You are on page 1of 18

Sap Kuliah Geologi I P.S.

D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

BATUAN METAMORF

Proses Metamorfisme Proses metamorfisme adalah proses perubahan batuan

yang sudah ada menjadi batuan metamorf karena perubahan tekanan dan temperatur yang besar. Batuan asal dari batuan metamorf tersebut dapat batuan beku, batuan sedimen dan batuan sendiri metamorf adalah sendiri yang sudah ada. Agen Kata metamorf media panas, perubahan proses bentuk. atau adalah

menyebabkan

terjadinya

metamorfisme

tekanan dan cairan kimia aktif. Sedangkan perubahan yang terjadi pada batuan meliputi tekstur dan komposisi mineral. Kadangkala proses metamorfisme tidak berlangsung sempurna, sehingga perubahan yang terjadi pada batuan asal tidak terlalu besar hanya kekompakkannya yang bertambah. Proses metamorfisme yang sempurna menyebabkan karakteristik batuan asal tidak terlihat lagi. Pada kondisi perubahan yang sangat ekstrim, peningkatan temperatur mendekati titik lebur batuan, padahal perubahan dalam tidak samapi batuan keadaan meleburkan termasuk selama padat. pada batuan, proses Apabila maka proses metamorfisme peningkatan proses magma. Proses lingkungan metamorfisme batuan mengalami terjadi perubahan apabila yang kondisi sama tidak harus tetap sudah

temperatur

tersebut

metamorfisme lagi, tetapi sudah menjadi proses aktivitas

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 1

Sap Kuliah Geologi I P.S. D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

dengan kondisi pada waktu batuan terbentuk, sehingga batuan menjadi kembali dan yang tidak pada stabil. kondisi Untuk yang dan bawah mendapatkan maka kestabilannya mengalami beberapa proses baru batuan yang maka

perubahan. Perubahan tersebut terjadi pada kondisi tekanan temperatur sangat tekanan di temperatur permukaan, kilometer di bawah permukaan bumi. Karena pembentukannya jauh pembentukan batuan metamorf sangat sulit dipelajari oleh geologiawan. Proses metamorfisme sering terjadi pada salah satu dari tiga fenomena pembentukan batuan metamorf. Pertama, pada proses pembentukan pegunungan, batuan yang menyusun suatu daerah yang luas, mengalami tekanan dan perubahan temperatur batuan bersamaan dengan terjadinya terjadilah deformasi pada batuan tersebut. Akibatnya pembentuan

metamorf pada daerah yang sangat luas. Proses ini disebut dengan proses metamorfisme regional. Kedua, ketika batuan bersentuhan atau dekat dengan aktivitas magma, akan terjadi proses tinggi (baking perubahan material material metamorfisme dari magma, pada kontak. sehingga batuan Pada proses ini perubahan disebabkan terutama oleh peningkatan temperatur yang sangat terjadi efek pemanggangan Ketiga, batuan menjadi atau karena efect) disekitar Pada magma. ini

merupakan proses metamorfime yang sangat jarang, terjadi sepanjang zona yang yang zona sesar. yang proses disepanjang tersebut yang mengalami disebut penghancuran breksi sesar,

sangat kasar

halus

disebut

milonat,

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 2

Sap Kuliah Geologi I P.S. D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

kenampakannya seperti breksi pada batuan sedimen. Proses ini disebut proses metamorfisme dinamik. Agen Proses Metamorfisme Agen atau media yang menyebabkan proses metamorfisme adalah panas, tekanan dan cairan kimia aktif. Ketiga media tersebut dapat bekerja bersama-sama pada batuan yang mengalami proses metamorfisme, tetapi derajat metamorfisme dan kontribusi dari tiap agen tersebut berbeda-beda. Pada proses metamorfisme tingkat rendah, kondisi temperatur dan tekanan hanya sedikit diatas kondisi proses pembatuan pada batuan sedimen. Sedangkan pada proses metamorfisme tingkat tinggi, kondisinya sedikit dibawah kondisi proses peleburan batuan. Panas Sebagai Agen Metamorfisme Panas merupakan agen metamorfisme yang paling

penting. Batuan yang terbentuk dekat permukaan bumi akan mengalami perubahan kalau mengalami pemanasan yang tinggi pada waktu diterobos oleh magma dari dalam bumi. Akibat dari proses penerobosan ini tidak atau sedikit terlihat apabila proses tersebut terjadi pada atau dekat permukaan bumi. Hal ini terjadi karena pada tempat tersebut panas dari magma sudah tidak terlalu berbeda dengan kondisi batuan disekitarnya. Pada keadaan yang demikian hanya akan terjadi proses pembakaran saja pada batuan yang disebut baking efect.

