You are on page 1of 43

SEMEN DALAM BIDANG KEDOKTERAN GIGI

Tugas Ujian Profesi Klinik Konservasi

Oleh: Alif Chandra Aryono 051611101031 Dosen Pembimbing: drg. Ekiyantini W

BAGIAN KONSERVASI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2011


Konservasi Gigi | SEMEN 1

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.. 1.2 Tujuan 1.3 Manfaat.. BAB 2. ISI 2.2 Fungsi Semen. 2.3.1 Semen Seng Oksida Eugenol (OSE). i ii iv 1 1 2 2 3 3 7

2.1 Semen.. 3 2.3 Macam-Macam Semen.. 7 2.3.2 Semen Seng Phosphate.. 10 2.3.3 Semen Silikat. 12 2.3.4 Semen Silikofosfat. 13 2.3.5 Semen Polikarboksilat 17 2.3.6 Semen Ionomer Kaca (SIK)... 19 BAB 3. PENUTUP 36 3.1 Kesimpulan.. 36 DAFTAR BACAAN. 37 LAMPIRAN

Konservasi Gigi | SEMEN

DAFTAR GAMBAR Hal


1. Gambar 1. Penggunaan Semen sebagai Basis. 6 2. Gambar 2. Contoh produk semen Seng Oksida Eugenol...

3. Gambar 3. Seng Oksida Eugenol sebagai perekat.. 8 4. Gambar 4. Seng Oksida Eugenol sebagai basis.. 8 5. Gambar 5. Seng Oksida Eugenol sebagai bahan pengisi 8 6. Gambar 6. Manipulasi Seng Oksida Eugenol 9

7. 8.

Gambar 7. Contoh produk semen Seng Phosphate. 10 Gambar 8. Manipulasi semen Seng Phosphate... 11

9. Gambar 9. Contoh produk Semen Silikat... 12 10. Gambar 10. Almagamator... 15 11. Gambar 11. Contoh produk Semen Polikarboksilat 17 12. Gambar 12. Manipulasi Semen Polikarboksilat.. 18

13. Gambar 13. Contoh produk Semen Ionomer Kaca. 19


14. Gambar 14. Contoh produk Semen Ionomer Kaca Resin Modified

dan Struktur HEMA... 20


15. Gambar 15. Contoh produk Semen Ionomer Kaca Hybrid.

20

16. Gambar 16. Contoh produk Semen Ionomer Kaca Tri-Cure... 20 17. Gambar 17. Contoh produk Semen Ionomer Kaca Metal-reinforced.. 21 18. Gambar 18. Kegunaan Semen Ionomer Kaca sebagai varnish.... 22 19. Gambar 19. Bahan dentin conditioner.... 22 20. Gambar 20. Lapisan Smear Layer... 23 21. Gambar 21. Reaksi pengerasan Semen Ionomer Kaca 26 22. Gambar 22. Proses dissolution Semen Ionomer Kaca. 26 23. Gambar 23. Proses gelation / hardening Semen Ionomer Kaca.. 27 24. Gambar 24. Proses hydration of salts Semen Ionomer Kaca.. 28 25. Gambar 25. Proses pertukaran ion [Ca3(PO4)2] membentuk brushit.. 31 26. Gambar 26. Proses pertukaran ion fluor dalam GIC pada srtuktur apatit 32 27. Gambar 27. Ikatan hidroksifluoroapatit lebih padat pada enamel 33

Konservasi Gigi | SEMEN

28. Gambar 28. Kristalisasi fluoroapatite pada enamel. 33 29. Gambar 29. Struktur kimia struktur gigi.. 34 30. Gambar 30. Bagan pembagian semen dalam kedokteran gigi. 36

Konservasi Gigi | SEMEN

DAFTAR TABEL Hal


1. Tabel 1. Komposisi Seng Oksida Eugenol......... 2. Tabel 2. Perbandingan sifat mekanis semen Seng Phosphate................ 3. Tabel 3. Komposisi bubuk Semen Ionomer Kaca..

9 12 24

4. Tabel 4. Komposisi Cairan Semen Ionomer Kaca.. 25

Konservasi Gigi | SEMEN

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini telah banyak penelitian untuk kemajuan ilmu

pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi salah satunya nampak pada bidang kedokteran gigi. Telah diketahui bersama bahwa logam adalah penghantar panas yang baik dibandingkan dengan non logam. Bahanbahan logam yang digunakan sebagai bahan restorasi gigi antara lain amalgam, inlay logam dan mahkota logam. Restorasi logam ini dapat menyebabkan pasien merasa tidak nyaman, hal ini terjadi karena adanya thermal shock dalam Kadariani, 2001) Temperatur yang ekstrim dapat menyebabkan kerusakan yang permanen pada pulpa, untuk melindungi pulpa dari kerusakan tersebut maka diperlukan bahan lining yaitu semen yang bertindak sebagai insulator. Semen ini diletakkan diantara gigi dan bahan restorasi. Semen merupakan bahan penghantar panas yang lemah sehingga dapat bertindak sebagai insulator terhadap perubahan suhu. (Craig dalam Kadariani, 2001) Saat ini telah banyak dipasarkan berbagai macam bahan semen dalam perawatan dibidang konservasi seperti semen Seng Okside Eugenol, Seng Fosphat, Seng Polikarboksilat, Seng Silikat, Seng Silikofosfat dan juga Semen Ionomer Kaca. Syarat dari bahan harus dipertimbangkan yaitu mudah dipersiapkan, tidak mudah larut dalam saliva, tidak toksik, mempunyai kekuatan yang cukup untuk menerima beban kunyak dalam jangka waktu tertentu, tidak mudah bocor dan syarat yang cukup penting yang harus dimiliki oleh bahan tumpatan sementara yaitu sifat anti bakteri (Rochyani, at all, 2007). akibat perubahan suhu panas atau dingin yang berasal dari makanan dan minuman (Craig

Konservasi Gigi | SEMEN

1.2.

Tujuan Untuk menjelaskan tentang semen, klasifikasi semen, komposisi semen, sifat-

sifat, cara manipulasi, dan kegunaannya dalam kedokteran gigi. 1.3. Manfaat Pembaca dapat memahami tentang semen, apa komposisi yang terdapat pada semen berdasarkan klasifikasinya, sifat-sifat yang perlu diketahui, bagaimana cara memanipulasi semen serta mengetahui apa saja kegunaan semen sebagai luting dalam kedokteran gigi.

