You are on page 1of 47

Kelompok 3

Mawaddah Tito santana Putri rizky ramadhani.

SKENARIO
Tika,28 tahun, perempuan, belum menikah, diantar oleh polisi ke rumah sakit karena mengamuk dan memukul seorang wanita berusia 60 tahun yang tidak dikenalnya dijalan. Ketika perawat menanyakan siapa namanya, Tika membentak perawat dan berkata, Kamu tidak tahu siapa saya? Betapa bodohnya. Tanpa bicara pun semua orang dapat mengenal siapa saya dan mengetahui apa yang ada dalam pikiran saya. Saat dilakukan wawancara dan pemeriksaan psikiatri, Tika sibuk berbicara dan tertawa-tawa sendiri. Ketika ditanya dengan siapa ia tertawa, ia mengatakan sambil menjawab pertanyaan dokter ia mendengarkan juga ususlan dari malaikat pembisiknya. Menurut Tika malaikat pembisiknya inilah yang menyuruh Tika memukul wanita dijalan tadi karena wanita tersebut merupakan suruhan tetangga yang mau mencelakakannya. Tika mentakan bahwa tetangga sebelah rumahnya sangat cemburu padanya dan bermaksud mencelakakan dan mengguna-gunainya dengan bantuan jin jahat yang dimasukkan kedalam dirinya sehingga perbuatan jahat jin dilakukan dengan bantuan tubuh tika.

MORE INFO
Perubahan perilaku sejak 2 bulan, malas keluar rumah, malas mandi dan malas siapa saja. 1 bulan ini Tika berbicara dan marah sendiri tanpa sebab. Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter memberikan Risperidon 2 x 2mg. 2 bulan kemudian tidak haid selama 1 bulan terakhir dari payudara keluar Air Susu. Selama ini haid Tika teratur.

Learning issue (LI)

1. DEFENISI PSIKOSIS DAN SKIZOFRENIA?

PSIKOSIS
PSIKOSIS Menurut Singgih D. Gunarsa (1998 : 140), psikosis ialah gangguan jiwa yang meliputi keseluruhan kepribadian, sehingga penderita tidak bisa menyesuaikan diri dalam norma-norma hidup yang wajar dan berlaku umum. W.F. Maramis (2005 : 180), menyatakan bahwa psikosis adalah suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan (sense of reality ). Kelainan seperti ini dapat diketahui berdasarkan gangguan-gangguan pada perasaan, pikiran, kemauan, motorik, dst. Sedemikian berat sehingga perilaku penderita tidak sesuai lagi dengan kenyataan. Perilaku penderita psikosis tidak dapat dimengerti oleh orang normal, sehingga orang awam menyebut penderita sebagai orang gila.

SKIZOFRENIA
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang kronik, pada orang yang mengalaminya tidak dapat menilai realitas dengan baik dan pemahaman diri buruk (Kaplan dan Sadock, 1997).

2.ETIOLOGI SKIZOFRENIA
Model Diatesis Stres Menurut model diatesis stres terhadap integrasi faktor biologis, psikososial, dan lingkungan, seseorang mungkin memiliki kerentanan spesifik, bila diaktifkan oleh pengaruh yang penuh tekanan, memungkinkan timbulnya gejala skizofrenia.

Neurobiologi Kausa skizofrenia belum diketahui. Meski demikian, dalam satu dekade belakangan, terdapat peningkatan jumlah penelitian yang mengindikasikan adanya peran patofisiologis area otak tertentu, termasuk sistem limbik, korteks frontal, sereblum dan ganglia basalis. Keempat area ini saling terhubung sehingga disfungsi satu area dapat melibatkan proses patologi primer yang ditempat lain. Dua area yang menjadi subyek penelitian aktif adalah waktu ketika suatu lesi neuropatologi terlihat di otak serta interaksi lesi tersebut dengan stresor sosial dan lingkungan. Dasar penampakan abnormalitas otak mungkin terletak pada pembentukan abnormal atau pada degenarasi neuron setelah pembentukan.

