk gas ke permukaan laut. Bersama gas-gas ini, terlarut pula hasil kikisan kerak bumi dan besama garam garam ini merembes pula air, semua dalam perbandingan yang tetap sehingga terbentuk garam di laut. Kadar garam ini tetap tidak (Romimahtarto,2009) berubah sepanjang masa.Artinya kita tidak menjumpai bahwa air laut makin lama makin asin

2.3.3 DO Dilapisan permukaan laut konsentrasi gas oksigen sangat bervariasi dan sangat dipengaruhi oleh suhu. Makin tinggi suhu makin berkurang tingkat kelarutan oksigen. Tapi anehnya semakin dalam pada beberapa ratus meter di bawah permukaan air laut, walaupun suhu makin menurun ternyata kadar oksigennya jua semakin berkurang sehingga bisa di temukan lapisan air laut dengan kadar oksigen minimum. Di laut oksigen terlarut (dissolved oxygen) berasal dari dua sumber yakni dari atmosfer dan dari hasil proses fotosintesis fitoplankton dan berjenis tanaman lain. Keberadaan oksigen dalam air laut sangat diperlukan baik secara langsung kebanyakan organism untuk maupun tidak langsung dalam pemanfaatan bagi

kehidupan, antara lain pada proses respirasi di mana oksigen diperlukan untuk pembakaran (metabolisme) bahan organic sehingga terbentuk energy yang diikuti dengan pembentukan CO dan H2O (Wibisono, 2005). 2 Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses faktor, difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut. Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa gelombang dan pasang surut (Salmin, 2005). seperti kekeruhan air, suhu, salinitas,pergerakan massa air dan udara seperti arus,

3. METODOLOGI

3.1 Alat dan fungsi 3.1.1 Parameter Fisika Alat yang digunakan dalam praktikum Oceanografi dan fungsinya adalah: Kecepatan Arus Stopwatch : untuk mengukur waktu. Kompas : untuk menunjukkan arah. Botol bekas air mineral (600 ml) 2 buah : sebagai pemberat (yang berisi air lokal) dan sebagai pelampung (yang kosong). Tali rafia : sebagai penghubung antara kedua botol.

Kecerahan Secchi disk : untuk mengukur kecerahan perairan. Penggaris Tali rafia : untuk mengukur panjang. : untuk menandai D1 dan D2

Suhu Thermometer : untuk mengukur suhu/ tempreature perairan. Sifat Optik Air Secchi disk : untuk mengukur kecerahan perairan. Penggaris Tali rafia : untuk mengukur panjang. : untuk menandai D1 dan D2.

Gelombang Tongkat berskala 2 m Stopwatch

: untuk mengukur tinggi gelombang.

: untuk mengukur waktu.

Pasang Surut Tide Staff : untuk mengukur pasang surut. 3.1.2 Parameter Kimia Alat yang digunakan dalam praktikum oceanografi serta fungsinya adalah: pH Kotak standart : untuk mencocokan perubahan warna yang terjadi sebagai tempat sampel air laut. Salinitas Refraktometer : untuk mengukur salinitas air laut Pipet tetes : untuk mengambil preparat

Oksigen terlarut (DO) Water sampler: sebagai wadah untuk mengambil air laut. Botol DO : sebagai tempat air laut yang diambil samplenya. : sebagai tempat Na S2 O3 / tempat titrasi 2 : sebagai tempat menggantungkan buret. : untuk mengambil larutan dalam hitungan tetes, 44 tetes = : untuk membantu memasukkan cairan kedalam wadah. Pipet volume :untuk memindahkan secara tepat suatu volume tertentu sesuai kapasitas alat. Buret Statif Pipet tetes 2ml Corong

3.2 Bahan dan Fungsi 3.2.1 Parameter Fisika Bahan yang digunakan dalam praktikum oceanografi serta fungsinya adalah: Kecepatan Arus Air laut : sebagai bahan sampel yang akan di uji.

Kecerahan Sampel air laut : sebagai perairan yang diukur kecerahannya. Karet gelang : sebagai pemberi tanda antara d1 dan d2.