Konservasi Gigi | SEMEN

BAB 2. ISI 2.1. Semen Semen merupakan suatu bahan non logam yang digunakan untuk restoratif. Semen juga berfungsi sebagai perekat pada logam dan juga sebagai luting, basis, liner dan Varnis (Cralk dalam Kadariani. 2001) 2.2. Fungsi Semen 1) Semen sebagai Luting Pada awal abad ke 20, material kedokteran gigi yang digunakan sebagai retensi dan marginal seal pada protesa-protesa seperti inlays, onlays, crowns, dan bridges hanyalah semen seng oksida eugenol dan semen seng phosphate. Pada abad ke 20, material yang dapat digunakan dalam menempelkan protesa pada gigi hanya semen, oleh karena itu prSeng Oksida Eugenols memperbaiki protesa dengan menempelkan protesa pada gigi disebut sementasi (Anusavice dalam Nugroho, A. 2011). Namun menjelang akhir abad ke 20, mulai bermunculan variasi-variasi material kedokteran gigi yang bersifat adhesif. Pada akhir abad ke 20 juga mulai bermunculan variasi-variasi semen kedokteran gigi seperti Seng polycarboxylate, glass ionomer, dan resin modified glass ionomer cements. Dalam perkembangannya, semen kedokteran gigi tidak hanya digunakan dalam menempelkan protesa dengan gigi, oleh karena itu proses menempelkan protesa pada gigi disebut sebagai luting bukan lagi sementasi (Craig dalam Nugroho, A. 2011). Syarat Semen sebagai Luting 1. Biocompatibility Semen yang digunakan sebagai luting biasanya diperlukan dalam pemasangan mahkota gigi dan inlays, semen yang digunakan akan menutupi dentin pada gigi. Bahan luting tersebut nantinya juga akan menjalankan peran yang sama dengan dentin, yakni melindungi pulpa, maka dari itu bahan semen sebagai luting haruslah material yang biocompatibel dan tidak toksik terhadap
Konservasi Gigi | SEMEN 8

pulpa sementasi (Craig dalam Nugroho, A. 2011). Bahan luting yang baik tidak hanya melapisi seluruh permukaan dentin dan protesa dengan baik, namun juga perlu material yang bersifat anti bakteri agar pulpa terlindungi dari bakteri yang merugikan (Mc Cabe dalam Nugroho, A. 2011) 2. Retensi Peran utama semen sebagai luting adalah menghasilkan retensi pada restorasi. Pada semen dengan bahan dasar air seperti semen seng phosphate, retensinya diatur oleh geometri dari gigi yang telah dipreparasi, kontrol pada saat insersi, dan kemampuan dalam memberikan mechanical keying pada permukaan yang tidak rata. Kurangnya retensi merupakan penyebab utama kegagalan dalam luting. Pada proses adisi, bahan adesif bisa ditambahkan untuk meningkatkan retensi secara signifikan dan resin adhesive technologies (Power, J dalam Nugroho, A. 2011). Sifat Semen sebagai Luting 1. Marginal seal 2. Ketebalan (Film thickness) 3. Mudah digunakan 4. Radiopacity 5. Estetik baik (Van Noort dalam Nugroho, A. 2011). Prosedur Penggunaan Semen sebagai Luting 1. Pemberian semen Pada tahap ini, adonan semen dituang ke dalam mahkota kurang lebih dari volume mahkota. Pemberian semen pada mahkota lebih baik mahkota agar resiko terjebaknya udara berkurang, mengurangi waktu pemasangan, mengurangi tekanan yang berlebih saat pemasangan, dan mengurangi waktu dalam membersihkan sisa semen yang tidak terpakai (Van Noort dalam Nugroho, A. 2011). 2. Pemasangan / insersi Setelah semen dituangkan ke dalam mahkota, mahkota dipasang pada gigi preparasi. Pada saat pemasangan, perlu tekanan yang cukup kuat dengan jari
Konservasi Gigi | SEMEN 9

agar semen yang berlebih dapat keluar. Ada beberapa cara yang dapat mempermudah proses pemasangan atau insersi yakni dengan menurunkan viskositas semen, mengurangi tinggi preparasi mahkota, dan dengan bantuan vibrasi saat pemasangan. Bantuan vibrasi saat pemasangan berfungsi agar semen dapat mengalir dengan baik (Power, J dalam Nugroho, A. 2011). 3. Pengambilan kelebihan semen Semen yang berlebih setelah pemasangan harus diangkat agar tidak mengganggu pasien. Pada semen Ionomer Kaca, semen seng phosphate, dan resin dapat digunakan petroleum jelly sebagai media separasi karena pada ketiga semen tersebut, perlekatannya terjadi secara kimiawi dan fisik sehingga dibutuhkan media separasi sebagai media yang membantu dalam pengangkatan kelebihan semen (Wahyudi, T. 2005) 4. Mekanisme retensi Setelah semen yang digunakan sebagai luting setting, protesa dan preparasi gigi akan menempel dengan menimbulkan retensi. Retensi yang terjadi pada luting bisa terjadi secara mekanis, kimia, maupun kombinasi semen. Pada prinsipnya, retensi kimia perlu didukung dengan retensi mekanis, dengan kombinasi kimia-mekanis, lapisan semen dapat menahan aksi kekuatan geser sepanjang interfasial (Rochyani L, et al. 2007) Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi retensi protesa, yakni film thickness, kekuatan semen, perubahan dimensi selama setting, dan semen yang digunakan. Retensi protesa yang baik dapat diperoleh dengan memperhatikan film thickness, semen yang digunakan tidak boleh terlalu tebal karena lapisan semen yang tebal memiliki resiko kerusakan bagian dalam yang lebih besar (Simanjuntak, E.R. 2000) 2) Semen Sebagai Basis Basis adalah lapisan semen yang ditempatkan di bawah restorasi permanen untuk memacu perbaikan dari pulpa yang rusak dan melindunginya dari kerusakan. Kerusakan itu bisa dari thermal shock bila gigi direstorasi dengan bahan logam dan kerusakan karena iritasi kimia. Basis berfungsi menahan tekanan
Konservasi Gigi | SEMEN 10

selama proses kondensasi serta dapat memberi bentuk yang structural bagi kavitas (Ricardo, R. 2004) Syarat Semen sebagai Basis Penggunaan basis dengan tujuan sebagai insulator terhadap thermal shock tidak dilakukan pada semua restorasi logam, hal ini terganting pada kedalaman kavitas atau ketebalan dentin yang tersisa (Clark J dalam Kadariani. 2001).

Gambar 1. Penggunaan Semen sebagai Basis Sumber: Clark J dalam Kadariani. 2001

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8018/1/96060003 6.pdf Kavitas yang dalam yaitu ketebalan yang tersisa kurang dari 1 mm merupakan indikasi penggunaan basis, karena dentin yang tersisa tidak dapat bertindak sebagai insulator panas. Kavitas yang sedang ketebalan dentin yang tersisa kurang dari 2 mm tetapi lebih dari 1 mm memerlukan basis sebagai insulator terhadap thermal shock. Kavitas yang dangkal yaitu ketebalan yang tersisa 2 mm atau lebih di antara lantai kavitas dan pulpa, tidak diperlukan bahan basis karea dentin yang tersisa dapat memberikan insulaor terhadap thermal shock (Clark J dalam Kadariani. 2001).
Konservasi Gigi | SEMEN 11

Sifat Semen sebagai Basis Tidak mengiritasi pulpa dan dapat merangsang pembentukan dentin sekunder
Compresive strenght yang tinggi Solubility yang rendah

3) Semen sebagai Liner dan Varnish Liner adalah bahan yang ditempatkan sebagai lapisan yang tipis dan berfungsi utamanya adalah untuk memberikan penghalang bagi iritasi kimia, liner tidak berfungsi sebagai insulator terhadap thermal shock (Combe dalam Kadariani. 2001). Varnish adalah rosin alami atau rosin sintetik yang dilarutkan dalam pelarut seperti etr atau chloroform yang dioleskan disekeliling kavitas. Pelarut menguap meninggalkan selapis tipis yang berfungsi untuk mengurangi mikroleakage yang terjadi di sekeliling restorasi. Varnish yang ditempatkan di bawah restorasi logam tidak efektif sebagai insolator panas meskipun bahan varnish merupakan penghantar panas yang rendah (Craig dalam Kadariani. 2001).. 2.3 Macam-Macam Semen: 2.3.1 Semen Seng Oksida Eugenol