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 3

Sap Kuliah Geologi I P.S. D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

Batuan

yang

terbentuk

di

permukaan

juga

dapat

mengalami perubahan temperatur yang tinggi apabila batuan tersebut mengalami proses penimbunan yang dalam. Seperti telah bumi diketahui bagian bahwa temperatur (gradien akan meningkat Pada temperatur dengan kerak sekitar ke meningkatnya kedalaman atas, batuan geothermal).

rata-rata dapat

penaikan

30oC per kilometer. Pada pertemuan lempeng tektonik yang konvergen, mengalami pemindahan tempat tempat yang lebih dalam yaitu pada zona subduksi. Pada pemindahan yang tidak begitu dalam, hanya beberapa kilometer, mineral tertentu seperti mineral lempung menjadi tidak baru. stabil, Mineral dan lain akan mengalami umumnya rekristalisasi dijumpai pada menjadi batuan mineral yang lebih stabil pada kondisi lingkungannya yang yang kristalin dan stabil pada kondisi temperatur dan tekanan yang lebih tinggi, akan mengalami proses metamorfisme pada kedalaman sekitar 30 kilometer. Tekanan Sebagai Agen Metamorfisme Tekanan gas, akan seperti halnya ke temperatur segala akan meningkat yang

dengan meningkatnya kedalaman. Tekanan ini seperti tekanan sama besarnya oleh arah. batuan Tekanan di terdapat di dalam bumi ini merupakan tekanan tambahan dari tekanan pada batuan pembebanan atasnya. Batuan akan mengalami tekanan juga pada waktu terjadinya proses pembentukan pegunungan atau deformasi. Pada keadaan ini batuan akan mengalami penekanan yang berarah, dan pemerasan.

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 4

Sap Kuliah Geologi I P.S. D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

Batuan pada tempat yang dalam akan menjadi platis pada waktu mengalami proses deformasi. Sebaliknya pada tempat yang dekat permukaan bumi, batuan akan mengalami keretakan pada waktu mengalami deformasi. Hasilnya batuan yang bersifat rapuh (brittle) akan hancur dan menjadi mineral yang halus. Proses Metamorfisme dan Aktivitas Larutan Kimia Larutan kimia aktif, umumnya air yang mengandung ionion air. dalam terlarut, Selain juga dapat menyebabkan pada mineral Bila terjadinya proses oleh air yang akan metamorfisme. struktur keluar kristal Pori-pori itu batuan umumnya terisi

beberapa

hidrat

mengandung penimbunan dan

kristalnya. dari akan

terjadi

dalam pada batuan, air yang terdapat di dalam mineral akan ditekan disekitar struktur reaksi merupakan mengalami kristalnya, Air yang katalisator memungkinkan terjadinya kimia. terdapat

terjadinya untuk

perpindahan ion. Mineral biasanya rekristalisasi membentuk konfigurasi struktur kristal yang lebih stabil. Pertukaran ion pada mineral akan membentuk mineral-mineral yang baru. Perubahan mineral yang dilakukan oleh air yang kaya mineral dan panas, telah banyak dipelajari di beberapa daerah gunung api seperti Yellowstone National Park, AS. Disepanjang pematang pegunungan lantai dasar samudera, sirkulasi air laut pada batuan yang masih panas mengubah mineral pada batuan beku basalt yang berwarna gelap menjadi mineral-mineral metamorfisme seperti serpentin dan talk.