Suhu Sampel air laut : sebagai perairan yang diukur suhunya. Sifat optik air Sampel air laut : sebagai perairan yang diukur sifat optik air. Gelombang Sampel air laut : sebagai perairan yang diukur gelombangnya. Pasang Surut Sampel air laut : sebagai perairan yang diukur pasang surutnya. 3.2.2 Parameter Kimia Bahan yang digunakan dalam praktikum oceanografi serta fungsinya adalah: pH pH paper Air laut : sebagai indikator asam basa. : sebagai bahan yang akan diuji.

Salinitas Aquades Air laut Tissue

: untuk membersihkan membran Refraktometer. : sebagai bahan uji. : untuk mengelap membrane Refraktometer.

Oksigen Terlarut (DO) MnSO4 NaOH + KI H2SO4 : untuk mengikat O . 2 : melepas I2 membentuk endapan coklat. : melarutkan endapan coklat.

Amylum Na2S2O3 Air laut 3.3 Prosedur Kerja

: sebagai indikator warna ungu dan pengkondisian suasana basa : mengikat I2 dengan membentuk 2NaI. : sebagai bahan yang di uji.

3.3.1 Parameter Fisika A. Pengukuran Suhu


Thermometer

Dicelupkan kedalam air selama 3 menit. Dilakukan dengan cara membelakangi cahaya matahari. Diangkat thermometer. Dibaca nilai suhu pada skala dengan cepat, Dicatat dalam skala berapa C.
Hasil

B. Pengukuran Kecepatan Arus Rangkaian dua Botol air mineral 600 ml Diisi air laut pada salah satu botol Diikat dengan botol yang sepanjang 5 m Dihubungkan dengan tali raffia botol yang kosong Dihitung waktu dengan menggunakan stopwatch saat botol dijatuhkan ke dalam perairan. Dicatat waktu yang ditempuh selama botol dijatuhkan hingga tertegang sempurna. tali kosong dengan menggunakan tali raffia

Hasil

C. Pengukuran Kecerahan
Secchi disk

Disiapkan secchi disk Diturunkan kedalam perairan. Dilihat sampai tidak tampak pertama kali diberi tanda (d1). Diukur panjang d1 dengan tongkat skala Dimasukkan kedalam perairan sampai benar benar tidak terlihat. benar-benar tidak terlihat. Ditarik pelan pelan hingga tampak pertama kali dan diberi tanda (d2). pelan-pelan hingga tampak pertama kali dan diberi tanda (d2). Diukur panja d2 dengan tongkat skala panjang Diangkat kepermukaan Dihitung kecerahan dengan rumus Dicatat hasil perhitungannya
Hasil

:D=

D. Pasang Surut Tide Staff Hasil

Dipasang pada daerah pasang surut yang masih terendam air pukul 10.30 WIB Dicatat skala awal sebagai 0 t Pukul 14.30 WIB dicatat tinggi permukaan air setelahnya sebagai1 t (cm) Dihitung dengan hasil pengukuran tersebut (cm/jam)

E. Gelombang Tinggi gelombang Tongkat berskala 2 m Ditancapkan tongkat skala dalam air. Diukur selisih antara puncak dengan lembah gelombang (sebagai tinggi gelombang) Dilakukan pengukuran sampai dengan 3 kali. Dicatat hasil pengamatannya

Hasil

Periode gelombang Tongkat berskala 2 m Disiapkan tongkat berskala Ditancapkan pada perairan pantai Dihitung dengan stopwatch pada puncak pertama menyentuh tongkat Dimatikan ketika datang pucak selajutnya yang menyentuh tongkat berskala Dicatat hasil pengamatannya Hasil

3.3.2 Parameter Kimia A. Pengukuran pH


pH paper

Dimasukkan pH paper kedalam air sekitar beberapa cm. Ditunggu sampai beberapa saat, diangkat pH paper. Dikibas-kibaskan sampai setengah kering. Kemudian dicocokkan perubahan warnanya. dengan kotak standar pH. Hasil

B. Pengukuran Salinitas

Refraktometer

Hasil

Dibersihkan kaca refraktometer dengan aquades menggunakan washing bottle Dibersihkan dengan searah Diambil air sampel dengan pipet tetes. Diteteskan pada optik refraktometer sebanyak 1 tetes. Ditutup pelan-pelan agar tidak terdapat kaca refraktometer Diarahkan pada arah cahaya matahari Ditentukan kanan atas. Dicatat hasil pengamatannya salinitas perairan dengan melihat skala pada sisi gelembung udara pada tisu pada bagian kaca optiknya secara

