You are on page 1of 4

Memikat Fasad Lewat Batu Alam

Pesona batu alam tak ada habisnya, ia mampu memberi kesan alami sekaligus mempercantik tampilan rumah. Tak heran, jika banyak orang mengaplikasi material ini. Salah satunya di fasad rumah. Salah satu cara untuk mendapatkan fasad yang cantik dan menarik, yaitu dengan memainkanfinishing-nya. Dari sekian banyakfinishing yang ada, batu alam adalah material yang dianggap memiliki kemampuan untuk mengubah tampilan fasad rumah menjadi lebih alami. Kehadirannya juga dianggap dapat menetralisir kesan kaku bangunan. Beragam orang memiliki pendapat berbeda mengapa menggunakanfinishing batu alam. Ada yang suka karena warna, motif, atau teksturnya. Tetapi, bagaimana caranya biar tampilan batu alam dapat memikat fasad rumah Anda? Pilihannya Apa Saja? Hal pertama yang harus Anda perhatikan adalah jangan sembarangan pilih batu alam. Anda harus mengenal karakteristiknya agar sesuai dengan konsepnya. Setidaknya ada 5 jenis material batu alam yang sering dipergunakan untuk dijadikan fasad, yaitu batu candi, paras, lempeng kali, andesit, dan marmer. Ini dia karakteristiknya. Batu candi mudah menyerap air karena berpori besar, berwarna gelap, dan memiliki tekstur kasar. Batu paras mudah menyerap air karena berpori besar, berwarna terang (kuning, hijau, cokelat, dan putih), dan bertekstur halus. Batu lempeng kali memiliki pori kecil, berwarna gelap, dan keras. Batu Andesit memiliki pori kecil, berwarna gelap, dan keras. Batu marmer memiliki pori kecil, warna terang (abu-abu, krem, broken white), keras, dan paling mahal. Catatannya, semakin besar pori semakin rentan batu berlumut. Anda wajib meng-coating batu untuk meminimalisir masalah yang timbul. Selain itu, semakin muda warnanya akan semakin mudah terlihat jika kotor. Dimana Meletakkannya? Sah-sah saja Anda meletakkan batu alam di manapun. Tetapi perlu diingat, jangan sampai kahadiran batu alam merusak tampilan wajah rumah. Kalo saya, sih, menyarankan batu alam jadi aksen ataupoint of interest. Bukan jadi elemen utama yang mendominasi semua fasad, terang Bambang Soesatyo, ST, Arsitek. Perbandingan antara dinding batu alam dengan dengan dinding bidang fasad lainnya tidak melebihi 40%, tambahnya. Sedangkan untuk perletakannya, Bambang lebih menekankan sifatnya mengelompok dalam satu bidang dan tidak menyebar. Kalo sudah di area tengah, ya area tengah saja. Misal, di sepanjang dinding dari mulai teras, balkon, hingga plafon atap di atas balkon, menggunakan batu. Sisanya, cukup menggunakan dinding finishing cat saja, ungkapnya. Memasangnya? Mudah, kok! Memasang batu alam tak jauh berbeda dengan memasang keramik. Sebelum dipasang, rendamlah batu alam di dalam air. Lalu, tempelkan plesteran semen ke dinding dan tempelkan batu alam ke plesteran tersebut. Plesteran yang digunakan harus menggunakan semen khusus atau semen instan agar batu alam lebih kuat menempel. Semakin jelek kualitas plesteran dipastikan batu alam akan mudah lepas dari dinding. Jangan lupa untuk mengetuk-ngetuk batu dengan palu atau pegangan sekop agar menempel sempurna. Lakukan hingga semua bidang terpasang. Setelah pemasangan, sikat permukaan hingga bersih dari cipratan plesteran dan keringkan. Lalu, lapisi dengan

cairan coating. Untuk tambah memperkuat keindahan batu alam, lindungi permukaannya dengan anti jamur dan lumut. Dengan pemasangan yang tepat, fasad dari batu alam makin tampil memikat, kan? (Irfan Hidayat irfan@tabloidrumah.com) Ilustrasi: Tan Rahardian dan Irfan Hidayat Lokasi: Perumahan Tamansari Majapahit Semarang Pengembang: PT Wika Realty, Tbk