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 5

Sap Kuliah Geologi I P.S. D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

Perubahan Tekstur dan Komposisi Mineral Derajat metamorfisem direfleksikan oleh kenampakan

tekstur dan komposisi mineral batuan metamorf. Pada batuan metamorf tingkat rendah, batuan akan lebih kompak dan padat dibandingkan dengan batuan asalnya. Sebagai contoh, batuan metamorf batusabat (slate) terbentuk dari proses kompaksi yang sudah lanjut dari serpih (shale). Pada kondisi yang lebih ekstrim, tekanan dapat menyebabkan mineral-mineral tertentu mengalami rekristalisasi. Seperti telah diuraikan sebelumnya, air proses perpindahan ion memegang peranan yang sangat penting pada dengan mineral. mempercepat Pada terjadinya proses menjadi pada umumnya kristal rekristalisasi

rekristalisasi

memungkinkan

pertumbuhan

lebih besar. Hal ini mengakibatkan banyak batuan metamorf disusun oleh mineral-mineral yang besar seperti pada batuan fanerik. Kristal-kristal dari beberapa mineral seperti mika mempunyai struktur lembaran, dan hornblende yang mempunyai struktur butiran yang panjang, apabila mengalami rekristalisasi akan membentuk penjajaran mineral. Orientasi mineral baru ini biasanya tegak lurus terhadap arah gaya tekan yang menyebabkan rekristalisasi tersebut. Hasil dari penjajaran Ada batusabak, pemukaan, mineral beberapa mineral mengalami ini menyebabkan batuan menunjukan derajat menjadi kondisi lembarankenampakan seperti perlapisan yang disebut foliasi. foliasi lempung tergantung dari stabil yang pada serpih pada metamorfismenya. Selama perubahan

rekristalisasi

menjadi

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 6

Sap Kuliah Geologi I P.S. D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

lembaran mineral mika yang halus, yang stabil pada kondisi tekanan dan temperatur yang tinggi. mika yang Selanjutnya halus akan mudah selama kristalisasi, orientasi, penjajaran. semikian kristal-kristal bidangnya yang datar membentuk membentuk dipecahkan Karena

sehingga

Akibatnya

batusabak batuan

sangat (rock

melalui bidang lapisan dari mineral mikanya. Sifat yang disebut belahan cleavage). kristal-kristal mika yang menyusun batusabak sangat halus, maka foliasi pada batusabak tidak musah dilihat. Tetapi karena batusabak menunjukkan belahan batuan dengan sangat baik yang disebabkan maka kondisi oleh penjajaran disebut dan dari mineral metamorf lebih penyusunnya, berfoliasi. Pada tekanan temperatur yang tinggi, butiran mika yang sangat halus pada batusabak akan berkembang beberapa kali lebih besar. Kristal-kristal mika yang besar ini akan menyebabkan kenampakan batuan yang pipih. Kenampakan batuan yang demikian disebut sekistositas (schistosity), dan batuan dengan kenampakan yang demikian disebut Apabila batuan mineral metamorf yang sekis (schist). dominan Beberapa mineral batuan mika, sekias diberi nama sesuai dengan mineral yang menyusunnya. menyusun muscovit dan biotit, maka batuannya disebut sekis mika. Pada proses metamorfisme tingkat tinggi, perpindahan ion-ion segregasi banded cukup pada ekstrim, batuan. sehingga yang Kenampakan menyebabkan memberikan ini terjadinya kenampakan oleh mineral butiran batusabak batuan

ditunjukan

penjajaran mineral butiran seperti kuarsa. Batuan metamorf

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 7

Sap Kuliah Geologi I P.S. D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

dengan

kenampakan

yang

demikian

disebut

genes

(gneiss).

Batuan metamorf ini biasanya terbentuk dari ubahan batuan beku granit atau diorit, bahkan dapat juga terbentuk dari gabro atau Batuan serpih yang mengalami tidak proses metamorfisme struktur tingkat tinggi. metamorf yang menunjukkan foliasi disebut batuan metamorf nonfoliasi. Batuan metamorf ini biasanya hanya disusun oleh satu jenis mineral dengan bentuk kristal equidimensional, sehingga sering juga batuan ini disebut batuan metamorf kristalin. Contoh yang baik adalah batugamping maka yang berbutir halus mengalami yang proses halus metamorfisme, butiran mineral kalsit

tersebut bergabung membentuk kristal yang saling mengisi. Hasilnya adalah batuan metamorf yang mirip dengan batuan beku yang berbutir kasar. Batuan metamorf yang berasal dari batugamping tersebut disebut marmer (marble). tetapi Walaupun pada batuan cenderung nonfoliasi, kenampakan