C. Pengukuran Oksigen Terlarut (DO)


Water Sampler

Di ukur dan di catat volume botol DO terlebih dahulu Disiapkan water sampler yang didalamnya telah dihubungkan dengan selang. Disumbat salah satu ujung selang yang telah dihubungkan dengan botol DO. Dimasukkan water sampler ke dalam air Didekatkan ujung selang ditelinga hingga terdengar bunyi blub yang menandakan botol DO telah terisi penuh. Diangkat water sampler. Dibuka tutup water sampler, dikeluarkan botol DO yang terisi penuh dengan air. Ditutup botol DO, dibolak-balik, jika masih terdapat gelembung udara, maka percobaan diulangi lagi. Di buka tutup botol yang berisi sample air tersebut Di tambahkan 2 ml MnSO dan 2 ml NaOH + KI 4 Di bolak-balik dan dibiarkan sampai terjadi endapan coklat Di buang air yang bening dan endapan tersisa diberi 2ml H SO pekat 2 4 dan dikocok sampai larut Diberi 4 tetes amilum, dititrasi dengan Na SO 0,025 N sampai jernih 2 3 Dicatat ml titran Dihitung menggunakan rumus : Vtitran x N V
titran

terdapat botol DO yang

x 8 x 10 00

total

Do 4

Hasil

4. Pembahasan

4.1. Data hasil Pengamatan Pasang Kecepatan arus (m/s) 0, 195 Keceraha n (cm) 329 321,5 Kecepatan arus Panjang tali yang dipakai Lama waktu Kecepatan arus Arah arus Kecerahan Hasil Pengukuran: 1. Pengukuran pada pukul 10.45 WIB Kedalaman secchi disk ( mulai tidak tampak): 355 cm Kedalaman secchi disk (mulai tampak): 303 cm Nilai kecerahan (rata-rata pengukuran): 329 cm 2. Pengukuran pada pukul 11.45 WIB Kedalaman secchi disk ( mulai tidak tampak): 340 cm Kedalaman secchi disk (mulai tampak): 303 cm Nilai kecerahan (rata-rata pengukuran): 321,5 cm Suhu 1. Pengukuran pada pukul 10.45 WIB Suhu air laut = 31 C 2. Pengukuran pada pukul 11.45 WIB Suhu air laut = 30o C
o

Suhu ( C) 31 30
o

Salinitas (ppt) 31

pH

Gelomban surut g 15 (cm/jam ) 10

DO (mg/L) 12, 195

=5m = 25,66 detik = 0,195 m/detik = Dari Timur ke Barat

Salinitas Nilai salinitas = 31 ppt Derajat keasaman Nilai pH = 8 Gelombang Tinggi gelombang Puncak (cm) Lembah (cm) Selisih (cm) I 115 107 8 II 122 105 17 III 122 102 20

Selisih = 8+ 17+20 3 3 = 15 cm Periode gelombang Pengukuran kePeriode gelombang I 6 II 7 III 10 Ratarata 7,3

Pasang surut Skala awal pada tide staf Skala akhir pada tide staf Selang waktu pengukuran Kecepatan pasang surut

= 40 cm = 80 cm = 4 jam = 10 cm/jam

Oksigen terlarut Nilai kandungan O2 di perairan = mg/l DO = Vtitran x N titran x 8 x 1000 V botol DO- 4 = 15 x 0,025 x 8 x 1000 250 - 4 = 12,195122 mg/L

4.2 Analisa Prosedur 4.2.1 Parameter Fisika 4.2.1.1 Suhu Cara pengukuran suhu pertama yang mesti dilakukan alatnya yaitu Thermometer Hg, setelah dipersiapkan langsung kedalam laut dengan dan dicelupkan adalah dipersiapkan thermometer Hg kemudian

