You are on page 1of 9

STUDI KOMPARASI ANTARA ANALISIS NONLINIER GEOMETRI DAN ANALISIS NONLINIER PADA FRAME DUA DIMENSI

Supriyo Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang Jln. Prof. Soedarto, S.H., Tembalang Semarang 50275 sipil.polines@yahoo.co.id Abstract Numeric study analysis using finite element method is usually employed in nonlinear geometric a structure analysis. The numeric study in this thesis can be used to predict the behavior of a structure which is continuously given load until P.critical value ( buckling ) is achieved so that load-displacement relation curve is reached.This study is aimed at measuring the buckling on a structure resulting from asymmetric as well as symmetric load, calculate the P.critical on a structure resulting from lateral force effects, and calculate the value of moment magnification factor of column of a structure. Because of the P- effects on a structure, the value of moment magnification factor of column has to be calculated.The structure analyzed in this thesis is a two-dimensional frame structure consisting of columns and beams with a pedestal-flops. The centralized force consists of vertical and horizontal load . The lateral force effects also influences the P.critical value of a structure. In calculating the value of moment magnification factor of column slim structures are analyzed so that the P- effects can be seen.The results of the P.critical value analysis are then compared with exact formula, while the results of the analysis of moment magnification factor of column are compared with calculation formula using SNI-2002 regulation 1/(1-Pu/(0,75Pc)) and = 1/(1-Nu( oh/HL)). The results of P.critical value analysis tend to be similar to those with the exact formula. The geometrical nonlinear analysis values of moment magnification factor of column are also similar to the SNI-2002 regulation using the formula 1/(1-Pu/(0,75Pc)). Keywords : p.critical, the load-displacement curve, the moment magnification factor, P- effects on structure. PENDAHULUAN Analisis struktur bertujuan untuk menentukan tegangan, regangan, gaya dalam dan lendutan yang terjadi pada struktur akibat beban yang bekerja. Hasil analisis tersebut digunakan untuk
26

memeriksa disain yang telah dibuat apakah memenuhi standar atau masih perlu diperbaiki lagi. Analisis struktur nonlinier akan sangat sulit jika diselesaikan dengan cara manual. Oleh karena itu, sekarang sudah banyak program

yang dapat dipakai untuk manganalisis stuktur nonlinier. Analisis nonlinier : geometrinya tetap selama proses pembebanan, kekakuan elemen penyusun kekakuan struktur merupakan fungsi gaya normal elemen, dan gaya normal elemen merupakan fungsi dari perpindahan. Pada analisis struktur untuk beban kombinasi gravitasi dan horizontal dengan adanya asumsi geometri tetap akan meyebabkan effect Ptidak akan terhitung. Analisis nonlinier geometri : persamaan kekakuan struktur untuk menghitung deformasi merupakan persamaan nonlinier, hal ini disebabkan matrik kekakuan struktur merupakan fungsi dari deformasi dan aksi dari setiap elemen struktur. Geometri struktur diperbaharui seiring dengan berubahnya displacement, sehingga dengan adanya beban kombinasi antara gravitasi dan horizontal effect Potomatis terhitung. Analisis linier tidak memperhitungkan pengaruh gaya normal pada kekakuan dan geometrinya tetap, sehingga kekakuan strukturnya tetap. Suhendro (1994) memodifikasikan hasil yang diperoleh dari analisis linier untuk menghitung gaya-gaya dalam dan lendutan portal dua dimensi. Pengaruh momen skunder yang dihasilkan oleh gaya aksial yang bekerja pada kolom yang dikenal dengan effect P telah diperhitungkan. Perhitungan selanjutnya dilakukan dengan proses iterasi untuk mendapatkan beban

kritis struktur. Dengan metode ini pengaruh gaya aksial pada balok tidak diperhitungkan. METODE PENELITIAN Dalam menyelesaikan analisis nonlinier geometri dan analisis nonlinier pada frame dua dimensi, digunakan cara yang berbeda. Analisis nonlinier menggunakan program yang sudah ada, sedangkan pada analisis nonlinier geometri digunakan analisis studi numeric dengan metode finite element. Studi numeric dalam tesis ini dapat digunakan untuk memprediksi perilaku struktur yang diberi beban dan ditambah sedikit demi sedikit sampai mendapatkan harga P.critis ( buckling ). Pada tulisan ini akan dianalisis buckling akibat beban asimetris maupun beban simetris yang bekerja pada struktur, buckling pada struktur akibat pengaruh gaya lateral dan factor perbesaran momen kolom pada struktur. Untuk analisis buckling akibat beban asimetris dan simetris, harga P.critis yang dihasilkan dari program akan divalidasi dengan hasil eksak. Sedangkan harga faktor perbesaran momen kolom dari hasil program akan divalidasi dengan perhitungan yang menggunakan rumus pada peraturan SNI-2002. Pada analisis buckling akibat beban asimetris maupun simetris digunakan struktur satu bentang satu lantai, yang masing masing ukuran baloknya bervariasi, yaitu ukuran balok sama dengan kolom, ukuran balok sangat besar dan
27