Gambar 2. Contoh produk semen Seng Oksida Eugenol Sumber: http://www.pspdentalco.com/cements.html

Konservasi Gigi | SEMEN

12

a). Fungsi:
Sebagai bahan perekat restorasi sementara dan permanen

Gambar 3. Seng Oksida Eugenol sebagai perekat Sumber: http://dentala2z.co.uk/Sengonol-Polymer-Reinforced-Seng-OxideEugenol-Cement-like-IRM-Dentsply http://www.dmg-america.com/catalog/cements/tempocem Sebagai basis dan pelapik

Gambar 4. Seng Oksida Eugenol sebagai basis Sumber: http://www.columbia.edu/itc/hs/dental/operative/znoeugenol.html http://www.dentistry.bham.ac.uk/cal/impress/znoeug.htm Sebai bahan pengisi saluran akar (sealer) pada perawatan pulpotomi

Gambar 5. Seng Oksida Eugenol sebagai bahan pengisi Sumber: http://www.tpub.com/content/medical/14275/css/14275_184.htm http://www.promedica.de/products/endofil.htm

b). Klasifikasi : Tipe1 digunakan untuk semen sementara. Tipe2 digunakan untuk semen permanen dari restorasi atau alat-alat yang dibuat di luar mulut. Tipe3 digunakan untuk restorasi sementara dan basis penahan panas.

Konservasi Gigi | SEMEN

13

Tipe4 digunakan untuk pelapik kavitas c). Komposisi:

Tabel 1. Komposisi Seng Oksida Eugenol Sumber: Manappillil dalam wahyudi T. 2005 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8548/1/000600106.pdf

Campuran antara powder dengan liquid membentuk pasta dengan komposisi seimbang agar didapat adonan berbentuk dempul,

Gambar Manipulasi Seng Oksida Eugenol Sumber : http://www.doctorspiller.com/Composites/Zinx_Oxide.htm

6.

d). Sifat : Meminimalkan kebocoran mikro Memberikan perlindungan terhadap pulpa Daya antibakteri PH-nya mendekati 7 yang membuatnya menjadi salah satu semen dental yang paling mempunyai potensi iritasi terhadap jaringan Rasio bubuk cairan akan mempengaruhi kecepatan peng erasan
Konservasi Gigi | SEMEN 14

Kekuatannya berkisar 3 55 Mpa 2.3.2 Semen Seng Phosphate

Gambar 7. Contoh produk semen Seng Phosphate Sumber : http://tokosakura.com/index.php?act=viewProd&productId=1300 http://www.fuzing.com/vli/003015117261/Dental-Zinc-Phosphate-Cement

a). Fungsi: 1) Sebagai bahan tambalan sementara Sebagai tambalan sementara, semen ini didasari oleh Seng okside yang dicampur dengan cairan asam fosfat 50%. Bila menggunakan Seng phosphate maka kavitas tidak terlalu besar dan kekuatan pengunyahan yang dipusatkan pada daerah gigi tersebut tidak boleh terlalu besar. Untuk menjamin kestabilan dan kekuatan tambalan sementara serta mencegah fraktur dari sisa cups di sekeliling kavitas yang besar, bahan ini di gunakan bersama dengan plat tembaga lembut yang dipotong dan dibentuk yan gkemudian disemenkan di sekliling mahkota dan tambalan sementara dengan menggunakan semen yang sama (Smith BGN dalam Ricardo, R. 2004) 2) Sebagai Bahan Basis dan Pelapik Sedangkan sebagai basis, digunakan dalam bentuk dempul dan bentuk lapisan yang relative tebal untuk menggantikan dentin yang sudah rusak dan untuk melindungi pulpa dari iritasi kimia dan fisik serta menghasilkan penyekat terhadap panas dan menahan tekanan yang diberikan selama penempatan bahan restorative (Kidd EA dalam Ricardo, R. 2004).
3) Sebagai Bahan Perekat Inlay, Jembatan dan Pasak Inti

Sebelum memulai penyemenan, terlebih dahulu dilakukan pembersihan dan pengeringan daerah kerja, semen fosfat dnegn slow setting dibuat dengan menmbah bubuk dalam jumlah secukupnya dalam cairan sekitar 1-1,5 menit
Konservasi Gigi | SEMEN 15

pada glass slab yang dingin, semen yang telah dicampur dioleskan pada bahan resatoratif dan dimasukkan kedalam kavitas kemudian ditekan secara intermitten sampai posisinya benar-benar baik. Semen yang telah benar-benar mengeras, sangat penting untuk membersihkan sisa-sisa semen di bagian proksimal dan servikal untuk menghindari iritasi gingiva (Craig dalam Ricardo, R. 2004). b). Komposisi: Komposisi terdiri dari powder seng oksida 90% dan Magnesium 10 % dan asam phorporic, garam logam dan air sebagai liquid. Penggunaan sebagai basis, konsistensi harus seperti dempul, campuran bubuk dan liquid dengan ratio 6:1 atau sesuai kebutuhan, membentuk adonan yang tidak cair tidak padat, aduk dengan putaran melawan jarum jam, tempatkan adonan pada tumpatan yang telah diberi semen eugenol sebagai subbasis. Waktu pengerasan sekitar 5-9 menit dan kelebihan tumpatan dibuang (Phillips dalam Ricardo, R. 2004).

Gambar 8. Manipulasi semen Seng phosphate Sumber: Baum dalam Ricardo, R. 2004 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8149/1/990600076.pdf

c). Sifat : Insolator panas yang baik Daya larut relatif rendah di dalam air Keasamanan semen cukup tinggi
Compressive strength yang tinggi

Iritatif terhadap pulpa

Konservasi Gigi | SEMEN

16

Tabel 2. Perbandingan sifat mekanis semen Seng Phosphate Sumber: Baum dalam Ricardo, R. 2004 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8149/1/990600076.pdf

2.3.3. Semen Silikat Semen Silikat dibuat dengan mencampur powder yang terbuat dari alumino-Fluoro-Silikat glass dengan liquid 37% asam fosfat. Secara kimia asam melarutkan dan menggabungkan sebagian kaca. Hal ini menciptakan suatu matriks yang sangat keras dan rapuh. Campuran cairan semen ini sama dengan semen Seng fosfat, bagaimanapun, penggunaan utama dalam kedokteran gigi adalah sebagai material yang sewarna dengan gigi. Karena matriks sangat keras, rapuh dan kurangnya ketahanannya terhadap abrasi membatasi penggunaannya sebagai bahan basis restorative (Martin S. 2011). Sampai munculnya komposit resin, silikat adalah material gigi hanya mengisi warna yang tersedia, dan satu-satunya alternatif untuk amalgam perak sebagai (non emas) sederhana bahan pengisi permanen. Penggunaannya terbatas pada gigi depan, atau daerah kerusakan tidak pada permukaan gigi belakang yang mempunyai kekutan tekan besar (Martin S. 2011).

