You are on page 1of 15

LAPORAN ANALISA RESIKO KESEHATAN SOURCE, HAZARD IDENTIFICATION AND CHARACTERIZATION CAT MOBIL

Disusun oleh : 1. Levana Maria Kuntani 2. Ratna Mega Firmanti 3. Enda Wisantanta Pandia 4. Hutri Catur Sad Winarni 5. Siska Augusta Larinda 6. Yabin Albion Pamasi (31061105) (31091186) (31091191) (31091198) (31091205) (31091212)

FAKULTAS BIOTEKNOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk di seluruh dunia yang demikian cepat telah mendorong lahirnya era industrialisasi. Sebuah masa yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga manusia dapat lebih mudah memenuhi kebutuhan hidupnya. Keadaan tersebut selanjutnya membuka keberagaman lapangan kerja. Meskipun terbukanya lebih banyak lapangan kerja tersebut di satu sisi sangat dibutuhkan, namun di lain pihak perlu disadari adanya permasalahan yang perlu diperhatikan yaitu berkaitan dengan dampak penyakit akibat kerja. Dampak kemajuan industrialisasi yang berupa timbulnya penyakit akibat kerja tersebut di atas perlu mendapat perhatian yang serius. Jumlah pekerja yang cukup besar tersebut apabila tidak mendapat perhatian kesehatan dan keselamatan kerjanya, maka pada gilirannya dapat menyebabkan turunnya produktivitas dan daya saing pekerja. Selain itu dapat menimbulkan beban ekonomi yang sangat besar jika terjadi penyakit terkait kerja. Meskipun dampak negatif dari timbulnya penyakit terkait kerja telah diketahui, namun data tentang penyakit terkait kerja di Indonesia sampai saat ini belum terekam dengan baik. Untuk menunjukkan besaran masalah penyakit terkait kerja ini, jika dilihat dari adanya kecenderungan peningkatan prevalensi di beberapa negara maju, maka dapat diperkirakan di Indonesia prevalensinya juga meningkat. Salah satu bidang pekerjaan yang perlu mendapat perhatian adalah penyakit akibat kerja pada pekerja pengecatan mobil. Kelompok pekerja ini perlu mendapat perhatian karena jumlahnya yang terus berkembang, sementara itu risiko penyakit akibat kerjanya cukup besar. Observasi data dilakukan di dua belas tempat pengecatan mobil di wilayah Jalan Magelang, Ring Road Utara dan daerah Kotagede Yogyakarta.

B. Tujuan 1. Mengetahui proses atau tahapan pengecatan mobil. 2. Mengetahui sumber pemcemaran (agen) yang digunakan pada proses pengecatan. 3. Mengetahui pengaruh bahan pencemar terhadap kesehatan para pekerja dan lingkungan.

BAB II METODOGI PENELITIAN

A. Metode yang dipakai: 1. Observasi 2. Wawancara (kuesioner)

B. Bengkel cat mobil: 1. Bengkel Peugeot 2. Jaya Abadi 3. Yono Motor 4. Jaya Motor 5. Auto Car Care 6. Alpine 7. Bengkel Merapi Motor 8. Monaco 9. Sumber Maju 10. Agus Motor 11. Dedi Jaya Auto 12. Sumber Auto

BAB III HASIL DAN EVALUASI

Pada pengamatan dan wawancara analisa resiko kesehatan ini, diambil dua belas bengkel cat mobil di daerah Jalan Magelang, Ring Road Utara, dan Kotagede. Dengan nama bengkel dan koresponden yang diwawancarai sebagai berikut. Jumlah Mobil per Minggu 2 4 1 1 5 38 3 28 1 2 3 38

No

Nama Bengkel

Jumlah Pekerja 2 3 8 4 3 50 10 34 10 7 1 20

Korespoden Yang Di Wawancarai Ahmad Nunun Yono Jaya Udin Noven Usman Samuel Paijo Agus Dedi Guntur

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Bengkel Peugeot Jaya Abadi Yono Motor Jaya Motor Auto Car Care Alpine Bengkel Merapi Motor Monaco Sumber Maju Agus Motor Dedi Jaya Auto Sumber Auto