STUDI KOMPARASI ANTARA ANALISIS NONLINIER GEOMETRI.(Supriyo)

ukuran balok sangat kecil . Sedangkan pada analisis buckling akibat pengaruh gaya lateral dan analisis menghitung factor perbesaran momen digunakan struktur dari beton. Perkembangan metode finite element sejalan dengan perkembangan komputer yang sangat pesat. Peningkatan kemampuan komputer memberi kesempatan yang semakin besar untuk melakukan analisis persoalan teknik yang semakin besar dan kompleks. Hal ini ditunjang kemudahan orang untuk menggunakan, mempelajari dan mengembangkan perangkat lunak yang ada. Untuk mendukung perhitungan dari analisis numerik metode finite element ini dipergunakan alat PC ( Personal Computer ) dengan system operasi Microsoft. Pada analisis nonlinier

menggunakan program SAP 2000 versi 10. Sedangkan analisis nonlinier geometri menggunakan program , yaitu program yang dibuat dengan menggunakan bahasa Fortran 7.7 versi 4.0. Pada analisis nonlinier geometri dilakukan dengan pemberian beban dan ditambah sedikit demi sedikit sampai struktur mengalami buckling, sehingga mendapatkan P.critis. Dalam kasus nonlinier untuk mendapatkan hasil yang konvergensi biasanya tidak cukup dilakukan satu kali iterasi. Untuk masing-masing penambahan beban dilakukan iterasi berulang sampai dicapai konvergensi. Proses analisis untuk mendapatkan faktor pembebanan maksimum, oleh komputer dihentikan, jika determinan matrik kekakuan struktur sama dengan nol.

28

Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 14 No. 2 Agustus 2009: 26-34

START

Tinjauan Pustaka

1. Susun Program : - Nonlinier Geometri

Koreksi Program

2. Validasi : Struktur 1 Bentang 1 Tingkat - Beban Asimetris - Beban Simetris

Valid tidak

ya
3. Analisis Struktur : - Nonlinier Geometri - Nonlinier ( SAP 2000 v.10 )

Peraturan SNI 2002

4. Pembahasan : - Struktur Beton 3 Bentang 5 Tingkat - Struktur Beton 3 Bentang 10 Tingkat - Struktur Beton 3 Bentang 15 Tingkat - Struktur Beton 3 Bentang 20 Tingkat

5. Kesimpulan

Gambar 1. Bagan Alir Kegiatan Penelitian HASIL Validasi program akibat beban asimetris Validasi ini akan meninjau struktur satu bentang satu lantai yang terdiri dari tiga jenis, yaitu struktur dengan kekakuan kolom-balok sama, struktur dengan kekakuan balok sangat kecil dan struktur dengan kekakuan balok sangat besar. Modulus elastisitas baik pada
29

STUDI KOMPARASI ANTARA ANALISIS NONLINIER GEOMETRI.(Supriyo)

kolom maupun pada balok mempunyai harga yang sama. Beban asimetris terdiri dari beban terpusat vertikal dan beban terpusat horizontal yang bekerja pada tiap titik simpul batang. Hasilnya adalah mendapatkan beban kritis pada struktur, baik pada analisis nonlinier geometri maupun pada analisis nonlinier. Adapun data strukturnya adalah
H P H EI EI EI h P

a. Ukuran balok = 25/25 cm2 b. Ukuran kolom = 25/25 cm2 c. Modulus Elastisitas : E = 200000 kg/cm2 d. Inersia kolom : Ix = 32552,083 cm4 e. Panjang bentang = 400 cm f. Tinggi kolom = 400 cm g. Beban vertikal awal ( P ) = 25000 kg h. Beban horizontal ( H ) = 2,5 kg
P = 25000 kg H = 2,5 kg L=4m h=4m

Gambar 1. Struktur 1 Bentang 1 Tingkat dengan Kekakuan Balok dan Kolom Sama Akibat Beban Asimetris

Dari rumus eksak yang ada dalam teori menyatakan bahwa, untuk struktur 1 bentang 1 tingkat dimana kekakuan balok sama dengan kolom , akibat beban asimetris adalah : = . Struktur 1 bentang 1 tingkat akibat beban asimetris ditinjau dengan analisis nonlinier, geometri dan analisis nonlinier.