Gambar 9. Contoh produk Semen Silikat Sumber: http://www.indiamart.com/pls-sons/products.html Konservasi Gigi | SEMEN 17

Keuntungan dari semen ini, selain warnanya, adalah terdapat fluoride dari glass, (komponen dari bahan matriks karena reaksi kimia yang terlibat dalam pencampuran bubuk dengan cairan), fluoride cenderung mencegah karies lebih lanjut di sekitar margin, (kenyataannya, merupakan karakteristik dari semua formulasi menggunakan Al-Fl-Si glass dan asam kombinasi). Masalah utama dengan semen silikat sebagai bahan restoratif adalah tampilannya. Partikelpartikel kaca rentan terhadap tekanan, mudah berubah warna dan kasar. Kesulitan lain adalah kerapuhan dari matriks estetik karena menyebabkan permukaan krasing dan marjinal chipping sebagai usia restorasi dan menciptakan lebih banyak tempat potensial untuk noda untuk memperparah (Martin S. 2011). a). Fungsi:
Restorasi gigi anterior (Rahmawati, D. 2011)

b). Komposisi : Campuran dari powder Silika (SiO2), Alumina (Al2O3), senyawa fluorida, beberapa garam kalsium dengan liquid phosphoric acid (Craig dalam Kadariani. 2001). c). Sifat : Warnanya sesuai dengan warna gigi dan cocok digunakan untuk restorasi gigi anterior
Tensil strenght kurang baik Daya larut semen di dalam air memang rendah, namun mudah larut

terhadap asam yang terdapat dalam plak yang melekat di atasnya


Terikat secara kimiawi dengan struktur gigi karena adanya fluoride

(kekuatan ikatan denngan email akan lebih besar daripada dengan dentin) 2.3.4 Semen Silikofosfat Semen silikofosfat merupakan salah satu semen yang sanggup melepas ion (Ion Leachenable Glass), khususnya fluoride yang mampu mencegah terbentuknya karies sekunder, hal ini yang membuat semen silikofosfat masih di pergunakan di kedoteran gigi. Semen ini merupakan hybrid, kombinasi dari bubuk

Konservasi Gigi | SEMEN

18

semen zink fosfat dengan semen silikat dan sering disebut dengan semen silikofosfat (Baum dalam Hermanto, L.FM. 2007). a). Fungsi :
Bahan perekat untuk restorasi, bahan tambalan sementara dan tambalan

gigi desidui, bahan perekat fixed restoration, bahan band orthodontics.


Bahan pembuatan die (Combe dalam Hermanto, L.FM. 2007).

b). Komposisi: Bubuk semen silikofosfat adalah kombinasi dari bubuk semen silikat dan semen zink fosfat, yang dikemas dalam satu bentuk powder dan liquid yang akan dimanipulasi untuk mendapatkan kekentalan yang tepat (Aldelina, N.L. 2011). b.1) Komposisi Bubuk a. Aluminosilicate glass
b. Seng okside

c. Magnesium okside b.2) Komposisi Cairan a. b.


c.

Asam fosfat (phosphoric acid) Air Seng dan aluminium salt (Aldelina, N.L. 2011)

Salah satu semen silikofosfat yang paling terkenal terdiri atas 90% bubuk semen silikat dan 10% bubuk semen seng fosfat. Pada umumnya semen silikofosfat berisi 12% - 25% flourida. Reaksi penyatuan bubuk dan cairan dapat di gambarkan sebagai berikut: Seng Oxide/aluminosilicate glass + phosphoric acid Seng aluminosilicate phosphate gel b.3) Manipulasi PrSeng Oksida Eugenols pemanipulasian semen silikofosfat sama dengan semen silika dan semen seng fosfat, dimana ada dua metode pemanipulasian semen ini yaitu dengan metode pemanipulasian manual dan metode pemanipulasian mekanis (Obrien dalam Hermanto, L.FM. 2007).

Konservasi Gigi | SEMEN

19

a. Pemanipulasian manual Rasio bubuk dan cairan adalah 2,2 gr : 1 ml. Tempat pencampuran bubuk dengan cairan menggunakan glass slab yang tebal dan dingin, juaga menggunakan spatula dari bahan plastik atau cobalt chromium. Pengadukan dilakukan dengan teknik memutar (circular) selama 1 menit. Bubuk di campurkan ke dalam cairan sedikit demi sedikit untuk mendapatkan konsistensi yang di inginkan dan baik. b. Pemanipulasian mekanis 1. 2. 3.
4.

Dengan menggunakan alat amalgamator. Bahan yang tersedia dalam bentuk kapsul, bubuk dan cairan dalam Sekat ini dapat hancur denag adanya tekanan dari amalgamator. Waktu pencampuran dapat di sesuaikan dengan keinginan dan juga

satu wadah dan terpisah dengan sekat.

pada prSeng Oksida Eugenols pencampuran terjadi panas yang mengakibatkan waktu kerja berkurang (Obrien dalam Hermanto, L.FM. 2007). Keuntungan dari sistem ini adalah (Combe dalam Hermanto, L.FM. 2007).: 1. 2. 3. Bahan tidak di pegang sampai selesai pengadonan sehingga Diperoleh perbandingan yang tepat antara bubuk dengan cairan Hasil pencampuran dapat diperoleh dalam waktu yang lebih cepat, kemungkinan terkontaminasi berkurang. tanpa perlu menimbangdan sekaligus menghemat waktu. misalnya 10 sampai 15 detik.

Konservasi Gigi | SEMEN

20

Gambar 10. Almagamator Sumber: http://www.intopmedical.com/Amalgamator.html

Waktu setting tidak boleh terlalu panjang karena bila waktu yang panjang akan mengakibatkan pekerjaan terhadap gigi akan lama. Waktu setting yang sesuai pada suhu mulut bagi semen silikofosfat adalah 5-7 menit pada temperatur 37C. Faktor faktor berikut ini bersifat memperpanjang waktu setting, yaitu : 1. Suhu yang lebih rendah dengan menggunakan glass slab yang dingin.
2. Mengurangi perbandingan bubuk dan cairan dengan menambah jumlah cairan. 3. Waktu pencampuran yang lebih lama dengan mengurangi kecepatan dalam hal

mencampur bubuk ke dalam cairan dan tiap-tiap penambahan. Juga penghentian sesaat setelah pencampuran awal sejumlah bubuk ke dalam cairan akan menambah waktu setting dari semen silikofosfat. Semakin lama bubuk di tambahkan ke cairan maka akan memperpanjang setting time (Messing Hermanto, L.FM. 2007) c). Sifat-sifat semen silikofosfat a. Sifat mekanis Compressive strength tinggi antara 140 170 Mpa atau 20.000 25.000 psi yang akan dicapai setelah 24 jam. Tensile strength rendah antara 8 13 Mpa, menyebabkan semen ini punya sifat rapuh. Ketebalan lapisan sekitar 30-40m menyebabkan sifat toughness yang baik dan sifat tahan abrasif yang lebih tinggi daripada golongan fosfat.

Waktu pengerasan 3,5-4 menit. Working time kira-kira 4 menit (Obrien dalam Hermanto, L.FM.

2007). b. Sifat fisis Anti karies berhubungan kandungan flourida. c. Sifat kimia dan sifat adhesif

Konservasi Gigi | SEMEN

21

Kelarutan semen silikofosfat dalam aquades setelah 7 hari kira

kira 0,9 1 %. Kelarutan dalam asam dan dalam mulut lebih dari semen fosfat.