Sebagian besar bengkel ini terletak di sekitar jalan besar, sehingga jauh dari tempat tinggal atau pemukiman warga. Ke dua belas bengkel ini terdiri dari bengkel kecil yang

hanya mengecat sekitar 1 mobil per minggunya hingga bengkel yang menangani pengecatan dengan skala besar yaitu mencapai 38 mobil per minggu. Dan jumlah pekerjanya juga beragam dari yang hanya 1 orang (pemiliknya menangani sendiri tanpa dibantu pekerja tambahan) dan yang terbanyak di bengkel Alpine yang memiliki jumlah pekerja sebanyak 50 orang. Di setiap bengkel memiliki berbagai cara untuk menangani setiap mobil yang masuk. Untuk bengkel yang menangani mobil dalam skala besar di setiap tahapannya dilakukan oleh orang yang berbeda. Selain itu memiliki banyak tempat khusus pada tahap pengecatannya, dimana mobil yang akan melalui tahap pengecatan di masukkan ke tempat khusus (oven) yang memiliki blower sehingga sirkulasi udara berlangsung baik maka tidak menganggu kesehatan pekerjanya. Selain itu, untuk keamanan pekerjanya (safety work) sendiri di bengkel yang besar menggunakan masker sebagai pelindungnya, ada juga yang ditambahkan dengan pelindung dada dan sarung tangan. Tetapi dari semua bengkel ini tidak menerapkan penggunaan pelindung seluruh tubuh. Karena pekerjaan yang dilakukan ini tidak hanya menyebabkan menurunnya kesehatan paru-paru saja, tetapi dapat menyebabkan iritasi pada kulit jika partikelnya menyentuh kulit. Sedangkan untuk bengkel yang berskala kecil karena tempat dan biaya yang kurang memadai, setiap tahap tidak di berikan tempat khusus dalam pengecatan dan setiap tahapnya dilakukan oleh orang yang sama (satu orang menangani satu mobil dari tahap awal sampai akhir). Untuk keamanan kerjanya sendiri tidak banyak yang menggunakan alat keamanan kerja. Pekerjaan mengecat mobil merupakan pekerjaan yang terlihat biasa namun mempunyai dampak terhadap kesehatan. Berikut ini adalah grafik dari penggunaan alat pengaman kerja di tempat-tempat cat mobil di daerah Jalan Magelang, Ring Road Utara, dan Kotagede Yogyakarta.

masker + sarung tangan 17%

masker+ pelindung dada 8%

tidak ada 17%

Pengaman Kerja

masker 58%

Karakteristik aktivitas mengecat mobil yang mempengaruhi kesehatan pekerjanya yaitu : Masa kerja Jumlah jam kerja per minggu Kepemilikan ruang khusus pengecatan Ventilasi ruang pengecatan Penggunaan masker Posisi terhadap arah angin pada saat pengecatan Para pekerja beraktivitas selama 8 jam sehari dalam 6 hari dan selama bertahun-tahun. Pekerjaan yang dijalani ada yang belum mencapai 10 tahun , namun ada pula yang bekerja lebih dari 10 tahun, yaitu 30 tahunan. Aktivitas yang dilakukan tidak terbatas pada 1 pekerjaan saja. Sebagai contoh yaitu mendempul saja. Pekerjaan yang mereka lakukan dari mengamplas hingga pengecatan selesai. Aktivitas tersebut sangat mempengaruhi kesehatan pekerja. Jumlah jam kerja per minggu pada aktivitas pekerja terpapar debu dapat digunakan untuk memperkirakan kumulatif paparan yang diterima oleh seorang pekerja. Timbulnya gangguan fungsi paru pada pekerja pengecatan dapat sangat tergantung pada lamanya paparan serta dosis paparan yang diterima. Adapun ruang pengecatan yang cukup dibutuhkan untuk meminimalkan risiko paparan bahan berbahaya. Aktivitas pengecatan dalam ruang terbatas akan menyebabkan tingkat kontaminasi yang tinggi dan oksigen mungkin akan turun konsentrasinya sampai batas yang membahayakan kesehatan. Di samping itu, pekerja harus mengenakan pakaian khusus termasuk sarung tangan yang melindungi seluruh tubuh, terutama untuk perlindungan dari bahaya yang dapat mengenai kulit dan mata. Aktivitas pengecatan di ruang terbuka meskipun memungkinkan suplai udara bersih secara otomatis, namun menimbulkan dampak buruk yaitu akibat penggunaan isocyanates yang terdapat dalam bahan cat dapat menyebar dalam radius sampai dengan 15 meter, sehingga dalam radius tesebut tiap orang harus mengenakan masker. Ventilasi ruang pengecatan haruslah didesain secara cukup. Akibat dari ventilasi yang tidak memadai akan menyebabkan konsentrasi debu cat meningkat, yang selajutnya dapat menyebabkan risiko bahaya kebakaran apabila terakumulasi secara cukup.