mikroskopis batuan ini menunjukkan pemipihan dan penjajaran butiran mineral. Lapisan tipis mineral lempung sering juga dijumpai pada pada batugamping, yang akan mengalami yang distorsi berwarna waktu Pada mineral Dalam proses proses metamorfisme. metamorfisme mengalami hal komposisi Distorsi

gelap ini memberikan tekstur yang bagus pada marmer. serpih kimia menjadi dari batusabak, mika. uang lempung beberapa rekristalisasi menjadi batuan

mengalami rekristalisasi tidak mengalami perubahan, kecuali terjadinya penggabungan dari mineral penyusun batuan dengan ion tertentu yang terdapat dalam air untuk membentuk

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 8

Sap Kuliah Geologi I P.S. D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

mineral baru yang lebih stabil pada kondisinya yang baru. Sebagai contoh mineral batuan metamorf yang umum adalah wolastonit. Mineral ini terbentuk pada waktu batugamping (CaCO3) kalsit yang dan banyak kuarsa mengandung akan kuarsa (SiO2) mengalami wolastonit mineralbanyak metamorfisme kontak. Pada temperatur yang tinggi mineral bereaksi membentuk membentuk ion-ion (CaSiO3) dan melepaskan karbon dioksida. Proses besar, akan metamorfisme mengalami seringkali oleh mineral baru. Batuan samping dari suatu tubuh magma yang ubahan yang terdapat dalam larutan hidrotermal. Perkolasi air laut pada batuan kerak samudera yang baru terbentuk banyak mengandung ion-ion yang aktif yang bereaksi dengan batuan yang sudah ada. Proses ini menyebabkan banyak batuan kerak samudera kaya akan bijih tembaga. Secara metamorfisme batuan ringkas dapat dapat dikatakan terjadinya dari bahwa proses pada menyebabkan perubahan butiran pada

termasuk

peningkatan besar, dari

densitas

batuan,

pertumbuhan mineral

kristal-kristal dan

reorientasi mineral

menjadi perlapisan atau penjajaran yang disebut foliasi, transformasi stabil temperatur tinggi. Juga ion-ion yang aktif dapat membentuk mineral baru yang bersifat ekonomis. Batuan Metamorf Yang Umum Batuan Berfoliasi (Foliated Rocks) Batusabak (slate), merupakan batuan metamorf berfoliasi yang berbutir halus dan disusun oleh mineral mika. Batuan

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 9

Sap Kuliah Geologi I P.S. D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

ini menunjukkan cleavage batuan yang sangat bagus. Karena sifatnya, dari maka batusabak sering digunakan sebagai atap, lantai, papan tulis dan meja bilyard. Batusabak terbentuk shale yang Warna mengalami batusabak organik, metamofisme bervariasi batusabak tingkat rendah. pada Kadang-kadang batuan ini juga terbentuk dari batuan beku volkanik. mengandung tergantung merah kandungan mineralnya. Batusabak yang berwarna hitam banyak material mengandung banyak oksida besi, dan batusabak hijau mengandung banyak mineral klorit, mineral yang menyerupai mika terbentuk dari Fe silikat. Karena batusabak terbentuk pada metamorfisme tingkat rendah, maka bidang perlapisan batuan asal kadang masih terlihat. Tetapi orientasi cleavage batuan batusabak pada umumnya cenderung memotong perlapisan batuan asal. Jadi tidak seperti shale yang dapat memisah melalui bidang perlapisan, batusabak memecah memotong bidang perlapisan. Filit (phyllite), merupakan batuan metamorf yang terbentuk pada derajat metamorfismenya lebih tinggi dari batusabak, tetapi lebih rendah dari sekis. Batuan ini disusun oleh mineral-mineral pipih yang lebih besar daripada mineral yang menyusun batusabak, tetapi tidak cukup besar untuk dibedakan tanpa alat pembesar. Walaupun kenampakan filit hampir sama dengan batusabak, tetapi berbeda dengan batusabak dari kenampakannya yang lebih mengkilap. Filit biasanya menunjukan adanya cleavage dan disusun terutama oleh mineral-mineral halus seperti klorit dan mika. Sekis merupakan batuan metamorf yang sangat mudah dikenal dan sangat umum seperti halnya genes. Sekis merupakan