Sifat adhesif silikofosfat secara mekanis karena tidak mempunyai

perlekatkan atau ikatan dengan enamel dan dentin tapi merekatkan antara kekasaran permukaan kavitas dengan bahan restorasi (Combe dalam Hermanto, L.FM. 2007). d. Sifat biologis

Keasaman pada semen ini ditimbulkan karena adanya kandungan

asam fosfat, ph semen ini sangat rendah pada awal pengaplikasian pada kavitas dan setelah 1 jam ph nya 4-5. Oleh karena itu, harus di beri perlindungan pada pulpa agar tidak teriritasi dengan menggunakan calsium hidrokxida (Phillips dalam Hermanto, L.FM. 2007). 2.3.5 Semen Polikarboksilat

Gambar 11. Contoh produk Semen Polikarboksilat Sumber: Phillips dalam Kadariani. 2001

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8018/1/960600036.pdf
http://www.fuzing.com/vli/003015f17253/Dental-Polycarboxylate-Cement http://dentala2z.co.uk/Poly-Zinc-Plus-Zinc-Polycarboxylate-cement

Semen ini adalah jenis semen baru dan mempunyai perlekatan dengan komponen kalsium dari struktur gigi. Penambahan bahan seperti stannous fluoride pada semen ini berefek dilepaskannya ion flour dalam stannous fluoride ke dentin yang berguna untuk pencegahan karies, namun kekuatannya dapat berkurang secara mencolok karena saliva (Baum dalam Kadariani. 2001) a). Fungsi:
Konservasi Gigi | SEMEN 22

Cementation of crowns and bridges Cementation of inlays and onlays Orthodontic cementation of bands and brackets Base or lining material under composite, amalgam or glass Temporary filling material (Rahmawati, D. 2011 dan Medicept

ionomer

Dental India Pvt. Ltd, 2011) b). Komposisi : Komposisi liquidnya terdiri dari larutan air dari asam poliakrilat dari asam akrilik dengan asam karboksilat lain yang tidak jenuh, misal asam itakonik dan powdernya sama seperti zink phosphate dengan tambahan beberapa produk stannous fluorida. Campuran bubuk dan liquid dengan ratio 1,5:1 atau sesuai kebutuhan, sampai membentuk adonan yang tidak cair tidak padat, aduk dengan putaran melawan jarum jam, tempatkan adonan pada tumpatan yang telah diberi semen eugenol sebagai subbasis. waktu pengerasan sekitar 2,5-5 menit, buang kelebihan tumpatan (Rahmawati, D. 2011).

Konservasi Gigi | SEMEN

23

Gambar 12. Manipulasi Semen Polikarboksilat Sumber: Phillips dalam Kadariani. 2001

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8018/1/960600036.pdf c). Sifat (Phillips dalam Kadariani. 2001):


Compressive strength besar

Insolator panas yang baik Adhesif secara kimia dengan struktur gigi Waktu pengerasan lebih cepat dari seng fosfat
Modulus elastis kurang dari setengah semen fosfat Daya larut rendah teradap asam namun mudah larut dalam saliva

2.3.6 Semen Ionomer Kaca (SIK)

Gambar 13. Contoh produk Semen Ionomer Kaca Sumber: http://solutions.3mindia.co.in/wps/portal/3M/en_IN/3M-ESPE-Asia/dentalprofessionals/products/category/cement/ketac-cem-easymix/

Semen Ionomer Kaca merupakan salah satu bahan restorasi plastis di bidang kedokteran gigi yang perkembangannya paling menarik, bahan ini ditemukan oleh Wilson dan kenk tahun 1972 sebagai bahan pertama yang paling praktis, sewarna dengan gigi dan beradhesi secara kimiawi walaupun versi awalnya tidak baik dan alaur dalam cairan mulut (Ford dalam Lubis, F.L. 2004). a). Klasifikasi dan Kegunaan a.1) Klasifikasi Semen Ionomer Kaca a) Conventional Glass Ionomer Cements

Konservasi Gigi | SEMEN

24

Pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan Kent tahun 1972, bahan yang digunakan berasal dari campuran asam poliaklenoic seperti asam poliacrilic dan komponen glass fluoroaliminosilicate.
b) Resin Modified Glass Ionomer Cements (Conventional with addition

of HEMA) Campuran antara Conventional Glass Ionomer Cements dengan bahan polymer HEMA (poly-hydroxyethylmethacrylate)

Gambar 14. Contoh produk Semen Ionomer Kaca Resin Modified dan Struktur HEMA Sumber: Sutrisno, G. 2011. http://staff.ui.ac.id/internal/130536743/material/3Glass-ionomerCement.pdf http://en.wikipedia.org/wiki/(Hydroxyethyl)methacrylate

c) Hybrid Ionomer Cements (Also known as Dual-cured Glass Ionomer Cements)

Gambar 15. Contoh produk Semen Ionomer Kaca Hybrid Sumber: http://dentala2z.co.uk/RelyX-Luting-Cement/en

d) Tri-cure Glass Ionomer Cements

Konservasi Gigi | SEMEN

25

Gambar 16. Contoh produk Semen Ionomer Kaca Tri-Cure Sumber: http://www.shopcreator.com/mall/productpage.cfm/dmi/_3M3303A3P/309979/Vitremer

e) Metal-reinforced Glass Ionomer Cements

Gambar 17. Contoh produk Semen Ionomer Kaca Metal-reinforced Sumber: (Craig dalam Lubis, F.L. 2004) dan http://www.voco.com/en/products/_products/meron_plus/index.html

a.2) Kegunaan Semen Ionomer Kaca


1. Tipe I

: Luting Cement Semen ini berguna untuk merekatkan gigi mahkota atau jembatan, tumpatan tuang dan alat-alat ortodonti cekat. Semen perekat ini mencegah kebocoran tepi restorasi dan lapisan semen harus dibuat setipis-tipisnyaagar tidak terlarutkan oleh cairan mulut.

2. Tipe II

: Restorative Cement

Konservasi Gigi | SEMEN

26

Guna semen ini sebagai tumpatan estetik sewarna dengan gigi


3. Tipe III 4. Tipe IV 5. Tipe V 6. Tipe VI 7. Tipe VII 8. Tipe VIII 9. Type IX

: Liner and Basis Cement : Fissure sealants : Orthodontic Cements : Core build up : Fluoride releasing : ART(atraumatic restorative technique) : Deciduous teet

(Philips dalam Lubis, F.L. 2004)

Gambar 18. Kegunaan Semen Ionomer Kaca sebagai varnish Sumber: http://galinggih.wordpress.com/2010/04/03/semen-ionomer-kaca/

Penggunaan varnish pada permukaan tambalan glass ionomer bukan saja bermaksud menghindari kontak dengan saliva tetapi juga untuk mencegah dehidrasi saat tambalan tersebut masih dalam prSeng Oksida Eugenols pengerasan. Varnish kadang-kadang juga digunakan sebagai bahan pembatas antara glass ionomer dengan jaringan gigi terutama pulpa karena pada beberapa kasus semen tersebut dapat menimbulkan iritasi terhadap pulpa (Galinggih. 2011).

