You are on page 1of 12

Perbaikan Sistem Pembentukan Modal Sebagai Salah Satu Solusi Pembangunan di Indonesia

Makalah Bahasa Indonesia

Duwi Fahmareza 8335092890 S1 Akuntansi Reguler 2009

Universitas Negeri Jakarta

Perbaikan Sistem Pembentukan Modal Sebagai Salah Satu Solusi Pembangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Ekonomi pembangunan merupakan cabang ilmu ekonomi yang menganalisis masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara berkembang dan mendapatkan cara untuk mengatasi masalah-masalah tersebut agar negara-negara berkembang dapat membangun ekonominya dengan lebih baik lagi. Setelah mencari dari berbagai sumber, saya menemukan bahwa salah satu objek kajian dari studi ekonomi pembangunan adalah modal atau capital yang merupakan bentuk dari kekayaan yang digunakan langsung maupun tidak langsung dalam suatu produksi untuk menambah output. Kapital atau modal berperan sebagai alat pendorong pembangunan ekonomi yang meliputi investasi dalam pengetahuan teknik perbaikan dalam mutu pendidikan, kesehatan, dan keahlian. Dengan demikian, modal atau kapital dalam rangka pembangunan, tidak hanya berwujud pabrik-pabrik dan perlengkapannya, namun juga sebenarnya meliputi human capital. Biasanya, ahli-ahli ekonomi mengatakan bahwa adanya kemiskinan dan pembangunan ekonomi yang rendah di negara-negara yang sedang berkembang disebabkan oleh kekurangan modal atau kapital sebab mereka memandang modal sebagai hal yang sangat penting dalam teori pembangunan ekonomi. Sebagian ahli ekonomi menganggap bahwa modal tidak saja mempunyai kedudukan terpenting bagi proses pembangunan, melainkan

strategis pula, dalam arti proses pembentukan modal adalah saling mempengaruhi dan kumulatif. Masalah pembentukan modal dapat ditinjau dari sudut permintaan maupun penawaran akan modal. Dari sudut permintaan, pembentukan modal bertalian dengan ada tidaknya daya tarik bagi usahawan atau wiraswasta untuk mempergunakan barang-barang modal dalam proses produksi. Sedangkan dari sudut penawaran, pembetukan modal berhubungan dengan kemampuan masyarakat untuk menabung, tabungan kemudian dipakai untuk investasi dan pembentukan modal. Dalam hubungan dengan pembentukan modal ini, negara-negara berkembang seolah-olah berada dalam lingkaran yang tidak berujung baik dilihat dari segi permintaan maupun penawaran akan modal. Pada saat ini, negara-negara yang sedang berkembang mengalami kemiskinan yang disebabkan oleh rendahnya persediaan modal.

1.2 Rumusan Masalah Adapun masalah-masalah yang akan dibahas di makalah ini adalah: 1.2.1 Apa yang menyebabkan rendahnya permintaan modal di Indonesia dan bagaimana cara mengatasinya? 1.2.2 Apa yang menyebabkan rendahnya penawaran modal di Indonesia dan bagaimana cara mengatasinya?

1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan ini diantaranya adalah untuk mengetahui penyebab rendahnya permintaan dan penawaran modal di Indonesia, memperoleh gambaran tentang rendahnya permintaan dan penawaran modal di Indonesia, dan berharap dapat membantu pemerintah serta para pengamat ekonomi untuk memperbaiki pembangunan ekonomi di Indonesia.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Di sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi, yaitu pembangunan ekonomi sebagai suatu proses, pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita, dan penignkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang. Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwapembangunan

merupakan suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera. Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasiaktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat. Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus.

Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan perekonomian negara tersebutmengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi negara tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun. Adapun dampak dari pembangunan ekonomi. Diantaranya adalah melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi. Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan demikian akan mengurangi pengangguran. Terciptanya lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara langsung bisa memperbaiki tingkat pendapatan nasional. Melalui pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan struktur perekonomian dari struktur ekonomi agraris menjadi struktur ekonomi industri, sehingga kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan semakin beragam dan dinamis. Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga dalam hal ini, dimungkinkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang dengan pesat. Dengan demikian, akan makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan non-ekonomi. Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian. Sumber daya alam, meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat mempengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (sebagai proses produksi). Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar

merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada. Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk

mengolahbahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untukmenggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barangbarangmodal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomikarena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas. Faktornonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, dan sistem yang berkembang dan berlaku. Di makalah ini, kami akan memabahas perihal sumber daya modal untuk menjadi solusi pembangunan ekonomi di Indonesia. Pembangunan ekonomi yang rendah di negara-negara yang sedang berkembang disebabkan oleh kekurangan modal atau kapital, sebab modal mempunyai kedudukan terpenting dalam teori pembangunan ekonomi. Dari pengertiannya, modal adalah suatu bentuk kekayaan yang digunakan langsung atau tidak langsung dalam produksi untuk menambah output (Siagian, 1989:17). Modal tidak hanya sesekedar alat-alat produksi, tetapi juga memiliki pengertian yang lebih luas dan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga golongan yaitu modal ekonomi, modal cultural, dan modal sosial (Bourdieu 1986:24). Modal ekonomi dikaitkan dengan kepemilikan alat-alat produksi. Modal cultural terinstitusionalisasi dalam bentuk kualifikasi pendidikan. Modal sosial yaitu kemampuan masyarakat untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama dalam suatu kelompok dan organisasi (Coleman 1990:25). Menurut Siagian (1989:18) pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang dapat dilakukan dengen memperbaiki sistem pembentukan modal yang ditinjau dari sudut penawaran maupun permintaan. Berdasarkan analisa Schumpter dalam Siagian (1989) yang dapat memecahkan lingkaran setan adalah golongan entrepreneur atau wiraswasta terutama innovating entrepreneur. Innovating entrepreneur adalah entrepreneur