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 10

Sap Kuliah Geologi I P.S. D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

batuan berasal batuan

metamorf dari asalnya

yang

mengandung

lebih

dari

50%

mineral halus akan

pipih umumnya biotit dan muskovit. Seperti batusabak, sekis metamorfisme banyak batuan yang berbutis sekis seperti shale, tetapi metamorfismenya lebih tinggi. Bila mengandung silika, mengandung lapisan tipis kuarsa atau feldspar. Penamaan sekis tergantung pada komposisi mineral yang dominan. Sekis yang disusun terutama oleh muskovit dan biotit dengan sedikit kuarsa dan feldspar disebut sekis mika. Tergantung pada derajat metamorfismenya, sekis mika kadang-kadang mengandung mineral yang unik sebagai mineral tambahan untuk batuan metamorf. Mineral tambahan tersebut diantaranya garnet, staurolit dan silamanit. Ada juga sekis yang mengandung grafit, yang banyak digunakan sebagai bahan pensil, fiber dan lubrikan. Sekis juga kadang disusun oleh mineral klorit dan talk yang disebut sekis klorit dan sekis talk. Kedua macam batuan metamorf ini terbentuk dari batuan yang berkomposisi basaltik yang mengalami metamorfisme. Genes (geneiss) adalah batuan metamorf yang terutama disusun oleh mineral butiran. Mineral yang umum terdapat pada genes adalah kuarsa, potas feldspar, sodium feldspar. Sedang mineral biotit genes. tambahan dan yang sering dijumpai dari dari yang adalah mineral selang muskovit, khas pada horblende. Segregasi terdiri

terang dan gelap memberikan kenampakan tekstur foliasi yang Kebanyakan yang genes kaya seling antara mineral feldspar berwarna

putih atau kemerahan dengan lapisan mineral feromagnesian yang berwarna gelap.

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 11

Sap Kuliah Geologi I P.S. D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

Genes biasanya mempunyai komposisi yang hampir sama dengan batuan berasal granit dari dan shale kemungkinan yang berasal genes dari granit atau juga afanitik granitik. Tetapi kemungkinan

mengalami

metamorfisme

derajat

tinggi. Dalam hal ini, genes merupakan batuan terakhir dari sekuen shale, batusabak, filit, sekis dan genes. Seperti halnya garnet terutama sekis, dan oleh pada genes kadang dijumpai foliasi maka juga mineral disusun disebut staurolit. mineral Apabila gelap, batuan

batuannya

amfibolit, yang berasal dari nama mineral amfibol. Batuan Tidak Berfoliasi (Nonfoliated Rocks) Marmer adalah batuan kristalin Pada kasar yang berasal dari batugamping atau dolomit. pengamatan megaskopis,

marmer sangat mirip dengan batugamping kristalin. Marmer yang murni berwarna putih dan terutama disusun oleh mineral kalsit. Karena warna dan sifatnya yang relatif lunak (kekerasan 3), maka marmer sangat terkenal sebagai batuan untuk bangunan. Marmer yang berwarna putih sering digunakan sebagai batuan untuk monumen atau batupahat. Kadang-kadang batugamping sebagai batuan asal marmer, banyak pink, mengandung abu-abu, mineral-mineral atau bahkan pengotor hitam. seperti marmer shale, yang akan mempengaruhi warna dari marmer. Jadi marmer dapat berwarna hijau Juga mineralakan mika, dari mineral membentuk garnet pengotor dan tersebut mengalami tambahan Apabila dengan metamorfisme, klorit, berasal akan

mineral-mineral wolastonit. yang

batugamping

berselingan

memberi

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 12

Sap Kuliah Geologi I P.S. D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

kenampakan jalur

banded.