Konservasi Gigi | SEMEN

27

Gambar 19. Bahan dentin conditioner Sumber: http://galinggih.wordpress.com/2010/04/03/semen-ionomer-kaca/

Pemberian dentin conditioner (surface pretreatment) adalah menambah daya adhesif dentin. Persiapan ini membantu aksi pembersihan dan pembuangan smear layer, tetapi prSeng Oksida Eugenols ini akan menyebabkan tubuli dentin tertutup. Smear layer adalah lapisan yang mengandung serpihan kristal mineral halus atau mikroskopik dan matriks organic (Galinggih. 2011).

Gambar 20. Lapisan Smear Layer Sumber: http://galinggih.wordpress.com/2010/04/03/semen-ionomer-kaca/

Lapisan smear layer terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu lapisan luar yang mengikuti bentuk dinding kavitas dan lapisan dalam berbentuk plugs yang terdapat pada ujung tubulus dentin. Sedangkan plugs atau lapisan dalam tetap dipertahankan untuk menutup tubulus dentin dekat jaringan pulpa yang mengandung air (Galinggih. 2011).

Konservasi Gigi | SEMEN

28

Bahan dentin conditioner berperan untuk mengangkat smear layer bagian luar untuk membantu ikatan bahan restorasi adhesif seperti bahan bonding dentin. Hal ini berperan dalam mencegah penetrasi mikroorganisme atau bahan-bahan kedokteran gigi yang dapat mengiritasi jaringan pulpa sehingga dapat menghalangai daya adhesi (Galinggih. 2011). Permukaan gigi dipersiapkan dengan mengoleskan asam poliakrilik 10%. Waktu standart yang diperlukan untuk satu kali aplikasi adalah 20 detik, tetapi menurut pengalaman untuk mendapatkan perlekatan yang baik pengulasan dentin conditioner pada dinding kavitas dapat dilakukan selama 10-30 detik. Kemudian pembilasan dilakukan selama 30 detik pembilasan merupakan hal penting untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, setelah itu kavitas dikeringkan (Galinggih. 2011).

b). komposisi Semen ini adalah sisitem bubuk cairan, yang berbentuk karena reaksi antara kaca alumino-silikat dengan asam poliakrilat yang sering disebut alumino silikat poyacrilic acid (ASPA). (Williams dalam Lubis, F.L. 2004). b.1). Komposisi Bubuk Bubuk Semen Ionomer Kaca adalah kaca alumina-silikat. Walaupun memiliki karakteristik yang sama dengan silikat tetapi perbandinagn aluminasilikat lebih tinggi pada semen silikat (Manappallil dalam Lubis, F.L. 2004).

Konservasi Gigi | SEMEN

29

Tabel 3. Komposisi bubuk Semen Ionomer Kaca Sumber: Manappallil dalam Lubis, F.L. 2004. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8180/1/000600064.pdf

b.2). Komposisi Cairan Cairan yang digunakan Semen Ionomer Kaca adalah larutan dari asam poliakrilat dalam konsentrasi kira-kira 50%. Cairan ini cukup kental cnederung membentuk gel setelah beberapa waktu. Pada sebagian besar semen, cairan asam poliakrilat dalah dalam bentuk kopolimer dengan asam itikonik, maleic atau asam trikarbalik. Asam-asam ini cenderung menambah reaktivitas dari cairan, mengurangi kekentalan dan mengurangi kecenderungan membentuk gel (Wilson dalam Lubis, F.L. 2004). Asam tartaric juga terdapat dalam cairan yang memperbaiki karakteristik manipulasi dan meningkatkan waktu kerja, tetapi memperpendek pengerasan. Terlihat peningktan yang berkesinambungan secara perlahan pada kekentalan semen yang tidak mengandung asam tartaric. Kekentalan semen yang mengandung asam tartaric tidak menunjukkan kenaikan kekentalan yang tajam (Baum dalam Lubis, F.L. 2004).

Tabel 4. Komposisi Cairan Semen Ionomer Kaca Sumber: Manappallil dalam Lubis, F.L. 2004. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8180/1/000600064.pdf

c). Reaksi Pengerasan Ketika bubuk dan cairan Semen Ionomer Kaca dicampurkan, cairan asam akan memasuki permukaan partikel kaca kemudian bereaksi dengan membentuk

Konservasi Gigi | SEMEN

30

lapisan semen tipis yang akan mengikuti inti tumpatan (Ford dalam Lubis, F.L. 2004). Selain cairan sam, kalsium, aluminium, sodium sebagai ion-ion fluoride pada bubuk Semen Ionomer Kaca akan memasuki partikel kaca yang akan membentuk ion kalsium (ca2+) kemudian ion aluminium (Al3+) dan garam fluor yang dianggap dapat mencegah timbulnay karies sekunder. Selanjutnya partikelpartikel kaca lapisan luar membentuk lapisan gel (Wilson dalam Lubis, F.L. 2004).

Gambar 21. Reaksi pengerasan Semen Ionomer Kaca Sumber: Manappallil dalam Lubis, F.L. 2004. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8180/1/000600064.pdf

Tahap-tahap PrSeng Oksida Eugenols pengerasan Semen Ionomer Kaca sebagai berikut (Galinggih. 2011): 1. Dissolution Terdekomposisinya 20-30% partikel glass dan lepasnya ion-ion dari partikel glass (kalsium, stronsium, dan alumunium) akibat dari serangan polyacid (terbentuk cement sol).
Konservasi Gigi | SEMEN 31

Gambar 22. Proses dissolution Semen Ionomer Kaca Sumber: http://galinggih.wordpress.com/2010/04/03/semen-ionomer-kaca/

2. Gelation/ hardening Ion-ion kalsium, stronsium, dan alumunium terikat pada polianion pada grup polikarboksilat. * 4-10 menit setelah pencampuran terjadi pembentukan rantai kalsium (fragile & highly soluble in water). * 24 jam setelah pencampuran, maka alumunium akan terikat pada matriks semen dan membetuk rantai alumnium (strong & insoluble).

Gambar 23. Proses gelation / hardening Semen Ionomer Kaca

Sumber: http://galinggih.wordpress.com/2010/04/03/semen-ionomer-kaca/ 3. Hydration of salts Terjadi prSeng Oksida Eugenols hidrasi yang progresive dari garam matriks yang akan meningkatkan sifat fisik dari Semen Ionomer Kaca.

Konservasi Gigi | SEMEN

32

Gambar 24. Proses hydration of salts Semen Ionomer Kaca Sumber: http://galinggih.wordpress.com/2010/04/03/semen-ionomer-kaca/

Retensi semen terhadap email dan dentin pada jaringan gigi berupa ikatan fisiko-kimia tanpa menggunakan teknik etsa asam. Ikatan kimianya berupa ikatan ion kalsium yang berasal dari jaringan gigi dengan gugus COOH (karboksil) multipel dari Semen Ionomer Kaca (Galinggih. 2011).