Untuk menghindari paparan yang overspray pekerja harus memperhatikan arah angin apabila pengecatan dilakukan di ruangan terbuka atau aliran udara apabila pengecatan dilakukan di ruang pengecatan yang menggunakan air exhaust . Karakteristik agen pencemar yang ada yaitu : Kimia : aerosol, cadmium, chromium, plumbum, merkuri, acrylic resin, isocyanate, dan pelarut toluene. Fisik Biologi : debu, particulate. : alergen (bakteri).

Agen pencemar kimia yang berasal dari dempul dan cat yang bersifat toksik dan merupakan bahan karsinogenik. Adapun kandungan senyawa kimia yaitu cadmium menyebabkan kanker paru-paru, chromium menyebabkan iritasi kulit, hidung, saluran nafas atas. Plumbum dan merkuri menyebabkan fibrosis dan dalam jangka panjang menyebabkan kanker. Acrylic resin menyebabkan asma. Isocyanate dan pelarut toluene menyebabkan menurunnya kapasitas vital paru-paru. Agen pencemar fisik particulate dan debu yang berasal dari proses mengamplas menyebabkan iritasi kulit, iritasi mata, dan dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Agen pencemar biologi yang berasal dari air yang digunakan setelah proses mengamplas dimungkinkan mengandung bakteri yang

menyebabkan alergi pada kulit pekerja. Identifikasi bahaya pada proses pengecatan mobil berdasar setiap masing-masing proses adalah sebagai berikut: a. Pengamplasan I Tahap ini merupakan tahap untuk membersihkan bodi mobil dengan menggunakan amplas supaya permukaan bodi yang akan dicat menjadi rata. Pengamplasan dilakukan dengan menggunakan kertas pasir. Pada kegiatan ini biasanya tangan para pekerja menjadi kasar, karena pada tempat pengecatan mobil yang kami wawancarai para pekerjanya tidak menggunakan sarung tangan. Agen pencemar yang ditimbulkan dari proses pengamplasan ini yaitu debu. Debu yang berasal dari pengamplasan permukaan mobil ini tergolong pada jenis debu metal, jika mengenai kulit, debu tersebut dapat menyebabkan iritasi dan juga alergi karena debu tersebut mengandung bahan kimia jenis merkuri, cadmium, dan juga arsen. Selain menyebabkan alergi dan iritasi kulit, debu juga dapat menyebabkan ISPA apabila terhirup dalam tubuh. Byproduk yang dihasilkan dari kegiatan mengamplas ini adalah debu. Limbah dari pengamplasan ini baik berupa bekas kertas pasir maupun debu yang ada dibuang ke tempat sampah.

b. Pendempulan Pendempulan bertujuan untuk mendasari pengecatan, maratakan dan menghaluskan bidang kerja serta menambal bidang kerja yang tergores atau kempot. Pendempulan ini dilakukan dengan teliti, karena pendempulan merupakan fondasi dari cat. Aplikasi dempul yang pertama adalah lapisan tipis untuk mencegah gelembung udara. Lapisan kedua lebih tebal dan diaplikasikan berkala dan saling tindih, permukaan kedua ini tidak rata sehingga harus diratakan dengan sudip/spatula. Pada tahap pendempulan tidak dihasilkan by-produk, sedangkan untuk produknya sendiri mobil yang semula tergores atau kempot menjadi rata kembali apabila ditutup dengan dempul ini. Komposisi dempul hampir sama dengan cat mobil itu sendiri yaitu mengandung bahan-bahan kimia, sehingga apabila mengenai tubuh dengan intensitas yang rutin maka dapat menyebabkan kanker paru-paru, chromium menyebabkan iritasi kulit, hidung, saluran nafas atas, fibrosis dan dalam jangka panjang menyebabkan kanker, bahkan dapat juga menyebabkan menurunnya kapasitas vital paru-paru. Agen pencemar kimia yang berasal dari dempul tersebut bersifat toksik dan merupakan bahan karsinogenik. c. Pengamplasan II Pengamplasan yang kedua ini bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa dempul yang telah mengering dan juga mendapatkan permukaan yang benar-benar rapi. Pengamplasan kedua ini dilakukan dengan cara menggosokkan kertas pasir pada permukaan yang terdapat dempulan. Agen pencemar yang ditimbulkan dari proses pengamplasan ini yaitu debu. Debu yang berasal dari pengamplasan permukaan mobil ini tergolong pada jenis debu metal, jika mengenai kulit, debu tersebut dapat menyebabkan iritasi dan juga alergi karena debu tersebut mengandung bahan kimia jenis merkuri, cadmium, dan juga arsen. Selain menyebabkan alergi dan iritasi kulit, debu juga dapat menyebabkan ISPA apabila terhirup dalam tubuh. By-produk yang dihasilkan dari kegiatan mengamplas ini adalah debu. Limbah dari pengamplasan ini baik berupa bekas kertas pasir maupun debu yang ada dibuang ke tempat sampah. d. Pengecatan dasar Proses ini merupakan sebuah proses mengecat dengan cat dasar agar warna cat nantinya benar-benar melekat dengan baik. Waktu yang diperlukan untuk proses pengecatan dasar ini 12 jam. Pada tahap penegcatan dasar biasanya dipilih cat yang berwarna putih atau silver, dan pada tahap ini tidak di jumpai adanya limbah. Dalam proses pengecatan dasar ini juga dapat mempengaruhi terhadap resiko kesehatan