Seringkali

marmer

akan

pecah

melalui yang

tersebut

yang

memperlihatkan

mineral

mika

berasal dari rekristalisasi mineral lempung. Pada deformasi yang kuat, lajur ini akan berlipat-lipat (contorted) dan akan memberikan desai yang artistik. Kuarsit sampai adalah tinggi, batuan butiran metamorf kuarsa yang yang dalam sangat keras dan akan Karena terbentuk dari batupasir kuarsa. Pada metamorfisme menengah batupasir mengalami rekristalisasi sempurna.

rekristalisasi yang sempurna ini maka apabila batuan ini pecah akan memotong mineral kuarsa. Struktur sedimen yang terdapat pada batupasir seperti cross bedding akan memberikan kenampakkan banded pada kuarsit. Meskipun kuarsit yang murni berwarna putih, kadangkadang batuan ini mengandung atau oksida besi yang gelap akan yang memberikan warna pink merah. Mineral

terdapat dalam kuarsit akan memberikan warna abu-abu. Seperti marmer, kuarsit juga hanya disusun oleh satu jenis mineral yang merupakan kristal yang equidimensional. Oleh sebab itu mineral penyusun kuarsit tidak membentuk penjajaran sehingga tidak membentuk foliasi. Kejadian Batuan Metamorf Batuan metamorf umumnya dibentuk oleh satu dari tga kondisi lingkungan, sepanjang zona sesar, pada kontak tubuh batuan beku, atau pada waktu pembentukan pegunungan. Metamorfisme Sepanjang Jalur Sesar

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 13

Sap Kuliah Geologi I P.S. D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

Ketika tersebut

terjadinya membentuk batuan.

pensesaran batuan Bila

dekat

permukaan disusun disusun

bumi, oleh oleh

tekanan dan panas yang terbentuk disepanjang jalur sesar akan lepas batuan yang ini fragmen-fragmen

fragmen-fragmen yang menyudut disebut breksi sesar (fault breccia). Batuan metamorf yang terbentuk di zona sesar dan pada tempat yang dalam, kadang-kadang menunjukan butiran yang memanjang yang hampir sama dengan batuan hasil proses metamorfisme lainnya. Oleh sebab itu sangat sulit ditentukan genesa batuan metamorf tersebut apabila hanya diamati pada contoh batuan yang kecil (hand specimen). Jumlah batuan metamorf yang terbentuk oleh proses ini relatif sangat kecil dibandingkan dengan yang dibentuk oleh proses lainnya. Tetapi pada tempat tertentu batuan ini cukup dominan. Metamorfisme Kontak Metamorfisme kontak terjadi ketika magma bersentuhan dengan batuan pada samping jelas atau yang dekat relatif dengan dingin. permukaan, batuan Kontak pada dimana samping metamorfisme lingkungan perbedaan dapat terlihat magma apabila dengan terjadi

temperatur

antara

sangat besar. Tetapi kontak metamoefisme juga terjadi pada tempat yang dalam, sehingga batuannya hampir sama dengan batuan hasil ubahan metamorfime regional. Pada disekitar metamorfsime magma yang kontak, akan terbentuk batuan zona beku disebut aurole. Tubuh

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 14

Sap Kuliah Geologi I P.S. D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

intrusif yang kecil seperti sill dan dike membentuk aurole hanya beberapa sentimeter, sedangkan tubuh batuan beku yang besar seperti batolit dan lakolit membentuk aurole yang tebalnya magma sampai beberapa temperatur kilometer. tinggi Dekat dengan garnet tubuh akan mineral seperti

terbentuk, semakin jauh dari tubuh magma akan terbentuk mineral dengan tingkat yang lebih rendah seperti klorit. Selain ukuran tubuh batuan beku, komposisi mineral batuan samping dan jumlah air sangat berpengaruh terhadap ketebalan aurole yang terbentuk. Pada batuan yang mudah bereaksi seperti batugamping, zona ubahannya bisa mencapai 10 kilometer atau lebih dari tubuh batuan beku. Kebanyakan metamorfisme kontak berbutir halus, dense, tough rock dari komposisi kimia yang bervariasi. Sebagai contoh, pada metamorfisme kontak, mineral lempung dibakar dan dapat berubah menjadi keras. Karena arah tekanan tidak merupakan faktor yang penting dalam pembentukan batuan ini, maka batuan yang terbentuk umumnya tidak berfoliasi. Batuan metamorf hornfels. Bila kontak metamorfisme disebabkan oleh tubuh batuan beku yang sangat besar, larutan hidrotermal yang berasal dari dalam magma, dapat bermigrasi sampai jarak jauh. Larutan hidrotermal yang meresap ke dalam batuan samping akan bereaksi dengan batuan tersebut akan membentuk batuan metamorf. Mineral bijih dari beberapa jenis metal terbentuk pada proses ini antara alin tembaga, besi, timbal, seng dan emas. yang keras dan tidak berfoliasi dinamakan