yang bersifaty agresif dalam percobaan-percobaannya, dan selalu tertarik pada kemungkinan-kemungkinan untuk dapat dipraktikkan.

2.2 Rendahnya permintaan modal di Indonesia dan cara mengatasinya Rendahnya permintaan modal dalam negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia disebabkan oleh hasrat dari golongan wiraswasta melakukan investasi rendah, sebab daya beli masyarakat atau keadaan pasar dalam negeri yang terbatas merupakan salah satu hambatan untuk permintaan akan modal. Seperti diketahui faktor-faktor yang menentukan fluktuasi investasi adalah efisiensi marginal dari investasi, ongkos barang-barang modal, dan tingkat bunga. Efisiensi marginl suatu investasi adalah jumlah pendapatan suatu barang modal yang akan diperoleh di masa depan selama usia barang modal tersebut atau sebagai rangkaian balas jasa sesuatu barang modal (Siagian, 1989). Balas jasa ini diperoleh dari hasil penjualan produksi setelah dikurangi dengan biaya atau harga pokok. Balas jasa ini haruslah lebih besar dari harga pembelian modal tersebut, jika tidak, tidak ada gunanya atau tidak menarik untuk menjalankan investasi. Biasanya balas jasa tiap tahun dinyatakan secara pesentase. Persentase ini harus lebih besar dari tingkat bunga umum yang berlaku sebab kalau tidak, lebih baik dan lebih menguntungkan membungakan uang tersebut daripada membeli barang modal. Umumnya tingkat bunga ini merupakan factor pembanding mengenai balas jasa sesuatu investasi modal, dalam arti makin rendah tingkat bunga dibanding dengan tingkat keuntungan. Maka semakin menarik menjalankan investasi dan demikian sebaliknya, semkain tinggi tingkat bunga dibanding dengan tingkat keuntungan maka semakin kuran menarik mengadakan suatu investasi. Pada umumnya tingkat bunga di Indonesia tinggi sekali. Hal ini diperkuat dengan pendapat Alvin Hansen dalam Siagian (1989) yang mengatakan bahwa

banyak investasi di negara-negara yang sedan berkembang tidak terlaksana, terutama karena tingkat bunga yang tinggi. Walaupun pendapatan ini cukup tajam, namun tidak seluruhnya dapat dibenarkan. Faktanya, penurunan tingkat bunga merupakan segi penting untuk investasi, tetapi unsure lain yang tidak kalah penting adalah kekurangan permintaan efektif dalam masyarakat sehingga balas jasa investasi masa depan sangat rendah. Oleh sebab itu, dari sudut permintaan akan modal di Indonesia, kekurangan tenaga beli merupakan penghambat yang lebih besar daripada tingkat bunga yang tinggi. Hambatan ini dapat dikurangi jika investasi dijalankan secara bersamaan atau serentak di lapangan yang meliputi berbagai proyek. Penyebab hal tersebut adalah hasil investasi yang dapat memperluas pasar penjualan, dalam arti pekerja pada suatu proyek akan menjadi pembeli dari hasil proyek lain. Pembangunan jenis ini disebut pembangunan yang seimbang, yaitu mempuyai keseimbangan antara pertambahan produksi bahan makanan dan pertambahan penduduk, keseimbangan antara produksi agrarian dan industry, keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani, dan keseimbangan pembangunan antar daerah. Melalui pembangunan yang semimbang ini, akan menciptakan kerja yang luas untuk golongan penganggur dan setengah pengangguran terutama di sektor pertanian. Dengan cara ini produktivitas pertanian dapat dinaikkan, yang berarti juga dapat menaikkan tenaga beli dalam arti nyata. Kenaikan tenaga beli kaum tani ini, sebagian akan diberdayakan untuk membeli hasil industri seperti pakaian, alat-alat pertanian, dan sebagainya. Hal ini terjadi sebab dari sudut industry, golongan petani merupakan pasar hasil produksinya yang utama. Naiknya pasar bagi produksi industry akan mendorong tambahan investasi di sektor ini. Sebaliknya golongan industry merupakan pasar bagi sector pertanian, dengan bertambah luasnya sector industri akan mendorong kenaikan produksi di bidang pertanian, baik melalui usaha perluasan area maupun melalui intensifikasi. Kedua cara ini memerlukan peralatan dan hasil industry, sehingga mendorong tambahan investasi di bidang

ini. Demikianlah pembangunan proyek-proyek ini saling melengkapi dan saling menunjang perkembangan masing-masing ke taraf yang lebih tinggi.