Gambar 2. Hubungan BebanDisplacement Arah Horizontal Dititik Simpul 1 pada Struktur 1 Bentang 1 Tingkat Akibat Beban Asimetris

30

Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 14 No. 2 Agustus 2009: 26-34

Tabel 1. Harga P.critis pada Struktur 1 Bentang 1 Tingkat Akibat Beban Asimetris
P.critis ( ton ) EIb = EIk 298,665 299,717 299,715 EIb =

Analisis

EIb = 0 Eksak NONLINIER NL.GEOMETRI 100,398 100,960 100,312

401,596 402,308 400,845

Validasi program akibat beban simetris Analisis ini akan meninjau struktur satu bentang satu tingkat yang terdiri dari tiga jenis, yaitu struktur dengan kekakuan kolom dan balok sama, struktur dengan kekakuan balok sangat kecil dan struktur dengan kekakuan balok sangat besar. Modulus elastisitas baik pada kolom maupun pada balok mempunyai harga yang sama. Beban yang bekerja terdiri dari beban terpusat vertikal dan momen yang bekerja pada tiap titik simpul batang. Hasilnya adalah mendapatkan beban kritis pada struktur, baik pada analisis nonlinier geometri maupun pada analisis nonlinier.Selanjutnya dapat disajikan dalam bentuk kurva beban rotasi pada titik simpul. Data strukturnya adalah sebagai berikut. a. Ukuran balok = 25 / 25 cm2 b. Ukuran kolom = 25/25 cm2 c. Modulus Elastisitas : E = 200000 kg/cm2 d. Inersia kolom : Ix = 32552,083 cm4 e. Panjang bentang = 400 cm f. Tinggi kolom = 400 cm g. Beban vertikal ( P ) = 25000 kg h. Beban momen ( M ) = 0,1 T.m

Gambar 3. Hubungan Faktor P.Cr Eibalok/Eikolom pada Struktur Beton 1 Bentang 1 Tingkat Akibat Beban Asimetris

STUDI KOMPARASI ANTARA ANALISIS NONLINIER GEOMETRI.(Supriyo)

31

1 P = 25 ton

P EI M EI M

M = 0,1 T.m L=h=4m

EI h

L
Gambar 4. Struktur 1 Bentang 1Tingkat dengan Kekakuan Balok dan Kolom Sama Akibat Beban Simetris

Dari rumus eksak , untuk struktur 1 bentang 1 tingkat dimana kekakuan balok sama dengan kolom, akibat beban simetris adalah : = . Struktur 1 bentang 1 tingkat akibat beban simetris ditinjau dengan analisis nonlinier, nonlinier geometri dan analisis nonlinier.

Tabel 2. Harga P.critis pada Struktur 1 Bentang 1 Tingkat Akibat Beban Simetris
Analisis EIb = 0 Eksak 803,190 1173,290 NL.GEOMETRI 799,227 P.critis ( ton ) EIb = EIk 1025,390 1835,987 1022,063 EIb = 1606,380 3682,372 1601,699

* perhitungan menggunakan mode 2

SAP

2000

Gambar 5. Hubungan Beban - Rotasi Dititik Simpul 1 pada Struktur 1 Bentang 1 tingkat akibat beban simetris ditinjau analisis nonlinier, nonlinier geometri, dan eksak

Gambar 6. Hubungan faktor P.cr EIbalok/EIkolom pada Struktur Beton 1 Bentang 1 Tingkat Akibat beban simetris

32

Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 14 No. 2 Agustus 2009: 26-34

PEMBAHASAN Gambar 2 menunjukkan bahwa P yang mampu ditanggung oleh struktur berdasarkan analisis nonlinier geometri dibandingkan dengan analisis nonlinier mempunyai selisih yang semakin besar seiring dengan semakin membesarnya displacement arah horizontal. Secara keseluruhan, pada kondisi displacement arah horizontal yang sama, P yang ditanggung oleh struktur dari perhitungan analisis nonlinier geometri selalu menunjukkan nilai yang lebih kecil, meskipun dengan selisih yang tidak terlalu besar. Dengan kata lain, dengan P yang sama, displacement horizontal yang dihitung dengan metode analisis nonlinier geometri selalu lebih besar dibandingkan dengan cara analisis nonlinier. Prinsip program analisis struktur dengan menggunakan sistim nonlinier geometri adalah dengan memperhitungkan perubahan geometri struktur berupa perubahan kelengkungan element struktur, sehingga menimbulkan effect P- . Effect P- ini adalah berupa gaya momen yang seolah-olah menjadikan struktur mendapatkan beban arah horizontal. Hal ini membuktikan bahwa program analisis struktur dengan menggunakan sistim nonlinier geometri yang telah memperhitungkan perubahan geometri struktur secara otomatis telah bekerja dengan baik. Gambar 5 memperlihatkan bahwa akibat beban simetris, harga P.critis dari hasil analisis nonlinier cenderung lebih besar jika