membelakangi matahari. Biarkan yang perlu

beberapa saat kemudian diangkat diperhatikan

secepatnya dibaca nilai suhu pada skala oleh suhu sekitar. Hal

Thermometer Hg sebelum terpengaruh

dalam pengukuran suhu yaitu membelakangi sinar matahari, badan

thermometer tidak tersentuh oleh tangan pembaca skala dengan cepat dan waktu perendaman dalam air selama 3 menit. 4.2.1.2 Kecerahan Alat pukul yang digunakan pada praktikum kecerahan adalah secchi disk, tongkat praktikum kecerahan yaitu secchi disk dengan skala dan karet gelang. Pengukuran kecerahan dilakukan sebanyak dua kali yaitu 10.45 dan 11.45. Cara pengukuran batas lalu diturunkan pelan-pelan hingga D1 dan dicatat kedalamnya, ditandai dengan pertama kali tidak tampak, ditandai

karet gelang, dan diukur panjang tali menggunakan tongkat skala, dihitung sebagai secchi disk diturunkan lebih dalam lagi hingga benar-benar tidak tampak kemudian ditarik pelan-pelan hingga pertama kali terlihat, karet gelang, dan diukur panjang tali dan dihitung sebagai 2D .

Dicatat kedalamnya. Rata-rata hasil pengukuran tersebut merupakan nilai kecerahan perairan dihitung dengan rumus : D= D1 D2 2

4.2.1.3 Pasang Surut Pada pengukuran pasang surut alat yang digunakan yaitu tide staff. Tide staff disiapkan. Tide staff dipasang pada daerah pasang surut yang masih terendam air pada pukul 10.30 WIB 14.30 WIB. Kemudian catat tinggi permukaan air pada tide staff sebagai T 0 (cm) kemudian tunggu 4 jam. Setelah 4 jam catat lagi tinggi permukaan air sebagai
1

T(cm) dan kemudian dihitung

kecepatan

pasang surut

sebagai selisih kedua hasil pengukuran tersebut dengan menggunakan rumus: T ( cm / jam ) dan dicatat didalam data. T

4.2.1.4 Gelombang a. Tinggi Gelombang Pada pengukuran tinggi gelombang berskala. Setelah tingkat menyentuh tongkat alat yang digunakan yaitu tongkat skala di tepi pantai kemudian dan cermat disiapkan, bawa tongkat

ditancapkan, diamati gelombang yang datang dicatat berapa tinggi gelombang saat skala. Cara pengukuran harus dengan hati-hati dengan cepat. Pengukuran karena gelombang datang kemudian catat hasilnya. ini diulangi sebanyak 3x

Tide staff Puncak I Puncak II

lembah

b. Periode gelombang Tongkat skala yang sudah ditancapkan diperairan pantai diamati, apabila stopwatch dinyalakan saat puncak pertama gelombang skala. Dicatat hasilnya dalam tabel pengamatan ke-1 dan gelombang datang, menyentuh tongkat

menyentuh tongkat skala dan dimatikan saat puncak gelombang selanjutnya yang diulangi langkah-langkah diatas untuk pengamatan 2 dan 3, sehingga diperoleh hasil rata-rata dari periode gelombang tersebut. 4.2.1.5 Kecepatan Arus Pada pengukuran kecepatan arus hal pertama yang dan kompas sedangkan bahannya Menyiapkan dengan air laut dan adalah dilakukan adalah Setelah disiapkan alat dan bahan seperti botol bekas air mineral 600 ml 2 buah, stopwatch tali plastik dan perairan laut. alat dan bahan, kemudian lagi pada ambil 1 botol air mineral, kemudian isi

dihubungkan dengan botol pada

kosong menggunakan tali rafia. panjang tali 5 meter dan dihitung

Kemudian diikatkan

tali rafia dan kemudian dihanyutkan mengikuti arus s . Sebelum dihanyutkan harus mengetahui arah t

tidak lupa dicatat waktu yang ditempuh dengan menggunakan rumus V =

arus air laut. Setelah itu dicatat hasil pengamatannya.