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 15

Sap Kuliah Geologi I P.S. D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

Metamorfisme Regional Batuan metamorf yang paling banyak jumlahnya adalah batuan metamorf yang dihasilkan dari proses metamorfisme regional. Seperti yang telah disebutkan pada tempat sebelumnya, yang dalam, metamorfisme regional terjadi

meliputi daerah yang luas, dan berasosiasi dengan proses pembentukan pegunungan. Pada proses pembentukan pegunungan, batuan batuan penyusun akan kerak bumi dan mengalami peremasan proses dan sehingga tersebut bumi mengalami deformasi terlipat yang kuat. Karena

tersesarkan,

kerak

menjadi semakin pendek dan tebal. Pada umumnya penebalan kerak bumi ini menghasilkan suatu pegunungan. Meskipun pada waktu terjadinya pembentukan pegunungan material kerak bumi menjadi relatif lebih semakin sama tinggi. yang tinggi, ada masa yang batuan yang jumlahnya tertekan proses mengalami tinggi yang yang batuan dengan Pada kuat. batuan tempat kenaikan dan relatif bergerak terlipatkan, terjadi yang yang dari Magma

kebawah, ke tempat yang mempunyai tekanan dan temperatur inilah batuan metamorfisme deformasi sehingga mempunyai mencapai akan Beberapa

mengalami mencair akan densitas dekat

temperatur magma. rendah ke atas.

membentuk lebih naik akan

Magma,

disekitarnya,

permukaan

menyebabkan

terjadinya

metamorfisme kontak di dalam zona metamorfisme regional. Jadi inti dari suatu sistem pegunungan terdiri dari tubuh batuan beku intrusif yang dikelilingi oleh batuan metamorf derajat tinggi. Apabila batuan yang menyusun pegunungan ini

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 16

Sap Kuliah Geologi I P.S. D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

tererosi, maka inti dari sistem pegunungan yang terdiri dari batuan beku dan batuan metamorf akan tersingkap. Karena batuan metamorf yang terbentuk oleh metamorfisme regional dipengaruhi juga oleh tekanan yang berarah, maka batuannya berfoliasi. Metamorfisme regional umumnya memperlihatkan perubahan derajat metamorfisme dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi, sehingga perubahan tekstur dan komposisi mineral dapat diamati. Contoh sederhana dari progresif metamorfisme adalah batuan sedimen, shale, yang berubah menjadi batusabak pada waktu mengalami metamorfisme tingkat rendah. Pada kondisi temperatur dan tekanan yang tinggi, batusabak akan berubah menjadi mineral menjadi sekis mika mika. dalam Pada sekis kondisi akan feldspar yang dan paling ekstrim, dan mengalami rekristalisasi honrblende

mineral

seperti

membentuk genes. Perubahan tekstur akan sesuai juga dengan perubahan komposisi mineral dari metamorfisme tingkat rendah ke tingkat yang tinggi. Mineral baru yang terbentuk pertama kali pada batusabak adalah klorit. Kemudian bila derajat metamorfismenya lebih tinggi akan terbentuk muskovit dan biotit. Sekis mika terbentuk pada kondisi yang lebih ekstrim dan kemungkinan akan mengandunh mineral garnet and staurolit. Pada temperatur dan tekanan yang mendekati titik lebur tinggi batuan, yang akan terbentuk mineral mineral batuan silimanit. metamorf porselin Mineral untuk silimanit refraktori. merupakan temperatur

digunakan

sebagai

bahan

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 17

Sap Kuliah Geologi I P.S. D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

Pada kondisi tekanan tendah dengan temperatur sekitar 800oC, sekis dan genes dengan komposisi kimia relatif sama dengan granit, akan mulai mencair. Mineral silikat yang berwarna terang seperti kuarsa dan potas feldspar, meruakan mineral batuan yang yang pertama telah maka mencair, mencair sedangkan sebagian batuan beku mineral itu yang silikat gelap seperti amfibol dan biotit masih tetap padat. Bila mengalami berwarna pendinginan, terbentuk

terang bersama-sama dengan material metamorf yang berwarna gelap. Batuan semacam ini merupakan peralihan antara batuan beku dan batuan metamorf dan disebut migmatite.

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 18

You might also like