Konservasi Gigi | SEMEN

33

Adhesi adalah daya tarik menarik antara molekul yang tidak sejenis pada dua permukaan yang berkontak. Semen Ionomer Kaca adalah polimer yang mempunyai gugus karboksil (COOH) multipel sehingga membentuk ikatan hidrogen yang kuat. Dalam hal ini memungkinkan pasta semen untuk membasahi, adaptasi, dan melekat pada permukaan email. Ikatan antara Semen Ionomer Kaca dengan email dua kali lebih besar daripada ikatannya dengan dentin karena email berisi unsur anorganik lebih banyak dan lebih homogen dari segi morfologis (Galinggih. 2011). Secara fisik, ikatan bahan ini dengan jaringan gigi dapat ditambah dengan membersihkan kavitas dari pelikel dan debris. Dengan keadaan kavitas yang bersih dan halus dapat menambah ikatan Semen Ionomer Kaca. Air memegang peranan penting selama proses pengerasan dan apabila terjadi penyerapan air maka akan mengubah sifat fisik SIK. Saliva merupakan cairan di dalam rongga mulut yang dapat mengkontaminasi SIK selama proses pengerasan dimana dalam periode 24 jam ini SIK sensitif terhadap cairan saliva sehingga perlu dilakukan perlindungan agar tidak terkontaminasi (Galinggih. 2011). Kontaminasi dengan saliva akan menyebabkan SIK mengalami pelarutan dan daya adhesinya terhadap gigi akan menurun. SIK juga rentan terhadap kehilangan air beberapa waktu setelah penumpatan. Jika tidak dilindungi dan terekspos oleh udara, maka permukaannya akan retak akibat desikasi. Baik desikasi maupun kontaminasi air dapat merubah struktur SIK selama beberapa minggu setelah penumpatan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka selama Proses pengerasan SIK perlu dilakukan perlindungan agar tidak terjadi kontaminasi dengan saliva dan udara, yaitu dengan cara mengunakan bahan isolasi yang efektif dan kedap air. Bahan pelindung yang biasa digunakan adalah varnis yang terbuat dari isopropil asetat, aseton, kopolimer dari vinil klorida, dan vinil asetat yang akan larut dengan mudah dalam beberapa jam atau pada proses pengunyahan (Galinggih. 2011). d). Sifat Semen Ionomer Kaca

Konservasi Gigi | SEMEN

34

Sifat Semen Ionomer Kaca adhesive yang mengikat enamel dan dentin. Ikatan ini terjadi karean interaksi antara ion-ion golongan karboksil dan semen dan ion-ion kalsium dari gigi, iakatan ke enamel lebih besar daripda iktannya ke dentin. Pengikatan ini baik sebagai bahan penutupan kavitas (Wilson dalam Lubis, F.L. 2004). Hal ini diungkapkan oleh Mal Donado pada tahun 1978, Perbandingan bubuk terhadap asamnya merupakan faktor penting untuk memperoleh campuran semen dengan sifat-sifat fisik yang dinginkan. Beberapa sifat dari Semen Ionomer Kaca yang akan diuraikan sebagai berikut (Wilson dalam Lubis, F.L. 2004): d.1). Sifat Fisis Sifat-sifat fisis dari Semen Ionomer Kaca, antar lain: a. Anti karies Ion fluor yang dilepaskan terus menerus membuat gigi lebih tahan terhadap karies. b. Thermal ekspansi sesuai dengan dentin dan enamel c. Tahan terhadap abrasi ASPA tahan terhadap abrasi, ini penting khususnya pada penggunaan dalam restorasi dari groove yang abrasi servikalnya oleh sikat gigi dan kavitas yang erosi. d.2). Sifat Mekanis Semen Ionomer Kaca juga memiliki sifat mekanis yaitu:
a. Compressive strength : 150 MPa, lebih rendah dari silikat b. Tensile strength c. Hardness d. Frakture toughness

: 6,6 MPa, lebih tinggi dari silikat : 49 KHN, lebih lunak dari silikat : Beban yang kuat dapat terjadi fraktur

(Manappallil dalam Lubis, F.L. 2004). d.3). Sifat Kimia Semen Ionomer Kaca melekat dengan baik ke enamel dan dentin, perlekatan ini berupa ikatan kimia antara ion kalsium dari jaringan gigi dan ion COOH dari Semen Ionomer Kaca. Ikatan dengan enamel dua kali lebih besar daripada ikatannya dengan dentin. Dengan sifat ini maka kebocoran tepi
Konservasi Gigi | SEMEN 35

tambalan dapat dikurangi. Semen Ionomer Kaca tahan terhadap suasana asam, oleh karena adanya ikatan silang diantara rantai-rantai semen ionomer kaca. Ikatan ini terjadi karena anya polyanion dengan berat molekul yang tinggi (Phillips dalam Lubis, F.L. 2004). Kemampuan Semen Ionomer Kaca untuk bertindak sebagai suatu yang dapat mengisi cadangan ion fluor dapat mendorong melakukan hal tersebut. Ion fluoride di dalam rongga mulut mempunyai pengaruh yang menguntungkan apabila gigi terus menerus terkena larutan rendah melalui air minum, pasta gigi atau cairan untuk kumur-kumur. Ion fluroda dalam konsentrasi rendah akan membuat ikatan hidroksiapatit. Pada reaksi ini terjadi pertukaran langsung antara ion OH- dan ion F-. Jumlah fluorapatit yang ternemtuk tidak banyak karena reaksi ini tergantung pada pH dan pH 4 reaksi ini akan berlangsung kira-kira 100 kali lebih cepat dibandingkan pada pH 7. Hal ini bukan disebabkkan pertukaran ion yang lebih cepat tetapi karena pada pH rendah akan terbentuk hasil antara, yaitu akatan kalsuim fosfat [Ca3(PO4)2] yang disebut dengan brushit, suatu senyawa paling stabil pada lingkungan dengan pH rendah. Ca HPO4 2H2O : Ca10 (PO4)6 (OH)2 + 8H+ 6CaHPO4 2H2O + 4Ca2+ (Hidrosiapatit) (Brushit) Permukan enamel yang secara adekuat diperkuat dengan ion fluoride, resistensinya terhadap asam akan meningkat ke titik dimana demineralisasi tidak akan terjadi atau remineralisasi akan lebih cepat sehingga proses karies terhenti pada sisi tersebut (Koulourides 1980; Groeneveld 1982 dalam Simanjuntak, E.R, 2000)

Konservasi Gigi | SEMEN

36

Gambar 25. Proses pertukaran ion [Ca3(PO4)2] membentuk brushit Sumber: Galinggih, 2011 http://galinggih.wordpress.com/2010/04/03/semen-ionomer-kaca/

Neuman (195, cit. Murrey et al. 1982) mengajukan tiga tahap mekanisme untuk masuknya ion ke dalam rongga Kristal apatit. Tahap-tahap tersebut adalah: 1. Ion-ion fluoride bertukar dengan salah satu ion-ion atau molekul terpolarisasi yang ada dalam selubung hidrasi yang terikat longgar 2. Pertukaran ion-ion fluoride dalam lapisan hidrasi dengan satu kelopok ion pada permukaan kristal apatit. Ion yang bertukar terjadi diantara ion fluoride dan kelompok hidroksil dan karbonat dan juga dengan ion flurida yang selalu ada dalam kristal 3. Ion-ion yang ada dipermukaan kristal pindah secara perlahan-lahan keruang kosong dibagian dalam kristal selama rekristalisasi

Konservasi Gigi | SEMEN

37

Gambar 26. Proses pertukaran ion fluor dalam GIC pada srtuktur apatit Sumber: Murray, 1976 dalam Simanjuntak, 2000 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8110/1/940600025.pdf

Kemajuan lesi karies dapat dicegah dengan dua mekanisme yaitu: 1. Pengambilan ion flurida yang lebih banyak pada batas enamel sehat, dengan cara ini ada cadangan ion fluoride, sehingga ketika klasium dan fosfat dilepaskan, akan mendukung remineralisasi.

