Professional Documents
Culture Documents
1.2
Tujuan
Tujuan umum: Melakukan Identifikasi Tikus Tujuan khusus: a) Mengetahui tempat hidup dan keberadaan tikus b) Mengetahui jenis umpan dan cara penangkapan tikus c) Mengetahui cara membius dan mematikan tikus d) Mengetahui jenis / spesies melalui ciri-ciri morfologi tikus
Selain berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat, tikus juga dapat menimbulkan kerusakan pada perabot rumah tangga, gudang, gudang penyimpanan makanan serta gigitan tikus pada kabel listrik dapat menimbulkan kebakaran sehingga tikus perlu dikendalikan. Tinggi turunnya populasi tikus dipengaruhi faktor lingkungan yang terdiri dari faktor abiotik dan faktor biotik. Faktor abiotik; air untuk minum dan sarang. Air untuk minum merupakan kebutuhan yang sangat penting. Sarang mempunyai fungsi: Sebagai tempat untuk melahirkan dan membesarkan anak Tempat menyimpan pakan Tempat berlindung dari hujan, panas dan sebagainya Tempat beristirahat pada siang hari Tempat bersembunyi / malarikan diri dari kejaran predator Tumbuhan atau hewan kecil (sumber pakan) 3
Patogen (penyebab penyakit) Predator (pemangsa atau pembunuh) Tikus lain (pesaing pada saat populasi tinggi) Manusia
Berbagai predator: reptile (ular dan biawak), aves (brung hantu, elang, alap-alap), mamalia (kucing, anjing, garangan, musang, rubah, dan tikus besar yang memengsa mencit). Peranan predator dalam pengendalian tikus tidak begitu nyata karena: Populasi predator tikus saat ini jauh menurun Tikus sering berada ditempat yang sukar dijangkau predator Aktivitas predator banyak
Bagian yang diperhatikan/diamati: Warna bulu badan bagian atas dan bawah Warna bulu ekor Adanya scrotum untuk membedakan jantan dan betina Bentuk tengkorak, moncong panjang dan lancip atau moncong tumpul.
HF E M
: 28 - 33 mm : 17 - 20 mm : 2 + 3 = 10
c. Rattus norvegicus (berkenhout) / Tikus Got Ciri-ciri: Punggung berwarna coklat Dada dan perut berwarna abu-abu Ekor gelap bagian atas dan agat pucat bagian bawahnya, warna ini berintegrasi bagian sisi ekornya. Habitat di got dan sekitarnya H&B T% HF E M : 140 240 mm : 90 115 % : 32 - 45 mm : 20 - 23 mm : 3 + 3 = 12
d. Mus musculus (Linnaeus) Ciri-ciri: Keadaan rambut badan lembut tanpa spines Bagian punggung berwarna abu-abu kecoklatan Bagian dada dan perut berwarna lebih abu-abu Ekor keseluruhannya berwarna Hanya ditemukan dirumah-rumah H&B T% HF E M : 60 - 90 mm : 90 120 % : 14 - 17 mm : 11 - 12 mm : 3 + 2= 10
e. Mus cervicolor (Hodson 1845) Ciri-ciri: Rambut punggung coklat gelap tanpa spines 7
Bagian dada dan perut berwarna abu-abu putih Semua rambut bagian basalnya berwarna abu-abu Batas antara warna punggung dengan warna dada dan perut tidak jelas terpisah Bagian dorsal kaki belakang berwarna putih kotor Ekor bagian atas berwarna coklat, sedangkan bawah abu-abu Ditemukan pada rumput-rumput yang tinggi (300 m diatas permlaut) H&B T% HF E M : 123 - 173 mm : kurang dari 100 % : 15 - 19 mm : 13 - 15 mm : 3 + 2= 10
Pemasangan Perangkap Hari/Tanggal Jam : Minggu/ 29 Mei 2011 : 16.00 WIB : Senin/30 Mei 2011 : 09.00 WIB : Ovaria Suwandi
pada pagi hari sampai sore hari. Pada malam hari penjualan bahan-bahan pokok tutup (pasar sepi). Keadaan lantai basah 10
dan becek, dan banyak sampah yang berserakan di tepi-tepi pasar o Nama umpan Identifikasi Sampel: Berat Badan (BB) Panjang Badan (H&B) Panjang Ekor (T) %T %T Panjang Daun Telinga (E) Pjg telapak kaki blkg (HF) Pjg tengkorak tikus (SK) Putting susu/mamae (M) Warna bulu badan Warna bulu ekor : 272,3 gram (Ovaria Suwandi) : 200 mm (Angga Restu Ananda) : 230 mm (Safitriani Marbun) : T x 100 % H&B : 230 x 100 % = 115 % 200 : 2,5 cm (M.Hafidh) : 4 cm (Romi Sandika P) : 6,5 cm (Ovaria Suwandi) : ada, 5 pasang puting susu (2 pasang : abu-abu (Angga Restu Ananda) : coklat kehitaman (Romi Sandika P) : Buah Tomat
Bentuk tengkorak /moncong : runcing (M.Hafidh) Kesimpulan Identifikasi Jenis kelamin Tempat hidup : Rattus norvogicus (Tikus got) : Betina : Got
3.3.2. HASIL PEMERIKSAAN TIKUS PUTIH Identifikasi Sampel: Berat Badan (BB) Panjang Badan (H&B) Panjang Ekor (T) %T : 17,1 gram (Efantri Krisnawati) : 95 mm (Rima Juniati) : 98 mm (Refnaleti Zabid) : T x 100 % H&B 11
%T Panjang Daun Telinga (E) Pjg telapak kaki blkg (HF) Pjg tengkorak tikus (SK) Putting susu/mamae (M) Warna bulu badan Warna bulu ekor