Faktor genetik Adanya hubungan antara lokasi kromosom dan skizofrenia sejak penerapan teknik biologi molekuler dilakukan secara luas. Lebih dari separuh dari seluruh kromosom dikaitkan dengan skizofrenia, adanya pada kromosom 5,11,18,19 dan kromosm X. Lokus pada kromosom 6,8 dan 22 juga terlibat.

Faktor psikososial 1. Teori psikoanalitik Sigmund Freud mengatakan bahwa skizofrenia merupakan akibat fiksasi pertumbuhan berat yang terjadi pada masa awal kehidupan. Ia mempostulasikan bahwa terdapat suatu defek ego yang berperan dalam timbulnya gejala skizofrenia. Defek ego tersebut terjadi saat saat ego belum atau baru mulai terbentuk. Konflik intrapsikis yang tibul abkibat fiksasi dini ego dan defek ego yang mungkin terjadi akibat relasi awal objek yang buruk menyebabkan gejala psikotik.

2. Teori Pembelajaran Menurut para ahli teori pembelajaran, anak yang dikemudian hari menderita skizofrenia mempelajari reaksi dan cara berpikir yang irasional dengan cara meniru orang tua yang memiliki masalah emosional yang signifikan. 3. Teori Sosial Sejumlah teori menyatakan bahwa industrilisasi dan urbanisasi terlibat kausa skizofrenia. Walaupun terdapat beberapa data yang mendukung teori semacam ini, stres tersebut ini dianggap memiliki efek utama terhadap waktu munculnya awitan dan keparahan penyakit.

3.Patofisiologi skizofrenia
Skizofrenia dapat dilihat sebagai suatu gangguan yang berkembang melalui fase-fase: 1. Fase premorbid Pada fase ini, fungsi-fungsi individu masih dalam keadaan normatif. 2. Fase prodromal Adanya perubahan dari fungsi-fungsi pada fase premorbid menuju saat muncul simtom psikotik yang nyata. Fase ini dapat berlangsung dalam beberapa minggu atau bulan, akan tetapi lamanya fase prodromal ini rerata antara 2 sampai 5 tahun. Pada fase ini, individu mengalami kemunduran dalam fungsi-fungsi yang mendasar (pekerjaan sosial dan rekreasi) dan muncul simtom yang nonspesifik, misal gangguan tidur, ansietas, iritabilitas, mood depresi, konsentrasi berkurang, mudah lelah, dan adanya defisit perilaku misalnya kemunduran fungsi peran dan penarikan sosial. Simtom positif seperti curiga mulai berkembang di akhir fase prodromal dan berarti sudah mendekati mulai menjadi psikosis.

3. Fase psikotik

Berlangsung mulai dengan fase akut, lalu adanya perbaikan memasuki fase stabilisasi dan kemudian fase stabil.
Pada fase akut dijumpai gambaran psikotik yang jelas, misalnya dijumpai adanya waham, halusinasi, gangguan proses pikir, dan pikiran yang kacau. Simtom negatif sering menjadi lebih parah dan individu biasanya tidak mampu untuk mengurus dirinya sendiri secara pantas. Fase stabilisasi berlangsung selama 6-18 bulan, setelah dilakukan acute treatment. Pada fase stabil terlihat simtom negatif dan residual dari simtom positif. Di mana simtom positif bisa masih ada, dan biasanya sudah kurang parah dibandingkan pada fase akut. Pada beberapa individu bisa dijumpai asimtomatis, sedangkan individu lain mengalami simtom nonpsikotik misalnya, merasa tegang (tension), ansietas, depresi, atau insomnia.

4.Tanda dan gejala skizofrenia?


Kriteria kurt schneider

Gejala urutan pertama


Pikiran yang dapat didengar
Suara-suara yg berdebat atau berdiskusi atau keduanya.

Gejala urutan kedua


Gangguan persepsi lain Gagasan bersifat waham yg tiba-tiba Kebingungan Perubahan mood disforik dan euforik Perasaan kemiskinan emosional

Pengalaman pasivitas somatik


Penarikan pikiran dan pengalaman pikiran yang dipengaruhi lainnya.