2.3 Rendahnya penawaran modal di Indonesia dan cara mengatasinya Lambatnya proses pembangunandi Indonesia disebabkan oleh sedikitnya modal yang tersedia. Kurangnya modal disebabkan oleh kemampuan menabung yang rendah, yang disebabkan oleh pendapatan yang rendah, pendapatan yang rendah ini merupakan akibat dari produktivitas yang rendah, sedangkan produktivitas yang rendah merupakan akibat dari kekurang modal dan hal ini disebabkan oleh kemampuan menabung yang rendah dan demikian seterusnya, sehingga lingkaran setan yang tidak berujung pangkal yang dialami menjadi lengkap (Siagian,1989) Tabungan yang dimaksud dalam hal ini adalah kemampuan dan kesediaan menahan nafsu konsumsi selama beberapa waktu, agar dikemudian hari terbuka kemungkinan untuk konsumsi yang lebih baik. Tabungan di dalam pembangunan ekonomi memiliki peranan penting dan strategis karena dapat menaikkan produktivitas dan proses pembentukan kemampuan. Kenyataan di Indonesia, jumlah tabungan yang ada dan diinvestasikan sangat rendah, seringkali jumlah tabungan hanya cukup untuk mengimbangi pertambahan penduduk yang sedang berjalan. Demi mempercepat pembangunan penting sekali untuk memperbesar tabungan, baik atas kerelaan masyarakat maupun melalui kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal agar dapat mencapai tujuannya, harus disertai dengan kebijakan dividen dalam arti perlunya pengawasan negara atas pemakaian devisa yang dihasilkan dari perdagangan luar negeri. Berhubung pembangunan ekonomi secara sadar, dimana investasiinvestasi yang dijalankan diarahkan untuk menambah produksi dan produktivitas dalam masyarakat, di pihak lain devisa adalah bagian yang penting dari unsurunsur produksi suatu negara. Oleh karena itu, pengawasan penggunaan devisa merupakan salah satu kebijakan negara yang sangat penting.

Pengawasan devisa ditujukan agar pemakaian devisa dilakukan dengan baik, dengan demikian dapat dilaksanakanlah suatu alokasi unsur produksi yang lebih baik. Kebijakan fiskal dan pengawasan devisa harus disertai dengan kebijakan yang mengatur unsur-unsur produksi yang ada dalam masyarakat

digunakan secara efektif. Agar tujuan dapat tercapai perlu disusun suatu rencana pembangunan yang rapid an teratur. Rencana tersebut harus memperlihatkan tujuan-tujuan pembangunan, lapangan-lapangan investasi, kebijaksanaan negara di bidang keuangan dan besarnya jumlah investasi. Kemudian diperlukan juga rencana pembangunan yang betul-betul bersifat rasional-nasional, dalam arti memperhatikan kaitan antar masing-masing sektor, memperhatikan kemampuan pembiayaan sehingga dapat ditentukan skala prioritas, dengan demikian pemborosan dapat dihindari.

BAB III PENUTUP

Kapital atau modal sebagai alat pendorong pembangunan ekonomi meliputi investasi dalam pengetahuan teknik perbaikan dalam mutu pendidikanm kesehatan, dan keahlian. Dengan demikian modal atau kapital dalam rangka pembangunan tidak hanya berwujud pabrik-pabrik dan perlengkapannya, namun sebenarnya meliputi human capital. Maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi modal sebagian besar ditentukan oleh permintaan modal, disamping juga oleh penawaran modal. Penawaran modal cenderung mengikuti permintaan untuk investasi. Pembentukan modal lebih ditarik oleh adanya permintaan dari para usahawan yang penuh semangat dan kemauan untuk maju daripada dorongan penawaran modal yang berasal dari pemilik uang yang pasif. Disinilah terlihat pentinganya peranan usahawan dalam rangka pembangunan ekonomi suatu negara dan terlihat perlunya mendorong timbulnya golongan ini. Investasi ditujukan untuk memajukan pembangunan ekonomi di Indonesia selanjutnya, maka pertimbangan kriteria investasi seharusnya diarahkan kepada sektor-sektornya yang growing points dalam perekonomian, yaitu pada bidang atau lapangan yang dapat memberi perkembangan yang lebih cepat, membutuhkan investasi tambahan yang cukup besar tetapi mempunyai permintaan yang sudah tersedia. Hal tersebut akan memberikanexternal economies yang sangat penting bagi industri-industri lainnya yang ada dan akan menimbulkan permintaan produk suplementer dan jasa. Dengan kata lain, investasi itu harus diarahkan sedemikian rupa sehingga memajukan integrasi horizontal dan vertikal dalam proses produksi.

DAFTAR PUSTAKA
Siagian, H. 1989. Pembangunan Ekonomi dalam Cita-Cita dan realita. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
http://www.google.co.id/ (diakses pada tanggal 10 Desember 2011)

http://www.wikipedia.org/ (diakses pada tanggal 10 Desember 2011)

You might also like