Material Pagar, Kenali Dulu Karakteristiknya


Memilih material pagar bukan perkara sepele. Ada persyaratan yang harus dipenuhi berkaitan dengan peletakannya yang berada di luar ruang dan langsung berhubungan dengan pelbagai kondisi cuaca. Kesalahan memilih material dan cara menanganinya akan membuat tampilan pagar tidak maksimal. Sebelum menentukkan material apa yang akan dipakai, ini dia penjabaran karakteristik materialnya. Besi (+) Kuat dan kokoh. Mampu memberi perlindungan dan keamanan yang baik bagi pemilik rumah. Selain itu, besi termasuk material yang awet, tidak mudah kusam, dan dapat dibentuk beragam desain sesuai dengan keinginan. (-) Harga relatif mahal. Semakin tebal besi yang dipakai, semakin lama waktu pengerjaannya. Catatan: Tak boleh tampil polos, harus di-finishing menggunakan cat besi. Cocok diterapkan untuk pagar berdesain minimalis, modern, dan klasik. Beton (+) Kuat dan solid. Walau kesannya masif dan kaku karena berbentuk flat, pagar ini terbilang awet dan tahan lama. (-) Mahal dalam pembuatannya dan butuh waktu yang lama. Catatan: Jika diekspos harus di-finishing menggunakan cat anti lumut dan di-waterproofing dengan menggunakan cat transparan. Atau, di-finishing menggunakan cat eksterior. Cocok diterapkan untuk pagar berdesain minimalis, dan modern. Bata Plesteran (+) Dilihat dari tampilan, mirip dengan beton. Tetapi dari kekuatan, dinding beton lebih baik. Sedang dari cara aplikasi, dinding bata plesteran tidak hanya berbentuk flat, tetapi dapat bermotif atau profilan. (-) Jika campuran bahan dalam memplester tidak baik, dapat mengakibatkan retak bahkan gompel.

Catatan: Pengerjaannya mirip dengan dinding rumah, tetapi karena posisinya di luar harus diberi lapisan anti lumut. Lebih baik tidak di ekspos dan di-finishing dengan cat. Cocok diterapkan untuk pagar berdesain minimalis, modern, dan klasik. Batu Alam (+) Dapat menghadirkan kesan alami. Bentuknya bermacam-macam dengan pilihan warna beragam hingga memberi Anda banyak pilihan model pagar. (-) Membutuhkan perawatan berkala agar batu tidak berlumut dan tetap tampil cantik. Pengerjaan pun dituntut harus rapi. Catatan: Pilih batu alam yang memiliki pori-pori kecil dan warna agak gelapan, seperti andesit dan candi. Tujuannya agar pagar terlihat bersih, tidak cepat berjamur, dan berlumut. Jangan lupa meng- coatingagar batu alam tahan lama. Cocok diterapkan untuk pagar berdesain modern dan tradisional. Bata Ekspos (+) Memberikan tampilan lebih natural terhadap rumah seperti batu alam. (-) Membutuhkan perawatan berkala agar bata tidak berlumut dan tetap tampil cantik. Pengerjaan pun dituntut harus rapi. Bila dibandingkan dengan batu alam, ia mudah lapuk dan cepat ditumbuhi lumut. Catatan: Pilih bata yang menggunakan teknik pabrikasi, bukan bata tradisional. Secara presisi dan porositasnya pun memiliki kondisi jauh lebih bail. Jangan lupa meng- coating agar bata ekspos tahan lama. Cocok diterapkan untuk pagar berdesain modern dan tradisional. Kayu (+) Memberi tampilan alami dan berkesan hangat. Karakteristiknya yang mudah dibentuk beragam model membuat banyak orang menggunakan material ini. (-) Mudah kusam, keropos, dan lapuk. Catatan: Jangan sesekali menggunakan kayu buatan seperti MDF, particle board, atau multipleks, karena akan langsung hancur saat terkena hujan. Kayu yang digunakan harus solid dan padat. Disarankan menggunakan kayu besi atau kayu ulin, tetapi harganya sangat mahal. Jangan lupa untuk meng-coating. Cocok diterapkan untuk pagar berdesain minimalis, modern, tradisional, dan klasik. Bambu

(+) Bambu mudah didapat dan harganya relatif murah. Bentuk dan penampilannya dapat menghadirkan kesan unik pada tampilan pagar dan rumah. (-) Tidak kokoh, mudah kusam, keropos, dan lapuk. Catatan: Untuk bambu ekspos, pilih bambu kuning, jangan bambu hijau. Warnanya yang bagus membuat tampilan pagar kian menarik. Kualitasnya juga lebih kuat dibanding bambu hijau.. Jangan lupa untuk meng-coating. Cocok diterapkan untuk pagar berdesain tradisional dan modern. Tanaman (+) Pagar tanaman dapat mempercantik sekaligus melindungi rumah. Kehadirannya dapat memperlunak tampilan bangunan rumah. Selain itu, tanaman juga menjadi sarana dalam menyaring polusi udara dan suara dari jalan. Warna-warni dari bunga tanaman juga bisa menimbulkan kesan hidup, alami, dan indah. (-) Perlu perawatan intensif seperti penyiraman, pemupukan, dan pemangkasan. Jika tidak dikerjakan dengan teliti, tampilan pagar tidak akan tampil sempurna. Catatan: Tanaman yang biasa dijadikan untuk pagar adalah bambu, beluntas (Pluchea indica), kemuning (Murraya paniculata), soka (Ixora spp), dan tanaman rambat, Cocok diterapkan untuk pagar berdesain minimalis, modern, tradisional, dan klasik. (Irfan Hidayat irfan@tabloidrumah.com)

You might also like