Siar pikiran Persepsi bersifat waham


Semua pengalaman lain yang melibatkan kemauan, membuat efek, dan membuat implus.

kriteria gabriel langfeil d

1. Kriteri a gejala

petunjuk penting kearah diagnosis skizofrenia adalah (jika ada tanda gangguan kognitif, infeksi, atau intoksikasi yg dapat ditunjukkan)

2. Kriteria perjala nan penyaki t

keputusan akhir tidak dapat dibuat sebelum periode followup selama sekurangnya 5 tahun setelah menunjukkan perjalanan penyakit yang jangka panjang.

a. Peru baha n kepri badia n

b. Pada tipe katatonik, riwayat penyakit dan tanda tipikal dlm periode kegelisah an dan stumor.

c. Pada psikosis paranoid, gejala penting pembelah an kepribadia n.

d. Halus inasi kroni s.

5.FAKTOR RESIKO SKIZOFRENIA


Gender dan Usia Sejumlah studi mengindikasikan bahwa pria lebih cenderung mengalami hendaya akibat gejala negatif daripada wanita lebih cederung memiliki kemampuan fungsi sosial yang lebih baik daripada pria sebelum awitan penyakit. Secara umum, hasil akhir pasien skizofrenik wanita lebih baik dibandingkan hasil akhir pasien skizofrenik pria. Bila awitan terjadi setelah usia 45 tahun, gangguan ini dicirikan sebagai skizofrenia awitan lambat. Usia awitan puncak adalah 8-25 tahun untuk pria dan 25-35 tahun untuk wanita.

Faktor reproduktif Terdapat hubungan antara angka kesuburan dengan transmisi genetik. Keluarga biologis derajat pertama pasien skizofrenik memiliki resiko terkena penyakit sepuluh kali lebih besar dibanding populasi umum. Penyakit medis Sejumlah studi menunjukkan bahwa hingga 80% dari semua pasien skizofrenik mengalami penyakit medis yang signifikan pada saat yang bersamaan dan bahwa hingga 50% kondisi ini mungkin tidak terdiagnosis.

Penggunaan zat Komorbiditas skizofrenia dengan gangguan terkait zat lain yang lazim dijumpai, meski dampak penyalahgunaan obat pada pasien skizofrenia masih belum jelas. Kurang lebih 30-50% pasien skizofrenia mungkin memenuhi kriteria penyalahgunaan atau ketergantungan alkohol, dua zat lain yang paling sering digunakan adalah kanabis(< 15-25%) dan kokain (5-10%). Faktor populasi Efek kepadatan penduduk sejalan dengan pengamatan bahwa insiden skizofrenia pada anak dengan salah satu atau kedua orang tua skizofrenik dua kali lebih tinggi diperkotaan dibanding dimasyarakat pendesaan.

Faktor sosioekonomi dan kultural Skizofrena digambarkan terdapat pada semua kebudayaan dan kelompok status sosioekonomi. Para pembuat teori yang mendukung kausa sosial untuk skizofrenia berpendapat bahwa kebudayaan dapat bersifat lebih atau kurang skizofrenoregik, bergantung persepsi penyakit mental pada kebudayaan yang bersangkutan, sifat peran pasien, sistem dukungan sosial dan keluarga serta kompleksitas komunikasi sosial.

6. Cara menegakkan diagnosa


Kriteria diagnostik skizofrenia
A. Gejala karakteristik : dua (atau lebih) berikut, masingmasing ditemukan utk bagian waktu yg bermakna selama periode 1 bulan:
1) Waham 2) Halusinasi 3) Bicara terdisorganisasi (mis: sering menyimpang atau inkoheren) 4) Perilaku terdisorganisasi atau katatonik yg jelas 5) Gejala negatif, yaitu, pendaftaran afektif, alogia, atau tidak ada kemauan (avolition) Catatan : hanya satu gejala kriteria A yg diperlukan jika waham adalah kacau atau halusinasi terdiri dari suara yg terus menerus mengomentari perilaku atau pikiran pasien.

B.

Disfungsi sosial/pekerjaan: utk bag. Waktu yg bermakna sejak onset gangguan, satu atau lebih fungsi utama, seperti pekerjaan, hubungan interpersonal, atau perawatan diri.