: 98 x 100 % = 103,16 % 95 : 1,4 cm (Rahmi Yuniarti) : 1,5 cm (Hesty Dewilson) : 2 cm (Efantri Krisnawati) : Tidak Ada (Hesty Dewilson) : abu-abu (Rima Juniati) : putih (Refnaleti Zabid)
Bentuk tengkorak /moncong : runcing (Rahmi Yuniarti) Kesimpulan Identifikasi Jenis kelamin Tempat hidup : Mus musculus (Mencit) : Jantan : di gudang
12
Lampiran
13
14
BAB IV PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Tempat hidup dan keberadaan tikus, biasanya tikus membuat lubang untuk persembunyiannya/sarangnya yang sering ditemui ditanah terbuka seperti di pasar siteba Padang, dekat timbunan sampah, di tepi landasan dekat gudang-gudang maupun disepanjang tepi selokan Jenis umpan dan cara penangkapan tikus, tikus tegolong omnivore pemakan segalanya. Pemakaian umpan pada penangkapan tikus di sesuai kan dengan lokasi penangkapan tikus, misalnya: pemasangan perangkap tikus yang dipasang disekitar pasar yang banyak menjual bahan-bahan pokok makanan, umpan yang digunakan pun haruslah bahan-bahan pokok makanan seperti buah-buahan atau sayur-sayuran. Penangkapan tikus menggunakan perangkap yang disertai umpan yang cocok di lokasi penangkapan tikus. Perangkap dipasang/diletakkan pada alur jalan tikus (run ways) yaitu jalan yang sama yang digunakan oleh tikus untuk berjalan, jalan yang digunakan tikus pada umumnya kotor dan berminyak, biasanya searah dengan dinding. Atau perangkap dipasang/diletakkan dekat lubang yang dibuat oleh tikus. Cara membius dan mematikan tikus, menggunakan bahan kimia seperti coloform yang diserap oleh kapas dan diletakkan pada toples/ wadah tertutup yang bisa menampung satu ekor tikus (sampel). Tunggu beberapa menit, hingga tikus (sampel) kaku dan mati. Seteh itu keluarka tikus dari wadah dan lakukan identifikasi morfologi luar tikus. Jenis / spesies melalui ciri-ciri morfologi tikus, melalui identifikasi morfologi luar yakni berat badan ( BB ), panjang kepala ditambah badan (H&B), ekor (T), telapak kaki (HF), telinga (E), tengkorak (SK) dan susunan susu (M). Disamping itu, lazim pula untuk diketahui bentuk moncong, warna bulu, macam bulu ekor, kulit ekor, gigi dan lain-lain. Dari identifikasi yang dilakukan terhadap 2 ekor sampel yakni 1 ekor tikus putih dan 1 ekor sampel tikus hitam disimpulkan bahwa sampel tikus putih adalah spesies Mus musculus (Linnaeus) atau mencit karena memeliki kunci identifikasi morfologi yang sesuai dengan kunci identifikasi Mus musculus. Sampel tikus hitam disimpulkan spesies Rattus norvegicus (Berkenhout) atau tikus got.
15
4.2. SARAN
Akademik
Diharapkan menyediakan peralatan-peralatan praktikum yang cukup bagi para mahasiswa/i. Tiap-tiap mahasiswa/i mendapatkan peralatan satu buah (lengkap). Diharapkan menyediakan laboratorium khusus Pengendalian Vektor Penyakit dimana di dalammya terdapat sampel-sampel yang sudah diawetkan sehingga mahasiswa lebih banyak mengenal (variasi klasifikasi) bintang pengganngu seperti macam-macam tikus yang ada di seluruh dunia, lengkap dengan data-data spesimennya.
Kelompok
Diharapkan setiap anggotanya lebih aktif lagi dalam kegiatan praktik dan ikut andil dalam proses kegiatan pratikum. Diharapkan semua anggota kelompok dapat membawa bahan-bahan sampel secara lengkap. Sesuia dengan kesepakatan antara dosen pembimbing dan instruktur pembimbing. Diharapkan melakukan pratikum yang rapi dan terorganisir. Diharapkan sudah mengetahui cara kerja/ langkah-langkah dalam pratikum.
Masyarakat
Melaksanakan hidup yang baik, rapi, dan sehat. Dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar, terutama penangan sampah. Karena penanganan makanan dan pembuangan sampah sangat mempengaruhi perkembangan tikus disekitar rumah tangga. Diharapkan berwaspada terhadap binatang pengganggu tikus, karena tikus cepat beradaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan dan dapat berkembang biak dengan cepat. Diharapkan mengetahui cara penangkapan tikus yang benar. Diharapkan dapat berhati-hati terhadap binatang pengganggu seperti: tikus, yang menjadi vector pembawa penyakit.
16
DAFTAR PUSTAKA
Wijayanto, Mukhlis, SKM. Penuntun Praktek Keterampilan Identifikasi Tikus dan Ektoparasit. 1995. Padang: Departemen Kesehatan RI Akademi Kesehatan Lingkungan Padang. Kunci Identifikasi dari Dosen dan Instruktur Pembimbing.
17