pekerja karena agen pencemar kimia yang berasal dari cat bersifat toksik dan merupakan bahan karsinogenik. Sehingga dapat menimbulkan kanker paru-paru, iritasi kulit, hidung, saluran nafas atas, fibrosis dan dalam jangka panjang menyebabkan kanker, asma. Selain itu dapat juga menyebabkan menurunnya kapasitas vital paru-paru. e. Pengamplasan III Pengamplasan yang ketiga ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pengecatan yang lebih baik. Pengamplasan dilakukan hingga permukaan yang akan di cat benar-benar rata sehingga hasilnya optimum. Agen pencemar yang ditimbulkan dari proses pengamplasan ini yaitu debu. Debu yang berasal dari pengamplasan permukaan mobil ini tergolong pada jenis debu metal, jika mengenai kulit, debu tersebut dapat menyebabkan iritasi dan juga alergi karena debu tersebut mengandung bahan kimia jenis merkuri, cadmium, dan juga arsen. Selain menyebabkan alergi dan iritasi kulit, debu juga dapat menyebabkan ISPA apabila terhirup dalam tubuh. By-produk yang dihasilkan dari kegiatan mengamplas ini adalah debu. Limbah dari pengamplasan ini baik berupa bekas kertas pasir maupun debu yang ada dibuang ke tempat sampah. f. Pengecatan warna Proses pengecatan warna ini adalah kegiatan mengecat mobil dengan warna tertentu dan cat mobil merk tertentu. Cat pada umumnya memberikan dampaknya hanya setelah mengalami perubahan dari kondisi cair menjadi lapisan tipis dan padat melalui proses pengeringan/pengerasan. Komposisi cat secara umum mencakup yaitu resin, yang berfungsi untuk mengikat pigmen yang membentuk lapisan tipis kontinyu untuk menghasilkan kekerasan, kilap,lekat dan masih banyak lagi fungsinya. Yang kedua yaitu pigment yang digunakan untuk menghasilkan warna. Selain itu juga mengandung pelarut/ thinner yang berupa cairan transparan yang digunakan untuk melarutkan resin untuk pencampuran dan mendapatkan kekentalan (viscosity) yang sesuai untuk proses pengecatan. Dan yang terakhir yaitu mengandung bahan aditif yang digunakan sebagai bahan pelengkap untuk meningkatkan properti dari cat dalam hal kekuatan, ketahanan dan aplikasi saat melakukan pengecatan. Salah satu jenis cat mobil yang digunakan yaitu berbahan dasar polyurethane, dimana cat/pernish ini dapat bertahan sangat lama dan menghasilkan hasil akhir yang high gloss (mengkilat), selain itu cat/pernish polyurethane tahan terhadap bahan kimia (thinner) dan lebih tahan terhadap goresan/scratch body. Produk yang dihasilkan yaitu berupa mobil yang sudah di cat kembalidan siap pakai, sedangkan by-produknya tidak ada karena