C.

Durasi: tanda gangguan terus-menerus menetap selama sekurangnya 6 bulan.

D.

Penyingkiran gangguan skizoafektif dan gangguan mood.

E.

Penyingkiran zat/ kondisi medis umum.

F.

Hubungan dgn gangguan perkembangan pervasif.

Kriteria diagnostik utk subtipe skizofrenia.

Suatu tipe skizofrenia dimana kriteria ini

terpenuhi:

Preokupasi dgn satu atau lebih waham atau halusinasi dengar yg menonjol.

Tidak ada dari berikut ini yg menonjol: bicara terdisorganisasi, perilaku terdisorganisasi atau katatonik, atau afek yg datar atau sesuai.

Tipe terdisorganisasi
Suatu tipe skizofernia dimana kreteria berikut ini terpenuhi::
Semua yg berikut ini adalah menonjol Bicara terdisorganisasi Perilaku terdisorganisasi Afek datar atau tidak sesuai. Tidak memenuhi kriteria utk katatonik.

Tipe katatonik

Suatu tipe skizofrenia dimana gambaran klinis di dominasi sekurangnya 2 dan hal- hal berikut ini:

Imobilitas motorik seperti yg ditunjukkan oleh katalepsi atau stupor. Aktivitas motorik yg berlebihan Negativisme yg ekstrim Gerakan volunter yg aneh seperti ditunjukkan oleh posturing. Ekolalia atau ekoprasia.

Tipe tidak tergolongkan


Suatu tipe skizofrenia dimana ditemukan gejala yg memenuhi kriteria A, tetapi tidak memenuhi kriteria utk tipe paranoid, terdisorganisasi, atau katatonik:

Tipe residural
Suatu tipe skizofrenia dimana kriteria berikut ini terpenuhi: a. Tidak adanya waham, halusinasi, bicara terdisorganisasi, dan perilaku katatonik terdisorganisasi atau katatonik yg menonjol. b. Terdapat terus bukti-bukti gangguan, seperti yg ditunjukkan oleh adanya gejala negatif atau 2 atau lebih gejala yg tertulis dalam kriteria A utk skizofrenia, ditemukan dlm bentuk yg lebih lemah.

7.penatalaksanaan

TERAPI PSIKOSOSIAL.
Terapi perilaku Terapi berorientasi-keluarga Terapi kelompok Psikoterapi individual.

8. prognosa
Prognosis cukup baik jika : onset lebih lambat, pemicunya diketahui, sejarah pre-morbid bagus, dan ada dukungan keluarga 20-30% mungkin bisa kembali normal. Kurang lebih 20-30 % mungkin akan mengalami gejala sedang. 40 60% mungkin tidak akan kembali normal seumur hidupnya.

A. PROGNOSIS KEARAH BAIK


(1) Onset akut dengan faktor pencetus yang jelas (2) Riwayat hubungan sosial & pekerjaan yang baik ( premorbid ) (3) Adanya gejala afektif ( depresi ) (4) Subtipe paranoid (5) Subtipe katatonik (6) Sudah menikah (7) Banyak symptoms positif (8) Kebingungan (9) Tension, Cemas hostilitas

B. PROGNOSIS KEARAH BURUK


(1) Onset perlahan-lahan dengan faktor pencetus tidak jelas (2) Riwayat hubungan sosial dan pekerjaan buruk ( premorbid ) (3) Menarik diri , tingka laku yang artistik (4) Tipe Hebepink dan tipe tak tergolongkan (5) Belum menikah (6) Riwayat skizofrenia dalam keluarga (7) Adanya gejala neurologik (8) Banyak symptom negatif (9) Tidak ada gejala afektif atau hostilitas yang jelas

Referensi:
Sadock,grebb.sinopsis psikiatri.ilmu pengetahuan perilaku psikiatri klinis.jilid 2. 2010.binapura aksara publisher:tanggerang Buku ajar psikiatri FKUI.2010.fakultas kedokteran universitas indonesia:jakarta

You might also like