Gambar 27. Ikatan hidroksifluoroapatit lebih padat pada enamel Sumber: http://www.rsc.org/chemistryworld/news/2006/july/26070602.asp

Konservasi Gigi | SEMEN

38

Gambar 28. Kristalisasi fluoroapatite pada enamel Sumber: http://pubs.rsc.org/en/Content/ArticleLanding/2008/JM/b714913a

2. Pertumbuhan kristal dapat terjadi dengan terbentuknya ruang dalam jaringan kalsifikasi yang padat. Menurut Le Geros dan Tung (1983) dalam simantuntak, 2000. Larutnya kristal apatit yang mengandung krabinat-fluorida diikuti dengan pengendapan kristal apatit yang lebih sedikit mengandung karbnat dan lebih banyak mengandung ion fluoride sehingga kandungan ion fluoride pada permukaan enamel menjadi lebih tinggi di bandingkan dengan enamel normal. Hal ini kemungkinan disebabkan karena bertambah luasnya permukaan enamel akibat larutnya sebagian atau keseluruhan kristal enamel pada proses demineralisasi sehingga pengikatan ion fluoride pada permukaan enamel bertambah. Pada sisi tempat terjadinya pelepasan ion kalsium (Ca2+) dan fosfat (PO4)3- yang dilepaskan oleh pelarutan di bawah permukaan, ion-ion tersebut diendapkan kembali pada permukaan enamel. Konsentrasi ion yang tinggi pada permukaan enamel akan mendorong pengendapan tersebut. Dikatan juga bahwa zona permukaan tetap utuh dank eras karena sisi tempat ion kalsium (Ca2+) dan fosfat (PO4)3- dilepaskan oleh pelarutan dibawah lapisan atau dari larutan yang jenuh dalam plak diendapkan kembali kepermukaan enamel (Budipranama, Sundoro 1989 dalam Simanjuntak, 2000). Penelitian Feagin (1971) dan Margolis et al (1986,
Konservasi Gigi | SEMEN 39

cit. Budipranama 1989), terlihat bahwa ion fluoride tidak hanya menambah laju pengendapan kalsium fosfat [Ca3(PO4)2] tetapi juga berikatan dengan mineral pada gigi yang menjadi enamel fluoroapatit yang dan hidroksifluoroapatit permukaan mengalami

deminiralisasi sehingga permukaan enamel lebih tahan terhadap asam.

Gambar 29. Struktur kimia struktur gigi Sumber: http://www.ncl.ac.uk/dental/oralbiol/oralenv/tutorials/ksp.htm

d.4). Sifat Biologi Semen Ionomer Kaca memiliki sifat biokompabilitas yang cukup baik artinya tidak mengiritasi jaringan pulpa sejauh ketebalan sisa dentin ke arah pulpa tidak kurang dari 0,5 mm. kontaminasi saliva selama penumpatan dan sebelum semen mengeras sempurna akan merugikan tumpatan karena semen akan mudah larut dan daya adhesi akan menurun. Kavitas harus dijaga agar tetap kering dengan mngusahakan isolasi yang efektif serta tumpatan ditutup dengan lapisan resin atau pernis yang kedap air selama beberapa jam setelah penumpatan untuk mencegah desikasi karena hilangnya cairan atau melarut karena menyerap air (Phillips dalam Lubis, F.L. 2004).

Konservasi Gigi | SEMEN

40

Zinc Oxide Eugenol

BAB 3. PENUTUP 3.1Zinc Phosphate Kesimpulan


Eugeno l

Zinc Polycarboxsilat

Berbagai macam bahan semen yang digunakan dalam perawatan dibidang konservasi seperti semen Seng Okside Eugenol, Seng Phosphate, Seng Polikarboksilat, Seng Silikat, Semen Silikofosfat dan juga Semen Ionomer Kaca. Zink Okside Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Syarat dari bahan harus dipertimbangkan yaitu mudah dipersiapkan, tidak mudah larut dalam saliva, tidak toksik, mempunyai kekuatan yang cukup untuk menerima beban kunyah Polyacrili Phospori dalam jangka waktu tertentu, tidak mudah bocor, melindungi pulpa dan syarat c Acid c Acid yang cukup penting yang harus dimiliki yaitu sifat anti bakteri dan mampu
Glass memperbaiki struktur gigi yang rusak.Alumino Silikat mengandung fluor

Konservasi Gigi | SEMEN Silicate Cement Glass Ionomer Cement

41

Gambar 30. Bagan pembagian semen dalam kedokteran gigi

DAFTAR BACAAN

Aldelina, N.L. 2011. Semen Silikofosfat [Serial Online]. http://www.scribd.com/doc/49932856/Semen-Silikofosfat Galinggih. 2011. Semen Ionomer Kaca [Serial Online]. http://galinggih.wordpress.com/2010/04/03/semen-ionomer-kaca/ Hermanto, L.FM. 2007. Penggunaan Semen Silikofosfat di Kedokteran Gigi [Skripsi]. Medan. FKG-USU. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8036/1/030600057.pdf Kadariani. 2001. Semen Basis Sebagai Insulator Terhadap Thermal Shock di Bawah Restorasi Logam [Skripsi]. Medan. FKG-USU. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8018/1/960600036.pdf

Konservasi Gigi | SEMEN

42

Lubis, F.L. 2004. Semen Ionomer Kaca ditijau Dari Kelebihannya Terhadap Bahan Tumpatan Plastis Lainnya [Skripsi]. Medan. FKG-USU. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8180/1/000600064.pdf Martin S. 2011. Silicate_Cement [Serial Online] http://www.doctorspiller.com/Composites/al-flsi_cements.htm#Silicate_Cement Medicept Dental India Pvt. Ltd. 2011. Dental Polycarboxylate Cement [Serial Online]. http://www.fuzing.com/vli/003015f17253/DentalPolycarboxylate-Cement Nugroho, A. 2011. Semen Sebagai Luting [Serial Online]. http://www.scribd.com/doc/56760908/Semen-Sebagai-Luting Rahmawati, D. 2011. Semen. http://www.scribd.com/doc/49783839/SEMEN Ricardo, R. 2004. Kebaikan dan Keburukan Zinc Phosphate Cement Serta Penggunaannya Dalam Bidang Kedokteran Gigi. [Skripsi]. Medan. FKGUSU. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8149/1/990600076.pdf Rochyani L, et al. 2007. Daya Anti bakteri Bahan Tumpatan sementara Zinc Oxide Eugenol. Surabaya. FKG-Hang Tuah. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/12079599.pdf Simanjuntak, E.R. 2000. Peranan Semen Ionomer Kaca Dalam Peningkatan Remineralisasi Gigi Karies [Skripsi]. Medan. FKG-USU. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8110/1/940600025.pdf

Sutrisno, G. 2011. Glass Ionomer Cement [Serial Online]. http://staff.ui.ac.id/internal/130536743/material/3-GlassionomerCement.pdf Wahyudi, T. 2005. Biokompabilitas Semen Zinc Oxide Eugenol [Skripsi]. Medan. FKG-USU. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8548/1/000600106.pdf

Konservasi Gigi | SEMEN

43

You might also like