biasanya cat yang digunakan secukupnya saja dan apabila sisa dapat digunakan kembali. Dalam memperoleh hasil pengecatan yang sempurna harus didukung oleh bahan cat yang berkualitas, yaitu tenaga ahli, peralatan & fasilitas oven yang memenuhi syarat. Karena jika tidak maka cat akan keriting, warna belang (tidak sama), partikel silver tidak sama/rata, penyemprotan cat yang tidak merata, kurangnya tingkat glossy dari pernish (clear coat) yang digunakan dan lain sebagainya. dengan menggunakan teknik oven, proses pengeringan hanya butuh 60 menit saja. Dalam proses pengecatan warna ini juga dapat mempengaruhi terhadap resiko kesehatan pekerja, karena agen pencemar kimia yang berasal dari cat bersifat toksik dan merupakan bahan karsinogenik. Adapun kandungan senyawa kimia yaitu cadmium menyebabkan kanker paru-paru, chromium menyebabkan iritasi kulit, hidung, saluran nafas atas. Plumbum dan merkuri menyebabkan fibrosis dan dalam jangka panjang menyebabkan kanker. Acrylic resin menyebabkan asma. Isocyanate dan pelarut toluene menyebabkan menurunnya kapasitas vital paru-paru. g. Finishing Finishing digunakan untuk memastikan bahwa mobil sudah selesai dalam proses pengecatan dan siap untuk digunakan kembali. Pengecatan mobil biasanya dengan menggunakan beberapa teknik dan bagian dari proses pengecatan mobil yang mempunyai resiko paling tinggi yaitu pengecatan spray (spray painters). Kumpulan bahan kimia yang terdapat dalam cat tersebut disemprotkan dengan alat spray painting dirubah menjadi bentuk aerosol, yaitu kumpulan partikel halus berupa cair atau padat. Bentuk tersebut akan sangat mudah terhisap oleh pengecat terutama jika tidak mengenakan masker, sehingga merupakan resiko yang penting terhadap penurunan fungsi paru-paru. Di samping itu, cat juga mempengaruhi beberapa organ lain seperti susunan saraf pusat, hati, ginjal, kulit, mata, organ reproduksi, dan jantung. Pada para pekerja di bengkel-bengkel yang dianalisa oleh kelompok, lama kerja mereka ada yang telah mencapai lebih dari 30 tahun, namun ada pula yang kurang dari 10 tahun. Hal ini mempengaruhi jumlah zat kimia yang terinhalasi oleh pekerja. Menurut Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja nomor 01 tahun 1997 tentang kadar partikel dari aktivitas pengecatan mobil nilai ambang batasnya sebesar 3 mg/m3. Artinya apabila bekerja setiap harinya 8 jam atau selama 40 jam selama seminggu, pekerja terpapar oleh patikel lebih dari 3 mg/m3, maka pekerja mempunyai resiko untuk terjadinya gangguan fungsi paru-paru. Dari ketetapan ambang abatas tersebut, kelompok dapat menghitung jumlah zat kimia yang terinhalasi oleh

pekerja. Untuk pekerja yang bekerja 10 tahun, zat kimia yang terinhalasi ke tubuh 1440 mg/m3. Untuk pekerja yang bekerja 10 tahun (30 tahun), zat kimia yang terinhalasi ke tubuh 4320 mg/m3. Dari perhitungan yang didapat di atas dan perilaku pekerja yang tidak memakai perlindungan tubuh lengkap (beberapa dari: masker, kacamata, baju tertutup dari tangan hingga kaki), maupun yang tanpa memakai perlindungan tubuh (masker pun tak pakai), dapat dikarakterisasi efek kesehatan pada pekerja di bengkel-bengkel yang kelompok analisa yaitu efek dari agen kimia, para pekerja mengalami penurunan kapasitas vital paru-paru, iritasi hidung dan saluran nafas atas, serta dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker paruparu. Adapun efek akibat agen fisika yaitu iritasi kulit, iritasi mata, dan dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Selain itu, agen pencemar biologi menyebabkan alergi pada kulit pekerja. Efek kesehatan ini dialami pekerja namun belum nampak dampaknya dan para pekerja belum menyadari. Namun, adapula pekerja yang sehat. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yang dapat dilihat di bawah ini. Efek kesehatan pada pekerja dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu : Riwayat penyakit : pekerja yang mempunyai riwayat penyakit akan lebih mudah terkena dampak dari bekerja mengecat mobil dikarenakan sistem pertahanan tubuhnya sudah turun. Umur : umur pekerja rata rata dari data yang didapat kelompok 50% masih muda dan 50% sudah berumur/tua. Pekerja yang berumur tua akan lebih beresiko umur di atas 40 tahun mengalami penurunan kapasitas vital paru-paru dan penurunan daya tahan tubuh sehingga akan mudah mengalami efek kesehatan dari agen-agen pencemar. Jenis kelamin: Semua pekerja yang ditemui adalah laki-laki. Tidak ada wanita yang bekerja di bengkel-bengkel tersebut sehingga wanita kurang berpotensi terhadap efek dari agen-agen pencemar cat mobil. Pada umumnya laki-laki yang lebih rentan terkena dampak dari agen-agen pencemar di pengecatan mobil. Status gizi : Makanan yang dimakan pekerja dapat mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap agen pencemar. Makanan yang mengandung antioksidan dapat membantu tubuh dalam menangkal oksidan yang berasal dari cat mobil tersebut. Kebiasaan olah raga : Pekerja yang biasa berolahraga kebugaran tubuhnya akan terjaga sehingga tetap terjaga kapasitas vital paru-parunya. Kebiasaan merokok : Rokok selalu berhubungan dengan asap rokok dan nikotin. Asap rokok merangsang sekresi lendir sedangkan nikotin akan melumpuhkan silia sehingga