dibandingkan dengan hasil dari analisis nonlinier geometri. Hal ini disebabkan prinsip program analisis struktur dengan analisis nonlinier yang menggunakan SAP 2000 pada saat terjadi buckling yang bentuk goyangannya simetris terjadi pada mode 2, dan faktor bebannya besar, sehingga P.critis hasil perkalian antara faktor beban dengan beban vertikal awal juga lebih besar. Pada analisis nonlinier geometri, dari perhitungan program didapatkan faktor beban yang lebih kecil, sehingga menghasilkan harga P.critis juga lebih kecil. SIMPULAN Akibat beban asimetris harga P.critis dari rumus eksak hasilnya hampir sama dengan P.critis dari hasil program ( analisisnonlinier maupun analisis nonlinier geometri ). Akibat beban simetris, harga P.critis dari analisis nonlinier yang menggunakan program SAP 2000 hasilnya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan hasil eksak maupun hasil dari analisis nonlinier geometri. Itu berlaku baik pada struktur dengan ukuran balok sangat kecil maupun struktur dengan ukuran balok sangat besar. Akibat gaya lateral yang bekerja pada struktur, akan memberi pengaruh terhadap harga P.critis yang dihasilkan, walaupun pengaruhnya sangat kecil. Hal ini berlaku baik pada analisis nonlinier geometri maupun pada analisis nonlinier. Akan tetapi, perbedaan harga P.critis yang dihasilkan antara analisis nonlinier geometri dengan analisis nonlinier adalah kecil ( 0,5 % ).
33

STUDI KOMPARASI ANTARA ANALISIS NONLINIER GEOMETRI.(Supriyo)

Akibat beban asimetris perbedaan harga P.critis yang dihasilkan antara analisis nonlinier , analisis nonlinier geometri dan eksak adalah kecil. Semakin besar dimensi pada struktur, semakin kecil perbedaan harga P.critis yang dihasilkan. UCAPAN TERIMAKASIH Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Sritudjono, MS dan Ir. Windu Partono, M.sc, selaku pembimbing hingga selesainya penelitian ini pada Program Magister Teknik Sipil, Universitas Diponegoro Semarang. DAFTAR PUSTAKA Bathe, Klaus-Jurgen.. 1982. Finite Element Procedures in Engineering Analysis, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey. Alisjahbana, Sofia W.. 1998. Basic Principles of Finite Element Method, Universitas Tarumanegara, UPT Penerbitan. Cook, Robert D. and Young, Warren C.. 1985.Advance Mechanic of Materials, Macmillan Publishing Company. Cook, Robert D.. 1998. Alih Bahasa Bambang Suryoatmono, Konsep dan Aplikasi Metode Elemen Hingga, PT. Refika Aditama, Bandung. Robert E. Sennett. 1994.Matrix Analysis of Structures, Prentice Hall, New Jersey. William Weaver, JR Paul R. Johnston. 1993. Alih Bahasa

Markus Rubijanto Kusuma, Elemen Hingga Untuk Analisis Struktur , PT Eresco Bandung. Chandrakant S. Desai. 1998. Alih Bahasa Sri Jatno Wirjosoedirdjo, Dasar Dasar Metode Elemen Hingga, ITB, Penerbitan Erlangga. Yijun Liu. 1998. Metode Elemen Hingga, University of Cincinnati. Chu Kia Wang. 1993. Alih Bahasa Kusuma Wirawan, Mulyadi Nataprawira, Analisis Struktur Lanjutan. Jakarta: Erlangga. A.N. Kounadis, W.B. Kratzig. 1995. Nonlinear Stability of Structures, International Centre Mechanical Sciences. Jennings, A.. 1968. Frame Analysis Including Change of Geometry, Journal of the Structural Division, ASCE, Vol.94, No. ST3. Pro.paper 5839, March, pp. 627-643. Weaver, W., Gere, J.M.. 1980. Matrix Analysis of Framed Structures, D.Van Nonstrand Company:New York. Cook, Robert D., Malkus, Davids S., Plesha, Michael E. and Witt, Robert J.. 2002. Concepts and Application of Finite Element Analysis, John Wiley and son, Inc. Chu Kia Wang. 1970.Matrix Method of Structural Analysis, International Texbook Company, Wisconsin..

34

Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 14 No. 2 Agustus 2009: 26-34

You might also like