4.2.1.6 Sifat Optis Air Mula-mula disiapkan alatnya yaitu secchi disk dan tongkat skala, bahannya yaitu kolom air laut.pertama-tama diturunkan tampak pertama kali, lalu pelan-pelan secchi disk. Diamati sampai tidak diberi tanda pada tali secchi disk dengan

karet gelang, selanjutnya ditarik pelan-pelan secchi disk sampai batas pertama kali tampak. Kemudian diberi tanda pada tali secchi disk dengan karet gelang, lalu diangkat secchi disk. Bersamaan dengan pencelupan secchi disk ini tadi dicatat juga waktu saat untuk pencelupan. Setelah secchi disk diangkat, lalu diukur panjang dari pangkal secchi disk sampai pada batas tanda karet gelang pertama kali tidak tampak dan dicatat sebagai D1. selanjutnya diukur panjang tali dari pangkal secchi disk sampai pada batas tanda karet gelang pertama kali tampak dan dicatat sebagai D2. kemudian dihitung rata-rata hasil pengukuran dengan rumus : D = dicatat hasilnya. D1 D2 2 , dan

4.2.2 Parameter Kimia 4.2.2.1 pH Mula-mula disiapkan alat dan bahan diantaranya pH meter dan sampel air laut. Setelah diambil sampai air dari laut dengan wadah botol bekas air mineral. Selanjutnya dicelupkan pH paper kedalam sampel air. Lalu dikibas-kibaskan sampai setengah kering, supaya tepat mendapatkan warna akhirnya. Kemudian dicocokkan perubahan hasilnya. 4.2.2.2 Salinitas Pada pengukuran salinitas, hal pertama yang dilakukan adalah Menyiapkan alat dan bahan seperti refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur salinitas air, sampel air laut. Tisu digunakan untuk membersihkan lensa refraktometer setelah ditetesi aquades, aquades sendiri digunakan untuk warnanya dengan kotak standar. Selanjutnya dicatat warna apa yang sama dengan warna kotak standar kemudian dilihat berapa pH tersebut dan dicatat

mengkalibrasi refraktometer dan pipet tetes digunakan untuk meneteskan aquades

ke lensa refraktometer. Diambil sampel air laut dengan menggunakan dengan penutupnya diusahakan tidak

pipet tetes akan menuju

dan diteteskan 2 tetes pada membran refraktometer. Setelah itu ditutup membran terdapat gelembung karena mempengaruhi pengukuran sumber cahaya agar terlihat salinitas. Kemudian diarahkan refraktometer dengan jelas, lalu dilihat

langsung nilai salinitasnya

yang tertera pada lensa refraktometer (ppt) pada sebelah kanan dan catat hasilnya.

4.2.2.3 DO Pada pengukuran DO, disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan. Alat yang digunakan pada pengukuran DO adalah water sampler yang berfungsi sebagai berfungsi sebagai tempat sampel air. tempat botol DO, kemudian botol DO yang sebagai alat pengambil memasukkan larutan

Buret sebagai tempat titrasi larutan, statistik sebagai penyangga buret, pipet tetes larutan dengan volume kecil, corong berfungsi untuk kedalam buret. Setelah Menyiapkan alat, Na-thiosulfat

disiapkan juga bahan. Bahan yang digunakan antara lain NaOH + KI yang berfungsi untuk membentuk endapat coklat. Alumilum untuk pengkondisian suasana basa. Na thiosulfat sebagai lauratn titran dan aquades untuk membersihkan alat-alat. Setelah Menyiapkan alat dan bahan tersebut, hal pertama yang perlu dilakukan adalah dibuka tutup water sampler dan selanjutnya dimasukkan botol DO yang telah dibuka diletakkan ditutup yang tutupnya sebelumnya kedalamwater sampler. Kemudian blub. Kemudian disambung selang pada tutup water sampler dan dimasukkan dalam perairan, lalu selang didekat telinga dan ditunggu sampai berbunyi ujung selang diangkat dari botol DO diangkat dan dihomogenkan. perairan, dibuka tutup water sampler, Setelah itu menuju ke

kemudian ditutup,

daratan. Kemudian ditetesi 2ml larutan MnSo4 untuk mengikat O2dan melarutkan I 2 , setelah itu dihomogenkan. Lalu ditetesi 2ml NaOH+KI untuk mendapatkan endapan coklat lalu dihomogenkan. Ditunggu sampai cairan bening dan endapan terpisah lalu di buang cairan beningnya, lalu di beri kertas label agar tidak tertukar dengan yang lainnya. Kemudian di tetesi 2ml H SO dan di homogenkan sampai endapan terlarut, 2 4 lalu di tetesi sebanyak 4 tetes amylum lalu di titrasi dengan Na S O 0,025N sampai 2 2 3

terjadi perubahan tidak

berwarna pertama kali (bening

pertama), lalu di catat ml

titran, Kemudian hitung DO dengan rumus :