fungsi pembersihan jalan nafas terhambat. Konsekuensi menumpuk sekresi lendir yang menyebabkan batuk-batuk, banyaknya dahak dan sesak nafas. Mekanisme clearance paru : mekanisme alami paru-paru dalam mengeluarkan agen pencemar yang masuk.

Untuk meminimalisir efek kesehatan pada para pekerja, maka perlu dilakukan beberapa hal yaitu menggunakan kelengkapan pelindung tubuh, gizi makanan dicukupi, olahraga teratur, mengurangi bahkan menghentikan merokok, memperhatikan posisi mengecat yang benar, memiliki ruang khusus pengecatan, dan juga memiliki ventilasi ruang pengecatan yang memadai, memiliki blower untuk menyedot debu hasil pengamplasan. Selain itu diperhatikan pula efek pada lingkungan yaitu air yang digunakan setelah proses pendempulan jangan dibuang begitu saja (perlu treatment) karena dapat mencemari lingkungan terlebih tanah dan badan air.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan: 1. Proses dalam pengecatan mobil yaitu pengamplasan I pendempulan pengamplasan II pengecatan dasar pengamplasan III pengecatan warna finishing 2. Sumber pencemar (agen) dari pengecatan mobil yaitu: Pada saat proses pengamplasan agen pencemarnya fisik yang berupa debu dan particulate. Cat mobil pada saat proses pengecatan baik pada pengecatan warna dasar maupun pengecatan warna agen pencemar kimia berupa aerosol, cadmium, chromium, plumbum, merkuri, acrylic resin, isocyanate, dan pelarut toluene. Pada saat mengecat mobil kondisi ruangan yang dipakai untuk mengecat juga dapat menjadi sumber pencemar dari proses pengecatan mobil, yakni sebagai agen biologi berupa alergen (bakteri). 3. Bahan pencemar baik baik fisika, kimia, maupun biologi dapat mempengaruhi kesehatan para pekerjanya. Pekerja yang bekerja 10 tahun, zat kimia yang terinhalasi ke tubuh 1440 mg/m3 maka pekerja mempunyai resiko untuk terjadinya gangguan fungsi paruparu demikian juga bagi pekerja yang bekerja 10 tahun (30 tahun), zat kimia yang terinhalasi ke tubuh 4320 mg/m3. Cat ini juga mempengaruhi beberapa organ lain seperti susunan saraf pusat, hati, ginjal, kulit, mata, organ reproduksi, dan jantung, dan paruparu. Sedangkan dampak pada lingkungan yaitu terjadinya pencemaran udara.

Saran: Sebaiknya para pekerja cat mobil memakai media pelindung tubuh secara lengkap (pakaian khusus untuk mengecat mobil) terlebih dahulu sebelum bekerja, hal ini perlu dilakukan agar terhindar dari kemungkinan terkena bahan-bahan kimia pada tubuh. Meningkatkan kesadaran lingkungan, pemahaman arti kesehatan lingkungan , sehingga peduli terhadap bahaya limbah bagi lingkungan dan pada akhirnya akan berimbas ke manusia juga.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. http://eprints.undip.ac.id/17854/1/IRWAN_BUDIONO.pdf. Diakses pada tanggal 13 Maret 2012. Anonim,2012.http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08_DampakInhalasiCatSemprot.pdf/08_ DampakInhalasiCatSemprot.pdf. Diakses pada tanggal 13 Maret 2012.

LAMPIRAN

You might also like