DO =

Vtitran x N titran x 8 x1000 , dan dicatat hasilnya. V total Do 4

4.3. Analisa hasil 4.3.1. Parameter fisika a. Suhu Dari hasil praktikum tentang pengukuran suhu air laut hasil pengukurannya yaitu, suhu air laut pada pukul 10.45 WIB adalah 31 C dan pada pukul 11.45 WIB adalah 300C. Menurut Nontji (2007) suhu air permukaan di perairan Nusantara kita umumnya berkisar antara 28-31 C. b. Kecerahan dan sifat optis air Berdasarkan pengukuran sifat optis air dan kecerahan pada pukul 10.45 WIB didapat hasil 329 cm, pada pukul 11.45 WIB didapatkan cahaya matahari yang yaitu : adanya fitoplankton terlarut yang hasil 321,5 cm. Dengan masuk di perairan hidup dengan dari degradasi dihasilkan juga kenaikan sudut datang cahaya matahari semakin besar terjadi pula penurunan kecerahan yang berarti intensitas berkurang karena beberapa faktor konsentrasi yang bervariasi,
0 0

zat organic

fitoplankton. Faktor cahaya matahari yang masuk kedalam air akan mempengaruhi sifat-sifat optis. Sifat optis air sangat berhubungan dengan intensitas matahari semakin lama berada. Sifat optis air dimiliki semakin besar sudut datang semakin besar. Intensitas matahari semakin besar maka sifat optis air bervariasi (Nyabaken, 1985).

c. Pasang surut Dari data perhitungan didapat nilai pasang surut adalah cm/jam. Pengukuran ini didapatkan pada tidal staf skala awal yaitu 40 cm dan skala akhir 80 cm dengan selang waktu 4 jam dan kecepatan pasang surut adalah 10 cm/jam. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi pasang surut pada praktikum ini adalah pasang surut rendah. Kisaran pasang surut (tidal range), yakni berkisar antara 1 hingga 3 m (Nontji, 2007). d. Gelombang Pada praktikum hasil pengamatan yang dilakukan sebanyak 3 kali yaitu selisih I = 8 cm, 15 cm. puncak I = 115 cm, puncak II = 122 cm, puncak III = 122 cm sedangkan lembah I = 107 cm, lembah II = 105 cm, lembah III = 102 cm. Didapatkan selisih II = 17cm, selisih III = 20 cm. tinggi gelombang rata-rata adalah partikel air. Angin perbedaan tinggi air pada rata saat pasang maksimum dengan tinggi air pada saat surut minimum, rata

Gelombang sebagian ditimbulkan oleh dorongan angin di atas permukaan laut dan sebagian lagi 2009). e. Kecepatan arus Dari data hasil perhitungan kecepatan arus didapatkan nilai m/detik, dengan gerakan topografi air di permukaan air laut terutama disebabkan dasar lautan dan pulau-pulau yang ada yaitu 0,195 (2008) arah arus dari timur menuju barat. Menurut Hutabarat oleh tekanan tangensial pada yang bertiup di permukaan laut mula-mula menimbulkan riak gelombang (ripples) (Romimohtarto,

oleh adanya angin yang gaya coriolis, dan

bertiup di atasnya. Juga paling tidak ada tiga faktor lain selain angin yaitu bentuk di sekitarnya, perbedaan tekanan air

4.3.2. Parameter kimia a. pH Dari hasil data dan perhitungan pH didapatkan nilai pH perairan adalah 8. ini berarti kondisi perairan di lokasi praktikum adalah basa. Biasanya pH air larutan 7,6 8,3 dan terutama mengandung ion HCO -. pH tetap konstan yaitu 7,6 8,3. Fakta 3

inilah yang menjamin berbagai jenis ikan laut dapat hidup. Pengukuran pH air laut itu sulit, sebab adanya pengaruh temperature dan slinitas. Bila temperature naik atau tekanan naik maka proses dissosiasi itu merubah konstante disosiasi HC 2O3, dan akibatnya pH turun dan kadar oksigen juga turun (brotowidjoyo, 1999). b.Salinitas Dari hasil pengamatan diperoleh nilai salinitas yaitu samudra, salinitas biasanya amtara 34-35 ppt. di perairan rendah (Nontji, 2007). c. DO Dari hasil perhitungan didapatkan nilai DO yaitu 12, 195 mg/l. Dan kondisi ini dapat dsimpulkan bahwa kondisi perairan adalah ideal. Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut, kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas(Salmin, 2005). 31 ppt. Di perairan pantai karena terjadi

pengenceran, misalnya karena pengaruh aliran sungai, salinitas bisa turun menjadi

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan Dari hasil praktikum yang kesimpulan yaitu : Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam air. Laut adalah bagian dari bumi kita yang tertutup oleh air asin pH adalah kepekatan ion-ion yang terlepas dalam suatu perairan. suhu mempengaruhi aktivitas tersebut. Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan ke dalam air dan dinyatakan dalam persen. Arus adalah pergerkan massa air secara vertikal dan horizontal sehingga menuju keseimbangan. Gelombang sebagian ditimbulkan oleh dorongan angin di atas permukaan laut dan sebagian lagi oleh tekanan tangensial pada partikel air. Menurut teori, zat zat garam tersebut berasal dari dalam dasar laut melalui proses outgassing, yakni rembesan dari kulit bumi di dasar laut yang berbentuk gas ke permukaan laut. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik benda-benda astronomi. zat yang kemudian metabolismeorganisme, karena penyebaran tawar dibatasi oleh suatu perairan organisme baik di lautan maupun perairan telah dilaksanakan, maka diperoleh beberapa

Data hasil praktikum Parameter parameter kimia pH DO Salinitas Parameter fisika Suhu Pada pukul 10.45 Pada pukul 11.45 kecepatan arus Gelombang Kecerahan 0,195 m/s 15 Cm Pukul 10.45 WIB : 329 cm Pukul 11.45 WIB : 321,5 cm pasang surut Skala awal pada tide staff = 80 cm Skala akhir pada tide staff = 40 cm Selang waktu pengukuran = 4 jam Kecepatan pasang surut = 10 cm/jam : 31C : 30 C
0

nilai 8 12,195 mg/l 31 ppt

5.2 Saran Dari praktikum oceanografi yang telah dilakukan diharapkan para praktikan untuk berhati-hati dalam melaksanakan praktikum karena para praktikan langsung berada di tengah lautan juga berhati-hati dalam menggunakan alat praktikum karena kebanyakan alat terbuat dari bahan pecah belah.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul munthalib.

2 009 Stratifikasi Perairan. .

http://www.abdulmuthalib.co.cc/2009/08/stratifikasi-dalam-perairantergenang.html. diakses pada tanggal 08 Juni 2011. Pukul 15.40 WIB Arfianti.Dini.2008. http// www. Oceanografi_sifat optis air.org.id/ ?php./diakses pada tanggal 3 Juni 2011, pada pukul 13.00 WIB. Hutabarat & Evans.1985. Pengantar Oseanografi. Penerbit Universitas Indonesia (UI Press) ; Jakarta. Marindo.2007. http// www.Marindo_Oceanografi.org.id / diakses pada 8 Juni 2011

pukul 04.01 WIB Nontji, Anugerah.2007. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan ; Jakarta. Nybaken. 1985. Biologi Laut. Penerbit Erlangga ; Jakarta. Reindo, 2 011 El Nino dan La Nina. . diakses pada

http://www.reindo.co.id/reinfokus/edisi23/elnino_lanina.htm. tanggal 06 Juni 2011 pukul 17.00 WIB

Romimohtarto, Kasijan. 2009. Biologi Laut. Penerbit Djambatan ; Jakarta.

Salmin, 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai Salah Satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan. Oseana, Volume XXX, Nomor 3, 2005 : 21 26.

Sediandi dan Yusuf, 1993. Stratifikasi BiomasaFitoplankton dalam kaitannya dengan tingkat Jurnal Wibisono. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan . Penerbit Universitas Indonesia (UIPress) Jakarta. Zootoli. 1983. http// www. Oceanografi kimia.org.id. / daikses pada tanggal 08 Juni 2011 kecerahan di perairan teluk waisaria, Pulau Seram, Maluku Tengah.

You might also like